Senggigi, Diskominfotik – Rapat Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan Semester II Tahun 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat di Hotel Puri Saron, Senggigi, Lombok Barat. Sabtu (11/12/2021).

Turut hadir dalam rakor tersebut Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat Drg. Hj. Ni Made Ambaryati, Asisten I setda Lobar H. Agus Gunawan, para Kepala Puskesmas se-Kab. Lobar, serta seluruh keluarga besar Dinas Kesehatan.

Asisten I setda Lobar H. Agus Gunawan menyampaikan, diawal kegiatan bahwa saat ini terbukti bahwa dibandingkan dengan beberapa negara, Indonesia telah dipantau efektif pelaksanaan vaksinasinya.

“Dua tahun terakhir adalah tahun terberat bagi kita semua. Oleh karena itu kita harus menjaga agar kita tidak terpuruk kembali dan mengulang dari nol. Saya anjurkan kepada semuanya jika masyarakat belum divaksin ataupun tidak menggunakan masker, tolong jangan dilayani. Hal kita harus lakukan untuk menjaga kondisi saat ini bersama.” Jelasnya.

Kepada Dinas Kesehatan Drg. Hj. Ni Made Ambaryati menyampaikan bahwa Lombok Barat merupakan peringkat kedua dari bawah terkait inovasi Dinas Kesehatan di NTB yang ditentukan oleh 20 indikator dan untuk saat ini Lombok Barat baru dapat memenuhi sekitar 10 indikator saja.

“Saya ingin menyampaikan bahwa banyak yang belum bisa saya selesaikan berdasarkan RPJMD selama 25 bulan masa jabatan saya dan saya diminta agar dapat melengkapi dokumen-dokumen agar pengganti saya nantinya dapat tahu segala hal tentang Dinas Kesehatan ini.” Jelasnya.

Ia menyampaikan harapan agar penggantinya kelak dapat lebih membuat Lombok Barat maju dari segi kesehatan dan lebih melengkapi dari hal-hal yang belum ia capai.

“Tentunya program kesehatan seperti vaksinasi tidak akan berhenti disini. Tentunya teman-teman akan melanjutkan. Selain itu, telah ada instruksi bahwa mulai tanggal 24 Desember harus vaksinasi anak mulai umur 6-11 tahun.” Tambahnya.

Ia juga menyampaikan bahwa angka kematian ibu masih 12 untuk tahun ini dan tujuh diantaranya meninggal karena COVID-19, sedangkan untuk angka stunting 22 di aplikasi EPPBGM dan diharapkan tahun depan akan semakin menurun.

Bupati Lombok Barat menanggapi bahwa penyebab dari rendahnya tingkat inovasi di Lombok Barat ini ialah karena kurangnya dari sisi administrasi padahal persyaratannya tidak begitu rumit. Selain itu Bupati Lombok Barat juga menyampaikan bahwa selain dari peringkat inovasi, Lombok Barat tahun ini harus ODF (Open Defection Free) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan.

“Untuk saat ini di NTB yang sudah ODF baru hanya Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa Barat. Kita harus ODF tahun ini tetapi tidak hanya deklarasi saja yang mungkin akan dilaksanakan hari Rabu nanti.” Jelasnya.

Sementara itu, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid berharap agar kedepannya inovasi apapun itu harus dibuat Perbup, SK dan dikomunikasikan ke Bappeda agar dapat dimasukkan ke dalam sistem dan dinilai sebagai inovasi.

“Saya berharap agar seluruh keluarga besar Dinas Kesehatan untuk tetap waspada terhadap cuaca buruk saat ini yang dapat beresiko terjadi banjir seperti beberapa hari lalu dan saya juga berharap agar selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama yang terdampak banjir di Kecamatan Batulayar dan Gunung Sari.” Tambahnya. (Diskominfotik/Fiyan/Juan/Dhea).