Harumkan Lobar Madrasah Alam Sayang Ibu wakili NTB dikancah Nasional

Giri Menang, Sabtu 26 Oktober 2019 – Usai seleksi di tingkat Provinsi NTB, Madrasah Tsanawiyah Alam Sayang Ibu (MSI) akan mewakili Lombok Barat dalam ajang Adiwiyata Madrasah di tingkat nasional yang akan dilaksanakan di Cibubur pada tanggal 18 – 25 November mendatang.

“Kami telah menyiapkan dua kelompok tim untuk mengikuti lomba yang nantinya akan mengikuti perkemahan khusus serta rangkaian lomba lainnya,” kata Jamaludin, pendiri MSI di hadapan Bupati H. Fauzan Khalid, Jum’at (25/10).

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup RI dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga madrasah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga madrasah dapat ikut terlibat dalam kegiatan madrasah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif.

Secara khusus, Adiwiyata bertujuan untuk mewujudkan warga madrasah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola madrasah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

“Dalam waktu dekat ini kami juga mengikuti forum bisnis antar sekolah-sekolah alam lainnya yang ada di Indonesia. Kemudian ada juga kegiatan International Conference on the Sustainable Energy and Environment. Nanti dalam kegiatan ini para siswa kami akan mempersentasikan program-program terkait dengan lingkungan, alam dan sebagainya,” terangnya.

Ditambahkan Jamal, di madrasah yang terletak di Dasan Geria Kecamatan Lingsar ini, para santri juga diajarkan memanfaatkan serta membudidayakan maggot. Maggot yang memiliki protein tinggi, dimanfaatkan sebagai pakan ikan dan ternak, yang kemudian hasil penjualan dari peternakan tersebut digunakan untuk mendanai setiap perjalanan study banding madrasah ini.

Dalam rangka mensukseskan program Zero Waste milik pemerintah, MSI juga memiliki program tambahan, yakni program hemat air.

Jamal kemudian memperlihatkan sampel program hemat air itu di hadapan bupati. Inovasi berupa tutup kran yang diklaim mampu menghemat air hingga 75 persen itu diharapkannya mampu membantu menghemat air untuk masa depan.

Dalam kesempatan itu, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid menyampaikan rasa bangga dan terimakasih kepada seluruh keluarga besar MSI karena telah membawa nama harum Kabupaten Lombok Barat. Lebih-lebih, MSI juga pernah terpilih mewakili provinsi NTB dalam menjalankan grand project berskala internasional dalam bidang penyelamatan bibit biji-bijian lokal dengan beberapa provinsi terpilih lainnya yang ada di Indonesia.

“Saya sebagai kepala Pemerintahan Daerah Kabupaten Lombok Barat merasa sangat bangga dan mengapresiasi atas semua kegiatan yang dilakukan oleh madrasah alam inu. Karena semua kegiatan yang dilakukan di madrasah ini saya lihat tidak hanya memiliki manfaat dimensi jangka pendek saja, namun juga memiliki manfaat dimensi jangka panjang. Maksudnya, manfaat yang dihasilkan tidak hanya sekedar bermanfaat di dunia saja, namun juga bermanfaat sebagai amal jariah di akhirat kelak,” kata bupati.

“Jadi untuk kedepannya, apapun kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan atau yang memiliki nilai positif bagi lingkungan, lebih-lebih bagi masyarakat, saya sepenuhnya akan bantu dan akan saya berikan support dalam bentuk apapun. Saya harap energi positif ini dapat terus ada didalam diri anak-anak penerus bangsa kita ini dan kalau bisa energinya dapat disebarkan hingga ke penjuru negeri,” pungkasnya.

Tahun ini Wilayah Kekeringan di Lobar Bertambah

 

Giri Menang, Jum’at 25 Oktober 2019 – Musim kemarau yang panjang masih melanda Kabupaten Lombok Barat. Hingga kini, delapan kecamatan di Gumi Patut Patuh Patju ini terdata mengalami kekeringan.

Sebelumnya, di Lombok Barat sendiri menyisir wilayah kekeringan hanya enam kecamatan yakni Kecamatan Sekotong, Lembar, Gerung, Kuripan, Batulayar dan Gunungsari. Namun bertambah dua kecamatan lagi, yakni Kecamatan Lingsar, dan Kecamatan Narmada.

“Kekeringan makin meluas, ditambah Kecamatan Narmada seperti Desa Batu Kuta, dan di Kecamatan Lingsar seperti Desa Gontoran dan Desa Langko yang dilanda kekeringan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat H. M. Najib usai melaksanakan Shalat Istisqa di Lapangan Kantor Bupati Lobar, Jum’at (25/10).

Menurutnya, bertambahnya kekeringan di Lombok Barat disebabkan musim kemarau yang panjang dan sampai saat ini belum terjadi hujan. Namun langkah Pemkab Lombok Barat melalui BPBD masih dengan pola pendistribusian air bersih, bekerjasama dengan OPD yang bersangkutan seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial, dan lembaga lainnya seperti PMI dan PDAM.

“Sampai saat ini, BPBD Lobar sudah mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan sekitar 65 tangki dari dana APBD murni dan sedang menargetkan mendistribusikan air bersih sekitar 290 tangki air bersih ke wilayah kekeringan yang bersumber dari dana provinsi,” terangnya.

Saat ditanya prosedur agar masyarakat mendapat distribusi air bersih, ia mengakui pihaknya sedang menjadwalkan sesuai kebutuhan dan wilayah dampak kekeringan yang parah. Ada juga desa yang bersurat langsung ke BPBD dan kita segera tindak lanjuti.

Selain langkah pendistribusian air untuk mengatasi kekeringan, Pemkab Lombok Barat tahun ini juga membangun 1 unit sumur bor di wilayah kecamatan Batulayar.

“Sebenarnya, sumur bor yang terpencar di wilayah Lombok Barat sekitar 30-40 unit. Namun kebanyakan sumur bor tersebut rusak dan tidak bisa digunakan seperti di Kecamatan Gerung, Sekotong dan wilayah kekeringan lainnya,” akunya.

TPID Kecamatan Narmada Study Ke Desa Seruni Mumbul Lotim

 

Giri Menang.  25 oktober 2019. Karena dianggap maju Kelola Dana Desa dan Sebagai Bumdes Inovatif Terbaik NTB. Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat melakukan studi tiru dalam program replikasi dalam pengelolaan wisata desa dan BUMDes.

Diketahui Desa Seruni Mumbul merupakan desa termuda dari 239 desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur dengan besaran Dana Desa 1,5 M dan PADesnya 1,4 M untuk tahun 2019.

Guna menuwujudkan tujuan itu, sebanyak 30 orang lebih terdiri dari TPID, PD,  PLD,  Kepala desa dan Pengurus BUMDes se Kecamatan Narmada melaksanakan Study Tiru dan Replikasi di Desa Seruni Mumbul Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.

Hal itu dilakukan sebagai upaya pengembangan desa dan Bumdes di Kecamatan Narmada agar semakin berkembang dan maju, baik dari sektor pengelolaan wisata,maupun BUMDes.

“Kegiatan ini tindak lanjut bursa inovasi desa yang telah dilakukan di Gedung Budaya belum lama ini,” kata Ketua TPID Kecamatan Narmada , Edy Ansory. Kamis, (24/10).

Setelah kegiatan studi tiru dan Replikasi tersebut, diharapkan Edy selaku ketua TPID para kades dan pengurus Bumdes bisa meniru kegiatan pengembangan desa Seruni Mumbul yang omsetnya milliaran. Kegiatan pengembangan bumdes dari usaha wisata itu bisa diaplikasikan di masing-masing Desa se Kecamatan Narmada.

“Alasan kami pilih Desa seruni Mumbul, karena Bumdesnya merupakan Bumdes paling inovatif dan terbaik se NTB. Termasuk usaha yang dikembangkan, seperti Wisata air, putsal dan bank sampah,” ujar edy.

Pajarudin selaku Pendamping Desa (PD) Kecamatan Narmada juga mengatakan demikian. Paska kunjungan ia berharap Bumdes di Masing-masing Desa dapat segera bersinergi untuk menggali setiap potensi di masing-masing desa.

“Ilmu yang sudah didapat dari study banding ini bisa diaplikasikan ditingkat desa dan BUMDes. Terlebih karena potensi desa  di narmada tidak jauh beda untuk dikembangkan,” pungkas pajar

Sementara itu, Kepala Desa Seruni Mumbul Tajudin saat menyampaikan selayang pandang di hadapan rombongan TPID Kecamatan Narmada mengatakan
“Desa Seruni Mumbul merupakan desa termuda dari 239 desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur dengan besaran Dana Desa 1,5 M dan PADesnya 1,4 M untuk tahun 2019 ini,”katanya.

Di bawah kepemimpinan Kades Tajudin  Desa wisata dapat di bangunn setelah berkunjung ke Desa Punggok Jawa Timur. Selain itu wisata BUMDes Mandiri Sejahtera yang pada tahun 2019 ini menjadi BUMDes terbaik se NTB versi Kemendesa PDTT serta semua unsur masyarakat mereka mampu membawa desanya menjadi desa Maju.

Lanjut dikatakan Tajudin Desa ini menjadi viral beberapa bulan terakhir karena gebrakannya diberbagai sektor diantaranya mampu mengembangkan  kawasan Wisata “Denda Seruni” yang awalnya hanya sebagai tempat pembuangan sampah warga disekitar,”sebutnya.

Sekarang muara sungai ini menjadi objek wisata yang viral di Medsos dan ramai dikunjungi.

Dalam jangka waktu 5 bulan sejak dibuka bulan Juni lalu tepat sehari setelah Idul Fitri katanya total pemasukannya bulan pertama sudah mencapai Rp.60 juta, bulan berikutnya 38 juta selanjutnya 30 juta dan kalau di rata-ratakan pemasukan dari kawasan wisata Denda Seruni mencapai 30 juta/bualn.

Aunur selaku Sekdes setempat juga mengiyakan apa yang di sampaikan Kepala Desanya. Alokasi hasil pemasukan tersebut dituangkan dalam Peraturan Desa 20% untuk pengembangan wisata,  15% untuk perawatan dan pemeliharaan dan 35% untuk gaji pegawai.

Slanjutnya inovasi dengan Dana Desa tidak hanya untuk pembangunan fisik seperti rabat,  pembangunan gedung saja yang lama kelamaan akan rusak terpakai. Namun mereka terus berpikir bagaimana caranya ketika suatu saat Dana Desa tidak ada lagi, mereka mampu mandiri dan memiliki pendapatan sendiri. Tiada lain yaitu dengan memberdayakan BUMDesnya. Karena BUMDes menurut Aunur adalah Dana Abadi Desa. Selama BUMDes berjalan baik maka PADes akan tetap jalan

Sampai saat ini sudah lebih dari Rp. 500 juta anggaran yang digelontorkan untuk BUMDes. Di tahun 2018  desa seruni mumbul membangun lapangan futsal di pinggir pantai dengan Anggaran Rp. 480 juta lewat APBDesnya dan di APBDes 2019 Kepala Desa menganggarkan penataan kawasan wisata “Denda Seruni” sebesar Rp. 649 juta,” sebutnya.
Dengan konsep yang di lakukan
Setelah jadi baru pengelolaannya diserahkan ke BUMDes di bantu Pendamping desa stempat. Dana Desa Seruni pun menganggarkan lebih dari 10 persen dari DDnya.

“Setiap usaha pasti ada saja pro dan kontra serta hambatan yang akan dihadapi,” cetus Aunur Pemdes Seruni Mumbul yakin bahwa dana yang sudah digelontorkan tidak akan sia-sia dan mereka sadar betul tidak akan ada program yang berhasil dengan baik tanpa kerja sama yang baik dari semua unsur yang ada di desa  tersebut.

Untuk itu ia berharap pada study banding kali ini para Kades, Bumdes,  Kecamatan Narmada dapat membawa pulang ATM (Amati,  Tiru,  Modifikasi). Semoga sepulang dari sini Desa-desa di Kecamatan Narmada bersemangat menggunakan ATMnya utk kemajuan desanya masing-masing. “Yang penting jangan pesimis dalam membangun Desa wisata,” pungkasnya Aunur memotifasi. (Dedy)

Ribuan Jamaah Hadiri Shalat Istisqa di Lapangan Kantor Bupati Lobar

Gerung, Kominfo – Ribuan jamaah yang terdiri dari ASN Pemkab Lombok barat, pelajar SLTA sederajat yang berada di lingkungan pusat pemerintahan kantor Bupati Lombok Barat bersama Bupati Lombok Barat, unsur Muspida dan warga yang berada yang berdekatan dengan Kantor Bupati Lobar menggelar Sholat Istisqa berjamaah di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat, Jumat (25/10/2019).

Sholat Istisqa dimami TGH Fathurrahman Gerung, Khutbah Istisqoq dipercayakan ke TGH M Taisir, Kebon Orong, Dasan Baru, Kecamatan Kediri dan tata cara sholat Istisqa dipandu Ketua Majelis Ulama (MUI) Lombok Barat TGH Mustafa Ibrahim.

Sebelumnya Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid M.Si mengungkapkan, sholat Istisqoq atau sholat memohon hujan kepada Alloh SWT dilatarbelakani oleh musim kemarau yang berkepanjangan disertai udara yang semakin panas yang berdampak pada kering dan panasnya bumi terutama dirasakan oleh para petani khususnya di Kabupaten Lombok Barat.

“Sholat istisqa dilakukan sebagai bahan evaluasi, muhasabah dan kontempelasi serta koreksi diri terhadap apa-apa yang selama ini pernah kita lakukan dan tidak sesuai dengan ajaran yang diberikan Alloh SWT. Di masa lalu mungkin banyak dosa dan salah bahkan maksiat yang pernah kita lakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga membuat dosa seseorang semakin bertambah. Karena itu kami mengajak semua warga masyarakat Lombok barat untuk memperbanyak istigfar dan minta ampun serta bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya, sehingga Alloh menurunkan kesejukan dan kemakmuran bagi bumi kita yang tengah dilanda kekeringan,” ungkap Bupati dalam pidato pengantarnya.

Kecuali itu Bupati juga menyinggung maraknya gibah, fitnah dan berita-berita hoax tidak benar yang tentu saja awal dari munculnya kebencian antar sesame agar segera disudahi. Berita-berita hoax tanpa dasar tentu saja bias menyulut ukuwah basariah dan wathoniah sesame ummat yang justru akan menjauhkan semangat silaturrahmi manusia itu sendiri dengan manusia lainnya.

Ketua MUI Lombok Barat TGH Mustafa Ibrahim mengungkapkan senada dengan Bupati Lobar, bahwa Sholat Istisqoq dilakukan sebagai upaya lahiriah dan spritual ummat di muka bumi ini sebagaimana telah banyak dicontohkan para Nabi Alloh yang menemukan hal yang sama sepanjang tahun.

“Sholat Istisqa merupakan sholat sunnat yang dianjurkan sebagaimana sholat sunnat lainnya. Kita di wilayah Gerung dan sekitarnya masih mending tidak terlalu panas jika dibandingkan dengan warga kita lainnya di bagian selatan Lombok Barat seperti di Kecamatan Sekotong, atau Kuripan Selatan yang selalu mengandalkan air untuk pertanian ataupun aktivitas lainnya dari air hujan yang turun,” kata TGH Mustafa Ibrahim.

Dia menambahkan, Sholat Istisqoq sama dengan sholat ld Fitri ataupun Id Adha dua rakaat, rakaat pertama 7 kali takbir dan rakaat kedua 5 kali takbir. Setiap sela takbir ke takbir berikutnya membaca Subhannalloh walhamdulillah Walailahaillallohuwallo Hu Akbar, Walillahilham.

TGM M Taisir selaku Khatif menyatakan, sudah begitu lama kemarau panjang melanda bumi Indonesia termasuk Lombok Barat. Tidak ada tanda-tanda bakal turun hujan. Karena itu kepada Alloh hendaknya memohon karena yang Maha Besarlah yang mampu menurunkan hujan dari langit.

“Keinginan untuk diturunkan hujan kita implementasikan dalam kegiatan seperti ini (Sholat Istisqa, red) disertai perbanuyak istigfar. Karena sebagaimana dianjurkan Rasululloh jangan sampai entengkan Istigfar, Karena Istigfar akan mampu merubah keadaan seperti musim kemarau menjadi musim penghujan yang kita harapkan turun sederas-derasnya dari langit,” tukasnya.

Meski demikian TGH M Taisir mengajak para jamaah agar harus melakukan kontemplasi dan evaluasi terhadap perbuatan-perbuatan manusia yang tidak sejalan dan jauh menyimpang dari ketentuan Alloh SWT.

Ia mencontohkan kisah Nabi Musa Alaihissalam yang selama tuju tahun tidak pernah turun hujan. Lalu ummat Nabi Musa oleh Alloh diminta melakukan Sholat Istisqa dan perbanyak doa dan zikir, namun tidak pernah turun hujan. Penyebabnya karena ada salah satu kaum Nabi Musa yang selama 40 tahun melakukan maksiat, namun tak pernah bertaubat. Namun secara diam-diam kaum itu bertaubat dan meminta ampunan atas dosa-dosa maksiat yang pernah ia lakukan secara diam-diam. Dan seketika itu baru Alloh menurunkan hujan dengan derasnya. (her)

Berharap Turun Hujan, Pemkab Lobar Gelar Shalat Istisqa

Giri Menang, Jum’at 25 Oktober 2019 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bersama ribuan masyarakat pagi tadi (25/10) melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta diturunkan hujan. Shalat dimulai pukul 8 pagi di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat.

Sholat Istiqa memiliki arti sholat bermunajat kepada Yang Maha Kuasa untuk meminta turun hujan. Karena disamping sebab-sebab alamiah seperti pemanasan global, efek rumah kaca, juga ada faktor non alamiah yang menyangkut perilaku umat manusia. Hal itu disampaikan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid saat memberikan sambutan sebelum shalat dimulai.

“Kita juga yakin ada pengaruh lain. Misalnya ibadah kita mungkin yang kurang kepada Allah SWT, dan mungkin ada sifat iri dengki. Dan juga sering kali hari-hari terjadi fitnah dengan beredarnya berita hoax yang luar biasa. Dengan Shalat Istisqa ini kita niatkan diri untuk bermuhazabah dan bertekad untuk tidak mengulangi hal-hal yang demikian,” pesannya.

“Tadi menarik juga yang disampaikan TGH Taisir dalam khotbahnya, kisah yang terjadi kepada Nabi Musa bertahun-tahun tidak pernah hujan yang justru akibat perbuatan satu orang bermaksiat kepada Allah SWT selama 40 tahun. Begitu dia bertobat bahkan tobatnya dilakukan diam-diam di dalam rumah dan tanpa dia ketahui tujuan apa untuk bertobat, dan akhirnya turun hujan,” sambungnya.

Kegiatan ini sendiri melibatkan sekitar 7000 orang yang terdiri dari ASN Lobar, para pengajar dan siswa/siswi SMA/SMK serta para santri Pondok Pesantren di wilayah Kecamatan Gerung, Kuripan, dan Labuapi, dan masyarakat.

Camat Labuapi Lobar, Launching Aplikasi e-Demung

Camat Labuapi Lobar, Launching Aplikasi E – Demung

  

Foto. Pemerintah Kexamatan Labuapi saat melakukan Launching penerapan Aplikasi E – Demung di Kantor Camat Labuapi

WARTABUMIGORA. LOMBOK BARAT – Pemerintah Kecamatan Labuapi melakukan Launching penerapan aplikasi e-demung  dikantor camat Labuapi tanggal 9 Oktober 2019 lalu.
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Camat, Kepala Seksi Rancang bangun Aplikasi Diskominfo, Kepala Desa, Ketua BPD, Sekretaris Desa se Kecamatan Labuapi, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian Kecamatan Labuapi.
Camat Labuapi H. Lalu Moh. Hakam, SSTP. M.Si mengatakan bahwa aplikasi e-demung ini adalah aplikasi yang berbasis pelayanan kepada masyarakat khususnya pelayanan terpadu Kecamatan (PATEN).  Adapun jenis-jenis fitur pelayanan yang sudah ada dalam aplikasi ini adalah Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK), Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT), Izin Mendirikan Banguanan (IMB),  Dispensasi Nikah dan pengaduan.
Lebih lanjut Hakam menjelaskan bahwa tujuan diterapkannya aplikasi ini adalah untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat yang ada dikecamatan Labuapi pada khususnya dan kedepan secara umum dapat diterapkan disemua kecamatan yang ada diKabupaten Lombok Barat.
“Dengan penerapan aplikasi e-demung ini diharapkan dapat memangkas waktu dan biaya pengurusan perizinan yang ada dikecamatan yang semula masyarakat ketika melakukan pengurusan perizinan banyak yang menghabiskan waktu dengan harus datang ke kantor camat untuk mengajukan persyaratan yang belum tentu dapat selesai dilakukan dengan jangka waktu tiga atau empat hari maka dengan adanya aplikasi ini proses pengurusan perizinan tersebut dapat dilakukan beberapa jam saja dan pemohon langsung dapat produk izin yang dimohonkan, “katanya.
Menurutnya, proses kerja yang dilakukan dalam pembuatan perizinan dengan aplikasi ini sangat mudah dan cepat serta informasi terkait peryaratan perizinan dan informasi progress perkembangan permohonan dapat dipantau melalui aplikasi tersebut baik dengan log in melalui perangkat computer maupun dengan menggunakan perangkat android/HP.  Artinya dengan menggunakan aplikasi ini maka akan diperoleh efektifitas dan efisiensi dari segi waktu dan biaya oleh pemohon sehingga pelayanan yang prima dapat diwujudkan oleh Pemerintah.
Hakam juga menambahkan kedepan fitur-fitur yang ada pada aplikasi ini dapat di sesuaikan dengan semua jenis layanan yang ada dikecamatan sehingga masyarakat dimudahkan dalam mengurus semua jenis perizinan, ini semua sesuai dengan semangat reformasi birokrasi dalam bidang pelayanan karena hal ini dapat memangkas birokrasi, efesiensi biaya dan efektifitas dari segi waktu.
Disamping itu juga semangat perubahan system tata kelola pemerintahan dari yang konvensional menuju kearah tata kelola yang berbasis tekhnologi informasi dan komunikasi dapat kita wujudkan sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 95 tahun 2018 tentang system pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) pungkasnya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan presentasi tentang cara kerja aplikasi yang disampaikan oleh Kepala Seksi Rancang Bangun Aplikasi Dinas Komunikasi dan Informasi dan Statistik Kabupaten Lombok Barat. Setelah itu secara berturut-turut percobaan layanan oleh masyarakat (pemohon) untuk melakukan permohonan izin melalui aplikasi dan penyerahan hasil produk keputusan izin secara langsung oleh Camat Labuapi kepada pemohon.(mn).

Dinas Kesehatan lobar Raih Rangking I Nasional Katagori Akurasi Data

Senggigi – Dikes – Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, dalam hal data dan informasi kesehatan sudah dikenal baik ditingkat Provinsi maupun pusat sebagai salah satu kabupaten yang terus berkembang.Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Kebijakan baru tentang teknis pelaksanaan pelaporan puskesmas atau disebut sebagai Sistem Informasi Puskesmas (SIP). Kebijakan yang tertuang dalam PMK 31 Tahun 2019, merupakan implementasi dari Peraturan sebelumnya yaitu PP 46 Tahun 2014 dan Permenkes 75 Tahun 2014. Dimana intinya dalam permenkes ini menitik beratkan tentang cara pelaporan dan pemberlakuan format pelaporan dari puskesmas sampai ke kabupaten.

Konsep SIP ini adalah satu data, dimana pelaporan puskesmas hanya berasal dari laporan yang sudah tertuang dalam PMK 31 tahun 2019, tidak ada lagi laporan yang terfragmentasi per program. Dengan demikian, di harapkan tidak ada lagi duplikasi data sehingga data kesehatan semakin berkualitas. Dengan berlakunya peraturan baru ini, maka peraturan sebelumnya pada tahun 1981 tentang SP2TP dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat merupakan kabupaten pertama di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang melakukan sosialisasi ini. Mengingat komitmen daerah terhadap kualitas data yang sangat tinggi, maka dari itu Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat perlu dengan segera melaksanakan sosialisasi serta diimplementasikan pada tahun 2020 nanti.

Pada kesempatan sosialisasi permenkes 31 Tahun 2019 yang dilaksanakan pada selasa 22 Oktober 2019 kemarin, Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Barat sebagai pemateri menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pencapaian Lombok Barat dibidang data dan informasi. Untuk tingkat Propinsi sendiri, Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten yang masuk sebagai 100 besar Indeks Kualitas Data Rutin (IKDR), disamping 3 kabupaten lainnya.

 

Pengukuran IKDR ini didasarkan pada data Profil Kesehatan Tahun 2016, Komunikasi data 2016 dan SPM 2017. Dan dilakukan pengukurannya oleh Pusdatin Kemenkes RI melalui pihak ketiga. Ada 3 katagori yang diperoleh Lombok Barat dalam hal ini, yaitu Rangking 1 kategori akurasi data, rangking 56 kategori kelengkapan data dan rangking 57 kategori konsistensi data. Dari total komponen kualitas data, Lombok Barat meraih rangking 6 dari 500 lebih kabupaten se Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Drs.H.Rachman Sahnan Putra,M.Kes juga menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap prestasi di bidang data dan informasi kesehatan, “Ini prestasi yang luar biasa dan saya angkat topi untuk tim SIK yang telah bekerja luar biasa, bisa meraih prestasi di tingkat nasional, benar-benar tidak menyangka kita dapat rangking 1 tingkat nasional kategori akurasi data, dan saya juga ucapkan selamat untuk kita semua, ini kita raih bukan mudah tapi melalui kegigihan kita semua, (Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat beserta jajarannya) dalam mengawal data dan informasi dari manual menjadi elektronik sejak tahun 2008 sampai saat ini ”, imbuhnya disela sela sambutannya pada acara pembukaan pertemuan perencanaan BOK dan sosialisasi SIP, 22 Oktober 2019.

Dalam sambutannya juga disampaikan betapa pentingnya data dan informasi kesehatan dalam mengambil keputusan, oleh karena nya meskipun sudah meraih prestasi yang baik, Kepala Dinas berpesan untuk tidak mudah bangga atau puas. Terus bekerja memperbaiki diri dan mempertahankan prestasi.

(AWN/Humas Dikes Lobar)

Sekda Taufiq : BPNT Harus Disalurkan Enam Tepat

Giri Menang, Selasa 22 Oktober 2019 – Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Barat, H. Moh. Taufiq menyatakan, dalam rangka mengevaluasi berjalannya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), secara regulasi, bupati Lombok Barat sudah menerbitkn Surat Keputusan (SK) tentang Tim Koordinasi BPNT ini.

“Tujuan dari pertemuan ini adalah bagaimana BPNT ini berjalan dengan baik atau tidak. Karena sasaran dari BPNT ini diharapkan ada enam tepat,” kata Sekda saat memberikan arahan pada gelaran Rapat internal Tim Kordinasi BPNT Kabupaten Lombok Barat di Ruang Rapat Umar Madi, Selasa (22/10/2019).

“Enam tepat” yang dimaksudkan sekda adalah, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat waktu, tepat administrasi, dan tepat harga. Dalam perjalanan BPNT ini, sekda ingin mencari solusi terkait kendala yang ada, sehingga bisa berjalan dengan baik. Jika berjalan dengan baik, apa dan bagaimana selanjutnya.

“Saya harapkan laporan dari tim koordinasi dalam pertemuan ini, supaya kita tidak saling menyalahkan, tapi kita mencari solusi supaya bisa berjalan dengan baik,” pinta sekda Taufiq.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lombok Barat, Ambaryati menegaskan, BPNT ini sudah dilaksanakan sejak Juni 2019 silam. Dalam Tim Koordinasi, Dinas Sosial kata Ambar, bertugas memvalidasi data, pengadministrsian, mengawasi dan memantau tim penyalur (e-warong) agen briling.

“Sesuai rekomendasi Himpunan Bank se-Indonesia, BRI ditunjuk untuk memfasilitasi BPNT ini kepada Keluarga Penerima Manfaat atau KPM,” sebut mantan Direktur Utama RSUD Tripat Gerung ini.

Baik BRI, Disperindag, Bulog, BPS, Kepolisian, Kominfo, Dinsos dan semua yang masuk dalam tim kordinasi, memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Pihak Dinsos sendiri kata Ambar, berdasarkan jadwal, sudah dilakukan distribusi kartu BPNT pada bulan Juli 2019.

Berdasarkan data, kartu BPNT yang tercetak sebanyak 42.812 kartu, termasuk di dalamnya Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Dilaporkan Ambar, ada beberapa persen kartu yang tidak tersalurkan. Sebaran kartu ini kata dia, menyebar di Kecamatan Batulayar yang tidak terdistribusi sebanyak 106. Di Gerung 760, Gunungsari 848, dan Sekotong 560 kartu.

“Kartu-kartu ini tidak terdistribusi dengan alasan meninggal dunia, tanpa ahli waris, TKI, pindah domisili, KPM tidak ditemukan, administrasi tidak lengkap, KPM sudah mandiri, disabilitas sehingga tidak bisa datang, dan ada juga yang dobel kartunya,” kata Ambar seraya menyebut, kartu yang tidak tersalurkan mencapai hampir lima ribuan kartu.

“Sampai bulan ini kartu yang tersalurkan baru 90 prsen dan bisa dibelanjakan atau dimanfaatkan oleh KPM,” papar Ambar dihadapan seluruh tim koordinasi BPNT Lombok Barat 2019.

HUT Santri 2019, Santri Sebagai Penyampai Pesan Perdamaian

Giri Menang, Selasa 22 Oktober 2019 – Meneruskan tema tahun 2018, peringatan Hari Santri Nasional 2019 kali ini mengusung tema “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”. Isu perdamaian diangkat berdasar fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian. Sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam rahmatan lil alamin.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Moh. Taufiq saat membacakan sambutan Sekretaris Jendral Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia pada upacara peringatan Hari Santri Nasional ke-5 tahun 2019 di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat, Selasa (22/10).

Di samping alasan pesantren sebagai laboratorium perdamaian, terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) sejak 2 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020 dimana bargaining position Indonesia dalam menginisiasi dan mendorong proses perdamaian dunia semakin kuat dan nyata, menjadi momentum bagi seluruh elemen bangsa. Terutama bagi kalangan santri Indonesia, agar turut berperan aktif dan terdepan mengemban misi dan menyampaikan pesan-pesan perdamaian di dunia internasional.

Taufiq mengatakan, peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2019 ini juga terasa istimewa dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

“Dengan Undang-Undang tentang Pesantren ini memastikan bahwa pesantren tidak hanya mengembangkan fungsi pendidikan, tetapi juga mengembangkan fungsi dakwah dan fungsi pengabdian masyarakat,” katanya.

“Dengan Undang-Undang ini, negara hadir untuk memberikan rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi kepada pesantren dengan tetap menjaga kekhasan dan kemandiriannya. Dengan Undang-Undang ini pula tamatan pesantren memiliki hak yang sama dengan tamatan lembaga lainnya,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Kemenag Lombok Barat H. Jaelani yang ditemui selepas apel juga mengharapkan selain sebagai penyampai pesan perdamaian, santri juga nantinya bisa berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Santri juga disebutkan Jaelani sebagai pihak yang yang mengemban amanat untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia, khususnya di Lombok Barat. Tercatat ada sekitar 102 Pondok Pesantren (Ponpes) yang aktif dengan total 21.645 santri di Lombok Barat.

“Kita berharap kontribusi Santri terhadap pembangunan di daerah Kabupaten Lombok Barat ini semakin nyata. Khususnya di bidang pendidikan,” harapnya.

Peringatan Hari Santri ini juga dirangkai dengan penyerahan bantuan Pendidikan Kesetaraan dari Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI senilai Rp. 80 juta. Penyerahan diwakili oleh Ponpes Al-Rohmah Nahdatul Ulama Bonder Lombok Tengah.

Selanjutnya penyerahan bantuan Operasional Pendidikan Ponpes dari Kantor Kemenag NTB kepada kepada Ponpes Salafiyah Abu Dzar Al-Gifari Kediri dan Ponpes Ma’had Qur’an Wal Hadist Al-Aziziyah Kapek Gunung Sari Lombok Barat, masing-masing sebesar Rp. 13 juta.

Selain itu juga ada Penyerahan Izin Operasional Pondok Pesantren yang masing-masing diterima oleh Ponpes Zainul Hafiz At-Taufiq Tanjung Menangis Desa Sepi, Kecamatan Sekotong Lombok Barat, Ponpes Darussalam Tanaq Beak Narmada, Ponpes Palapa Nusantara Lombok Timur, Ponpes Bumi Nusantara Lombok Timur, Ponpes Al-Majidiah Lombok Timur dan Ponpes Hifzul Wathan Lombok Timur serta Ponpes Sabilul Rosyad Lombok Timur.

Selain dihadiri oleh perwakilan santri-santri dari 102 pondok pesantren se-Lombok Barat, turut hadir juga para alim ulama, elemen masyarakat bersama perwakilan dari Kantor Wilayah Kemenag NTB dan jajaran Forkopimda Lombok Barat.

 

OPAL dan TOGA Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga

Giri Menang, Jumat 18 Oktober 2019 – Dalam rangka menstabilkan ketahanan pangan keluarga, pemerintah tengah menerapkan program Obor Pangan Lestari (Opal) dan Tanaman Obat Keluarga (Toga). Kedua program ini dinilai mapan dalam mengentaskan kemiskinan di tingkat keluarga, dusun dan desa. Tidak menutup kemungkinan, jika program ini berhasil, ke depan akan menjadi sumber pendapatan yang memadai.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Barat, Mujitahidin menyatakan, di Kabuaten Lombok Barat, Opal dan Toga ini diuji coba sebagai pilot project. Tujuannya, selain meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan keluarga, tapi juga pemanfaatan lahan kosong atau lahan non produktif.

“Program Opal dan Toga ini merupakan program Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian disinergikan dengan pengembangan ternak dan unggas,” papar Mujitahidin dalam sambutannya pada acara peresmian Opal terintegrasi ternak unggas dan pakan mandiri alami serta sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (Toga) di Halaman kantor Dinas Ketahanan Pangan Lombok Barat di Gelogor, Jumat (18/10/2019).

Mujitahidin menyebutkan, kegiatan ini selain menerapkan sistim Bioplok atau penerapan teknologi tepat guna berupa pakan mandiri pangan, tapi juga sinegritas dengan pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).

“Dengan mengkonsumsi pangan yang berbasis B2SA ini, harapan kita dapat meningkatkan pola pangan harapan yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU, red) di Dinas Ketahanan Pangan Lombok Barat,” tegas Ketua Tim Ketahanan Pangan Lombok Barat ini di hadapan Pejabat Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Pengurus TP PKK Pokja 3 Kecamatan se Lombok Barat dan sejumlah Kepala OPD Pemkab Lombok Barat.

Mujitahidin juga melaporkan, program Opal dan Toga ini dananya bersumber dari dua angaran berbeda; APBN (Dekonsentrasi) dan APBD Lombok Barat tahun 2019. Nilainya mencapai Rp.100 juta dengan rincian, Rp.50 juta APBN dan Rp.50 juta APBD.

Di tempat yang sama, Sekretrais Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Ibu Pakhi menyatakan, Opal dan Toga ini sesungguhnya memperkenalkan kepada masyarakat yang memiliki lahan dan pekarangan sedikit. Mereka bisa memanfaatkan lahan itu dengan kebutuhan Toga dan Opal ini.

Usai meresmikan Opal dan Toga, Ibnu Pakhi kepada tim Humas Lobar mengatakan, fungsi dari Opal dan Toga ini, selain mendatangkan pendapatan, tapi juga menghadirkan nuansa dan perasaan segar terutama bagi mereka yang sudah purna tugas.

“Ini fungsi dalam jangka pendek. Tapi dalam jangka panjang tentu untuk mempromosikan bahwa, melalui Opal dan Toga ini akan menerapkan bertani dengan lahan yang terbatas,” kata Ibnu Pakhi usai meresmikan Penerapan Opal dan Toga.

Peresmian sendiri ditandai dengan penebaran pakan ke kolam lele, meninjau peternakan ayam pedaging, petelur serta meninjau tanaman sayur dengan pola hidroponik, agroponik.

“Inilah kiat dan cara untuk memperoleh pangan yang bergizi dan mudah didapat di tingkat rumah tangga. Semua Dinas Ketahanan Pangan kabupaten/kota se NTB kami harapkan meniru dan mencontoh Opal dan Toga di Lombok Barat ini,” harap Ibnu Pakhi.

1 9 10 11 12 13 47