Terkait Hasil Pilpres

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony meminta seluruh warganya tidak mudah terhasut provokator untuk melakukan berbagai tindakan melawan hukum karena tidak puas dengan hasil pemilihan presiden dan wakil presiden.

Permintaan kepala daerah itu disampaikan Camat Lingsar Suparlan pada saat mewakili bupati pada pengajian akbar pemuda Nahdlatul Wathan (NW) Kabupaten Lombok Barat di Masjid Nurul Huda, Dusun Gegutu Reban, Desa Dasan Geria, Kabupaten Lobar, kemarin. ‘’Bupati tidak bisa hadir bertemu dengan jamaah sekalian karena sedang menunaikan ibadah umrah. Tapi beliau menitipkan amanah kepada saya yang intinya meminta semua warga untuk tidak terprovokasi jika sudah jelas siapa pemenang dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 lalu,” katanya.

Kegiatan pengajian akbar pemuda NW Kabupaten Lombok Barat tersebut rencananya akan dihadiri oleh Gubenur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi, yang juga cucu dari pendiri NW TGH M Zainuddin Abdul Madjid (alm), namun mendadak dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut informasi dari sejumlah panitia penyelenggara, gubernur dipanggil secara mendadak oleh kepala negara bersamaan dengan seluruh gubernur lainnya terkait dengan pengumuman hasil Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014, sehingga diwakili oleh Asisten I Setda NTB H Rosyadi Sayuti.

“’Kami sangat berterima kasih atas kehadiran bapak Asisten I mewakil gubernur dalam acara ini,” kata Suparlan.
Kabupaten Lobar, kata dia, merupakan salah satu daerah yang menjadi barometer di NTB, terkait dengan kondusifitas daerah. Oleh sebab itu, seluruh komponen masyarakat diminta untuk mempertahankan dan meningkatkan apa yang sudah tercipta. “Sekali lagi bupati minta jangan sampai ada masyarakat yang terprovokasi isu-isu yang menyesatkan dan berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan antarwarga,” ucap Suparlan.

Pada kesempatan itu, Camat Lingsar, juga menyampaikan permohonan maaf kepala daerah yang tidak menggelar kegiatan safari Ramadan pada tahun ini dalam rangka bersilaturahmi dengan rakyat sekaligus memaparkan berbagai program pembangunan yang sudah berjalan, sedang dikerjakan dan yang akan dilakukan.

Alasan bupati tidak menggelar kegiatan tahunan itu, kata Suparlan, disebabkan waktunya bersamaan dengan kegiatan pesta demokrasi pilpres.
‘’Karena momen pilpres jadi bupati meniadakan safari Ramadan tahun ini agar tidak ada kesan kampanye mendukung salah satu pasangan calon presiden, ujarnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 21 Juli 2014