Pejabat Lombok Barat “Tidak Amnesia”, terkait Renovasi Rumah Wira Subandi

renovGIRI MENANG – Keluarga Wira Subandi, Desa Telagawaru, Kecamatan Labuapi, tak perlu risau. Renovasi rumah yang dijanjikan Pemkab Lombok Barat, tinggal menunggu eksekusi saja.

Ketua TP PKK Lombok Barat Khaeratun Fauzan Khalid mengatakan, proses renovasi rumah keluarga Wira Subandi telah diajukan ke dinas terkait. Pernyataan tersebut sekaligus menjadikan bantahan bahwa pejabat Lombok Barat tidak ‘amnesia’ terhadap janji-janji yang telah terucap.

”Sudah kami proses, sudah masuk juga ke BPMPD (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa),” katanya.

Menurut Khaeratun, bantuan renovasi yang dijanjikan tidak bisa asal langsung diberikan. Sebab ada prosedur yang harus dilalui oleh BPMPD dalam menurunkan bantuan perbaikan rumah keluarga Wira Subandi.

”Masyarakat mohon bersabar, semua kan butuh proses, tidak bisa langsung jadi. Tapi renovasi pasti akan kita realisasikan,” ujarnya.

Sejauh ini, informasi yang ia peroleh, proposal bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) untuk keluarga Wira Subandi sudah masuk di BPMPD. Bahkan SK untuk renovasi rumah sudah keluar, sehingga tinggal menunggu realisasinya saja.

Sebelumnya, keluarga Wira Subandi, anak penderita hydrocephallus di Dusun Telagawaru, Desa Telagawaru, Kecamatan Labuapi, mengeluh. Sebabnya janji renovasi rumah dari Pemkab Lobar tak kunjung terealisasi.

”Kami dijanjikan rumah ini akan direnovasi,” kata Dini, ibu dari Wira Subandi.

Dini mengaku, petugas telah datang untuk melakukan pengecekan. Mereka telah mengambil gambar kondisi rumahnya. Namun setelah itu tidak ada kabar kelanjutan.

”Disuruh menunggu tiga bulan, tapi sekarang sudah lewat,” protes dia. (dit/r4)

Dikutip dari Lombok Post 25 Juni 2016

Ajak Masyarakat Terus Membaca Alquran, Mendengar Tausiyah Bupati Fauzan Khalid

A-BOKS-1-1CERAMAH: Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid (berdiri) saat memberikan tausiah di Masjid Darul Taqwa, Desa Labuapi, Minggu (26/6).

Menjelang berakhirnya Ramadan, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengadakan kegiatan Nuzulul Quran. Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi pemimpin daerah kepada masyarakatnya.

AZAN Magrib baru saja berkumandang. Masjid Darul Taqwa, Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi telah dipenuhi jamaah.

Selain hendak melaksanakan salat Magrib, jamaah datang untuk melihat pemimpin mereka di Lombok Barat.

Mereka ingin mengenal lebih nakhoda daerahnya secara lebih dekat. Sekaligus menyampaikan aspirasi dan keluhan kepada Bupati Lombok Barat.

Salah satunya meminta Bupati untuk menjadi pelindung penasehat untuk tiga masjid yang ada di Desa Labuapi.

”Saya siap, selama ini untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat,” kata Bupati Lobar Fauzan Khalid.

Fauzan mengatakan, Nuzulul Quran ini jangan hanya diperingati secara seremonial saja. Paling utama adalah membiasakan setiap diri kita untuk selalu membaca Alquran.

Di mana saja dan kapan saja. Mengamalkan setiap isi dan kandungan dari Alquran dalam kehidupan sehari-hari.

”Bila dibaca dengan benar, Alquran mampu menggetarkan hati. Membuat tentram jiwa, baik bagi yang membaca dan mendengar bacaan itu,” terang Fauzan.

Karena itu, Fauzan mengajak umat Islam di Lombok Barat untuk membiasakan diri membaca Alquran. Meski berat di awal, namun bila membaca Alquran telah menjadi kebiasaan, maka akan terasa mudah.

”Kalau sudah terbiasa, hampa rasanya tidak membaca Alquran,” ujar mantan Ketua KPU NTB.

Lebih-lebih, Pemkab Lobar telah mencanangkan program magrib mengaji dan belajar. Ditambah lagi Bulan Ramadan segera berakhir, sambung Fauzan, harus dimaksimalkan dengan memperbanyak zikir, sedekah, dan membaca Alquran.

”Jangan lupa untuk menjaga habluminallah dan habluminanas. Insya Allah, masyarakat Lobar akan sukses, rukun, damai dan sejahtera,” ungkapnya.

Sementara TGH Satir Idris menyampaikan hal serupa. Beliau mengatakan Alquran merupakan kitab suci yang sempurna.

Hanya saja, dewasa ini lebih banyak orang yang menyimpan Alquran, tanpa membaca, apalagi mengamalkan isi Alquran.

”Padahal Alquran diturunkan sebagai tuntunan, pembeda yang hak dan bathil,” katanya.

TGH Satir melanjutkan, Alquran mengandung sumber ilmu. Bisa dijadikan petunjuk dalam bersikap untuk kehidupan sehari-hari.

Sehingga siapa saja yang membaca Alquran dan mengamalkannya dengan baik, Insya Allah akan menemui kesuksesan. (Wahidi Akbar S/Giri Menang/r6)

 

 

Dapat Penghargaan Halal Dunia, Lombok Jadi Kebanjiran Turis Timur Tengah

gili nangguJakarta – Tahun lalu, Lombok jadi salah satu pemenang World Halal Travel Awards 2015 di Abu Dhabi, UEA. Sejak menang penghargaan, kunjungan turis Timur Tengah pun meningkat.

“Lombok mulai banyak (turis Timur Tengah), sejak ada award itu dari Middle East kunjungan naik 50%. Award ini mulai ada efeknya,” tutur Nia Niscaya, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika dalam jumpa pers Peluang dan Progres Promosi Pariwisata Mancanegara di Pertengahan Tahun 2016, di Hotel Millenium, Jakarta Selasa (18/6/2016)

Ia mengatakan jumlah ini meningkat sejak mendapat penghargaan hingga sekarang. Meraih penghargaan ini pun menjadi hal positif bagi pariwisata Lombok khususnya dan Indonesia secara umum.

Turis Timur Tengah selain Lombok banyak menggemari Jakarta, serta kawasan Puncak. Mereka senang berkunjung ke mal hingga Taman Safari.

“Timur Tengah paling besar spending-nya. Mainly mereka ke Jakarta, mereka suka. Restoran yang buka sampai malam kemudian modern shopping mall. Selain itu mereka suka Sea World. Kemudian mereka ke Puncak, di situ ada Taman Safari. Lalu dari situ bisa ke Bandung,” jelas Nia.

http://travel.detik.com/read/2016/06/28/191652/3244269/1382/dapat-penghargaan-halal-dunia-lombok-jadi-kebanjiran-turis-timur-tengah

 

Hukum-hukum Penting Seputar Ramadhan

rmdnKembali memasuki bulan Ramadhan, tentu penting untuk me-review hukum-hukum penting seputar Ramadhan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan

Awal dan akhir Ramadhan ditetapkan berdasarkan pantauan bulan. Mayoritas ulama berpendapat; jika suatu negeri berhasil melihat bulan, hasil pantauan hilal negeri itu berlaku bagi seluruh kaum Muslim di dunia, tanpa memperhatikan perbedaan mathla‘ maupun batas negara. Ketentuan ini didasarkan hadis sabda Nabi saw.:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihat hilal. Jika pandangan kalian terhalang, sempurnakanlah hitungan bulan Sya’ban menjadi 30 hari (HR al-Bukhari dan Muslim).

Imam Hashfaki menyatakan, “Perbedaan mathla’ tidak dapat dijadikan pegangan. Begitu juga melihat bulan sabit di siang hari, sebelum zuhur, atau menjelang zuhur. Dalam hal ini, penduduk di wilayah timur harus mengikuti (ru’yat kaum Muslim) yang ada di barat jika ru’yat mereka diterima (sah) menurut syariah.” (Imam al-Hashfaki, Ad-Durr al-Mukhtâr wa Radd al-Muhtâr, II/131-132).

Rukun Puasa

Rukun puasa ada dua: (1) niat pada malam hari; (2) imsak, yakni menahan diri dari semua hal yang membatalkan puasa.

Terkait niat puasa pada malam hari, Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Siapa saja yang tidak berniat puasa sebelum fajar maka tidak ada puasa bagi dirinya (HR Khamsah).

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban mensahihkannya dan me-marfû’-kan hadis ini [Subul as-Salâm, III/305).

Ibnu Umar, Jabir bin Yazid dari golongan Sahabat, al-Nashir, al-Muayyid Billah, Imam Malik, al-Laits dan Ibnu Abi Dzaib mewajibkan niat pada malam hari tanpa membedakan puasa wajib (Ramadhan dan tathawwu’ [Sunnah]). Adapun Imam Syafii, Imam Ahmad bin Hanbal, al-Hadi dan al-Qasim mengharuskan niat pada malam hari khusus untuk puasa fardhu (Ramadhan), tidak untuk puasa sunnah. Mereka menyatakan bahwa puasa tidak sah bila tidak ada niat pada malam hari (Nayl al-Awthar, IV/574).

Orang yang baru berniat puasa Ramadhan pada siang hari karena lupa, ia wajib segera berniat ketika ingat, wajib menahan diri layaknya orang yang sedang berpuasa. Namun, puasanya dihukumi batal dan harus diganti pada hari lain.

Imam Syafii dan Ibnu Mundzir berpendapat bahwa niat harus dilakukan setiap malam bulan Ramadhan. Namun, menurut Imam Malik, Ishaq, dan Imam Ahmad niat puasa sah untuk puasa selama satu bulan. Pendapat Imam Syafii dalam hal ini lebih kuat. Sebab, puasa merupakan ibadah khusus yang waktunya dibatasi (Imam asy-Syaukani, Nayl al-Awthar, hlm. 257).

Apakah sah puasa diniatkan pada siang hari untuk puasa besok harinya? Imam Abu Hanifah menyatakan, “Sah puasa Ramadhan dan puasa yang ditetapkan dengan berniat pada siang harinya.” (Syarh Kabîr, III/23).

Hal-hal yang bisa membatalkan puasa adalah: (1) berniat membatalkan puasa; (2) makan dan minum dengan sengaja; (3) muntah dengan sengaja; (4) bersetubuh atau mengeluarkan air mani dengan sengaja; (5) haid dan nifas; (6) merokok atau memasukkan obat-obatan dari hidung atau mulut. Selain dari enam hal ini tidaklah membatalkan puasa seperti berkumur, menyikat gigi, dan lain sebagainya.

Syarat Wajib Puasa

Puasa diwajibkan atas: (1) Muslim; (2) Balig; (3) Berakal; (4) Suci dari haid dan nifas (bagi wanita); (5) Mukim, tidak sedang safar; (6) Sanggup berpuasa.

Orang kafir tidak wajib berpuasa. Sebab, puasa merupakan ibadah yang disyaratkan di dalamnya keIslaman. Jika orang kafir masuk Islam pada bulan Ramadhan, ia wajib melaksanakan puasa Ramadhan. Jika ia masuk Islam pada siang hari, mulai saat itu ia wajib menahan diri tidak mengerjakan perbuatan yang dapat membatalkan puasa hingga datang saat maghrib. Ini juga berlaku bagi orang yang murtad dari Islam. Apabila orang yang murtad kembali masuk Islam pada saat bulan Ramadhan, ia wajib berpuasa. Jika ia masuk Islam pada malam hari, ia wajib berniat puasa dan mengerjakan puasa mulai subuh hingga maghrib. Jika ia masuk Islam pada siang hari, ia wajib menahan diri dari semua hal yang membatalkan dan merusak pahala puasa. Ia juga wajib meng-qadha’ puasa yang ia tinggalkan pada saat ia murtad (Imam asy-Syirazi, Al-Muhadzdzab fî Fiqh al-Imâm asy-Syâfi’i, 1/177). Ketentuan ini didasarkan pada firman Allah QS al-Anfal (8) ayat 38.

Anak kecil (belum balig) tidak diwajibkan berpuasa. Ini didasarkan pada sabda Rasulullah saw.:

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ عَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ وَعَنْ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ

Diangkat kalam (taklif hukum) dari tiga orang: (1) dari orang yang tidur hingga ia bangun; (2) dari anak kecil hingga ia balig; (3) dari orang gila sampai ia waras (HR Ashhabus Sunan dan al-Hakim).

Namun demikian, anak kecil hendaknya diajari berpuasa, sebagaimana hadis yang menyatakan, “Kami, para Sahabat, berpuasa sesudah mendengar itu, dan menyuruh anak-anak kecil berpuasa. Kami pergi ke masjid dan kami buat untuk anak-anak mainan dari bulu domba. Bila seorang anak menangis untuk meminta makanan, kami berikan mainan itu kepada dia hingga waktu berbuka.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Orang gila tidak wajib berpuasa dan tidak wajib meng-qadha’ puasanya tatkala ia masih gila. Bila ia kembali waras pada bulan Ramadhan maka ia wajib melaksanakan puasa, dan imsak pada sisa harinya.

Wanita yang sedang haid atau nifas juga tidak wajib berpuasa. Jika ia telah suci dari haid atau nifasnya, ia wajib meng-qadha’ puasa yang ia tinggalkan selama haid dan nifas. Ini didasarkan pada hadis penuturan Muadz bahwa ‘Aisyah ra. berkata, “Kami haid pada masa Rasulullah saw. Lalu kami diperintahkan supaya meng-qadha’ puasa dan kami tidak diperintahkan untuk meng-qadha’ shalat.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain).

Orang yang bepergian juga tidak diwajibkan berpuasa. Mereka boleh berpuasa dalam safarnya atau tidak. Bila ia tidak berpuasa dalam safarnya, ia wajib mengganti puasa sejumlah hari yang ia tinggalkan (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 184).

Puasa pun tidak diwajibkan bagi orang sakit. Bila si sakit sembuh dari sakitnya, ia wajib mengganti sebanyak hari yang ia tinggalkan (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 184).

Kata [marîdh] dalam QS al-Baqarah [2]: 184 berfaedah pada makna umum, dan tidak disyaratkan sakit keras atau lemah. Demikianlah pendapat Atha’ dan Ahlu al-Dzahir, Bukhari dan Ibnu Sirin (Imam Ibnu Qudamah, Al-Mughni).

Adapun yang dimaksud dengan orang yang tidak mampu berpuasa pada ayat di atas adalah orang yang sangat tua, atau orang yang tidak sanggup sama sekali berpuasa. Mereka diberi keringanan (rukhshah) tidak berpuasa, tetapi wajib membayar fidyah (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 184).

Syarat Sah Puasa

Syarat sah puasa ada empat: (1) Islam sepanjang hari; (2) Suci dari haid, nifas dan wilâdah; (3) Tamyîz, yakni dapat membedakan antara yang baik dan tidak baik; (4) berpuasa pada waktunya.

Jika salah satu dari empat syarat di atas tidak dipenuhi maka puasanya tidak sah.

Tatacara Meng-qadla’ Puasa

Para ulama berbeda pendapat apakah qadha’ puasa mesti dilakukan berurutan atau tidak. Mayoritas ulama berpendapat boleh memilih antara berurutan atau terpisah-pisah harinya. Rasulullah saw. bersabda:

قَضَاءُ رَمَضَانَ إنْ شَاءَ فَرَّقَ ، وَإِنْ شَاءَ تَابَعَ

Qadha’ puasa Ramadhan boleh dilakukan dengan berurutan atau terpisah-pisah harinya (HR ad-Daruquthni).

Ibnu ‘Abbas ra. berkata, “Tidak mengapa meng-qadha’ puasa dengan terpisah-pisah, sebagaimana firman Allah SWT: Sempurnakan puasa kalian pada hari yang lain.” (Imam asy-Syaukani, Nayl al-Awthâr, hlm. 299).

Batas waktu meng-qadha’ puasa adalah hingga menjelang bulan Ramadhan (Sya’ban). Pendapat ini didasarkan pada hadis riwayat ‘Aisyah ra. yang berkata, “Aku memiliki tanggungan puasa dari bulan Ramadhan. Aku tidak meng-qadha’ puasa itu hingga datang bulan Sya’ban.” (HR al-Bukhari).

Bila seseorang tidak meng-qadha’ puasanya hingga datang bulan Ramadhan berikutnya, sebagian ulama mewajibkan orang tersebut membayar fidyah selain kewajiban meng-qadha’ puasanya. Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa orang tersebut tetap wajib qadha’, dan tidak diwajibkan membayar fidyah baik karena udzur atau tidak. Ini adalah pendapat al-Hasan dan ulama Hanafiyyah. Imam Malik, Syafii, Ahmad dan Ishaq sependapat dengan ulama Hanafiyyah jika orang tersebut mempunyai udzur; namun bila tidak ada udzur, wajib membayar fidyah.

Bila seseorang mati dengan menyisakan puasa Ramadhan, walinya tidak wajib membayar fidyah. Bila si mati bernadzar maka si walinya harus melaksanakan nadzar si mati.   Ketetapan ini didasarkan sabda Rasulullah saw., “Siapa saja yang meninggal dunia, sedangkan ia memiliki tanggungan puasa yang dia tinggalkan, tetapi tidak dikerjakan pada masa hidupnya, dipuasakanlah untuk dia oleh walinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Atas dasar itu, jumhur ulama sepakat bahwa wali si mati harus mengganti puasa yang ditinggalkan.

Ketentuan Fidyah

Fidyah adalah memberikan makanan kepada fakir miskin setiap hari, dengan takaran sebanyak 1 mud (lebih dari 6 ons). Ketentuan ini didasarkan QS al-Baqarah (2) ayat 184], juga hadis dari Ibnu ‘Abbas, “Siapa saja yang telah sangat tua dan tidak sanggup berpuasa Ramadhan, maka ia memberi fidyah sehari sebanyak 1 mud gandum.” (HR al-Bukhari).

Yang dimaksud orang yang tidak mampu adalah orang yang sudah sangat tua, atau orang yang memang tidak sanggup sama sekali berpuasa. Mereka diberi keringanan (rukhshah) tidak berpuasa, namun wajib membayar fidyah.

Sebagian ulama memasukkan wanita hamil dan menyusui ke dalam kelompok “orang-orang yang tidak mampu berpuasa”. Diriwayatkan dari ‘Ikrimah, bahwa Ibnu ‘Abbas menyatakan, “Ayat tersebut juga berlaku bagi wanita hamil dan yang sedang menyusui.” (HR Abu Dawud).

Ibn Hazm meriwayatkan dari Hammad Ibn Salah dari Ayub dari Nafi’ bahwa seorang perempuan Quraisy yang sedang hamil bertanya kepada Ibnu Umar tentang puasanya. Ibnu Umar menjawab, “Berbukalah dan berilah makan seorang miskin setiap harinya dan tidak usah meng-qadha’-nya.”(Ibn Hazm, Al-Muhalla, VI/263).

Hadis di atas adalah hadis mawqûf.   Sebagian ulama mengamalkan hadits di atas, dan berpendapat bahwa orang yang hamil, menyusui dan orang sakit menahun harus berbuka dan tidak perlu meng-qadha’-nya. Ia hanya diwajibkan membayar fidyah. Itu pun jika ia mampu.

Pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah wanita hamil dan menyusui tetap wajib berpuasa jika tidak ada kesulitan atas dirinya. Ia hanya dibolehkan berbuka ketika sudah tidak sanggup meneruskan puasanya karena kesulitan yang membahayakan dirinya dan ia harus meng-qadha’ puasa yang ditinggalkan tanpa harus membayar fidyah. Jika tidak mampu meng-qadha’, ia wajib membayar fidyah.

Termasuk golongan yang tidak mampu berpuasa adalah orang yang sakit sangat akut, menahun dan tidak bisa diharapkan sembuh.

Ancaman Bagi Orang Yang Meninggalkan Puasa

Dalam kitab At-Targhîb disebutkan, jika seseorang meninggalkan kewajiban puasa dengan sengaja secara i’tiqâdi maka ia telah terjatuh dalam kekufuran. Dalilnya adalah riwayat ad-Dailami dan disahihkan oleh adz-Dzahabi dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:

عُرَى اْلإِسْلاَمِ وَقَوَاعِدُ الدٍّيْنِ ثَلاَثَةٌ عَلَيْهِنَّ أُسُسُ اْلإِسْلاَمِ مَنْ تَرَكَ مِنْهِنَّ وَاحِدَةً فَهُوَ بِهاَ كَافِرٌ حَلاَلُ الدَّمِ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَالصَّلاَةُ اْلمَكْتُوْبَةُ وَصَوْمُ رَمَضَانَ

Sendi-sendi dan dasar-dasar agama Islam ada tiga dan Islam dibangun di atas tiga sendi ini. Siapa saja yang meninggalkan salah satu dari ketiganya adalah kufur dan halallah darahnya, yaitu: mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, shalat fardhu, dan puasa Ramadhan (HR Abu Ya’la).

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. [Syamsuddin Ramadhan An-Nawiy]

Mengunjungi Wisata Religi Makam Keramat Lembar, Kondisi Fasilitasi Umum Butuh Perhatian Pemerintah

juru kunci makam keramat menunjukkan makam yang tenggelam     ditengah laut(1)

Kawasan wisata Pantai Cemara, Desa Lembar Selatan hampir tidak pernah sepi pengunjung setiap hari libur akhir pekan. Setiap akhir pekan, kawasan ini dikunjungi hampir ratusan pengunjung dari daerah Lobar dan sekitarnya.

Keindahan alam pantainya dan tanaman bakau di lokasi wisata ini mejadi “magnet” tersendiri bagi pengunjung. Dilokasi wisata cemara ini juga pengunjung akan disuguhkan wisata religi, Makam Keramat yang setiap hari dikunjungi.

Pantai cemara yang terletak di Dusun Cemara, Desa Lembar Selatan ini berjarak sekitar dua kilometer dari jalur utama Lembar-Gerung. Tidak sulit menjangkau kawasan wisata ini, karena jalannya telah diaspal dan jembatan penghubung telah dibangun. Meski jembatan ini kini diselidiki aparat berwajib karena diduga beramasalah, akan tetapi jembatan ini banyak dirasakan keberadaannya oleh warga setempat dan pengunjung.

Memasuki kawasan wisata Cemara, pengunjung akan melewati jembatan Cemara yang dibangun dua tahun lalu. Jembatan kayu ini, menghubungkan dusun Puyahan dengan dusun Cemara. Jembatan dua jalur (bagi pejalan kaki dan kendaraan) ini juga bisa jadi lokasi penyeberangan pengunjung yang ingin menuju makam Keramat.

Melewati jembatan itu, pengunjung akan disuguhkan pemandangan tanaman bakau yang hijau. Tanaman bakau ini ditanami pada bagian kiri dan kanan di sepanjang jalan paping blok menuju pantai cemare. Di jalur ini, penduduk Cemara memasang fortal untuk meminta iuran seikhlas pengunjung sebelum masuk ke kawasan pantai.

Sekitar 50 meter dari lokasi itu, pengunjung akan masuk ke dusun Cemara. Dusun berpenduduk sekitar 1000 lebih jiwa ini hampir sebagian besar warganya bermata pencaharian menjadi nelayan. Namun berkat dibukanya lokasi wisata ini menjadi salah satu alternatif bagi penduduk untuk mencari nafkah. “karena warga bisa menyewakan ban dan kano untuk renang, juga membuka jasa perahu menyeberang ke gili di Sekotong,”kata Kadus Cemara, Solikin yang saya temui kemarin.

pemandangan di sekitar makam Keramat yang memukau(1) pemandangan tanaman bakau di pantai cemara menjadi salah  satu magnet bagi pengunjung(1)Dikatakan, kawasan cemara ini telah lama tersohor sebagai lokasi wisata bagi warga lokal. Konon, kawasan ini mulai dikenal sebelum zaman Bupati Lobar, HL. Mujitahid. Awalnya lokasi ini dikenal karena makam keramat yang ramai dikunjungi. Lambat laun, kawasan ini pun dikenal sebagai daerah wisata  sehingga ramai dikunjungi selesai Lebaran.

Kawasan ini selalu menjadi pilihan lokasi wisata bagi pengunjung setiap akhir pekan. Hampir tiap akhir pekan jumlah pengunjung mencapai ratusan, “tapi ramainya pengunjung ini tidak diberangi dengan peningkatan sarana prasarana di lokasi wisata ini,’tukasnya.

Sarana prasawana seperti WC umum dan air bersih masih sangat minim di lokasi ini, karena itu warga pun memanfaatkannya dengan menyediakan jasa sewa WC. Begitu pula, air bersih pengunjung kerap kesulitan karena air bersih juga minim tersedia.

Di kawasan Cemara ini sendiri, ada tiga titik lokasi wisata yang selalu ramai dikunjungi yakni Cemara Indah, pantai dan makam Keramat. Lokasi cemara indah ini mulai beberapa waktu lalu dibangun pengembang sedangkan kawasan pantai sendiri kondisinya belum terurus. Sedangkan lokasi wisata makam keramat juga tidak kalah parah kondisinya.

Letaknya yang stategis menyebabkan kawasan wisata Cemara kerap kali menjadi alternative bagi wisatawan lokal dan wistawan mancanegara untuk menuju gili-gili yang ada di Sekotong, seperti Gili Nanggu, Gili sudak, gili Tangkong dan sejumlah gili di kawasan wisata Sekotong.

Makam keramat satu dari sejumlah lokasi wisata di Pantai Cemara yang ramai dikunujungi. Namun patut disayangkan, kondisi lokasi wisata religi ini sangat memperihatinkan, kondisi bangunan tempat `peziarah berzikir, talut disekitar lokasi tersebut rusak tergerus air laut. Parahnya lagi, pengunjung kerap mengeluhkan air bersih yang minim.

Demikian diungkapkan juru kunci Makam Keramat, L. Hadi ditemui di sekitar lokasi makam. “Begini sudah Kondisi lokasi wisata religi makam keramat, bangunan tempat zikir dan talut rusak parah. Parahnya lagi, air bersih tidak ada,”aku L Hadi.

L Hadi merupakan anak bungsu dari L Darsah (juru kunci pertama makam keramat). L Hadi mewarisi juru kunci kedua makam Keramat, menggantikan almarhum bapaknya. Menurut sepengetahuannya, makam Keramat diketahui sejak satu abad lalu. Awalnya makam ini temukan seperti makam umumnya.

Makam ini sendiri ditemukan oleh tokoh agama setempat. Makam ini konon menjadi makam seorang wali bernama Syeh Sayit Alwi Al-Bagdadi, ulama dari Irak. Konon, almarhum masuk menyebarkan islam ke kawasan pulau Lombok.  Awalnya makam ini berada di daratan, namun karena hempasan air laut menyebabkan makam ini sedikit demi sedikit tergerus dan tenggelam.

Seiring waktu, makam ini tergerus air laut. Sehingga wargapun membangunkan petanda menggunakan kayu. Karena kayu itu juga tergerus air laut, akhirnya sekitar tahun 1983 silam warga membangun petanda menggunakan bangunan beton bercat putih. “Saat air surut pengunjung bisa jalan ke makam, tapi saat air pasang (seperti saat dikunjungi) harus menggunakan perahu,’tuturnya.

Makam ini sendiri dipercayai keramat oleh sebagian besar pengunjung yang kesana. “Makanya dinamakan makam keramat, karena dikeramatkan.,”ujarnya. Kekeramatan makam ini jelasnya telah banyak terbukti sehingga pengunjung selalu datang ke sana. Sejumlah bukti, pengunjung yang tak bisa punya anak lalu berdoa kepada Allah melalui makam itu, lalu doanya dikabulkan. Selain itu, banyak pengunjung yang berdoa ingin sukses juga tercapai cita-citanya. Ia menekankan, pengunjung bukan meminta kepada makam ini namun kepada Allah.

Pemertintah sendiri pernah mengunjungi lokasi itu, menjanjikan akan membangunkan fasilitas seperti Berugak, tempat duduk pengunjung dan talut. Namun hingga kini, janji itu tak pernah direalisasikan. Sehingga secara swadaya hasil amal para pengunjung yang datang, pengurus makam bisa membangun musalla.

Hal senada disampaikan Kepala Satuan Petugas Linmas Lembar Selatan, L Sahlan, di makam ini kondisi tmepat duduk pengunjung, tempat tahlilan rusak parah. Bangunan yang ada mulai rsak karena telah lama tidan diganti. Yang lebih memperihatinkan, air bersih dilokasi ini tidak ada. “Air bersih minim, sering dikeluhkan pengunjung,’ujarnya.

Untuk menuju makm ini dapat ditmepuh melalui beberapa jalur, bisa melalui Sekotong ke Makam keramat menggunakan perahu. Jakur lainnya, dari Lembar menyeberang menggunakan sampan, jalur dari Dusun Cemara ke Makam menggunakan kendaraan atau jalan kaki dan jalur dari Jembatan Cemara menggunakan perahu ke makam

Menengok Potensi Kerajinan Topeng di Labuapi, Diekspor ke Beberapa Negara, Perajin Butuh Bantuan Modal dan Pasar

foto hasil kerajinan topeng labuapi(1)Desa Labuapi, Kecataman Labuapi sudah dikenal menjadi sentra pengerajin topeng dan kerajinan kayu sejak tahun 1995. Krisis moneter yang melanda negara ini pada tahun 1998 pun bahkan tidak mempengaruhi kegiatan perajin di desa ini. Bahkan, kerajinan kayu ini mencapai masa jayanya pada era krisis tersebut.  Namun belakangan setelah kejadian bom bali hingga sekarang, kerajinan ini mulai meredup.  Penyebabnya, pascabom bali tersebut pangsa pasar kerajinan ini pun ikut terkena imbas sebab sebagian besar dipasarkan ke Bali.

Selain itu, minimnya perhatian pemerintah daerah (Pemda) Lobar terhadap pembinaan para pengerajin salah satu penyebab para pengerajin banyak yang banting setir ke usaha lain. Akibatnya, kerajinan topeng di desa ini diambang mati suri karena banyak ditinggal oleh para pengerajinnya. Salah seorang perajin yang masih bertahan adalah Saheh (40), asal dusun Labuapi Desa Labuapi. Ia mengakui, memulai usaha sebagai perajin topeng sejak 17 tahun silam, persisnya tahun 1998-1999. Ketika itu, kerajinan topeng tengah naik daunnya. “Dulunya hampir 100 persen warga di kampung ini sebagai perajin, tapi sekarang jauh berkurang,”tutur Saheh ketika ditemui di rumahnya minggu kemarin.

Dulunya, kerajinan topeng menjadi salah satu sumber utama mata pencaharian masyarakat setempat. Waku itu, hampir disetiap rumah warga  ada saja membuat kerajinan topeng. Ada kelompok pembuat topeng, pengamplas, pemahat, hingga proses finisihing. Bahkan karena majunya kerajinan ini saat itu, anak SD – SMP pun ikut mencari uang melalui kerajinan ini.
Warga pun membentuk paguyuban untuk terus mempertahankan eksistensi kerajinan ini. kelompok-kelompok dibentuk secara swadaya untuk terus mengembangkan usaha ini, sebagai sektor utama di desa setempat. Dari sisi tingkat produksi kerajinan topeng waktu itu pun jauh lebih banyak, per bulan para perajin bisa memproduksi mencapai 3-5 ribu topeng per bulan karena banyak yang memesan.  Sehingga hampir setiap pekan ada saja pengerajin yang berangkat ke bali mengirim topeng.
Namun setelah tahun 2002, pascabom bali kerajinan ini mulai cenderung meredup. Kelompok yang tadinya aktif menjadi kurang aktif, sehingga banyak pengerajin yang pindah ke usaha lain. Ada yang ke bekerja di gudang, proyek dan sebagai buruh. Namun ia sendiri tetap bertahan karena ingin mempertahankan kerajinan topeng khas Labuapi. “Saya tetap bertahan,”ujarnya.

FOTO PERAJIN TOPENG DI LABUAPI TENGAH MEMAHATKemerosotan kerjainan ini saat itu,  karena pengaruh pemasaran. Karena pengaruh kejadian bom bali, pemasaran topeng ini pun terkena imbas. Sebab bebanyakan pemasaran topeng dikirim ke bali. Ditambah minimnya perhatian pemerintah daerah kerajinan ini pun semakin terpuruk. Tingkat produksi pun jauh menurun hampir 50 persen dari sebelumnya. “Pengunjung dan pemesan sepi, para perajin pun banyak yang gulung tikar,”katanya. Praktis saat ini, dari ratusan perajin yang dulunya menekuni usaha ini, sekarang hanya bisa dihitung dengan jari.

Ia mengaku, selama belasan tahun sebagai perajin tidak pernah dibantu baik itu akses modal dan peralatan oleh pemda dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Padhal katanya, para perajin kesulitan akses modal. Ketika harus memenuhi pesanan dalam partai besar, para perajin ini kerap kali kesulitan modal untuk biaya produksi karena pemesan hanya memberikan DP 5 persen. Sehingga  banyak perajin terpaksa saling pinjamkan uang untuk menutupi sementara biaya produksi, setelah dibayar lunas oleh pemesan barulah bisa didibayar.

Para perajin juga terkendala peralatan, kebanyakan para perajin membeli peralatan secara swadaya. Bahkan, ia terpaksa menggadaikan BPKB kendaraannya untuk bisa membeli peralatan seperti kompresor, pemahat, parang dan parang. Sementara untung yang diperoleh para perajin sendiri tidak terlalu besar, dibandingkan biaya produksi jauh lebih besar. Harga jual topeng bervariasi tergantung ukuran dan kualitas, kalau kualitas topeng bagus harga jualnya Rp 55 ribu, sedangkan yang berukuran kecil Rp 40. “Itupun modalnya Rp 40 ribu, untugnnya hanya Rp 15 ribu, itu pun masih kotor belum dihitung untuk para guide,”ujarnya.

Untuk menghidupkan lagi kerajinan di desanya, ia berharap pemda melirik para perajin yang masih ada. Pemda harus memberikan akses peralatan dan permodalan untuk mengembangkan usaha kerajinan topeng yang menjadi mata pencaharian turun temurun di desa itu. Terpisah, camat Labupai, Baiq Mustika tak menampik jika kerajinan topeng memang mulai menurun. Karena itu pihanya akan berupaya menghidupkan lagi kerajinan yang smepat jarya di era tahun 1998 lalu tersebut. “Kami akan berkoordinasi dengan dinas perindag dan dinas koperasi untuk pembinaan pengerajin,”ujarnya.
Pemda katanya pasti akan mengembangkan kerajinan ini karena adanya program desa tematik, sebab Desa Labuapi bersama Desa Kuranji Dalang sendiri masuk desa wisata. Diharapkan dengan ditetapkannya sebagai desa tematik, maka usaha ini kembali bisa dikembangkan lagi. Untuk sementara, pemda dan kecamatan minimal perlu menjadi pengguna pertama hasil kerajinan topeng di desa Labuapi. Hasil kerajinan bisa dibeli untuk keburuhan ornament di kantor.

Rawan Diklaim Daerah Lain

Kerajinan topeng yang dihasilkan pengerajin di Desa Labuapi telah banyak dipasarkan ke daerah lain seperti Jakarta, Bali. Bahkan kerajinan topeng ini, merambah hingga ke luar negeri seperti Australia, Singapura, dan India. Namun sayangnya, kerajinan ini kebanyakan dikirim melalui daerah lain sebut saja Bali sehingga rawan diklaim.  Menurut Saheh (40), salah seorang perajin topeng ditemui Minggu kemarin di rumahnya di Labuapi, kebanyakan perajin di desa labuapi mengirim barang ke bali. Pangsa pasar, topeng ini lebih banyak ke Bali. “Banyak dikirim ke bali, setelah itu nanti dikirim ke daerah lain bahkan Negara lain,”akunya.

Ia sendiri tidak tahu, apakah kerjainan yang dikirim melalui Bali itu tetap atas nama produk asal Lobar. Namun, dkhawatirkan hasil kerainan itu bisa saja diatas namakan produk dari Bali. Meskipun katanya, para pemesan baik itu dari luar negeri mengetahui kualitas topeng yang dihasilkan perajin Labuapi.
Pemasaran topeng ini, tidak saja melalui Bali namun juga merambah  Jakarta. Di Jakarta, biasanya topeng ini dijajakan saat pameran. “Sering kali kerajinan kami dibawa ke Jakarta untuk ikut pameran,”imbuhnya.
Ia mengaku, selain diorder oleh pemesan dari daerah lain ia juga menerima orderan dari  Austalia, Singapura dan India. Ia memperbanyak jaringan dengan pemesan dari luar negeri, sebagai upaya mempertahankan eksistensi kerajinan topeng. Total orderan dari sejumlah Negara itu bervariasi, pemesan dari Australia senilai Rp 7 juta, dari Singapura Rp 15 juta. Sedangkan dari india, Rp 30 juta.
Ia mengaku topeng labuapi masih banyak dicari karena kualitas topeng dari Labuapi memang berbeda dengan daerah lain, ada kekhasan tersendiri dari sisi kualitas sehingga banyak diburu pemesan baik dalam dan luar negeri. Untuk mempertahankan itu, ia sendiri menjaga betul kualitas bahan baku topeng.

Beberapa waktu lampau, biasanya topeng-topeng tersebut dibuat dari kayu Pohon Mahogani. Akan tetapi seiring berjalannya waktu pohon mahogani menjadi sulit dicari, bahan tersebut diganti dengan kayu pohon lainnya. Seperti Pohon Mangga, Pohon Nangka, atau Pohon Kelengkeng. Bahan-bahan untuk membuat kerajinan tersebut juga tidah hanya berasal dari Desa Labuapi saja. Misalnya kulit kerang atau cukil didatangkan dari desa penghasil cukil, yaitu Desa Lendang Re. Demikian juga dengan bahan-bahan lainnya.
Proses pembuatan topeng ini juga dilakukan secara cermat, mulai dari baku. Proses pembuatan mulai dari cukli, lalu diamplas. Begitu pula tahap penggambaran hingga pengkilatan benar-benar dilakukan secara apik, supaya topeng yang dihasilkan tidak jamuran.”Kalau jamuran dikilatin lagi, tambah biaya,”ujarnya. Karena itu tahap pengkilatan dan pengamplasan beberapa kali untuk memperoleh hasil yang bagus. Barulah tahap terakhir difinishing.

Pengirim : Zubaidi, Jurnalisme Warga

Teluk Mekaki Pantai Terpencil di Sekotong

foto pemandangan di teluk Mekaki sekotong yang banyak diminati investor namun sayang belum terealisasi2(1)Nama kawasan wisata teluk Mekaki mungkin tdak asing bagi masyarakat Lombok Barat khususnya, bahkan bagi para wisatawan baik lokal dan mancanegara. Kawasan yang belakangan menjadi perhatian karena masuk prioritas pembangunan pemerintah pusat dalam program MP3EI ini telah lama menjadi salah satu destinasi wisata di Lobar.

Namun karena pengembangannya terbengkalai, sehingga kawasan ini pun kalah tenar  dengan kawasan wisata lain seperti pantai Senggigi di utara, kawasan Mandalika di Loteng dan Pantai Ping di Lotim. Namun jika para pengunjung berkesempatan berkunjung ke kawasan ini, maka dipastikan  pengunjung akan ketagihan ingin kembali lagi karena takjub akan pemandangan alammnya masih alami dan “perawan”.

Hal ini dibuktikan oleh  penulis  ketika berkunjung ke kawasan itu beberapa waktu lalu. Kawasan Teluk Mekaki berada di Sekotong bagian Barat, persisnya di Desa Pelangan. Pantai ini terbilang terpencil, namun menyimpan pemandangan alam yang menakjubkan. Tidak salah jika pemerintah pusat dan daerah mengembangkan kawasan ini menjadi salah satu destimasi wisata andalan kedepan.

foto destinasi wisata di teluk Mekaki Desa Pelangan Kecamatan Sekotong yang belum digarap maksimalPerjalanan menuju pantai Mekaki dari Gerung (ibu kota kabupaten) berjarak sekitar 30 kilometer lebih, untuk tiba di kawasan itu dapat ditempuh sekitar dua lebih perjalanan menggunakan kendaraan. Disepanjang  perjalanan menunuju kawasan itu memasuki daerah Sekotong, para pengunjung bisa menikmati pemandangan alam pantai. Pengunjung akan disuguhkan panorama pantai-pantai nan indah, mulai dari pantai Batu kijuk, Tawun, sekotong indah, Elak-elak, gili gede hingga tiba di Pelangan.

Selain disuguhkan pemandangan pantai, para pengunjung juga bisa menikmati wisata kuliner di sepanjang jalur pantai Batu kijuk. Di kawasan ini, dijajaki ikan bakar yang aromanya menggugah selera dan merangsang lidah ingin mencicipi. “Disini selalu ramai pengunjung, apalagi hari minggu,”kata Mahnun pengunjung yang ditemui dilokasi.

Beberapa kilometer dari Batu kijuk, pengunjung akan menemukan pelabuhan penyeberangan di Desa Tawun. Dermaga pemnyeberangan yang selesai dibangun taahun 2013 ini menjadi salah satu akses ke gili tangkong, nanggu dan sudak atau disebut Gitanada. Sayangnya pelabuhan ini  belum dilengkapi fasilitas pendukung seperti WC, dan pusat informasi bagi wisatawan.
Bentuk jalan yang berliku dan naik turun membuat anda dengan mudah bisa menyaksikan keindahan pantai-pantai Sekotong lainnya dari kejauhan selama perjalanan. Ketika menanjak menuju jalur mekaki, di sisi kiri kanan jalan daerah Rembut Petung, nuansa berbeda akan banyak ditemukan. Beberapa titik di pegunungannya yang menjadi sumber batu emas dipenuhi tenda-tenda para penambang akan dengan mudah dijumpai di pinggir jalan. Perjalanan menanjak dan berliku menambah suasana extreme perjalanan.

foto pemandangan di teluk Mekaki sekotong yang banyak diminati investor namun sayang belum terealisasi.2jpgSesampainya di puncak perbatasan, para pengunjung bisa melihat bibir pantai dengan samudera luasnya dari kejauhan. Deburan ombak yang menciptakan buih buih putih berbaur dengan kilau pasir putih pantai Mekaki. Pantai Mekaki dari sudut pandang ini akan terlihat begitu indah karena airnya yang membiru dikelilingi bukit bukit hijau. Dan sekitar ratusan meter dari bibir pantai, jalanan tanah berbatu tidak beraspal akan dilalui, namun tetap bisa dilalui dengan nyaman karena tidak bergelombang.

Di pantai Mekaki, pengunjung akan menyaksikan bibir pantai yang membentuk lengkungan bulan sabit. Pasir pantai dengan butiran putih berbiji besar , deburan ombak yang kalem dan juga kadang-kadang terlihat sangat extreme. Kombinasi warna air laut membiru ke bagian tengahnya membuat para wisatawan yang datang merasa betah untuk berlama lama ditempat ini.
Namun, seperti kelemahan objek pariwisata di Lombok lainnya, konidis jalan, akes telekomunikasi, dan air yang begitu sulit. Disamping itu, tidak ada penunjuk arah yang bisa diandalkan untuk sampai kesini. Hanya mengandalkan bertanya ke warga.

Penulis: Zubaidi, Jurnalisme Warga

1 2 3 4 5 15