Giri Menang, Kamis 25 Juli 2019 – Sebanyak 21 Desa yang ada Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat mengikuti gelaran Bursa Program Inovasi Desa (BPID) milik Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI di Gedung Budaya Narmada. Sebelumnya kegiatan serupa digelar di Kantor Camat Lingsar dan mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat.
“Acara ini saya anggap memiliki arti yang sangat penting untuk memotivasi kita semua, bahwa dalam rangka mendorong kemajuan di tingkat desa, kita harus mengembangkan program-program inovatif. Selain menjadi motivasi dan dorongan, maka acara semacam ini menjadi ajang untuk kita saling bertukar pendapat, bertukar gagasan, dan bahkan bertukar pengalaman,” kata Camat Narmada Baiq Yeni Satriani Ekawati saat membuka Bursa Program Inovasi Desa, Kamis (25/7).
Perkembangan alokasi anggaran dalam lima tahun terakhir ini diakui Yeni sudah sangat meningkat. Sehingga hambatan pembiayaan untuk mewujudkan mimpi luhur tentang potret ideal desa, sudah bisa diminimalisir, bahkan bisa ditiadakan. Lebih dari Rp. 23 milyar Dana Desa, dan lebih dari Rp. 11,5 milyar dari APBD Kabupaten dalam bentuk ADD telah dicurahkan kepada 21 desa di Kecamatan Narmada.
“Untuk itu sebagai Pembina Desa saya meminta kepada semua desa agar benar-benar melakukan pengkajian mendalam tentang peta potensinya. Selanjutnya adalah melakukan pencocokan terhadap menu inovasi yang bisa diajukan, dibiayai, dan dilaksanakan secara konsisten,” lanjutnya.
Yeni menambahakan, Kecamatan Narmada telah memiliki banyak inovasi desa yang memberi dampak baik kepada semua pihak. Untuk menunjang program “zero waste” atau bebas dari sampah, saat ini banyak bank sampah digagas oleh desa.
“Kita memiliki banyak desa yang mulai mengembangkan desa wisata, baik secara mandiri maupun didorong oleh dinas terkait. Kita telah banyak memiliki sentra-sentra kerajinan tangan yang tidak lepas dari perhatian desa. Termasuk di dalamnya adalah inovasi penemuan teknologi tepat guna atau TTG seperti di Desa Lembuak. Kita punya desa-desa yang mulai mengembangkan industri makanan yang skalanya sudah mulai besar seperti di Sesaot. kita juga punya desa yang telah memanfaatkan sampah menjadi kerajinan seperti Desa Mekar Sari dan Narmada,” paparnya.
Sementara itu Kepala Desa Badrain, Romi Purwandi ditemui di sela-sela acara menuturkan, dirinya bersyukur dengan adanya Bursa Program Inovasi Desa yang diharapkan dapat membuka wawasan untuk berpikir kedepan, menuju kemandirian desa.
“Transformasi informasi ini bisa membantu kami dalam proses penyusunan perencanaan di desa,” katanya.
Dari ketiga menu ini, Desa Badrain memilih Menu A Bidang Infrastruktur yakni A11 Sarana Olahraga Desa (Sorga Desa), lantaran Desa Badrain belum memiliki sarana olahraga. Selain itu dengan melihat potensi yang ada untuk menyikapi banyaknya pemuda dan bisa digunakan sebagai sarana olahraga.
“Sedangkan di Menu B bidang kewirausahaan kami memilih Bunker Sapi. Kemudian Menu C bidang pengembangan sumber Daya Manusia (SDM) C18 pengolah sampah plastik menjadi BBM,” terangnya.