PGRIBupati Lombok Barat (Lobar),H.Zaini Arony berkesempatan melepas 50 orang Calon Jamaah Haji (JCH) Lobar dari unsur guru. Kegiatan tersebut digelar Senin (25/8) kemarin yang dirangkai dengan kegiatan Hahal Bihalal PGRI di Bencingah. Selain bupati, hadir pula pada kesempatan tersebut, wakil bupati (wabup) Lobar, Fauzan Khalid, Ketua DPRD Lobar. Hj.Sumiatun, Kadikpora Lobar, Ispan Junaidi, Ketua PGRI Lobar, Saleh Sayuti, Asisten I Setda Lobar, H.MS.Udin, Ketua TPPKK Lonbar, Ketua GOW, sejumlah SKPD, camat, Pengurus PGRI NTB serta seluruh jajaran pendidikan se Lobar.
Kegiatan yang melibatkan ribuan peserta ini membuat suasana tidak terkontrol. Suasan jadi sedikit gaduh karena di pojok timur sejumlah guru terlibat ngobrol. Ketika bupati berkenan memberikan sambutan, Situasi tersebut membuat bupati memberikan ‘sentilan’. “Saya minta dengan hormat, bisa kita giliran bicara untuk anggota PGRI yang disana,” sebut bupati seraya mengajak anggota PGRI yang ada di bawah supaya menaiki Bencingah. “Tapi saya mohon dengan sangat kita giliran bicara, nanti setelah ini boleh berdiskusi” sambungnya.
Dalam arahannya, bupati merasa bangga, dalam suasana kekeluargaan dan persaudaraan sepert ini, pihaknya ikut memberikan doa restu, karena keluarga besar PGRI akan memberangkatkan JCH-nya utnuk menunaikan rukun Islam yang ke lima itu. Tahun 2014 ini sebut bupati, ke 50 JCH ini merupakan jamaah yang tercatat dalam 389 JCH asal Lobar yang rencananya berangkat tahun 2014 ini. “Saya ucapkan selamat kepada jemaah caloh haji yang mendapat panggilan”katanya.
PGRI 1Pada kesempatan itu, bupati berjanji akan memeberikan sebuah gedung sekretariat PGRI. Gedung yang dimaksud adalah gedung yang ditempati Sat Pol PP sedkarang. Karena menurut bupati, dalam beberapa bulan ke depan, kantor Pol PP yang tengah dibangun akan segera selesai. “Jika kantor Pol PP yang sedang kita bangun selesai, kantor Pol PP yang di Gelogor silahkan pakai untuk gedung PGRI” paparnya yang disambut aplaus meriah hadirin.
Janji tersebut dibayar karena tahun lalu bupati pernah merasa berhutang kepada PGRI, tapi karena adanya skala prioritas, maka gedung Pol PP yang lama dipergunakan untuk kegiatan PGRI, termasuk memberikan hibah sebesar Rp.100 juta. Bahkan pada kesempatan itu, bupati berjanjiakan memberikan masing-masing kecamatan sebe sar Rp.10 juta. “Jadi kita tambah dananya, nanti Pak Wabup bersama Ibu Sumiatun yang mengawali di DPR” cetus bupati.
Komitmen ini cukup beralasan, supaya seluruh aktivitas PGRI dapat berjalan dan mendukung seluruh aktivitas pendidikan. Tapi ada satu yang diminta bupati, tahun ini sejak 2013 lalu, gonjang ganjing kurikulum 2013. Kurikulum ini supaya diimplementasikan.Karena sesungguhnya, kurikulum ini sudah sering kali berubah sejak kurikulum 1968, 1975, 1984, 1994, 2006 dan terakhir kurikulum 2013. Jika dilihat secara akademik, paedagogik dan fsikologis, kata bupati, memang perluadanya penyesuaian. Tapi jika ada perubahan yang sangat mendasar, ini akan membawa impilkasi seluruh kebijakan. Bukan saja dari sisi pendidikan tetapi juga di luar pendidikan. Kurikulum sebelum ini dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi. “Sekarang ini kurikulum berbasis karakter, kira-kira begitu,” katanya. Karena kurikulm 2013 ini mencakup pemahaman, keterampilan dan sikap dan membawa implikasi yang cukup mendasar terhadap iklim pembelajaran, metodologi pembelajaran, materi pembelajaran dan tujuan yang disesuaikan denganpembelajaran itu.
Usai memberikan sambutan, bupati langsung didaulat untuk membagikan bingkisan secara simnbolis kepada 50 orang CJH. Acarapebagian bingkisan disaksikan oleh Wabup Fauzan Khalid dan Ketua DPRD, Hj.Sumiatun. (L.Pangkat Ali-Pranata Humas Pelaksana)