Gerung, Diskominfotik – Sekotong adalah kecamatan paling selatan dari Kabupaten Lombok Barat, yang memiliki potensi Alam yang sangat potensial untuk di kembangkan terutama di sektor Pariwisata. Bentangan Pantainya yang panjang serta sebagian besar berpasir putih. Ini semua adalah merupakan Karunia dari Tuhan untuk di pelihara dan dikembangkan menjadi destinasi wisata yang menarik. Namun untuk mewujudkan kawasan Sekotong ini menjadi menarik butuh perhatian dan kerja keras kita semua.
Pada pertemuan Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid dengan pemilik (owner) hotel dan restoran se-Lobar di kediaman Wakil Bupati Lobar Hj. Sumiatun, minggu, (22/11/2020), sebagian besar pelaku usaha tersebut keluhkan masalah sampah dan tambang. Pertemuan ini merupakan ketiga kalinya setelah sebelumnya dilakukan di wilayah Senggigi tepatnya di Puri Mas dan Holiday Inn.
Lesiano, salah satu owner hotel di Sekotong mengatakan bahwa di Sekotong industri pariwisata bagus sekali untuk di kembangkan sehingga bisa mendatangkan uang, namun ia masih mengeluhkan sampah.
“Ketika ada tamu saya dari bandara kemudian jalan sampai ke hotel saya, mereka melihat sampah yang belum ditangani dengan baik, penataan selokan juga belum bagus,” keluhnya.
Pria yang menyebut dirinya sudah dua puluh tahun di Lombok itu menyebut setiap tahun terjadi kerusakan, lebih parah lagi katanya laut hancur, karang hancur, pohon ditebang.
“Ini harus kita jaga bersama karena itu yang dicari turis. Turis datang ke sini untuk melihat keindahan laut dan pantainya,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap kepedulian bersama untuk menjaga lingkungan yang indah dan bersih, karena jika itu habis maka turis pun habis.
Hal senada disampaikan Budi, koordinator Boatman Sekotong. Dia menyayangkan adanya sampah di mana-mana.
“Kami berharap ke depan ketika mau menjual destinasi namun kita kontradiksi dengan cleanness (kebersihan, red) maka kita sia sia,” ujarnya.
Terlebih lagi, katanya, masih maraknya tambang. “Di sisi lain kita begitu berkiat dengan tourism yang maju di Sekotong,” katanya menyebut sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan calon investor yang akan berinvestasi ke Sekotong.
“Kira-kira kebijakan Pemda untuk Sekotong itu apa? Mau menjadikan Sekotong ini mining (tambang, red) atau tourism (wisata, red). Karena itu juga menjadi pertanyaan yang tidak bisa saya jawab ketika tamu saya bertanya,” keluhnya.
Bupati Fauzan sebelum menanggapi keluhan para owner tersebut menyampaikan terima kasih dan peluang investasi di Sekotong ke depannya.
“Terimakasih atas atensi Bapak-Ibu semua atas kehadiran kita di tempat wakil Bupati Lombok Barat ini, ini modal besar untuk usaha kita bersama untuk memajukan industri Pariwisata di Kabupaten Lombok Barat ini,” ujar Fauzan.
Bupati sempat memuji Kepala Dinas Pariwisata Lobar H.Saepul Akhkam yang menginisiasi pertemuan tersebut.
“Kadis Pariwisata ini sensitif betul orangnya, kalau kita adakan di Senggigi terus bagaimana pelaku wisata di wilayah Kecamatan Sekotong ini. Sehingga kita pilih di kediaman Wakil Bupati Lombok Barat sehingga tidak selalu pelaku wisata Sekotong yang datang ke wilayah Senggigi,” ujarnya.
Bupati berharap agar Sekotong terus berkembang dan para pelaku wisata membantu mempromosikan Sekotong.
“Ini hashtag resmi kalau ke Senggigi #ayokembalikeSenggigi, kalau ke Sekotong #ke sekotongaja,” tambahnya.
Selain itu, Fauzan juga menyampaikan kabar gembira kepada para pelaku usaha usai melakukan kunjungan kerjanya ke Jakarta kemudian ia mampir di Surabaya.
“Camping sky mau masuk ke Sekotong. Saya sudah ketemu dengan Wings Group yang punya Camping Sky di Bali, dan juga ketemu dengan pemilik Mekaki yang sekarang, jadi kalau dipersentasekan 70-80 persen akan mulai membangun,” ujar Fauzan.
“Mudah-mudahan sekitar bulan Februari atau Maret 2021 akan dimulai, itu saya yakin sekali,” cetusnya optimis.
Menanggapi keluhan owner, kata bupati, dari pertemuan pertama hingga ketiga soal sampah selalu dibahas.
“Itu artinya sampah ini problem kita bersama dan memang yang paling ujung itu adalah semua kita, semua masyarakat harus memiliki kepedulian dengan persoalan sampah ini,” ujarnya.
Pemkab Lobar, ujarnya, harus mulai dengan memberikan keteladanan.
“Sekarang setelah Dinas Pariwisata setiap minggu mengadakan acara bersih-bersih, kita juga lewat Dinas Pertanian setiap minggu melakukan pembersihan sampah plastik, jadi setiap kecamatan ada 10 titik setiap minggu,” ujarnya.
Rencananya, lanjut Fauzan, tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang merupakan wewenang Provinsi NTB akan dibangun di Sekotong.
“Kemungkinan TPA-nya positif di Sekotong karena Kementerian Lingkungan Hidup sudah turun untuk melihat langsung di mana TPA itu dibangun,” tuturnya. Namun tetap, kata Fauzan, yang lebih penting adalah kesadaran bersama.
“Ini coba kita mulai bangun di mana desa-desa membuat awig-awig terkait dengan penanganan sampah di setiap desa,” katanya.
Mengenai Terumbu karang yang menjadi idola para penyelam, Fauzan mendorong anggota DPRD Lobar asal Sekotong Abdul Majid untuk memfasilitasi para pelaku wisata, para kepala desa, tokoh masyarakat, untuk membuat awig-awig untuk menjaga dan memelihara karang ini.
Fauzan juga menegaskan bahwa Sekotong akan dibawa ke pariwisata. Hanya saja, lanjutnya, Pemkab Lobar tidak memilki wewenang masalah tambang.
“Kami sudah mengusulkan ke Pemerintah Provinsi NTB masalah tambang. Waktu dijadikan Sekotong sebagai tambang karena waktu itu masih menjadi kewenangan Pemda Lombok Barat, sekarang ada undang-undang baru di mana Pemda Kabupaten tidak boleh menetapkan suatu wilayah menjadi tambang,” ujar Fauzan.
Oleh karena itu, lanjutnya, Lobar berkomitmen untuk pariwisata. “Kami hanya mengusulkan dan berusaha, kita berharap lebih banyak lagi teman kita komunitas kita mengusulkan ke Pemda Provinsi supaya tambang ini tidak ada,” harap Fauzan.
Selain Bupati, ada juga paparan dari Kapolres Lobar AKBP Bagus S. Wibowo terkait dengan protokol pencegahan Covid-19. Hadir juga pada kesempatan ini Wakil Bupati Hj. Sumiatun, anggota DPRD Lobar, beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Lobar terkait, dan lain-lain. (Dedy/HLD)