DARI PERESMIAN KELOMPOK BERMAIN AL-MUJAHIDIN

DIHADIRI PULUHAN WARGA, KETUA TP PKK ANTUSIAS

Dukungan terhadap tumbuhnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)  terus dilakukan Ketua TP PKK Lombok Barat (Lobar) Hj. Nanik S. Zaini Arony. Bentuknya, bisa dengan hadir pada even yang digelar sekolah ataupun memberi sumbangan.

BAIQ FARIDA, Giri Menang

Meskipun jalan menuju Dusun Longseran Barat, Desa Langko, Kecamatan Lingsar rusak parah, tidak membuat rombongan TP PKK Lobar berkeluh kesah. Mereka terlihat menikmati perjalanan tersebut serta ditambah (lebih…)

LOBAR SABET PENGHARGAAN NASIONAL KOPERASI

GIRI MENANG – Hari Koperasi tahun ini di Lombok Barat ( Lobar) lebih istimewa dengan penghargaan yang diterima dua koperasi  di wilayahnya.

Dua koperasi ini dinobatkan menjadi koperasi terbaik  tingkat nasional yang dipilih pemerintah pusat. Sebelumnya di 2011, Lobar mendapat penghargaan sebagai kabupaten koperasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

Dua koperasi yang mengharumkan nama daerah tersebut masing-masing Koperasi Kardina Kecamatan Narmada dan Koperasi Wanita (Kopwan) Gerabah, Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri. (lebih…)

Kurangi Duduk Bisa Bikin Panjang Umur

REPUBLIKA.CO.ID,Anda ingin panjng umur? Salah satu tips yang patut diperhitungkan mungkin adalah dengan mengurangi waktu Anda duduk-duduk santai dalam sehari.

Para peneliti di Inggris berhitung bahwa dengan maksimal duduk-duduk 3 jam sehari maka usia Anda akan lebih panjang dua tahun dibandingkan mereka yang duduk lebih dari 3 jam sehari.

Menonton televisi pun dibatasi hanya dua jam dalam sehari, maka diyakini usia bakal lebih panjang 1,4 tahun.

Tapi para peneliti dari Amerika menekankan bahwa tips panjang umur ini bukan resep yang “rigid”, dengan kata lain hasil tiap orang bakal sangat berbeda tergantung kondisi pribadi masing-masing individu. Beberapa penelitian mengakitkan hubungan antara durasi duduk menonton televisi dengan resiko terkena diabetes dan meningkatnya peluang meninggal dunia.

Tapi sekali lagi, penelitian-penelitian ini tidak bisa menjadi penegas bahwa hubungan antara duduk menonton dan resiko terkena diabetes adalah hubungan yang kausalitas,

Redaktur: M. Irwan Ariefyanto

Sumber: bbc, antara

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/12/07/11/m6yeb4-kurangi-duduk-bisa-bikin-panjang-umur

Mau Langsing tanpa Biaya? Simak Ini

REPUBLIKA.CO.ID, Mendapatkan bentuk tubuh ideal nyatanya tak perlu merogoh kocek terlampau dalam. Anda bahkan dapat mengurangi beberapa kilogram dari lemak di tubuh Anda, tanpa mengelurakan biaya.

Cara-cara berikut mungkin dianggap klise dan terlampau sering disarankan. Tapi nyatanya ada tiga cara paling mudah dan murah, bahkan nyaris tanpa biaya untuk mengurangi berat badan.

-Berjalan. Banyak ahli kesehatan mengatakan, berjalan adalah olah raga paling mudah untuk dilakukan. Setiap manusia membutuhkan berjalan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Salah satu cara termudah untuk dapat berolah raga adalah menggabungkannya dengan aktivitas sehari-hari. Cobalah untuk menjadikan berjalan sebagai salah satu rutinitas Anda di kantor.

Misalnya berhenti beberapa meter untuk sekedar berjalan mencapai kantor. Atau saat makan Siang, luangkan waktu untuk berjalan ke tempat makan. Mulailah mencoba untuk menerapkan 10 ribu langkah setiap hari.

-Jogging. Jogging atau lari-lari kecil tak perlu dilakukan pada hari atau waktu-waktu khusus. Saat menyaksikan televisi misalnya, Anda bisa meluangkan sedikit waktu saat iklan untuk melakukan jogging di tempat. Atau saat mendengar lagu favorit, tak ada salahnya untuk sedikit bergoyang atau jogging sambil mendengarnya.

Saat cuaca cerah dan suasana santai, Anda bisa pergi keluar untuk sekedar jogging di sekitar rumah tinggal. Kalau tak ingin sendirian bisa pula mengajak teman atau keluarga jogging bersama.

-Bersepeda. Untuk yang memiliki sepeda di rumah, mengapa tidak merencanakan bersepeda di akhir pekan? Menemukan sebuah tempat indah saat perjalanan dengan sepeda akan memberi kesenangan tersendiri. Atau jika ingin bepergian ke tempat yang tak terlampau jauh, mengapa tak mencoba mencapainya dengan bersepeda? Dengan begitu Anda akan lebih menghemat ongkos,dan tentunya menyehatkan.

Redaktur: Hafidz Muftisany

Reporter: Gita Amanda

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/12/07/11/m6zn7s-mau-langsing-tanpa-biaya-simak-ini

Pimpinan Ponpes di NTB jadi Pahlawan Lingkungan

JAKARTA – Peraih Ramon Magsaysay Award 2011, TGH Hasanain Juaini kembali mengukir prestasi di bidang lingkungan.  Kali ini Pimpinan Pondok Pesantren, Nurul Haramain, Narmada, Lombok Barat, NTB itu meraih penghargaan bidang lingkungan Green Local Hero.

Anugerah ini diberikan dalam acara Indonesia Green Award (IGA) 2012 yang digelar oleh The La Tofi School of CSR bersama Majalah BISNIS & CSR. IGA sudah ketiga kalinya diberikan sejak 2010 lalu. Kali ini penerimanya adalah para individu, korporasi, lembaga pemerintah atau komunitas yang konsen terhadap isu-isu lingkungan.

Maksudnya, mereka yang melakukan upaya nyata untuk memperbaiki kondisi alam di Indonesia. Tujuannya tak lain untuk terus menghargai dan memotivasi tumbuhnya kesadaran bersama untuk terus menjaga dan melestarikan alam yang akan diwariskan untuk generasi mendatang.

Ada 21 katagori yang diberi award dalam malam penganugerahan yang berlangsung Selasa (10/7)  malam di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta. Kategorinya antara lain Green Manufacture, Green Mining, Green Energy, Green Automotive, Green Pharmacy, Green Consumer Product, Green Agro Industry, Green Forestry, Green Banking, Green Insurance, Green Telecommunication, Green Transportation, Green Real Estate, Green Hotel, Green Hospital, Green Province, Green City, Green School, Green Campus, Green Media dan Green Local Hero.

Untuk katagori terakhir merupakan satu tambahan katagori baru yang diberikan untuk tokoh penggerak lingkungan di pelosok nusantara yakni Green Local Hero. Katagori ini pula yang diraih Hasanain.

Seperti diketahui sebelumnya, Hasananin Juaini sejak lama merintis program rehabilitasi lingkungan melalui upaya reboisasi. Melalui Ponpes yang dipimpinnya, pria kelahiran  17 Agustus 1964 itu menggerakkan masyarakat sekitar agar mau turun tangan menghijaukan kembali areal hutan di kawasan Narmada Lombok Barat.

Adanya keterlibatan masyarakat melalui siklus yang terus menerus setidaknya telah mampu merubah kegiatan pelestarian alam ini menjadi budaya sehari-hari. Sementara untuk bibit pohon Ponpes tersebut memproduksi sendiri dengan melibatkan para santri dan menjadi bagian dari mata pelajaran.

Tanaman-tanaman inilah yang kemudian didistribusikan ke sejumlah wilayah yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kelak kegiatan inilah yang membuat Ramon Magsaysay Award Foundation (RAMF) memberi nilai lebih untuk Hasanain sehingga layak mendapatkan Ramon Magsaysay Award tahun 2011

Sementara terkait award dari La Tofi, Hasanain menyebutnya sebagai dorongan untuk berupaya lebih banyak lagi bagi lingkungan. “Besok saya akan ke Bogor, kita mau belajar mengenai pembangunan dan pengelolaan Kebun Raya, kita akan membangun  Kebun Raya di Lombok,” ujarnya usai penganugerahan tersebut di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta.

Selain Hasanain ada tiga tokoh penggerak pelestarian lingkungan yang juga mendapatkan anugerah dalam katagori ini yaitu. Erni Suhaina, penggerak komunitas kreatif di Cilacap yang mampu memanfaatkan  sampah dan limbah tak berguna lainnya untuk perekonomian masyarakat.

Kemudian ada Haji Chairudin atau yang akrab disapa Bang Idin. Ia merupakan sosok yang tak kenal lelah merawat Kali Pesanggerahan, Jakarta agar mampu bermanfaat lebih besar bagi warga sekitar. Selain itu ada juga Nur Alam, aktivis penggerak lingkungan asal Sulawesi Tenggara.

Sementara La Tofi selaku Chairman La Tofi School of CSR menyebut Hasanain memiliki kesungguhan dan keberhasilan dalam menggerakkan pelestarian alam melalui ponpes yang dimilikinya. Menurutnya, hal ini sangat menarik dan mampu membudayakan kesadaran lingkungan di masyarakat sekitar.

“Tuan Guru (Hasanain) itu mampu mengaplikasikan ajaran agama ke dalam kegiatan pelestarian lingkungan, lebih dari itu dia, memulai dengan mencontohkan kemudian mengajarkan dan menyebarluaskannya di masyarakat,” ujar pria kelahiran Bima ini.

Acara ini sendiri dihadiri Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Hadir juga Guru Besar Manajemen Lingkungan ITB Prof. Ir. Surna Tjahja Djajadiningrat selaku ketua dewan juri beserta undangan lainnya.(zul/jpnn)

http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=133433

BPM Upayakan Mutiara Lombok “MENJAMUR” di Hawai

Mataram, 11/7 (ANTARA) – Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengupayakan mutiara khas Lombok “menjamur” di pasar internasional Hawai, yang diperdagangkan lintas negara.

“Sudah ada pengusaha Hawai yang banyak membeli mutiara khas Lombok dan akan menjualnya di pasar internasional Hawai, sehingga kami terus mendorong transaksinya,” kata Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) NTB Lalu Bayu Windia, di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan, sejumlah investor Hawai juga hadir dalam lelang mutiara yang digelar di Pulau Lombok, NTB, pada 2011 dan 2012, dan cukup mendominasi pembelian mutiara Lombok.

Bahkan, seorang pengusaha asal Hawai yakni Ricard Smith, diberi apresiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu, karena telah banyak berperan dalam menggerakkan pembeli mutiara dari negaranya.

“Kami terus mendorong perdagangan mutiara lintas negara itu, antara lain melalui pengusaha asal Hawai yang banyak membeli mutiara Lombok untuk dijual di negaranya,” ujarnya.

Bayu meyakini perdagangan mutiara Lombok di Hawai dapat berjalan lancar, mengingat mutiara yang menjadi primadona dunia yakni Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) diyakini berasal dari NTB.

Sejumlah negara pernah mengklaim Mutiara Laut Selatan itu merupakan produk negara itu, padahal populasi Mutiara Laut Selatan didominasi dari perairan Pulau Lombok, NTB dengan 27 jenis warna yang dihasilkan. Tiga warna yang paling diminati yakni emas, perak dan perunggu.

Dengan demikian, “South Sea Pearl” yang ada Australia, Tahiti, dan Hawai, diyakini berasal dari Indonesia karena banyak ditemukan jenis mutiara itu di perairan Pulau Lombok.
“Dalam berbagai kesempatan, kami selalu promosikan bahwa ‘South Sea Pearl’ berasal dari Lombok, agar pengusaha dari berbagai negara dapat membuktikannya,” ujarnya.

Hasil penelitian Kementerian Kelautan dan Perikanan, mutiara produk NTB diklasifikasikan dalam golongan A (kualitas tinggi), B (sedang) dan C (rendah). Klasifikasi A memiliki nilai jual Rp1 juta/gram, B Rp150 ribu/gram dan klasifikasi C sebesar Rp100 ribu/gram.

Sedangkan versi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB, jumlah perajin mutiara di wilayah NTB telah mencapai 2.000 orang lebih, terbanyak di Pulau Lombok.

NTB merupakan daerah potensial pengembangan mutiara dengan daya dukungan lahan 19.056 hektare yang dapat memproduksi rata-rata sebanyak 600 kilogram/tahun.

Sekitar 10-30 persen dari total produksi mutiara NTB setiap tahun diantarpulaukan ke Surabaya dan Jakarta untuk selanjutnya diekspor ke berbagai negara oleh 38 orang pengusaha mutiara.
Lokasi budidaya mutiara di Lombok seperti di Pantai Sekotong, Pemenang, Senggigi, Lombok Timur, Sumbawa, dan Bima. (*)

http://www.antaramataram.com/berita/?rubrik=3&id=22497

UNRAM Bina UMKM Produsen Tepung Singkong Fermentasi

Mataram, 11/7 (ANTARA) – Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram (Unram) terus melakukan pembinaan terhadap sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi produsen tepung singkong fermentasi agar usahanya bisa berkembang.

Peneliti di Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT) Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Unram Prof. Sri Widyastuti, M.App.Sc, Ph.D, di Mataram, Rabu, mengatakan para pelaku UMKM produsen tepung singkong fermentasi yang menjadi binaannya tersebar di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur.

“Pembinaan yang kami lakukan berupa transfer teknologi fermentasi tepung singkong. Pembinaan sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan sekarang kami berupaya mencarikan dana bantuan untuk permodalan dan pemasaran,” katanya.

Ia mengatakan, produk tepung singkong yang sudah difermentasi itu sudah dipasarkan oleh para pelaku UMKM kepada sejumlah pengusaha yang memproduksi beraneka kue, termasuk Dharma Wanita Unram.      Produk tepung singkong fermentasi itu sudah dikemas rapi dan memiliki merek sesuai dengan keinginan masing-masing produsen.

Unram juga sudah memfasilitasi agar produk pengganti tepung terigu dan tepung beras tersebut memperoleh izin produksi dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTB.

Sri menyebutkan, Kelompok Wanita Karya, Desa Dasan Tapen, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, merupakan salah satu dari 20 kelompok binaan yang khusus memproduksi produk pangan lokal berbahan baku singkong.

Kelompok tersebut memiliki anggota sebanyak 10 orang yang sebagian besar perempuan. Mereka diberi pelatihan cara memproduksi tepung singkong yang memenuhi standar kesehatan sehingga bisa diterima oleh konsumen. Program pelatihan tersebut bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB.

“Kelompok Wanita Karya yang sudah dibina lebih dari dua tahun itu sekarang  mampu memproduksi tepung singkong satu kuintal per hari,” katanya.

Meski demikian, kata dia, produk yang dihasilkan kelompok binaannya masih sulit dipasarkan di tingkat lokal karena minimnya konsumen yang mengetahui produk itu.

Pemasaran produk selama ini masih terbatas pada beberapa konsumen yang datang langsung membeli untuk keperluan membuat kue dengan harga Rp6.000/kg, atau jauh lebih murah dibandingkan dengan harga tepung terigu yang mencapai Rp7.500/kg.

Sri berharap instansi pemerintah terkait untuk membantu mempromosikan dan melatih kelompok binaannya terutama dalam pengemasan.

“Para pelaku UMKM yang memproduksi tepung singkong fermentasi belum memiliki manajemen bisnis yang kuat. Untuk itu kami tidak hanya memberikan pembinaan dari sisi teknologi, tapi juga manajemen pengelolaan usaha dan mencarikan bantuan modal,” ujarnya. (*)

kirim berita

http://www.antaramataram.com/berita/?rubrik=3&id=22505

UU Desa akan Menguatkan Budaya Lokal

“Dengan demikian budaya lokal akan semakin kuat, karena pemerintah desanya juga sudah berbasis lokal. Inilah salah satu yang akan dicapai kalau UU Desa itu nantinya kalau sudah disyahkan”, katanya pada Seminar Nasional Penguatan Otonomi Daerah Melalui Sistem Pemerintahan Desa Berbasis Budaya Lokal (Menyongsong Lahirnya UU Desa) di Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Senin.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat, diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan nasional. (lebih…)

Budidaya Rumput Laut Kembali Digiatkan

GIRI MENANG-Dinas Kelautan dan Perikanan  (DKP)  Lombok Barat (Lobar), telah membidik sejumlah titik sebagai lokasi pengembangan Rumput Laut.

Sebagai pendukung, bantuan dari Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal  (KPDT) siap mengucur dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).”Dana dari KPDT mencapai Rp 1 miliar. Kemungkinan Bulan September akan turun untuk usaha budidaya Rumput Laut yang dikelola masyarakat”, ungkap Kepala DKP Lobar H.Hasbullah.

Bukan hanya dari KPDT, beberapa sumber dana lainnya juga siap digelontorkan untuk mendorong produksi rumput laut di Lobar. Salah satu sumber kata Hasbullah, siap menyokong dengan dukungan dana mencapai Rp 1,5 miliar. (lebih…)

EROPA Mulai Banyak Pesan Gerabah

GIRI MENANG – Pengerajin gerabah di Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat saat ini tengah bergembira. Sejumlah negara di Eropa mulai memesan gerabah dalam jumlah yang besar.

“Memang saat ini sedang musimnya. Mulai Juli sampai Agustus pemesanan tinggi,” kata Fatoni pemilik UD. Banyu Wisata, kemarin.

Disebutkan, ekspor gerabah ke Eropa yang terjadi di Juli, Agustus, dan November. Dalam setahun dua kali buyers (pembeli) dari Eropa yang meminta pengiriman gerabah. Buyers sendiri yang mengirim desain gerabah yang harus dikirim. (lebih…)

1 223 224 225 226 227 239