Pesona Peserta Gowes Nusantara Dibalik Panorama Alam Senggigi

Senggigi, Kominfo – Ribuan pesepeda lokal se NTB plus pesepeda dari seluruh nusantara terlibat dalam aksi Gowes Nusantara 2019,  startnya dari halaman depan Hotel Montana, Senggigi, Lombok Barat, Minggu (1/9/2029). Gowes Nusantara di kawasan wisata unggulan Lombok Barat ini sebagai etafe terakhir sekaligus pamungkas serangkaian gerakan sepeda Nusantara dari Ujung Papua hingga ke Lombok Barat.

Meski gelaran yang sama juga dilakukan di Kota Mataram dalam rangka memeriahkan hari jadi Kota Mataram tidak menyurutkan kesertaan pesepeda untuk mengikuti agenda nasional yang digagas kementerian pemuda dan Olahraga (Kepempora) ini.

Bertajuk “Ayo Bergerak, Dimana Saja, Kapan Saja, Dengan Siapa Saja itu”, antusias peserta begitu tinggi memeriahkan event spektakuler yang dihajatkan untuk memulihkan kondisi kepariwisataan Lombok Barat khususnya pasca dilanda gempa belum lama ini. Betapa tidak panorama alam Senggigi menjadi pesona tersendiri bagi ribuan peserta Gowes Nusantara.

Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemepora RI, Raden Isnanta mengajak masyarakat untuk terus berolahraga demi meningkatkan taraf kesehatan memang terus dilakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

“Kegiatan Gowes Nusantara tak hanya membangun kebersamaan, tapi juga kian menumbuhkan kesadaran akan hidup sehat. Jika fisik sehat, maka masyarakat akan menjadi lebih produktif. Mari kita rutinkan berolahraga, jangan sampai kita diklaim sebagai masyarakat yang malas bergerak,” ungkap Raden mengawali sambutannya.

Raden mengucap selamat selamat pada tim Jelajah Gowes Nusantara yang telah menuntaskan perjalanan panjang. Tim ini telah merakit dan merajut kebersamaan dan kebhinekaan. Tim ini telah menyaksikan keanekaragaman alam, budaya, dan kuliner nusantara. Semoga ini akan kian meningkatkan kebersamaan kita sebagai sebuah bangsa.

Raden Isnanta berpendapat, melalui Gowes Nusantara pula, kegiatan olahraga bisa digabungkan dengan wisata daerah. Digelarnya Gowes Nusantara etafe Lombok di tepi Pantai Senggigi jadi bukti kalau olahraga dan wisata bisa berjalan berdampingan, serta turut pula membangun kebersamaan. Terlebih dengan dukungan dari pemerintah daerah setempat, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, M.Si turut bangga dikarenakan daerahnya kembali ditunjuk lokasi event nasional sekelas Gowes Nusantara. Karena itu orang nomor satu di Bumi Patut Patuh Patju ini mengaku tetap siap ditunjuk dalam ghelaran apa saja baik, tingkat regional, nasional dan internasional.

“Kami selalu mengajak masyarakat untuk giat berolahraga. Melalui olahraga, bisa dibangun kebersamaan di kalangan masyarakat nusantara,” terang mantan Ketua KPUD NTB ini.

Bupati mempertegas, bahwa Lombok Barat sangat menjunjung tinggi pluralisme. Pihaknya membuka pintu untuk siapapun warga Indonesia yang ingin tinggal dan menetap di Kabupaten Lombok Barat. Pihaknya tetap menjunjung tinggi kebersamaan.

“Ini sesuai dengan pesan yang dibawa oleh tim Penjelajah Gowes Nusantara,” tutup Fauzan. (Reporter/Fotografer: her).

 

 

 

Kukuhkan Kepala Sekolah, Bupati Lobar Tekankan Rekam Jejak

Giri Menang, Jum’at 30 Agustus 2019 – Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memandang sosok Kepala Sekolah adalah figur penting di dunia pendidikan. Untuk itu, pengangkatan Kepala Sekolah lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sangat memperhatikan rekam jejak dan kinerja dari seorang guru.

“Kepala Sekolah adalah jabatan yang menuntut tanggung jawab. Selain karena tugas untuk mendidik murid untuk menjadi cerdas, Kepala Sekolah juga memiliki tugas untuk mengkoordinasikan stakeholder di masing-masing sekolah,” kata Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat mengukuhkan 215 orang Kepala Sekolah, baik yang baru diangkat maupun yang dimutasi di Aula Kantor Bupati, Jum’at (30/8/2019).

Menurut Bupati, pengangkatan Kepala Sekolah sangat memperhatikan rekam jejak, baik secara akademis maupun etis sosial.

“Untuk penilaiannya,telah dibentuk tim yang melibatkan Pengawas, UPTD, bahkan melibatkan intel dari BaKesbangpol. Tugasnya melihat track record yang akan diangkat,” papar Fauzan.

Dengan begitu, tambah Fauzan, pihaknya tidak akan menempatkan seseorang Kepala Sekolah atau guru yang pernah terlibat pelanggaran etika dan hukum.

“Jika itu terjadi, maka tidak ada ampun, karena Kepala Sekolah atau guru adalah pendidik dan sumber keteladanan,” imbuhnya.

Dalam pengangkatan Kepala Sekolah, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat sudah mulai menempuhnya melalui ujian substansi yang akademis.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat M. Hendrayadi memastikan uji substansi tersebut adalah mekanisme yang wajib ditempuh untuk seorang guru dapat diangkat sebagai Kepala Sekolah.

“Seleksi Cakep (Calon Kepala Sekolah, red) itu diselenggarakan oleh LP2KS (Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah, red) di bawah kementerian,” terang Hendrayadi saat dihubungi terpisah.

Untuk tahun ini, tambah Hendrayadi seleksi Cakep diikuti oleh 130 orang, namun dalam pengukuhan kali ini, tidak seluruhnya bisa ditetapkan sebagai Kepala Sekolah.

“Rata-rata hanya mutasi saja,” ungkap Hendra sambil memastikan angka berdasarkan data yang dimilikinya untuk peserta uji substansi yang ditetapkan sebagai Kepala Sekolah.

Dalam pengukuhan tersebut, terdapat 215 orang yang dikukuhkan dengan rincian 1 orang untuk menjadi Kepala SPNF atau SKB Gunung Sari, 4 orang Kepala Taman Kanak-Kanak, 25 orang Kepala SMP dan 185 orang Kepala SD. Selain itu, ada 4 orang Kepala SMP yang kembali dijadikan guru dan 13 orang yang sebelumnya menjadi Kepala SD kembali ditugaskan sebagai guru.

15 PERUSAHAAN DISERBU WARGA PENCARI LOWONGAN KERJA

Giri Menang, Rabu 28 Agustus 2019 – Ratusan warga pencari kerja berdesakan menyerbu stand. Tujuan mereka untuk mencari lowongan kesempatan kerja yang cocok. Sebanyak 15 perusahaan penyedia lowongan kerja sudah siap mempasilitasi. Para pencari kerja ini merasa terbantu dengan gelaran pesta lowongan kerja ‘Job Fair’ yang digelar Dinas Tenaga Kerja Lombok Barat, Rabu (28/8).

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lombok Barat, Rusditah melaporkan, pelaksanaan job fair Kabupaten Lombok Barat tahun 2019 ini diikuti oleh 15 perusahaan, 5 Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), dan 3 Balai Latihan Kerja (BLK). Salah satu BLK ini adalah BLK Bandung-Jawa Barat.

“Hajat dari Job Fair ini untuk memenuhi target indikator pemerintah Kabupaten Lombok Barat, baik dalam jangka waktu tahunan maupun lima tahun,” papar Rusditah dihadapan Bupati Lombok Barat, Kadisnakertrans NTB, Pejabat BP3TKI NTB, Pejabat BPJS Ketenagakerjaan NTB, Wakil Ketua DPRD, Kepala OPD Lingkup Pemkab Lombok Barat serta para perusahaan pelakasana job fair Lombok Barat tahun 2019.

Menurut Rusditah, kegiatan ini sebagai salah satu langkah untuk menurunkan angka penganguran terbuka (APT) yang berada pada angka 3,38 persen. Selanjutnya, partisipasi angkatan kerja berada pada angka 68,2 persen. APT ini kata Rusditah, setiap tahun ditargetkan turun lebih banyak lagi, sehingga pihaknya bisa mencapai angka yang lebih ideal.

“Kita berharap, angka pengangguran terbuka ini bisa kita minimalisir, paling tidak zero pengangguran terbuka,” harap mantan Camat Lingsar ini.

Rusditah menambahkan, kaitannya dengan partisipasi angkatan kerja. Dengan berkurangnya penganguran, maka partisipasi angkatan kerja akan lebih terbuka. Langkah ini, kata dia, tidak akan bisa jalan tanpa adanya dukungan semua pihak melalui sejumlah kegiatan nyata.

Disnakertrans Lombok Barat telah mencoba melakukan kerjasama dengan beberapa seperti BLK Bekasi, BLK Bandung, BLK Lombok Timur dan sejumlh BLK yang hadir dalam Job Fair ini.

“Khusus untuk BLK Bandung, akan merekrut sepuluh calon peserta pelatihan untuk otomotof dan manufaktur,” sebut Rusditah seraya menyebut ada 3 LPK untuk magang ke Jepang dan Jerman.

Langkah ini sebagai upaya untuk mengurangi angka pengangguran dan peningkatan partisipasi angkatan kerja.

Di tempat yang sama, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid menyatakan apresiasi yang tinggi kepada Disnakertras Lombok Barat. Karena telah menyelengarakan kegiatan job fair ini. Bupati mengaku, selama ini, Pemkab Lombok Barat tahun 2014 silam mulai menggelar job fair. Menyusul tahun 2016 digelar juga, tapi diinisiasi oleh pihak swasta.

“Tahun 2019 ini saya apresiasi kepada keluarga besar Disnakertras Lombok Barat. Dan saya berharap, kegiatan ini jangan untuk yang terakhir, harus diprogram tiap tahun,” pinta bupati.

Dikaitkan dengan angkatan kerja, bupati menyebut, angka pengangguran berada pada angka 3,28 persen, bahkan naik mencapai 3,3 persen lebih. Dimungkinkan, kenaikan ini dipengruhi oleh faktor krisis yang secara rata-rata provinsi dan nasional, angka pengangguran Lombok Barat naik 0,2 persen. Dengan naiknya angka pengangguran ini, maka bupati sangat berterima kasih atas digelarnya kegiatan job fair ini.

Bupati juga berharap, masyarakat jangan hanya dalam konteks mencari lowongn kerja, tetapi bisa menyediakan lapangan kerja, minimal untuk dirinya sendiri. Untuk itu lanjut bupati, pemda bersama DPRD banyak menyiapkan bantuan dengan tujuan untuk penciptaan lapangan pekerjaan. Bantuan angaran ini menurut bupati, jangan begitu menerima bantuan lalu prosesnya selesai, tapi setiap program harus ada tindak lanjutnya.

Terlepas dari pengakuan bupati, ada ungkapan testimoni yang disampikan oleh sejumlah pencari lowongan kerja. Semisal Syamsul Bahri. Pemuda asal Desa Terong Tawah kecamatan Labuapi ini mengaku, merasa terbantu dengan gelaran job fair ini. Melalui job fair ini, kata dia, bisa memilih dan memilah lapangan kerja yang sesuai dengan skill.

“Info job fair ini saya dapat dari medsos, untuk itu kegiatan ini sangat bagus, berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan,” aku Syamsul Bahri seraya serius menulis data yang harus diisi dalam form yang disiapkan perusahaan.

Senada dengan itu, Laila yang sengaja datang dari Lombok Tengah pun punya target yang sama dengan Syamsul Bahri. Laila mengatakan, job yang paling cocok buat dirinya adalah sebagai admin. Sementara job lain sedang ditelusuri setiap stand yang dipenuhi pencari kerja.

Dari 15 perusahaan yang siap memfasilitasi, salah satunya adalah PT. Gandari Jaya. Lembaga Pelatihan Kerja ini mengarahi peserta untuk magang dan kuliah di Jerman. Jika telah lulus dalam menjalani pelatihan, peserta disiapkan pasilitas uang saku, konsumsi dan akomodasi, asuransi kesehatan, pendidikan gratis selama di Jerman serta sertifikat pengalaman kerja.

“Syarat menjadi peserta di Gandari Jaya, pria-wanita usia 18-28 tahun, lulus SMA sederajat, menguasai dasar bahasa Inggris, sehat jasmani rohani, lulus pra medical check up, SKCK dan telah lulus tes A2,” sebut Wahyu Gunawan, fasilitator PT. Gandari Jaya.

Skill Kadek Mahayani Tak Perlu Diragukan

Giri Menang, Rabu 28 Agustus 2019 – Talenta dan skill Kadek Mahayani pantas diacungi jempol. Gadis asal Lingkungan Montongsari, Kelurahan Gerung Utara Kecamatan Gerung, Lombok Barat ini sukses sebagai juara tiga Asean Skill Competitions (ASC) 2019. Untuk itu, putri dari pasangan I Komang Subawe dan Ni Luh Ayu Sartinah ini berhak berbaur dengan 70-an peserta ASC se-Indonesia.

ASC adalah event dua tahunan yang melombakan berbagai jenis keterampilan yang digagas oleh para meneri tenaga kerja se-Asia Tenggara.

ASC, awalnya terbentuk pada November 1992. ILO/APSDEF (Asia and Pasific Skill Development Program) bersama dengan Pemerintah Jepang, menggelar seminar Kompetisi Nasional di Chiba, Jepang. Saat itulah, muncul ide untuk mengadakan kompetisi serupa di kawasan Asia Tenggara.

Maka pada September 1993, mulai dipersiapkan pertemuan para Menteri Tenaga Kerja se-Asia Tenggara yang diorganisir oleh ILO/APSDEP di Chiba, Jepang. Pertemuan ini dihadiri oleh Indonesia, Malaysia, Thailand dan Philipina. Mereka sepakat untuk mengadakan kompetisi keterampilan. Tujuannya, selain meningkatkan hubungan bilateral, tapi juga sebagai tolak ukur, sejauh mana tingkat kompetensi tenaga kerja muda.

Dalam ajang ASC ini, tahapan yang diikuti Kadek meliputi seleksi daerah dan nasional. Pada ASC XIII tahun 2019 yang digelar di NTB pada Mei lalu, diikuti oleh 50 orang peserta, termasuk Kadek Mahayani yang ikut dalam kejuruan fashion technology. Setelah dinyatakan lulus seleksi daerah, Kadek selanjutnya harus megikuti seleksi nasional, karena telah sukses memenuhi passing grade untuk mengikuti seleksi nasional di Jakarta dan Semarang.

Dalam seleksi nasional (seleknas), Kadek Mahayani yang saat itu masih sebagai siswi SMKN 4 Mataram, berhasil keluar sebagai juara tiga tingkat nasional sekaligus mewakili Indonesia di tingkat Asia untuk jurusan Fashion Technology.

Ditemui saat gelaran Job Fair Kabupaten Lombok Barat, Rabu (28/8) kemarin, Kadek yang didampingi sang ayah mengemukakan, setelah Kadek mengikuti kegiatan Pelatihan Character Building, selanjutnya pada September 2019 akan dilanjutkan dengan kegiatan program Pelatihan Bahasa Inggris sejak tanggal 1 hingga 31 September mendatang.

Selanjutnya pada bulan Oktober-Desember 2019, seuruh peserta mengikuti pemusatan pelatihan (TC) tahap 1 yang telah ditetapkan sesuai kejuruan masing-masing.

Belum berhenti sampai disitu, pada bulan Januari-Juli 2020, Kadek kembali mengikuti TC tahap 2.

“Setelah tahap persiapan itu dilaksanakan, maka dipilih dua orang peserta lagi yng akan mewakili Indonesia pada ASC VIII di Singapura pada tahun 2020 mendatang,” kata gadis kelahiran Buleleng (Bali), 7 Februari 2000 itu.

Skill Kadek Mahayani Tak Perlu DiragukanTalenta dan skill Kadek Mahayani pantas diacungi jempol. Gadis asal Lingkungan…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Kamis, 29 Agustus 2019

Desa Digital Percepat Pelayanan Masyarakat Berbasis Online

Gerung, Diskominfotik – Desa digital menjadi tematik pengembangan desa ke depan menjadi desa berbasis informasi teknologi (IT) yang syarat dengan pelayanan publik melalui sistem digitalisasi guna mempercepat pelayanan masyarakat melalui jaringan online. Kecuali itu desa digital dimaksudkan untuk mempercepat perwujudan kesejahteraan umum. Menciptakan desa yang profesional, efektif, efesien, bertanggung jawab. Memperkuat ekonomi desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional dan memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.

Dalam rangka itulah Pemkab Lombok Barat melalui Dinas Kominfo Statistik tengah berupaya memacu setiap desa di Lombok Barat untuk bisa membentuk desa digital.

Plt Kepala Dinas Kominfo Statistik Lombok Barat Ali Asgar, SH ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/8/2019) menjelaskan, dari 123 desa/kelurahan se Lombok Barat hingga saat ini baru 17 desa yang sudah mengarah dan merespon positif untuk disegerakan pembentukan desa digital melalui pendampingan alih teknologi informasi dari Diskominfo Statistik.

“Diharapkan dengan terbentuknya desa digital ini pelayanan akan segala kebutuhan masyarakat bisa terlayani dengan cepat, tepat, akurat dan hemat. Selain itu terbentuknya desa digital akan mengurangi praktik-praktik percaloan atas pelayanan masyarakat,” kata Ali Asgar didampingi Kabid Egov Diskominfo Lobar Halid, SH.

Ia menambahkan, dengan adanya desa digital ini ke depan ingin mewujudkan Lombok Barat menuju kabupaten smart city, sehingga semua desa diharapkan nantinya memiliki website. Selain itu searah dengan tujuan pembangunan di Lobar yang tertuang dalam RPJMD yakni meningkatkan SDM Lombok Barat yang semakin meningkat.

“Hal ini juga sejalan dengan arah dan tujuan pembangunan nasional dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk membangun dan mengembangkan SDM masyarakat Indonesia yang jauh lebih baik. Sehingga dengan adanya desa digital ini pengembangan dan peningkatan SDM akan jauh lebih cepat khususnya di Lombok Barat. (her)

LOMBOK BARAT MENUJU KABUPATEN ELIMINASI MALARIA

Giri Menang, Rabu 28 Agustus 2019 – Beberapa pemerintah daerah sudah menunjukkan komitmen untuk mempercepat eliminasi malaria di masing-masing daerahnya. Termasuk Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang sebenarnya sudah mencanangkan pada 2019 sebagai kabupaten eliminasi malaria.

Namun sejak Agustus 2018, dengan terjadinya gempa 7 SR membuat situasi berubah drastis. Di luar perkiraan, kasus Malaria menjadi sangat cepat menyebar. Dari yang awalnya hanya tiga kasus, kemudian selama bencana hingga Desember 2018 menjadi 1.015 kasus positif Malaria di Lombok Barat.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat H. Rachman Sahnan Putra usai membuka kegiatan ‘Monitoring dan Supervisi Penanggulangan Malaria di Kabupaten Lombok Barat’ di Hotel Santika Mataram, Rabu (28/8).

Kegiatan yang digelar oleh Yayasan Save the Children itu juga dihadiri jajaran Dinas Kesehatan Lombok Barat, para Camat, Kepala UPT BLUD Puskesmas, Kepala Desa, dan masyarakat.

“Dengan berbagai upaya Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dibantu oleh provinsi, pusat, daerah-daerah lain, beberapa NGO, lembaga swadaya masyarakat melakukan upaya-upaya pencegahan, penanggulangan, pengobatan setiap kasus Malaria. Tahun 2019 ini masih ada 332 kasus yang terus kita kawal supaya tidak menyebar dan sembuh dari malaria,” jelas Rachman.

Bencana gempa satu tahun silam menjadi salah satu momen terberat yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Di saat pemerintah berupaya memulihkan kondisi pasca gempa, kasus Malaria di tengah masyarakat terdampak gempa tiba-tiba muncuk dan semakin lama semakin besar.

Dengan kondisi darurat saat itu, kemampuan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, baik SDM, sarana prasarana, bahkan anggaran untuk memulihkan kondisi dari ancaman malaria sangat minim.

Bupati H. Fauzan Khalid kemudian menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria untuk Kabupaten Lombok Barat. Walaupun penetapan status tersebut berisiko secara politis, namun bupati tidak ingin mengambil resiko lebih besar lagi dengan tidak menetapkannya.

Untuk itu, dengan mempertimbangkan keselamatan masyarakat, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menetapkan KLB Malaria untuk tiga wilayah kerja Puskesmas Meninting, Puskesmas Gunungsari, dan Puskesmas Penimbung saat itu.

Pasca penetapan dan dukungan pemberitaan media berskala nasional, penanganan malaria tersebut menjadi lebih massif. Hasilnya, berbagai pihak seperti Kementerian Kesehatan, BNPB, WHO, Unicef, dan lainnya ikut membantu pemerintah daerah.

“Beberapa NGO juga ikut terlibat, salah satunya adalah yang saat ini dibackup oleh UNICEF, yaitu Save The Children. Mereka juga melakukan pemerikasaan sediaan darah lanjutan di lapangan, melakukan pelatihan terhadap kader, meningkatkan kapasitas petugas, petugas laboratorium, petugas perawat yang turun. Kemudian mereka ada tim, ada 12 tim yang diketuai oleh seorang dokter, terus melakukan pemantauan di lapangan dalam rangka mencegah penyebaran lebih lanjut,” paparnya.

Bersama Yayasan Save the Children, Dinas Kesehatan Lombok Barat selama enam bulan terakhir juga sudah melakukan upaya pengentasan penyakit malaria melalui program Preventing and Response to Malaria Outbreak (Promote).

“Semua upaya ini kita harapkan nantinya Lombok Barat benar-benar tujuan akhirnya, goalnya adalah kabupaten yang Eliminasi Malaria, artinya terbebas dari Malaria. Mohon do’a dari kita semua dan upaya kita semua. Ini akan bisa terlaksana kalau semua orang, semua stakeholder ikut bergerak bersama-sama mencegah, menanggulangi Malaria di Kabupaten Lombok Barat,” harap Rachman.

https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2215940071861661/2215939585195043/?type=3&theater

PKK KECAMATAN LABUAPI JUARAI LOMBA MASAK SERBA IKAN TINGKAT KABUPATEN

Giri Menang, Rabu 28 Agustus 2019 – Dalam rangka menciptakan ragam menu masakan ikan untuk kesehatan masyarakat, mencegah stunting dan mencerdaskan anak, Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Barat menggelar lomba masak serba ikan tingkat Kabupaten Lombok Barat.

Berdasarkan kreativitas, penyajian, cita rasa, higienis, nilai gizi, dan bagaimana tingkat keterampilan dalam memasak, PKK Kecamatan Labuapi berhasil keluar sebagai juara pertama. Nantinya, PKK Kecamatan Labuapi juga akan mewakili Lombok Barat dalam ajang serupa untuk tingkat Provinsi NTB.

“Alhamdulillah PKK Kecamatan Labuapi menjadi juara pertama. Terimakasih atas semua dukungan para pihak, dari Dinas Kelautan dan Perikanan, TP-PKK Kabupaten, dan juga anggota TP-PKK Kecamatan Labuapi. Selama ini kami selalu melakukan pelatihan-pelatihan dengan mengundang para cheff untuk memberikan pembinaan,” ujar Hj. Lina, Ketua TP-PKK Kecamatan Labuapi.

Sementara itu Sekda Lombok Barat H. Moh. Taufiq dalam kesempatan itu menargetkan PKK Kecamatan Labuapi sebagai perwakilan Lombok Barat menjadi juara di NTB. Mengambil contoh Desa Suranadi yang berhasil mengharumkan nama Lombok Barat melalui Lomba Desa tingkat nasional, sekda yakin PKK Kecamatan Labuapi mampu berprestasi layaknya Desa Suranadi.

“Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Hal ini saya bandingkan dengan lomba desa di NTB dengan jumlah desa itu ada 995 desa. Kenapa Desa Suranadi sanggup dan mampu? Karena mereka punya kemauan untuk menjadi juara. Makanya moto kita adalah ‘Mantap’, yakni Amanah, Sejahtera, dan Berprestasi. Berprestasi disegala bidang. Kalau kita memang berusaha semaksimal mungkin insyaalah kita bisa dan jangan pernah patah semangat,” tutur Taufiq.

“Kalau kita sudah berlomba ditingkat level atas maka dinas dan pemda jangan lepas tangan. Apa yang lemah ditahun kemarin kita perbaiki dan tampilkan. Setiap OPD di kabupaten Lombok Barat harus punya prestasi di bidangnya. Kalau kita ingin jadi juara pertama mental kita harus mental juara karena itu akan memberi kita semangat. Pak Kepala Dinas dan Sekertariat Daerah akan full membackup Labuapi untuk bisa menang ke tingkat provinsi,” lanjut Taufiq.

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Rabu, 28 Agustus 2019

LOMBA MASAK SERBA IKAN UNTUK TURUNKAN TINGKAT STANTING

Gerung, Diskominfotik – Kampanye gerakan mengkonsumi ikan atau gemar makan ikan terus dilakukan dengan berbagai program. Salah satu program mengkampanyekan makan ikan di Kabupaten Lombok Barat dengan melaksanakan Lomba Masak Serba Ikan. Thema lomba tersebut adalah menu masakan ikan untuk kesehatan masyarakat dalam mencegah stanting dan kesehtan anak.

Demikian dikemukakan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Lombok Barat Ir. H Subandi ketika memberikan laporan pada acara Lomba Masak Serba Ikan di Halaman Rumah Kemasan Penginges Rue Jalan Selaparang Kelurahan Gerung Selatan Kecamatan Gerung, Rabu (28/8/2019).

Dikatakan,  Lomba Masak Serba Ikan pada tahun ini merupakan yang ke lima kalinya. Lomba tersebut diselenggarakan karena Ikan merupakan bahan makan yang harus di pertahankan karena mengandung banyak manfaat terutama dalam meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak.

“ Thema lomba masak serba ikan adalah  menu masakan ikan untuk kesehatan masyarakat dalam mencegah stanting dan kesehtan anak.    Tujuan meningkatkan keterampilan memasak bahan baku ikan, menganekaragamkan masakan berbahan ikan,   menyebarluaskan informasi mendukung pemanfaatan sumberdaya ikan serta melakukan kampanye gemar makan ikan.  Sasarnnya menciptakan keanegaragaman menu masakan berbahan baku ikan”, ungkapnya.

Dikatakan pula, menu yang dilombakan sebanyak tiga katagori yaitu menu keluarga, menu kudapan dan balita.  Sementara peserta lomba dari seluruh Kecamatan yang ada di Lombok Barat.  Pemenang lomba masak serba ikan akan mewakili Lombok Barat pada Lomba di tingkat Provisni NTB. Bila memenangkan Lomba did Tingkat Provinsi  akan maju ke tingkat nasional yang rencananya diadakan di Makasar.

Menurut Subandi, tahun ini Lombok barat mendapat kepercayaan dari Forum Gemar Makan Ikan (FORIKAN) Nasional akan dilakukan santunan pada tanggal 17 September mendatang dalam rangka membantu pengurangan tingkat stanting yang ada di Lombok barat.  Ada empat desa terdapat stanting yaitu Desa Gili Gede, Buwun Mas, Penimbung dan Desa Mambalan. Paling banyak stantingnya ada di Desa Kuripan 280 orang, Desa Buwun Mas 251 orang dan Desa Mambalan 38 serta Desa Penimbung sekitar 58 orang.

Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Barat Hj. Sukerniati Moh. Taufiq dalam sambutannya mengatakan, ikan merupakan sumber protein  hewani yang mengandung mineral dan vitamin yang dibutuhkan tubuh terutama pada anak-anak di masa pertumbuhan atau 1000 hari pertama kehidupan. Selain sumber protein yang murah, ikan mengandung asam amino lemak assensial, omega 3, omega 6, omega 9 yang bermanfaat untuk pertumbuhan sel sel otak. Mineral yodium, faspor, zat besi dan kalsium bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi pada anak.   Penting meningkatkan gemar makan ikan di Lombok Barat agar bebas stanting sampai tingkat desa.

“pentingnya makan ikan, maka perlu meningkatkan gerakan gemar makan ikan atau gemar ikan agar Lombok Barat bebas stanting sampai ke tingkat desa,” ungkapnya.

Dikatakan pula, standing adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek daripada usianya.  Stanting disebabkan oleh factor multi dimensi sehingga penangananya dilakukan oleh multi sector. Penyebabnya antara lain praktik pengasuhan yang tidak baik,  terbatasnya pelayanan kesehatan dan kurangnya akses makanan bergizi serta kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Menurutnya, Tim Penggerak PKK dari Kabupaten sampai Desa memegang peran penting dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menjaga stanting dengan memahami betapa pentingnya makan ikan sebagai asupan gizi anak. Mendorong tingkat konsumsi ikan  Tim Penggerak PKK kecamatan dan desa perlu dibekali dengan keterampilan dan keahlian sehinga menjadi  leader dalam membentuk generasi sehat kuat dan cerdas dalam menghadapi tantangan kedepan.

Sekda Lombok Barat H. Moh. Taufiq dalam sambutannya menyatakan, potensi perikanan di Lombok Barat sangat besar.

“Kita punya panjang pantai sekitar 190 km dari utara sampai selatan. Kita punya potensi perikanan air payau lebih dari 800 hektar. Potensi air tawar lebih dari 12 ribu hektar. Semua itu dalam rangka meningkatkan produksi perikanan”, ungkapnya.

Menurutnya, perikanan tidak hanya bicara produksi tetapi juga bicara pengelolaan dan pemasaran. Dirinya mengimpikan di Lombok Barat ada tempat kuliner khusus yang menjadi model. Taufiq memerintahkan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan untuk mencari tempat itu.

“Coba carikan satu titik saja untuk dikembangkan. Bila ada tamu bisa diarahkan ketempat itu untuk makan ikan.  Tempat mangkal yang dikelola dan melibatkan pemerintah.   Tempatnya yang nyaman, bernilai seni dan ditata sedemikian rupa, orang pasti banyak yang datang makan. Supaya kalau kita mau makan enak ada tempat dan Pemda intervensi di dalamnya, tempat itu menjadi kebanggaan,” terangnya.

Dalam acara lomba masak serba ikan tersebut Taufiq menghimbau masyarakat untuk makan ikan.Ikan banyak mengandung vitamin, protein dan mineral  yang sangat berguna untuk kesehatan terutama adanya omega 3 dan 6 yang dikandung bahan ikan tersebut. Diharapkan menu sehari ada ikan didalamnya sehingga kelak tercipta masyarkat yang sehat dan cerdas. Kominfo/Rasidibragi.

RENO, DALANG CILIK LOMBOK BARAT WAKILI NTB DI FESTIVAL PEWAYANGAN TINGKAT NASIONAL

Giri Menang, 27 Agustus 2019 – Diiringi alunan musik gambelan (gamelan,red), wayang kulit itu bergerak lincah bagaikan hidup. Dialog dan kepiawaian gerakan tangan atau dalam dunia wayang disebut ‘sabetan’ (peran,red) menjadi tontonan seru saat Rahardian Reno Wardana atau lebih akrab disapa Reno berlatih.

Bakat dalang mengalir dari sang kakek, H. Lalu Nasip AR, dalang kebanggan Lombok Barat. Reno bahkan pernah didaulat mengisi pertunjukkan dalam salah satu acara yang digelar BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di hampir seluruh kabupaten/kota di NTB.

Saat dijumpai di kediaman sang kakek pada Senin (26/8) sekitar pukul 21:00 malam, Reno tengah melatih kemampuan mendalangnya. Didampingi sang kakek, Reno tampak serius mempersiapkan diri untuk mengikuti kejuaraan Festival Pewayangan Nasional 2019. Ajang pewayangan nasional yang digelar oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) di Jakarta ini rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 19-21 September mendatang.

Reno sendiri merupakan putra sulung dari pasangan Dani Eko Nurbono dan Baiq Anjar Sri Katun. Siswa kelas I SMPN 1 Gerung ini merupakan cucu dari pedalang wayang kulit Sasak yang terkenal di Lombok, yakni H. Lalu Nasip AR.

“Saya mulai dilatih jadi dalang sama ninik (kakek) sejak masih duduk di bangku sekolah Taman Kanak-kanak (TK) sampai sekarang. Saya tertarik dan mengenal dunia wayang ini karena hobi dan ingin meneruskan jejak ninik sebagai pedalang yang terkenal,” ungkap putra sulung pasangan Dani Eko Nurbuwono dan Baiq Anjar Sri Katun ini.

H. Lalu Nasip, sang kakek sekaligus tokoh pedaling di Lombok, telah membantu persiapan Reno untuk ajang nasional ini sejak satu bulan lalu. Beberapa hal yang dimatangkan dalam latihan di antaranya ‘sabetan’, sastra, dan tema yang berisikan pesan-pesan sosial pemerintah.

“Ini untuk kita persiapkan biar lebih mahir saat berlomba di Ajang Festival Pedalang berskala nasional di Jakarta. Mudah-mudahan besok wayang sasak kita di Lombok masuk nominasi dan bersaing dengan 23 Provinsi dari seluruh indonesia,” katanya.

“Jadi nanti reno ini diorbitkan jadi pedalang wayang millenial untuk memakai bahasa indonesia campuran bahasa sasak dan tidak mengurangi keasriannya wayang itu sendiri. Dan semoga saja dalang yang lain mengikuti jejak Reno dan wayang sasak tidak punah,” lanjutnya berharap.

Ditanya beda wayang sasak dengan yang lain, Lalu Nasip memberikan penjelasan. Menurutnya, wayang jawa, wayang sasak, dan wayang bali memiliki beberapa perbedaan. Jika wayang jawa ditampilkan dari dalam diperankan oleh Ramayana, sedangkan wayang bali oleh maha barata yaitu etos india.

“Wayang sasak dipentaskan dengan sumber cerita mengangkat hikayat Amir Hamzah yaitu perjalanan agama islam dengan dakwah-dakwahnya di mana wayang sasak itu pengembangan agama islam sesuai dengan ceritanya yang sudah pakem. Dengan mengambil cerita negara malandapura yang belum menganut agama islam itu diperangi oleh Jayangrane sebagai amirulmukminin di bumi Mekkah,” jelasnya.

Sementara itu, Dewan Kesenian Bidang Karya dan Budaya Lombok Barat H. Sapoan yang juga hadir menyaksikan Reno berlatih menjelaskan, dipilihnya Reno mewakili NTB lantaran siswa kelas I SMPN Gerung itu memenuhi kriteria setelah dilakukannya seleksi di semua kabupaten/kota di NTB. Melalui festival ini diharapkan regenerasi dalang tetap terjaga dan tidak punah.

“Ini juga ajang silaturahim antar dalang bocah se-Indonesia serta menjaring bibit-bibit generasi penerus di masa depan. Anak-anak yang menonton pun akan mendapat pemahaman dan bahkan mencintai wayang,” lanjut H. Sapoan yang juga anggota Pepadi NTB ini.

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Selasa, 27 Agustus 2019

BUPATI LOMBOK BARAT DAN JAJARAN DUKCAPIL MENGAJI

Giri Menang, Selasa 27 Agustus 2019 – Sebagai implementasi dari sekolah perjumpaan serta meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Lombok Barat menggelar kegiatan mengaji dan makan siang bersama. Kegiatan yang rutin digelar setiap bulannya ini juga dihadiri Bupati Lombok Barat H.Fauzan Khalid.

“Selain mengaji, kita sudah laksanakan sekolah perjumpaan atau Kepala Dinas menyebutnya sekolah hati,” kata Sekretaris Dinas Dukcapil Fathurrahman, Selasa (27/8).

Sekolah perjumpaan sedniri sudah dilaksanakan sejak bulan Ramadhan hingga akhir Juli lalu setiap minggunya. Rencananya, pada bulan september mendatang akan dilakukan evaluasi, dan mendatangkan narasumber yang berkompeten pada kegiatan yang sama.

Sementara itu Bupati H. Fauzan Khalid dalam kultum singkatnya menyerukan agar jajaran Dinas Dukcapil terus berpikiran positif. Salah satunya dengan tidak menyebar fitnah.

“Karena fitnah dan kesalahan itu sulit diklarifikasi. Banyak mudaratnya. Seperti gibah, dimana gibah itu seperti memakan bangkai saudara, ” kata Fauzan.

Tidak lupa Fauzan juga mengundang seluruh jajaran untuk menghadiri peringatan 1 Muharram yang jatuh pada hari sabtu malam mendatang untuk berzikir dan berdo’a bersama TGH. Muharar Mahfuz.

“Saya mengundang Dinas Dukcapil pada perayaan malam 1 Muharram yang jatuh pada malam minggu yang akan datang,” pungkasnya.

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Selasa, 27 Agustus 2019

1 21 22 23 24 25 47