BUPATI SINGAHE SERAHKAN BANTUAN GEMPA LOMBOK

Giri Menang, Selasa 18 September 2018 – Simpati dari berbagai daerah terus berdatangan untuk korban gempa NTB. Pagi tadi (18/9) Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menerima kunjungan dari Bupati Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Bupati Kepulauan Sangihe bersama para pejabat Pemkab Kepulauan Sangihe serta anggota Forkopimda Sangihe diterima langsung oleh Bupati Llobar H. Fauzan Khalid didampingi Sekda H. Moh. Taufiq dan jajaran di Pendopo Bupati Lobar.

Secara khusus Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Ganghana menyerahkan langsung bantuan berupa berupa uang tunai, pakaian layak pakai dan bantuan lainnya. Bantuan tersebut merupakan hasil sumbangan yang dihimpun dari berbagai sumber, mulai dari pegawai lingkup Pemkab Kepulauan Sanghe hingga masyarakat umum Kabupaten Kepulauan Sangihe.

“Bantuan dari kami mungkin tidak seberapa jika dibandingkan dengan penderitaan saudara-saudara kami di Lombok ini. Tapi semoga apa yang dapat kami berikan bisa bermanfaat,” kata Jabes.

Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Ganghana menyampaikan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian masyarakat Kepulauan Sange atas musibah yang dialami warga Lombok. Dia berharap bantuan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat Lombok Barat.

Bagi Jabes, Lombok sendiri bukanlah daerah asing. Bahkan orang nomor satu di Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Filiphina ini fasih berbahasa Sasak. Dari informasi yang diperoleh, Jabes pernah menetap di Lombok selama 20 tahun ini.

Sementara itu Bupati Lobar H. Fauzan Khalid sangat mengapresiasi kepedulian dan bantuan yang diberikan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk warga Lombok khususnya Lombok Barat.

“Kami Masyarakat Lombok Barat menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada masyarakat Kepulauan Sangihe khususnya Bupati Kepulauan Sangihe dan rombongan atas bantuan yang telah diberikan,”ujar Fauzan sembari berharap doa dan dukungan agar NTB khususnya Lombok Barat segera bangkit dan bangun kembali. (emi/humas)

RELAWAN DESAK PEMERINTAH BANGUN HUNTARA

Giri Menang, 16 September 2018 – Kondisi memperihatinkan yang dialami para pengungsi kembali disuarakan oleh para relawan.

Paling sedikit 14 organisasi relawan memberikan testimoni pengalamannya dan memberi masukan saat menghadiri Ngopi Bareng Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Mataram di Ampenan Mataram, Sabtu malam (15/09).

Relawan-relawan tersebut tidak hanya dari seputaran Mataram saja, namun ada yang datang dari Surabaya, Jombang, Jogjakarta, dan Jakarta. Bahkan Ahli Mitigasi Bencana asal Jogjakarta Dr. Eko T. Parupurno pun menyempatkan diri hadir bergabung dengan para volunteer itu.

Rata-rata mereka memiliki pengalaman yang cukup banyak, seperti saat bencana di Aceh dan Jogja.

Di samping mengeluhkan lambannya penanganan bencana oleh Pemerintah, para relawan dan awak media menyuarakan pentingnya para pengungsi segera dibangunkan hunian sementara (huntara).

“Bulan Oktober nanti sudah mulai hujan. Dengan kondisi pengungsian seperti sekarang ini saja yang sudah banyak masalah, para pengungsi mestinya bisa tinggal di hunian yang sedikit lebih layak,” ujar Fitri Rachmawati dari AJI Mataram yang sehari-hari adalah Awak Kompas TV di NTB.

Tidak hanya karena ancaman penyakit, namun juga terkait dengan munculnya banyak masalah sosial di tengah para pengungsi.

Kondisi tenda darurat yang didiami lebih dari satu keluarga, menimbulkan sisi lain, khususnya di kalangan perempuan.

“Banyak ibu-ibu dan remaja putri yang terkena gatal-gatal di area vital mereka karena tidak berani mengganti pakaian dalam. Bukan karena tidak ada, tapi mereka takut menggantinya (karena tidak ada tempat khusus, red). Sering hal tersebut dijadikan kesempatan oleh para laki-laki nakal,” tutur Isdiana Putri, relawan dari YDWS Mataram.

Bahkan lebih jauh Dian, nama pendek Isdiana, menuturkan kondisi miris di pengungsian.

Ia mengaku sudah menemukan banyak kasus pelecehan seksual yang dialami para perempuan. Ada juga kasus suami-istri yang terpaksa berhubungan badan di semak-semak,

“Mungkin sudah kebelet, tapi sayangnya diketahui anak-anak,” tuturnya

Ia pun menambahkan lagi tentang kasus pelecehan kepada anak-anak laki-laki (pedopholia, red) yang ditemukannya di wilayah Lombok Barat.

“Kasusnya sudah dilaporkan dan ditangani oleh pihak kepolisian,” tutur Dian.

Dengan kondisi tersebut, baik Fitri maupun Dian beserta para relawan lainnya mendesak semua pihak untuk segera membangunkan huntara buat para pengungsi.

Huntara yang dimaksud adalah hunian yang lebih layak dari pada tenda-tenda darurat. Sebisa mungkin huntara tersebut ditempati oleh satu keluarga, sehingga lebih memudahkan juga buat mereka menguatkan sistem sosial mereka yang menurun akibat tinggal di pengungsian.

“Trauma healing terbaik adalah keluarga, para orang tua. Kalau mereka segera keluar dari pengungsian, dengan sendirinya mereka bisa menata kembali kehidupannya” ujar Agung dari Yayasan Alit Surabaya.

Pengalaman Muslimin dari MDMC membenarkan pandangan tersebut. Ia mengaku pihaknya telah membangun huntara sebanyak 28 unit di wilayah Kabupaten Lombok Utara.

Menurut Muslimin, huntara bisa menjadi jalan keluar dari banyaknya masalah pengungsi saat kondisi pemulihan ini.

Namun para relawan pun meyakini masyarakat yang terdampak gempa mampu melakukannya sendiri.

“Mereka sesungguhnya memiliki daya tahan dan mampu mencari jalan keluar,” papar fasilitator diskusi tersebut, Abdul Latif dari AJI Mataram.

“Banyak warga di Desa Kekait yang mampu membangun huntara secara mandiri. Mereka membangun dari materal bambu, terpal, dan bahan-bahan rongsokan yang masih bisa dipakai,” ujar Fitri berkomentar.

Namun Fitri dan para relawan memandang perlu agar Pemerintah menginisiasi pembangunan huntara.

“Nantinya tidak hanya bisa dipakai oleh satu keluarga. Karena knock down, bisa dipindahkan ke keluarga yang lain ketika rumahnya sudah jadi. Atau malah bisa dipergunakan menjadi kios,” pungkas Fitri sambil memperlihatkan sebuah desain huntara yang dibuat oleh warga Desa Kekait.

Usulan untuk huntara tersebut mendapat sambutan dari relawan lain, Hamdi.

“Soal huntara ini jangan dikapitalisasi,” ujar Hamdi membenarkan bahwa masyarakat pun memiliki imunitasnya sendiri.

Dian pun mengajak relawan dan semua pihak mulai berkontribusi soal itu.

“Kalau empat orang sj berkontribusi, maka satu keluarga bisa disentuh dengan huntara,” ujar Dian.

Hal itu diiyakan oleh Eko T. Parupurno. Di samping karena huntara bisa menjadi area yang lebih aman buat warga, namun aspek ketangguhan masyarakat bisa diwujudkan.

“Termasuk model, huntara itu bisa menggunakan material yang ada di sekitar warga,” ujar Eko.

Di samping mempertimbangkan kemampuan masyarakat, para relawan itu mendesak aparatur pemerintah serta anggota DPR dan DPRD mestinya bisa memulai dan menjadi terdepan dalam memberi contoh.

Hery dari Persatuan Kuli Bangunan (Perkubal) mendesak hal yang sama. Ia menegaskan tentang peran pemerintah dalam situasi bencana yang masih kurang maksimal.

“Mari tekan terus pemerintah agar anggaran yang sudah ada bisa segera dimanfaatkan masyarakat,” ujarnya keras sambil mengeluhkan lambannya prosedur bangun rumah.

Termasuk dalam hal huntara, Hery meminta pemerintahlah yang harusnya menginisiasi huntara tersebut, bukan lembaga lainnya.

KOMISI VIII DPR RI DESAK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DI LOMBOK BARAT

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menerima kunjungan Komisi VIII DPR RI, Sabtu (15/9). Rombongan diterima Sekda Lobar H. Moh. Taufiq di Posko Transisi Darurat ke Pemulihan Bencana Gempa Lobar di Aula Kantor Camat Lingsar. Dalam kunjungannya, Komisi VIII DPR RI menyerahkan bantuan sebesar Rp. 900 juta bagi korban gempa bumi di Lobar.

“Ini bagian dari partisipasi Komisi VIII DPR RI untuk membantu saudara-saudara kita di Lombok Barat. Atensi perlu kita lanjutkan dalam rangka menyakinkan kepada pemerintah lewat DPR bahwa anggaran yang ada kebutuhan emergency masih kurang terutama untuk kegiatan Hunian Sementara (Huntara),” kata Ketua Komisi VIII DPR RI, Ali Taher Parasong.

Ali berjanji akan memberi dukungan maksimal untuk pembangunan kembali sarana prasarana dan fasilitas umum yang luluh lantak pasca bencana gempa. Sebelumnya, pemulihan pasca gempa telah menjadi konsen pembahasan antara Komisi VIII DPR RI dengan Kepala BPNPB dalam Rapat Kerja di Jakarta beberapa waktu lalu.

“Kami Komisi VIII DPR RI berkomitmen sesegera mungkin mewujudkan kembali pembangunan sarana, prasarana dan fasilitas umum di Lombok khususnya di Kabupaten Lombok Barat. Kami berharap masyarakat setempat ikut berharap dan berpikir positif terhadap masa depan kita semua,” ungkap politisi Fraksi PAN itu.

Sementara itu, Sekda H. Moh. Taufiq memberikan apresiasi tinggi atas komitmen DPR RI khususnya Komisi VIII DPR RI dalam pemulihan kondisi NTB pasca gempa.

“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengucapkan terima kasih kepada Komisi VIII DPR RI yang telah peduli membantu kepada korban gempa Lombok khususnya saudara-saudara kita yang ada di Kabupaten Lombok Barat,” ucapnya.

Taufik memaparkan sejak 29 Juli lalu telah terjadi 4 kali gempa dengan skala besar di atas 6 Skala Richter. Tercatat hampir 60 ribu rumah di Lombok Barat rusak akibat rentetan gempa yang mengguncang NTB . (andy/humas)

Komisi IX Minta Kemenkes Maksimal Beri Pelayanan Kesehatan Pasca Gempa Lombok

Lingsar-24 Agustus 2018  – Banyaknya korban meninggal dunia, terluka akiba gempa Lombok secepatnya harus mendapatkan perhatian dari semua pihak. Komisi IX DPR RI yang bermitra kerja dengan Kementerian Kesehatan haruslah difungsikan semaksimal mungkin untuk bisa memberikan   pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat terdampak gempa.

Pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak gempa Lombok harus menyeluruh mulai dari bayi, orang dewasa sampai lansia. “Kita juga harus memastikan bahwa mereka yang menjadi korban gempa seperti luka parah, ringan dan lainnya secepatnya harus  mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Kita juga berharap aksi yang kita lakukan adalah bagaimana juga segera melakukan recorvery terhadap dampak gempa. Meskipun  kita tahu ini bukan pekerjaan mudah tapi rumit karena demikian banyaknya korban gempa,” kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Hj. Ermalena  di Lingsar, Lombok Barat, Jumat (24/8).

Politisi PPP dari Dapil NTB ini menambahkan, banyaknya fasilitas kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas ataupun Pos Kesehatan Pembantu (Poskestu) yang mengalami rusak berat Komisi IX DPR RI memastikan akan segera melakukan rapat kerja dengan Menteri Kesehatan terkait penanganan gempa.

Menyinggung peranan BPJS Kesehatan pasca gempa dimana saat ini seluruh pelayanan kesehata diambil alih oleh negara, Ermalena justru mempertanyakan setelah tanggap darurat ini selesai bagaimana peran dan fungsi BPJS. “Namun kita sudah mendapatkan penjeasan bahwa sejauh mereka peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maka ini menjadi tanggungjawab BPJS. Dan kita harap juga bagi yang belum menjadi peserta JKN untuk segera difasilitasi untuk bisa mendapatkan kartu JKN,” kata Ermalena.

Namun Ermalena masih mempertanyakan soal regulasi yang memungkinkan kartu JKN akan bisa  aktif setelah 14 hari. “Untuk itu nantinya akan kita bicarakan secara khusus apa ada pengecualiaan khusus untuk gempa Lombok untuk bisa disegerakan. Kalau memang diperlukan ada surat untuk itu komisi IX DPRI akan memberikan dukungan agar seluruh terdampak gempa Lombok  bisa menjadi tanggugjawab besama,” harapnya..

Terkait masih kurangnya tenaga medis bak yang ada di Lombok Barat maupun di Lombok Utara yang masih kekurangan sebanyak 40 persen dari tenaga ideal yang dibutuhkan pasca gempa ini, Ermalena mengusulkan agar kekurangan tersebut bisa diperbantukan dari tenaga medis yang ada di daerah terdekat dari Lombok seperti dari Bali, Jatim ataupun Makasar. “Pasalnya tenaga medis yang ada saat ini di dua kabupaten ini juga terkena dampak gempa, dimana rumahnya banyak yang rusak berat. Jadi mereka tidak bisa bekerja maksimal,” terang Ermalena.

Ditanya ketersediaan air bersh, Ermalena meminta kementerian PUPR segera  mengambil langkah cepat seperti melakukan pengeboran dan atau dialirkan dari sumbermata air yang sudah ada ke lokasi pengungsian. Ermalena mengkhawatirkan jika ini tidak dilakukan secepatnya akan menambah kerjaan dari tenaga kesehatan. “Penyakit bagi para pengungsi ini akan menyerang seperti  diare, penyakit kulit, Ispa dan lainnya. Ini PR yang perlu dituntaskan dalam waktu secepat-cepatnya agar beban pelayanan kesehatan kita tak menjadi berat,” pungkasnya. (her/IKP-Diskominfotik)

Rotary Club Akan Berikan Hibah 100 Tenda Bagi Korban Terdampak Gempa Lobar

Lingsar-24 Agustus 2018 –  Sebanyak 11 rombongan dari Rotary Club Indonesia yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan berencana menghibahkan sebanyak 100 tenda Rotary dan  ke para pengungsi yang terdampak gempa Lombok di Kabupaten Lombok Barat. Dalam waktu seminggu ke depan bantuan tenda Rotary ini dipastikan akan tiba dan diserahkan langsung ke Pemda Lombok Barat.Rotary Club juga akan menyiapkan Posko di Lombok Barat untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat mellaui mobil kesehatan keliling lengkap dengan obat-obatannya. Sementara tenaga kesehatan Lombok Barat bisa menggunakan mobil ini untuk memberikan pelayanan kesehatan keliling kepada masyarakat.

Presiden Rotary Club Lombok, Ace Rubin didampingi Sumantoro dari Rotary D 3410, Wayan Suryawan Rotary D 342 Bagian Timur Indonesia, Nyoman Swastika Kepala Penanggulangan Bencana Rotary bersama 11 orang rombongan diterima di Posko Komando Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Lombk Barat di Kecamatan Lingsar, Jumat (24/8/2018).

Ace Robin kepada Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lobar mewakili Kalaksa BPBD Lobar menjelaskan, sebelumnya Rotary menghibahkan tenda yang sama di Kabupaten Lombok Utara. “Kita tidak mengira jika di Lombok Barat juga terdampak gempa bagi masyarakatnya cukup banyak. Karena itu kita hibahkan juga tenda yang sama ke Pemda Lobar untuk selanjutnya diserahkan epada yang berhak menerimanya,” tegas Ace dibenarkan anggota Rotary Club lainnya.

Ace menambahkan, mengingat pemberian tenda ini dihibahkan dan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sumbangan dari para donatur dan anggota Rotary Club lainnya, maka diperlukan dokumen formal hibah yang ditandatangani oleh Bupat Lombok Barat selaku penerima dan pihak Rotary selaku pihak yang menyerahkan. “Sebelum didistribusikan ke penerima kita minta Pemda bisa menyimpannya terlebih dahulu di tempat khusus agar lebih terawat dengan baik,” jelas Ace.

Ace menjelaskan, tenda dimaksud bisa diisi oleh 10 orang lengkap dan sangat memenuhi kelayakan tempat tinggal sementara. Pihak Rotary juga kerap kali melakukan kegiatan serupa bagi korban bencana baik gempa, tsunami, banjir maupun gunung meletus.

Kecuali itu yang menjadi catatan nanti bagi Rotary yang bisa tinggal di tenda hunian sementara ini diutamakan bagi orang tua, warga yang sakit, anak-anak balita, penyandang cacat (difabel) ataupun orang-orang yang dalam kondisi lemah.

Selain bantuan tenda bagi masyarakat terdampak bencana, Rotary Club juga telah berpengalaman memberikan bantuan layanan kesehatan melalui mobil layanan kesehatan keliling yang membantu ibu-ibu hamil maupun masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. “Semoga kiprah kami ini bisa mengurangi kesedihan dan kesulitan masyarakat yang terkena musibah bencana ini,” demikian Ace. (her/IKP-Diskominfotik)

Lombok Barat Gelar Istigoshah Berharap Gempa Segera Berakhir

Gunungsari 23 Agustus 2018 – Membedah langit, menembus asa berharap pertolongan sang Khalik dari kegundahan hati tak berujung atas ujian yang diberikan Alloh SWT berupa terjadinya rentetean gempa Lombok yang telah mengorbankan 485 jiwa lebih meningal dunia dan ratusan ribu rumah warga mengalami kerusakan.

Kejadian ini menginisiasi organisasi keagaamaan yang ada di Lombok Barat seperti NU, NW, Muhammadiyah menggelar  Istighosah Qubro di Lapangan umum Gunungsari,  Kabupaten Lombok Barat, NTB, Kamis (23/8/2018).

Istigoshah Qubro yang dimpin Rois Am PC NU Lombok Barat TGH. Muzhar Buckori tersebut diawali dengan pembacaan zikir, shalawat, doa bersama agar masyarakat Lombok menghadapi ujian berupa gempa  yang diberikan Alloh SWT ini bisa brlalu. Sholat Taubat yang dimami TGH. Fathul Aziis Mustafa Pimpinan Ponpes Al-Aziziyah, Kapek Gunungsari menutup Istigoshah Qubro tersebut.

Pantauan KIM , sejak pukul 6.15 Wita ribuan masyarakat dari berbagai unsur baik laki, perempuan anak-anak hingga dewasa berbondong-bondong memadati Lapagan Umum Gunungsari sambil membawa perlengkapan sholat seperti sajadah, tikar ataupun alas sholat yang bersih lainnya.

Panitia penyelenggara Ustaz  Ali Maksum menyatakan, pada Istigozah kali ini hadir Guberbur NTB TGB. KH. Zainul Majdi sekaligus memberikan tausyiah singkat, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid dan Suriah PB NU Prof. Dr. KH. Hanarul Hidayah.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan santunan bagi korban meninggal dunia akibat gempa bumi beberapa waktu lalu yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati Lombk Barat  kepada tiga orang perwakilan dari ahli waris korban meninggal dunia. Masing-masing penerima mendapatkan uang santunan senilai Rp. 15 juta.

Tidak itu saja moment Idul Adha ini juga dimamfaatkan oleh berbagai donatur dari lembaga pemerintah dan swasta memberikan sumbangan hewan qurban. Direktur PT Taspen Persero Tbk, misalnya menyerahkan 1 ekor sapi kepada para korban terdampak gempa yang diterima oleh Bupati Lombk Barat H. Fauzan Khalid. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi NTB pimpinan Siti Nurul Hijah juga menyerahkan bantuan hewam qurban kepada masyarakat korban gempa dan diterima Bupati Lombok Barat. (her/IKP – Diskominfotik)

Ungkapan Kecemasan Gubernur NTB Terkait Gempa Lombok

Gunungsari 23 Agustus 2018 –  Gubernur NTB, TGB. KH. Zainul Majdi secara pribadi turut mengaku turut merasakan apa yang dirasakan oleh seluruh masyarakat NTB, khsusnya Pulau Lombok yang terkena gempa bumi. Ada kekhawatiran bahkan ketakutan, rasa cemas, ketenangan terganggu akibat ujian yang diberikan berupa gempa berturut-turut ini.

Pernyataan tersebut diungkapkan Guberur NTB yang biasa disapa TGB ini pada istigoshah Qubro Gempa Lombok yang dilaksanakan di Lapangan Umum Gunungsari, Lombok Barat, Kamis (23/8/2018).

Gubernur dari kalangan ulama ini juga menjelaskan, seuatu yang perlu diingat oleh seluruh masyarakat NTB, bencana atau musibah bagi orang-orang yang beriman bukanlah azab, bencana atau musibah. Merujuk pada ayat suci Al-Quran, peristiwa ini menurut Gubernur, merupakan ujian dan cobaan bagi orang beriman. “Bagi saya dan insyallah kita semua musibah dan cobaan ini mudah-mudahan buahnya, kita semakin kokoh dan kuat keyakinan kita pada Allah”, tegas TGB.

Mengutip pernyataan para ulama terkait adanya ujian gempa bumi seperti saat ini di Lombok, Gubernur yang juga Ketua Tanfiziah PB Nahlatul Wathan (NW) ini menyampaikan tiga berkah dari musibah maupun bencana. Tiga berkah dimaksud yakni, pertama derajat manusia akan ditinggikan, dosa-dosa akan diampunkan, pahala-pahala akan dilipatgandakan.

Karena itu dalam Istigosah dan sholat taubat ini TGB mengajak untuk tetap bersyukur dan bersabar. “Apa yang terjadi besok tidak ada yang tahu. Saya serukan juga kepada masyarakat untuk tidak mempercayai HOAX. Apalagi yang membuat keyakinan kita rusak kepada Allah dan membuat tawakkal kita berkurang. Setelah semua ini, semua bencana pasti akan berlalu, yang tersisa adalah kita seperti apa, apa kekuatan dan keimanan kita akan bertambah, seperti apa ibadah kita, disitulah penilaian dari Allah. Maka kokohkanlah keyakinan kita,” ujar TGB dengan nada yang cukup meneduhkan sauasana.

TGB juga tak lupa memberi apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada semua pihak, baik dari daerah, pusat, dari TNI dan Polri yang tetap tegar berdiri dalam kekalutan masyarakat untuk terus menjaga keamananan bersama rakyat. (her/IKP-Diskominfo)

Rehabilitasi Awal Gempa Lombok, Pemerintah Siapkan 938 Milyar

Gunungsari-KIM.  Pemerintah dan lembaga masyarakat lainnya saat ini sama-sama  berupaya untuk mengurangi penderitaan bagi masyarakat yang tertimpa gempa Lombok. Saat ini bisa dikatakan merupakan masa emergency dimana perhatian pemerintah focus bagaimana masyarakat bisa diselamatkan dan bisa mendapatkan tempat tinggal sementara. Untuk itu saat ini pemerintah tengah melakukan inventarisasi kerusakan rumah milik masyarakat baik yang rusak berat, sedang dan rusak ringan.

Untuk tahapan rehabilitasi pemerintah sudah mengeluarkan anggaran lebih dari 938 Milyar yang berasal dari anggaran Badan Nasional PenanggulanganBencana (BNPB) maupun yang dianggarkan dari kementerian lainnya seperti PU,  Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan “Dan kami sedang memperoses untuk tambahan anggaran sekitar 3,3 trilyun lagi. Untuk ini perlu suatu penanganan yang tepat,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Desa Jeringo, Kecamata Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB usai mengunjungi para pengungsi korban gempa Lombok, Kamis (23/8).

Sri Mulyani menambahkan, untuk saat ini yang perlu dilakukan sementara Wktu yakni bagaimana masyarakat bisa memiliki rumah tinggal sementara agar masyarakat tetap memiliki semangat untuk beraktivitas kembali sebagaimana biasa. Pembangunan kembali rumah warga dalam hemat Menteri Sri Mulyani merupakan suatu program yang sangat penting. “Oleh karena itu semangat gotong royong oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh indonesia yang ingin membantu sangat dihargai dan kita terima sebagai bentuk solidaritas sesama masyarakat Indonesia,” terang Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menyatakan, untuk rumah rusak berat akibat gempa bumi ditetapkan akan mendapatkan bantuan sebesar Rp. 50 juta, rusak sedang Rp. 25 juta dan rusak ringan Rp. 10 juta. Dan untuk saat ini akan segera dicairkan angaran sebanyak 5000 rumah bagi pembangunan rumah.

Sementara ini menurut Sri Mulyani BNPB mengidentifikasi jumlah rumah yang rusak berat lebih dari 70 ribu rumah. “Jadi proses pengidentifikasian rumah rusak yang dilakukan oleh BNPB dan BPBD nanti akan dilakukan sesegera mungkin dengan mencatat identitas korban baik menyangkut nama, alamat dan identitas lainnya yang diperlukan untuk pendataan ini. Dengan demikian bantuan akan segera diberikan,” Menteri.

Proses pencairan tahap awal kata Menteri sudah dimulai dimana rumah rusak berat sebanyak 5000 unit rumah yang sudah teridentifikasi bisa segera dicairkan. BNPB sendiri hingga saat ini sudah melakukan penggunaan anggaran lebih dari 600 milyar. “Dan untuk tambahan dari jumlah yang akan dibantu akan segera disampaikan kepada Kementerian Keuangan,” kata Menteri.

Kehadiran Menteri Sri Mulyani di Lombok selain melihat dari dekat kondisi rumah yang rusak akibat gempa dan kondisi para pengungsi, jajaran Kementerian Keuangan bersama Dharma Wanita Kementerian Keuangan memberikan danasi senilai Rp. 1 milyar kepada masyarakat pengngsi Desa Jeringo. Kecuali itu Perwakilan Bea Cukai NTB juga memberikan bantuan selimut kepada para pengungsi.

“Dan kami mengharapkan bantuan yang berasal dari jajaran Kementerian Keuangan bisa meringankan pederitaan masyarakat kita di sini. Dan pemerintah juga akan turun tangan melalui anggaran APBN maupun APBD,” tutup Sri Mlyani. (her/KIM Gunungsari).

LAWAN TRAUMA, LOBAR ISTIGOTSAH

Giri Menang, Kamis 23 Agustus 2018 – Ribuan warga dari berbagai penjuru mengikuti zikir dan doa untuk gempa di Lombok, Kamis (23/8). Acara ini dilaksanakan di kamp pengungsian korban gempa di belakang Kantor Camat Gunungsari Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Selain zikir dan doa, warga pun melakukan sholat sunat taubat yang diimami TGH. Fathul Aziz dari Pondol Pesantren Al-Aziziyah Gunungsari.

Hadir pada acara itu antara lain Gubernur NTB TGB Zainul Madjdi, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid dan KH. Manarul Hidayat, salah seorang Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Gubernur NTB, dalam sambutannya mengajak jamaah berdoa agar semua musibah dan bencana diangkat oleh Allah dan diganti dengan keberkahan, kedamaian dan ketenangan hati.

Ia juga mengatakan bahwa apa yang dirasakan masyarakat, juga dirasakan oleh dirinya.

“Saya adalah bagian dari Pelungguh (kalian, red) semua. Apa yang saudara rasakan, begitu pula yang saya rasakan. Kesedihan, kekhawatiran, dan ketakutan,” ujarnya.

Bencana atau musibah bagi orang yang beriman, tambah TGB bukanlah azab, melainkan ujian dan cobaan.

TGB menambahkan, apabila sabar dalam menghadapi ujian ini, maka ampunan demi ampunan, rahmat, dan pujian dari Allah menjadi gambarannya.

“Musibah dan bencana ini mudah-mudahan buahnya adalah kita semakin kokoh dan kuat keyakinan kita kepada Allah,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, alumni Al-Azhar Mesir itu juga mengutip perkataan ulama terkait musibah.

Dijelaskannya, ada 3 berkah yang didapat dengan adanya musibah.

“Pertama, derajat akan ditinggikan. Kedua, dosa akan diampuni, dan ketiga, pahala akan dilipatgandakan,” terangnya.

Ketiga berkah ini hanya diperoleh bagi orang yang menjaga dua sifat
Yaitu menjaga sabar dan syukur dalam berbagai keadaan.

Terkait adanya isu bahwa besok tanggal 26 ada gempa besar, Gubernur minta masyarakat jangan percaya hoax karena semua itu tidak ada yg tahu.

“Itu rahasia Allah. Jangan percaya hoax apalagi yang membuat keyakinan kita rusak kepada Allah dan tidak akan bersandar lagi kepada Allah,” tegasnya.

Menurut TGB, semua musibah pasti berlalu dan menyisakan peningkatan iman dan keyakinan, ibadah, dan perbaikan cara muamalah setelah musibah.

Dalam istigotsah itu, warga diajak melakukan zikir untuk “membuka pintu langit” agar bencana gempa bisa disudahi.

Untuk diketahui, gempa yang terjadi di Pulau Lombok sudah sangat beruntun dan unik. Tidak saja karena kekuatan magnitudonya, namun karena jarak gempa utama (mainshock) nya tidak terlalu lama.

Setelah diguncang gempa tanggal 29 Juli dengan kekuatan 6,4 Skala Richter (SR), Lombok diguncang lagi dengan kekuatan 7,0 SR di tanggal 5 Agustus 2018.

Gempa kembar itu disusul lagi oleh dari seribu gempa susulan, baik yang dirasakan maupun tidak. Gempa itu telah meluluh lantakkan Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan empat Kecamatan di Lobar.

Tidak pupus sampai di situ, aktivitas gempa baru kembali terjadi di tanggal 19 Agustus. Gempa dengan kekuatan 6,9 SR kembali menghancurkan pemukiman warga. Kali ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan hanya di Pulau Lombok, namun juga meluluh lantakkan Kecamatan Alas di Kabupaten Sumbawa.

Sampai saat ini, gempa terakhir tersebut telah diikuti lagi oleh 266 gempa dan 15 diantaranya dapat dirasakan.

Untuk Kab. Lobar, gempa-gempa tersebut mengakibatkan 46 orang meninggal dunia, 258 orang luka berat dan 701 orang luka ringan.

Akibat gempa tersebut dirasakan setidaknya oleh 266.691 orang warga dan di antara mereka ada 178.377 yang terpaksa mengungsi.

Rangkaian gempa itu pun telah menimbulkan 23.007 rumah rusak berat, 14.820 rumah rusak sedang, dan 19.787 rumah rusak ringan.

Tidak hanya itu, Pos Komando Utama Tanggap Darurat Lobar mencatat 461 tempat ibadah, 50 fasilitas kesehatan, 175 fasilitas pendidikan, 7 jembatan, dan 294 kios/ toko mengalami kerusakan parah.

Sementara itu Prof. Dr. KH Manarul Hidayah MA, dalam tausiyahnya mendoakan agar rahmat Allah turun kepada NTB.

“Yang wafat semoga husnul khatimah, yang hidup semoga makin mantap imannya,” ujarnya.

KH Manarul juga minta masyarakat melakukan koreksi diri, mungkin ada hal-hal yang kurang baik telah dilakukan kepada Allah. Namun demikian ia minta agar masyarakat jangan suuzhon terhadap Allah apalagi bikin prediksi-prediksi macam-macam.

“Kalau terjadi bencana, tanya langsung yang punya gempa, yang punya gunung, yang punya banjir. Tanya Allah,” tegasnya.

Yang jelas, bagi orang-orang beriman musibah ini adalah ujian. Sedangkan bagi orang yang munafik, ini adalah teguran.

“Oleh karena itu, yang tidak sholat, ayo sholat. Yang tidak pernah ke masjid ayo ke masjid,” pintanya.

KH Manarul juga menyampaikan, sikap kita selanjutnya dalam menghadapi musibah adalah taubat. Siapa yang berbuat dosa kemudian minta ampun kemudian menyesal dan tidak mengulangi lagi, insya Allah akan kembali suci. Allah sangat senang melihat hamba-Nya istighfar.

“Termasuk hamba yang sombong adalah kalau tiap hari tidak baca istighfar. Mumpung sedang diuji oleh Allah, banyak-banyaklah berdoa. Mari kembali ke masjid,” ajaknya.

Di ahkhir tausiyahnya ia mengingatkan, kalau suatu kaum sholatnya rajin, ngaji rajin, sosialnya rajin, bangun negara rajin, membina ekonomi rajin, maka akan diberi barokah dari langit dan bumi.

“Insya Allah NTB ini akan beri keberkahan oleh Allah. Kita harus optimis. Allah tidak ingin hamba-Nya terus dalam kesusahan. Ini harus kita yakini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur NTB TGH M. Zainul Majdi bersama Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengunjungi kamp pengungsian yang berada di lokasi digelarnya Istighosah.

Bupati Fauzan Khalid juga menerima bantuan berupa bantuan logistik, Medical Kit dan satu ekor sapi yang diserahkan langsung oleh perwakilan pimpinan redaksi Tv One. Bantuan pemirsa tv one ini merupakan hasil dari sumbangan masyarakat yang dikumpulkan melalui Tv One. (Tim Humas Lobar)

DUSUN PAKEL GUNUNG SARI SHOLAT IED DI PENGUNGSIAN

Giri Menang, Rabu 22 Agustus 2018 – Idul Adha 1439 telah tiba. Takbir dan tahmid dikumandangkan di penjuru dunia. Begitu pula saat ini di Lombok yang masih berduka dengan bencana gempa. Para pengungsipun ikut merayakannya walaupun hanya di tempat pengungsian.

Sholat Ied kali ini memiliki makna berbeda dari biasanya. Bagaimana tidak, warga Dusun Pakel yang biasanya melaksanakan kegiatan ini di masjid Al-Islahuddin, kali ini harus dilaksanakan di pengungsian.

Camat Gunung Sari H. Rusni dalam sambutannya mengatakan, Sholat Idul Adha dinuansai penuh pengorbanan.

“Mari kita selalu introspeksi diri. Kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Mudahan musibah bencana yang menimpa akan Allah segera hentikan, sehingga seluruh hamba Allah bisa lebih nyaman untuk beribadah dan beraktivitas untuk kegiatan sehari-hari,” harapnya.

Bertindak sebagai imam dalam shalat Ied kali ini yakni ustazd H. Syari, dan Mamik H. Suki sebagai khatib.

Di samping sholat ied, warga Dusun Pakel yang ada di pengungsianpun langsung menyembelih hewan qurban untuk dikorbankan dan akan dibagikan kepada seluruh pengungsi.

Menurut Sulton Hadi selaku panitia qurban, ada 6 ekor kambing dan 1 ekor sapi sumbangan dari warga dusun pakel serta 3 ekor sapi dari Pemkab Lobar ditambah 1 ekor sapi dari TV One.

“Khusus untuk sapi kemungkinan akan dipotong besok siang bertepatan dengan istigosah yang dihadiri Gubernur NTB,” ungkapnya.

Untuk diketahui, jumlah pengungsi yang ada di lapangan Gunung Sari ini sekitar 305 Kepala Keluarga dan didominasi oleh Dusun Pakel Gunungsari. (aLok/humas)

1 80 81 82 83 84 242