Berbagai pihak telah sepakat bahwa konsep 3 R adalah cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. 3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Mengelola sampah dengan sistem 3R (reuse, reduce dan recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja. Akan tetapi, khususnya untuk recycle selain membutuhkan waktu dan kesabaran, juga dibutuhkan keterampilan dalam mengolah sampah. Berbagai pihak sudah banyak melaksanakan pengolahan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Antara lain pupuk organik, batako, figura/bingkai foto, dan bunga.

Di Dusun Lekong Dendek, Desa Dasan Tereng, Kec. Narmada, untuk mendaur ulang sampah, dibentuk sebuah lembaga bernama Bunga Sampah Lestari Lombok (BSLL). Lembaga ini sedang dalam proses untuk menjadi lembaga yang legal dan dapat dipertanggungjawabkan.

Lembaga ini awalnya hanyalah sebuah program, yang diinisiasi oleh Junaidi Setiawan, namun kemudian bersama dengan Dedeng Sudarta dijadikan sebagai sebuah lembaga.

Berawal dari keprihatinannya melihat warga kampung yang tidak peduli sampah kemudian membakarnya, Dedeng Sudarte mengubah pola pikir masyarakat khususnya ibu-ibu di desanya dalam menyikapi sampah tersebut. Pria asal Dusun Lekong Dendek ini melakukan aksi nyata dengan memberdayakan ibu-ibu di kampungnya melalui kegiatan daur ulang sampah plastik.

Melalui pelatihan, Dedeng Sudarta bersama kawan-kawannya mampu memotivasi ibu-ibu untuk turut serta menjaga lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampah plastik.

Jika warga sebelumnya tidak peduli sampah, saat ini sebagian warga khususnya ibu-ibu di desanya mulai berkreasi dengan sampah tersebut dan menjadikannya barang bernilai ekonomis. Sampah plastik tersebut dibuat menjadi barang-barang bernilai seperti membuat banyak jenis bunga, sehingga mampu mendatangkan penghasilan tambahan bagi para warga di Desa Dasan Tereng.

Terkait bahan baku, Dedeng berharap ke depan harus banyak didirikan bank-bank sampah, di mana warga Desa Dasan Tereng dapat menyumbangkan sampahnya terutama sampah plastik ke lembaga BSLL.

Selain berhasil dalam menanggulangi sampah plastik di kampungnya, Sudarta pun para ibu pun mendapatkan penghasilan tambahan melalui kegiatan daur ulang sampah tersebut. Hasil dari daur ulang sampah plastik dibawa ke pameran-pameran atau kegiatan event besar terutama yang digelar oleh pemerintah daerah.

Saat ini ada ribuan ibu-ibu yang dibina oleh BSLL dalam pengelolaan sampah. Selain di desanya, Dedeng dengan BSLL-nya juga memberdayakan kelompok ibu-ibu di daerah lain seperti Lombok Tengah, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur bahkan permintaan sudah mulai dari Pulau Sumbawa.

Karena permintaan lebih banyak, pria yang menjabat Sekretaris Desa Golong ini kesulitan dan kekurangan tenaga atau pelatih yang akan membina ke kelompok kelompok. Karena menurutnya mencari pelatih itu sulit selain harus mahir merakit bunga ia juga harus mampu dan terampil dalam memberikan penjelasan serta dapat berkomunikasi dengan baik.

“Sehingga sampai saat ini belum bisa memenuhi permintaan dari luar,” katanya.

 

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/portal/node/berita/bsll-dasan-tereng-bina-ribuan-pengolah-sampah