DINAS PARIWISATA TINJAU KESIAPAN OBJEK WISATA MENJELANG TRANSISI NEW NORMAL

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat H. Saiful Ahkam beserta jajarannya meninjau tiga objek wisata yang sedang bersiap membuka diri menuju transisi kenormalan baru, Sabtu (13/6/2020).
Di kesempatan pertama, Kawasan Pantai Cemara Lembar Selatan menjadi sasaran tinjauan. Di situ, Ahkam ditemui oleh Kepala Dusun Cemara dan Pegiat Pariwisata Cemara, Mus’ab.
“Sekarang sepi. Kalaupun hari ini nampak ada pengunjung, mereka itu rombongan yang mau ziarah ke Makam Keramat,” ujar Kepala Dusun Cemara.
Di kesempatan terpisah, pegiat wisata Pantai Cemara Mus’ab menuturkan pihaknya saat ini mengisi waktu dengan kembali mencari ikan ke laut.
“Karena pariwisata sedang tutup, warga kembali ke profesi mereka yang lama,” tutur Mus’ab yang mengaku saat ini sedang bekerja sama dengan pihak lain untuk program pemberdayaan masyarakat.
Dalam kunjungan berikut, jajaran Dinas Pariwisata Lombok Barat mendampingi Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memgunjungi Desa Mareje Timur. Mereka meninjau pembangunan Embung Telaga Pandan Wangi yang terletak di perbukitan Dusun Lendang Damai, Desa Mareje Timur (Maritim) Kecamatan Lembar.
Menurut Fauzan, embung yang mampu menjadi tadah hujan dan menampung kurang lebih sembilan juta kubik air ini akan memberi manfaat untuk irigasi pertanian, pengembangan pariwisata, dan pelestarian sumber daya lahan dan air.
“Bendungan ini selain sebagai pemasok irigasi pertanian, juga kita akan kembangkan sebagai kawasan agrowisata,” kata Fauzan.
Proyek yang seluruhnya bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pertamina (Persero) dan bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani konon menghabiskan biaya sekitar 5 milyar lebih. Areal yang seluruhnya kurang lebih satu hektar itu dipastikan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan tanaman holtikultura yang luasnya dua puluh lima hektar.
Kepala Desa Mareje Timur H. M. Hadran Pahrizal bersyukur dengan adanya embung ini dan memiliki impian menjadikannya sebagai destinasi wisata.
“Di lokasi embung ini juga kita akan tanami tanaman holtikultura seperti buah kelengkeng, matoa, durian dan manggis. Kita dibina sampai berbuah. Kelebihan lokasi embung ini adalah view-nya yang menghadirkan panorama perbukitan dan laut dari kejauhan, sehingga bisa dijual sebagai salah satu destinasi wisata,” ujar Hadran optimis.
Usai ke Mareje Timur, Rombongan Dinas Pariwisata yang kemudian berpisah dengan rombongan Bupati beralih meninjau spot mangrove Tanjung Batu Sekotong.
Destinasi baru yang lagi naik daun itu ditinjau karena sudah ramai dikunjungi kendati pembukaan tempat wisata secara resmi belum dilakukan.
Di spot wisata yang dibangun dua tahun dari APBDES Sekotong Tengah senilai lebih kurang tujuh ratus juta, tim Dinas Pariwisata menemukan banyak pengunjung. Tampaknya spot wisata dengan boardwalk kayu dan banyak ornamen kreatif ini banyak memancing minat pengunjung untuk berfoto-foto. Kata Kepala Desa Sekotong Tengah, Lalu Sarapuddin, BUMDES yang mengelola tempat tersebut bisa meraup lebih dari sejuta rupiah setiap hari hanya dari bea masuk.
“Kami hanya mematok biaya masuk Rp. 3000 yang dikelola Bumdes. Kalau lagi ramai, bisa lebih. Tempat ini juga ramai kalau malam hari oleh warga sekitar,” tutur Lalu Sarapuddin yang masih akan membangun beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Terkait dengan persiapan menuju kenormalan baru, baik Kepala Dusun Cemare, Kepala Desa Mareje Timur maupun Kepala Desa Sekotong Tengah, mengaku siap dengan kenormalan baru.
“Di sini kita siapkan tempat cuci tangan dan sabun, bahkan jika pengunjung lupa bawa masker, sudah ada yang menjual di pintu masuk,” kata Lalu Sarapuddin.
Sumber : Humas Lobar

 

BUPATI LOMBOK BARAT TINJAU PROYEK PEMBANGUNAN EMBUNG TELAGA PANDAN WANGI MARITIM

Giri Menang, 13 Juni 2020-Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid meninjau proyek pembangunan embung Telaga Pandan Wangi terletak di Dusun Lendang Damai, Desa Mareje Timur (Maritim) Kecamatan Lembar, Sabtu (13/6/).
Dalam peninjauannya, Fauzan turun untuk memastikan proses pembangunan embung yang dalam pengerjaannya sudah selesai 100 persen, kecuali pembangunan pendukung lainnya seperti penataan lingkungan embung dengan berbagai jenis komoditas pertanian.
Menurut Fauzan, bendungan yang tengah dibangun ini merupakan salah satu bentuk kehadiran pemerintah daerah di tengah masyarakat. Sebab, dampak yang akan timbul setelah selesainya pembangunan embung ini, masyarakat akan mendapatkan manfaat, utamanya irigasi pertanian, pengembangan pariwisata dan pelestarian sumber daya lahan dan air.
“Bendungan ini selain sebagai pemasok irigasi pertanian, juga kita akan kembangkan kawasan agrowisata,” kata Fauzan di sela-sela kunjungannya.
Sementara itu, Kadis Pertanian Lobar Ir. H Muhur Zokhri mengatakan Proyek Pembangunan Embung Telaga Pandan Wangi Maritim ini dananya bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pertamina (Persero) bekerjasama dengan Yayasan Obor Tani dengan nilai pembangunan kurang lebih dari Rp 5 milyar sampai umur komoditas pertanian pendukungnya (umur tanaman pertanian) yaitu pembinaan sampai tiga tahun.
“Ini adalah salah satu upaya kita untuk memanfaatkan kawasan ini secara optimal, baik untuk sektor pertanian, sektor pariwisata dan sektor lainnya,” katanya.
Dia menambahkan, bahwa daya tampung embung ini relatif cukup besar dengan tampungan debit air maksimal 9 juta Liter (9 ribu M³).
“Luas areal pembangunan embung yaitu kurang lebih 1 hektar dan kita harapkan dapat memenuhi kebutuhan pengembangan tanaman holtikultura seluas 25 hektar sebagai sasaran areal yang nantinya dibina secara intensif,” terangnya.
Dia berharap semoga ke depan kawasan embung ini bisa berkembang lebih baik dan optimal. Yaitu dalam rangka pengembangan sektor pertanian dan sektor pariwisata dengan menyerap tenaga kerja.
Di tempat terpisah Kades Mareje Timur H.Muhammad Hadran Parizal mengatakan merasa bersyukur dengan dibuatkan embung ini dan dimanfaatkan oleh para petani.
“Di lokasi embung ini juga kita ditanami tanaman holtikultura seperti buah kelengkeng, matoa, durian dan manggis. Kita dibina sampai berbuah,” katanya.
Menurut dia, kelebihan lain di lokasi embung ini dari atas bukit view-nya kalah dengan bukit yang lain, karena di sini view-nya tidak hanya laut dan perbukitan tetapi view sawah terasringnya.
“Kita berharap nanti dengan adanya embung ini, dari sektor pariwisata rencananya kita akan rancang untuk agrowisata,” harapnya .

Sumber : Humas Lobar

Mulai Transisi ‘New Normal’, Masjid Pemda Lombok Barat Terapkan Sholat Jumat Dengan Protokol Covid-19.

Giri Menang, Jumat 12 Juni 2020.- Setelah untuk beberapa bulan lamanya masyarakat dihimbau untuk mengganti sholat Jumat berjamaah di masjid dengan melakukan sholat dzuhur di rumah masing-masing, hari ini, Jumat (12/06/20), Sholat jumat berjamaah di Masjid Pemda Patut Patuh Patju Lombok Barat kembali digelar.
Sholat jumat yang kembali diadakan ini dilakukan sesuai dengan standar protokol Covid-19 yang ada. Hal itu terlihat dari tersedianya ‘thermo gun’ untuk pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki masjid, penggunaan masker wajib bagi para jama’ah, serta pengaturan jarak pada ‘shaf’ antar jama’ah yang ada.
Ditemui usai memberikan khotbah Jumat di masjid ini, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengatakan bahwa, keberhasilan dalam menjalankan ibadah yang khusyu’ dengan tetap memperhatikan kesehatan masyarakat, akan sangat bergantung dengan kedisiplinan masyarakat itu sendiri dalam mentaati protokol kesehatan ini.
“Kita atur cara orang berkumpul sesuai protokol covid, tetapi ini keberhasilannya akan sangat tergantung berdasarkan kedisiplinan masyarakat, jadi kami sangat meminta tolong agar masyarakat disiplin untuk menegakkan protokol kesehatan Covid-19,” ujar Fauzan.
Fauzan juga mengatakan, bahwa dirinya tidak menyebut ini sebagai bagian dari ‘New Normal’ melainkan “transisi new normal” Karena tidak semua kegiatan mudah untuk menerapkan protokol kesehatan ini.
“Kita tidak menyebut ini sebagai new normal, melainkan transisi new normal. Jadi untuk beberapa kegiatan lainnya masih tidak boleh. Misalnya saja nyongkolan, itu tidak boleh, kegiatan yang diperbolehkan itu yang bisa dipastikan protokol kesehatannya mudah dilaksanakan masyarakat. Seperti sholat jumat ini,”.
Terkait dengan transisi ‘new normal’ dalam bidang pendidikan, Fauzan juga menambahkan, bahwa Pemda Lombok Barat belum berani mengambil keputusan lebih lanjut dan masih menunggu arahan dari Kementrian pusat.
“Kalau untuk kegiatan pendidikan kita belum berani mengambil keputusan, kita masih menunggu petunjuk dari pusat. Yang namanya anak-anak kan? mungkin di dalam kelas masih bisa kita atur, tetapi kalau di luar kelas? Yang namanya anak-anak, nanti dengan temannya bisa saja tukar-tukaran masker lah itu kan bahaya. Jadi kita masih menunggu arahan dari pusat dan belum tau kapan keluarnya,” tutur Bupati Fauzan.

 

Taman Narmada Lombok Barat Kehilangan Omzet Ratusan Juta Rupiah Sejak Pendemi Covid-19

Taman Narmada Lombok Barat Kehilangan Omzet Ratusan Juta Rupiah Sejak Pendemi Covid-19
Giri Menang,10 Juni 2020-Ditutupnya Taman Narmada sejak 17 Maret 2020 menyebabkan taman wisata bernilai sejarah kehilangan omzet ratusan juta rupiah sejak Pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan Manajer Eksekutif Taman Narmada, Kamarudin, MH di ruang kerjanya, Rabu (10/6).
Dijelaskan Kamarudin, sejak pandemi Covid-19 diberitakan menyerang secara global, Taman Narmada sudah mulai sepi pengunjung ditambah himbauan pemerintah untuk menutup tempat wisata ini sehingga pengunjung semakin sepi.
“Kita berharap waktu Idul Fitri sampai dengan Lebaran Tobat dibuka. Seminggu itu uang masuk bisa cukup banyak, bisa masuk Rp 200 juta bahkan lebih. Itu dapat menutup bulan Januari-Februari- Maret,”katanya.
Untuk itu, Kamarudin, sampai saat ini menunggu kebijakan Pemerintah Daerah Lombok Barat untuk segera membuka tempat wisata secara serentak.
“Kebijakan membuka tempat wisata di Lombok Barat ini kita tunggu karena cukup berdampak dari sisi ekonomi terutama dalam pembayaran gaji karyawan,”ucapnya.
Terkait dari kesiapan Taman Narmada sendiri dikatakannya sudah siap ikuti petunjuk sesuai protokol kesehatan. Baik persiapan tempat cuci tangan di setiap pintu masuk, alat pengukur suhu, pembatsan kapasitas spanduk himbauan, pembatasan pengunjung termasuk pengaturan pedagangnya itu sudah siap diatur dan siapkan.
Mantan Kades Presak ini berharap, “lebih cepat dibuka itu lebih bagus,” sebutnya.
Jika dibuka pun Taman Narmada nantinya, sambungnya, pengujungnya tidak seramai sebelumnya karena orang masih takut dan dari sisi ekonomi masyarakat pengaruh lockdown juga kurang.
Tapi ia optimis dan yakin kalau pengunjung Taman Narmada nantinya pasti ada terlebih waktu libur anak sekolah mereka akan berkunjung. Namun untuk normal kembali butuh proses belum bisa seperti sebelumnya
“Normalnya mungkin akhir tahun atau awal tahun depan. Tapi kesempatan dibuka inilah kesempatan untuk menata kembali Taman Narmada karena ada pemasukan untuk dapat dipergunakan untuk operasinal termasuk menggaji karyawan,” akunya.
“Jujur sejak Covid 19 ini PT.Tripat mampu membayar gaji karyawan setengah dari gaji itu pun berhutang,” lanjutnya.
Sementara di tempat terpisah Direktur umum PT.Tripat H.Poniman juga mengatakan jika tempat wisata tidak dibuka maka akan menimbulkan dampak yang luar biasa terlebih stabilitas keamanan nasional.
Untuk itu seminggu sebelum Lebaran Topat ia menceritakan dirinya bertemu dengan Bupati Lombok Barat untuk menanyakan surat permohonannya yang berisikan membuka Taman Narmada dan Suranadi dengan alasan-alasan dampak ekonomi yang berdampak pada penggajian karyawan dan biaya operasional taman. Namun Waktu itu di katakan Poniman justru bupati yg bertanya kepadanya kapan mau dibuka Taman Narmada dan Suranadi.
Setelah permohonannya disampaiakan ke bupati ia diminta berkoordinasi ke Dinas Pariwisata Lombok Barat.
“Silahkan atur untuk bisa jalan,”kata Poniman menirukan ucapan bupati. Waktu itu bupati tidak memerintahkan untuk buka tapi iramanya diminta mengikuti protokol Kesehatan.
Untuk itu sesuai kebijakan Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pariwisata NTB ia minta tanggal 20 Juni Taman Narmada dan Suranadi dibuka dengan mengedepankan protokol kesehatan.
“Kami akan buka berpegang pada kebijakan Dinas Pariwisata NTB. Dan untuk membuka event-event besar itu tidak mungkin kita lakukan,”pungkas Poniman yang juga mantan Pejabat Lombok Barat itu.

Pelaku Pariwisata Lombok Barat Siap Sambut New Normal Tourism

Giri Menang, Selasa 9 Juni 2020. Perkembangan angka yang terpapar Covid-19 sedikit demi sedikit menunjukkan angka penurunn. Namun semua daerah masih tetap waspada, tetap menjalankan protokoler kesehatan Covid-19. Bahkan ada yang berencana menuju transisi ke arah New Normal atau Kenormalan Baru.
Dalam rangka menuju New Normal, Dinas Pariwisata Lombok Barat berencana akan membuka pariwisata. Kehidupan New Normal tourism ini, ternyata memberikan angin segar bagi seluruh pelaku pariwisata yang ada di daerah ini. Mereka menyambut suka cita dan aplaus meriah. Apresiasi ini disampikan kepada Dinas Priwisata yang telah berencana memberlakukan New Normal tourism. Rencana pemberlakuan New Normal Tourism, disampaikan melalui konferensi virtual yang berlangsung di Aula Pariwisata Lombok Barat, Selasa (9/6).
Sebagai ilustrasi awal, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H.Saepul Akhkam meminta maaf kepada seluruh pengelola wisata di daerah ini. Permohonan maaf ini disapaikan saat membuka acara virtual yang menghadiran sekitar 65 peserta. Mereka perwakilan dari Legislatif, Eksekutif, Camat Lembar, Sekotong, Narmada dan Batulayar, Akademisi, Asosiasi Pengelola Hiburan (HPH), Pengusaha Hotel dan Restoran, Pengelola wisata, Pokdarwis, pengusaha travel serta perwakilan dari Pers.
“Saya mohon maaf kepada semua pengelola pariwisata. Karena pemerintah daerah kemudian mengambil keputusan untuk menutup tempat wisata pada H+1 sampai H+8 lebaran topat, padahal itu tradisi yang harus digelar,” katanya seraya menyebut alasan, kondisi yang masih dalam suasana Covid-19 dengan pergerakan angkanya menanjak naik.
Dengan rasa optimisme yang kuat, kata Akhkam, melalui virtual ini, para pelaku wisata diberikan kesempatan untuk memberikan catatan dan gagasan. Gagasan dan catatan inilah sebagai dasar draf kebijakan, apakah membuka seluruh tempat wisata atau sebagian akses menuju tempat wisata dan tetap menggunakan protokol. Ataukah harus bersabar sambil melihat keadaan yang masih ada di sekitar.
Untuk membuka diskusi virtual, diberikan kesempatan kepada Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Moh. Faozal. Dimaklumi Faozal, akibat dari Covid-19 ini, sangat berdampak tidak saja dari sisi pembangunan pariwisata, tapi juga dari sisi ekonomi, kesejahteraan serta pengangguran. Melihat dampak ini, kata New Normal Tourism Faozal berpegang pada kebijakan standar kebijakan berupa Standar Operasional Prosedur (SOP).
“SOP ini kita nanti lakukan secara bersama, berdasarkan kemampuan dan analis apa yang terjadi di wilayah destinasi,” kata Faozal.
Menurut Faozal, ada sejumlah destinasi yang menjadi perhatiannya untuk segera mungkin dilakukan New Normal Tourism. Namun harus melihat sejauh mana kesiapan, termasuk kesiapan SDM pengelola baik dari kesiapan wisata dan sarana kesehatan. Semua perlu investigasi dan pemetaan yang baik.
Di Lombok Barat, destinasi wisata yang disebut Faozal adalah Senggigi, Sekotong, Narmada. Secara eksplisit disebut, di Narmada terpusat bagi desa wisata yang ada. Semua kebijakan ini nantinya bisa dilakkan kerja sama dengan pihak Pelindo dan pihak lain termsauk menyiapkan regulasi dalam rangka mendukung rencana di Lombok Barat.
Terlepas dari Faozal, pihak legislatif yang diwakili oleh Munawir Haris menyimpulkan, semua pelaku priwisata sudah siap menuju normal kebangkitan pariwisata. Namun Cawing, panggilan akrab Munawir Haris menyarankan, perlu adanya aturan dan kesepakatan protokoler yang harus disepakati bersama.
“Jangan sampai muncul pelanggaran di item aturan yang ada. Karena dalam regulasi, pada poin tiga menyebut, pemerintah berhak menghentikan dan melakukan larangan perjalanan dan mendisiplinkan protokol kesehatan dan penerapan hukum. Ini penting untuk kita sinergikan,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Lombok Barat ini.
Dari seluruh peserta virtul yang didominasi oleh pelaku pariwisata sudah sepakat dan siap menyongsong suasana baru pariwisata di daerah Patut Patuh Patju ini. Mereka rata rata mengapresiasi pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata. Alasan dengan argument berbeda, mereka intinya siap menerima kondisi dan kehidupan baru pariwisata.
Dari pihak Dinas Kesehatan Lombok Barat diwakili oleh dr Tony. Menurutnya, pembukaan pariwisata termasuk are Senggigi patut dipertimbangkan. Memang akunya, saat ini kecamatan yang paling banyak terpapar Covid-19 adalah Batulayar di mana Senggigi berada. Data per 8 Juni, 30 orang terpapar Covid-19 di Batulayar. Namun, lanjutnya, yang terkena adalah yang di desa-desa di dalam dan bukan wilayah Senggigi dan sekitarnya. Bagi dr Tony, yang terpenting adalah penerapan protokol kesehatan di areal wisata.
“Pembukaan harus dengan protokol kesehatan yang ketat, sebelum dibuka akan ada supervisi di daerah wisata dan hotel,” ujarnya menyambut rencana pembukaan pariwisata yang akan dilakukan secara bertahap.

 

LOMBOK BARAT MULAI MELONGGARKAN TEMPAT BERKUMPUL

Giri Menang, 9 Juni 2020 – Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Baehaqi dalam acara rapat tertutup yang terlaksana siang tadi, Selasa (9/6) di Ruang Jayengrana Kantor Bupati.
“Dengan tidak lagi terkonsentrasinya penanganan di kabupaten, dan akan terkonsentrasi di kecamatan, MUI akan mengadakan rapat fatwa tentang Salat Jum’at”, ujar Sekda Lombok Barat H. Baehaqi.
“Sepertinya MUI akan melonggarkan perkumpulan, dari dilarangnya orang berkumpul menjadi bagaimana mengelola orang berkumpul,” lanjutnya.
Baehaqi berharap camat bisa mengambil langkah-langkah di kecamatan dan berkoordinasi dengan kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat sampai ke dusun dan RT.
“Kaitannya dengan shalat Jum’at mungkin untuk jum’atan tidak lagi di satu masjid tetapi untuk mempertegas sosial distancing, tempat jum’atannya dibagi lagi,” ujar sekda.
Di tempat yang sama H. Fauzan Khalid, Bupati Lombok Barat menilai selama ini telah menghimbau masyarakat untuk tidak berkumpul itu sepertinya akan kurang produktif dengan apa yang ingin Lombok Barat capai.
“Untuk itu, di new normal ini (nantinya, red) kita akan membuka kembali area-area publik, seperti masjid, tempat wisata, dan lain-lain . Tetapi dalam konteks tetap mempertahankan protokol kesehatan Covid-19,” ujar Fauzan.
Lanjutnya, “Kita akan menunggu hasil rapat MUI dan webinar dari Dinas Pariwisata yang sudah melibatkan pelaku pariwisata dan desa berbasis wisata yang akan memberikan masukan”, ujar Fauzan.
Dengan memfokuskan penanganan pencegahan Covid-19 di kecamatan, Fauzan berharap untuk lebih banyak melibatkan puskesmas.
“Tolong lebih banyak libatkan puskesmas, karena mereka lebih banyak memahami dan tentunya mereka yang lebih dipercaya oleh masyarakat untuk bisa menjelaskan protokol kesehatan covid-19 ini”, tegas Fauzan.

 

1 26 27 28 29 30 242