LAWAN TRAUMA, LOBAR ISTIGOTSAH

Giri Menang, Kamis 23 Agustus 2018 – Ribuan warga dari berbagai penjuru mengikuti zikir dan doa untuk gempa di Lombok, Kamis (23/8). Acara ini dilaksanakan di kamp pengungsian korban gempa di belakang Kantor Camat Gunungsari Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Selain zikir dan doa, warga pun melakukan sholat sunat taubat yang diimami TGH. Fathul Aziz dari Pondol Pesantren Al-Aziziyah Gunungsari.

Hadir pada acara itu antara lain Gubernur NTB TGB Zainul Madjdi, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid dan KH. Manarul Hidayat, salah seorang Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Gubernur NTB, dalam sambutannya mengajak jamaah berdoa agar semua musibah dan bencana diangkat oleh Allah dan diganti dengan keberkahan, kedamaian dan ketenangan hati.

Ia juga mengatakan bahwa apa yang dirasakan masyarakat, juga dirasakan oleh dirinya.

“Saya adalah bagian dari Pelungguh (kalian, red) semua. Apa yang saudara rasakan, begitu pula yang saya rasakan. Kesedihan, kekhawatiran, dan ketakutan,” ujarnya.

Bencana atau musibah bagi orang yang beriman, tambah TGB bukanlah azab, melainkan ujian dan cobaan.

TGB menambahkan, apabila sabar dalam menghadapi ujian ini, maka ampunan demi ampunan, rahmat, dan pujian dari Allah menjadi gambarannya.

“Musibah dan bencana ini mudah-mudahan buahnya adalah kita semakin kokoh dan kuat keyakinan kita kepada Allah,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, alumni Al-Azhar Mesir itu juga mengutip perkataan ulama terkait musibah.

Dijelaskannya, ada 3 berkah yang didapat dengan adanya musibah.

“Pertama, derajat akan ditinggikan. Kedua, dosa akan diampuni, dan ketiga, pahala akan dilipatgandakan,” terangnya.

Ketiga berkah ini hanya diperoleh bagi orang yang menjaga dua sifat
Yaitu menjaga sabar dan syukur dalam berbagai keadaan.

Terkait adanya isu bahwa besok tanggal 26 ada gempa besar, Gubernur minta masyarakat jangan percaya hoax karena semua itu tidak ada yg tahu.

“Itu rahasia Allah. Jangan percaya hoax apalagi yang membuat keyakinan kita rusak kepada Allah dan tidak akan bersandar lagi kepada Allah,” tegasnya.

Menurut TGB, semua musibah pasti berlalu dan menyisakan peningkatan iman dan keyakinan, ibadah, dan perbaikan cara muamalah setelah musibah.

Dalam istigotsah itu, warga diajak melakukan zikir untuk “membuka pintu langit” agar bencana gempa bisa disudahi.

Untuk diketahui, gempa yang terjadi di Pulau Lombok sudah sangat beruntun dan unik. Tidak saja karena kekuatan magnitudonya, namun karena jarak gempa utama (mainshock) nya tidak terlalu lama.

Setelah diguncang gempa tanggal 29 Juli dengan kekuatan 6,4 Skala Richter (SR), Lombok diguncang lagi dengan kekuatan 7,0 SR di tanggal 5 Agustus 2018.

Gempa kembar itu disusul lagi oleh dari seribu gempa susulan, baik yang dirasakan maupun tidak. Gempa itu telah meluluh lantakkan Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan empat Kecamatan di Lobar.

Tidak pupus sampai di situ, aktivitas gempa baru kembali terjadi di tanggal 19 Agustus. Gempa dengan kekuatan 6,9 SR kembali menghancurkan pemukiman warga. Kali ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan hanya di Pulau Lombok, namun juga meluluh lantakkan Kecamatan Alas di Kabupaten Sumbawa.

Sampai saat ini, gempa terakhir tersebut telah diikuti lagi oleh 266 gempa dan 15 diantaranya dapat dirasakan.

Untuk Kab. Lobar, gempa-gempa tersebut mengakibatkan 46 orang meninggal dunia, 258 orang luka berat dan 701 orang luka ringan.

Akibat gempa tersebut dirasakan setidaknya oleh 266.691 orang warga dan di antara mereka ada 178.377 yang terpaksa mengungsi.

Rangkaian gempa itu pun telah menimbulkan 23.007 rumah rusak berat, 14.820 rumah rusak sedang, dan 19.787 rumah rusak ringan.

Tidak hanya itu, Pos Komando Utama Tanggap Darurat Lobar mencatat 461 tempat ibadah, 50 fasilitas kesehatan, 175 fasilitas pendidikan, 7 jembatan, dan 294 kios/ toko mengalami kerusakan parah.

Sementara itu Prof. Dr. KH Manarul Hidayah MA, dalam tausiyahnya mendoakan agar rahmat Allah turun kepada NTB.

“Yang wafat semoga husnul khatimah, yang hidup semoga makin mantap imannya,” ujarnya.

KH Manarul juga minta masyarakat melakukan koreksi diri, mungkin ada hal-hal yang kurang baik telah dilakukan kepada Allah. Namun demikian ia minta agar masyarakat jangan suuzhon terhadap Allah apalagi bikin prediksi-prediksi macam-macam.

“Kalau terjadi bencana, tanya langsung yang punya gempa, yang punya gunung, yang punya banjir. Tanya Allah,” tegasnya.

Yang jelas, bagi orang-orang beriman musibah ini adalah ujian. Sedangkan bagi orang yang munafik, ini adalah teguran.

“Oleh karena itu, yang tidak sholat, ayo sholat. Yang tidak pernah ke masjid ayo ke masjid,” pintanya.

KH Manarul juga menyampaikan, sikap kita selanjutnya dalam menghadapi musibah adalah taubat. Siapa yang berbuat dosa kemudian minta ampun kemudian menyesal dan tidak mengulangi lagi, insya Allah akan kembali suci. Allah sangat senang melihat hamba-Nya istighfar.

“Termasuk hamba yang sombong adalah kalau tiap hari tidak baca istighfar. Mumpung sedang diuji oleh Allah, banyak-banyaklah berdoa. Mari kembali ke masjid,” ajaknya.

Di ahkhir tausiyahnya ia mengingatkan, kalau suatu kaum sholatnya rajin, ngaji rajin, sosialnya rajin, bangun negara rajin, membina ekonomi rajin, maka akan diberi barokah dari langit dan bumi.

“Insya Allah NTB ini akan beri keberkahan oleh Allah. Kita harus optimis. Allah tidak ingin hamba-Nya terus dalam kesusahan. Ini harus kita yakini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur NTB TGH M. Zainul Majdi bersama Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengunjungi kamp pengungsian yang berada di lokasi digelarnya Istighosah.

Bupati Fauzan Khalid juga menerima bantuan berupa bantuan logistik, Medical Kit dan satu ekor sapi yang diserahkan langsung oleh perwakilan pimpinan redaksi Tv One. Bantuan pemirsa tv one ini merupakan hasil dari sumbangan masyarakat yang dikumpulkan melalui Tv One. (Tim Humas Lobar)

DUSUN PAKEL GUNUNG SARI SHOLAT IED DI PENGUNGSIAN

Giri Menang, Rabu 22 Agustus 2018 – Idul Adha 1439 telah tiba. Takbir dan tahmid dikumandangkan di penjuru dunia. Begitu pula saat ini di Lombok yang masih berduka dengan bencana gempa. Para pengungsipun ikut merayakannya walaupun hanya di tempat pengungsian.

Sholat Ied kali ini memiliki makna berbeda dari biasanya. Bagaimana tidak, warga Dusun Pakel yang biasanya melaksanakan kegiatan ini di masjid Al-Islahuddin, kali ini harus dilaksanakan di pengungsian.

Camat Gunung Sari H. Rusni dalam sambutannya mengatakan, Sholat Idul Adha dinuansai penuh pengorbanan.

“Mari kita selalu introspeksi diri. Kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Mudahan musibah bencana yang menimpa akan Allah segera hentikan, sehingga seluruh hamba Allah bisa lebih nyaman untuk beribadah dan beraktivitas untuk kegiatan sehari-hari,” harapnya.

Bertindak sebagai imam dalam shalat Ied kali ini yakni ustazd H. Syari, dan Mamik H. Suki sebagai khatib.

Di samping sholat ied, warga Dusun Pakel yang ada di pengungsianpun langsung menyembelih hewan qurban untuk dikorbankan dan akan dibagikan kepada seluruh pengungsi.

Menurut Sulton Hadi selaku panitia qurban, ada 6 ekor kambing dan 1 ekor sapi sumbangan dari warga dusun pakel serta 3 ekor sapi dari Pemkab Lobar ditambah 1 ekor sapi dari TV One.

“Khusus untuk sapi kemungkinan akan dipotong besok siang bertepatan dengan istigosah yang dihadiri Gubernur NTB,” ungkapnya.

Untuk diketahui, jumlah pengungsi yang ada di lapangan Gunung Sari ini sekitar 305 Kepala Keluarga dan didominasi oleh Dusun Pakel Gunungsari. (aLok/humas)

SEKDA : MARI PERBANYAK ISTIGFAR DAN TAUBAT

Giri Menang, Rabu 22 Agustus 2018 – Hakikat utama Idul Qurban adalah pengorbanan. Islam mengajarkan kita rela berkorban sebagai bakti kita kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa harta, tahta dan keluarga hanya titipan Allah SWT.

Hal itu disampaikan Sekda Lombok Barat H. Moh. Taufiq dalam sambutannya di hadapan jamaah Shalat Ied berjamaah di Lapangan Umum Kecamatan Lingsar, Rabu (22/8).

Akibat gempa yang terus mengguncang Lombok, tahun ini Pemerintah Kabupaten Lombok Barat memusatkan kegiatan Shalat Ied berjamaah di dua lokasi, yakni di Lapangan Umum Kecamatan Lingsar dan di Kecamatan Batulayar.

Diketahui, hingga saat ini tercatat korban meninggal dunia akibat gempa di Kabupaten Lombok Barat sudah mencapai 45 orang dan hampir seribu orang korban luka-luka. Selain itu tercatat lebih dari lima puluh ribu rumah dalam kondisi rusak dan 984 buah fasilitas umum rusak.

“Kondisi ini kami mengajak kita semua untuk berkorban sesuai dengan kemampuan dan kecukupan. Semoga musibah yang kita hadapi ini bisa cepat berakhir,” kata sekda.

“Bagi kita seorang mukmin gempa ini terjadi karena kehendak Allah. Sikap kita adalah ikhlas sabar terima ujian dari Allah SWT jangan pernah kita lupakan sebab utama musibah itu karena perbuatan kita sendiri. Mari kita perbanyak istigfar dan tobat,” tambahnya kemudian.

Senada dengan sekda, TGH Khuwailid Said dalam khotbahnya usai shalat Ied mengingatkan bahwa musibah yang melanda Lombok merupakan teguran dari Allah SWT kepada manusia agar kembali kepada-Nya.

“Segeralah bertaubat kepada Allah SWT. Setiap diri manuisa banyak berdosa kepada Allah. Dan sebaik-baik manusia berdosa adalah bertaubat kepada Allah SWT,” kata Pimpinan Ponpes Assohwah Bile Tepung Desa Beleke Kecamatan Gerung itu.

Pelaksanaan shalat Ied juga dihadiri Kepala OPD Lombok Barat, Camat Lingsar, Kepala Desa se-Lingsar dan masyarakat. Bertindak sebagai Imam shalat Ied yakni TGH Ahmad Sudiharji dari unsur Dewan Hakam dan pelatih STQ/MTQ Kabupaten Lombok Barat. (romi/humas)

BUPATI JADI KHOTIB IED DI SANDIK

Giri Menang, Rabu 22 Agustus 2018 – Bupati Lobar H Fauzan Khalid pagi tadi melaksanakan shalat Ied di Sandik dan langsung bertindak selaku Khotib. Sementara itu imam adalah TGH Fathul Aziz Kapek Gunungsari.

Dalam khotbahnya, Bupati Fauzan mengatakan, Idul Adha awalnya bermula dari sejarah yang dijalankan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.

“Nabi Ibrahim setiap idul adha ratusan lembu yang dikorbankan baik dalam bentuk kambing dan sapi. Kemurahan hati Nabi Ibrahim membuat banyak orang kagum,” kata Bupati.

Dilanjutkannya, namun Allah ingin memberikan contoh kepada kita bahwa keikhlasan Nabi itu lebih dari sekedar mengorbankan hewan, tapi juga siap mengorbankan putranya.

Karena keikhlasan beliau yang merasa bahwa Allah punya hak penuh atas dirinya dan anaknya tercinta. Itu sebabnya Nabi Ibrahim siap melaksanakan perintah Allah untuk mengorbankan putranya, yang kemudian diganti oleh Allah dengan kambing.

“Saya mengajak mari kita mencontoh apa yang telah dilakukan Nabi Ibrahim,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, apa yang kita alami saat ini tidaklah seberapa dibanding ujian Allah dibanding kepada Nabi Ibrahim. Musibah ini juga belum seberapa dibanding nikmat Allah yang diberikan kepada kita.

“Untuk itu saya mengajak marilah kita mengambil pelajaran dari musibah yang telah ditimpakan kepada kita,” ujarnya.

Ditambahkan, kita bisa ambil dua pelajaran dari musibah ini yaitu Allah sudah menegur kita. Allah menyayangi kita makanya kita ditegur. Oleh karena itu wajib kita lakukan muhasabah. Sejauh mana kita sudah ingat Allah, mencontoh nabi, dan meneladani Nabi Ibrahim.

Dan lebih dari itu, lanjutnya, jangan-jangan musibah ini adalah teguran karena kita lupakan Allah juga kita banyak eksploitasi alam ini. Memang gempa adalah pergeseran kerak bumi yang secara tidak langsung berhubungan dengan perilaku kita. Tapi yakinlah kosmos alam ini diciptakan terintegrasi.

“Tidak ada yang berdiri sendiri. Bisa jadi kerusakan sedikit yang kita lakukan mengganggu kosmos alam ini sehingga berdampak pada pergeseran bumi,” jelasnya.

Fauzan melanjutkan, bisa jadi hubungan antara sesama manusia memiliki pengaruh terhadap alam ini. Bisa saja orang mengatakan ini tidak memiliki hubungan dengan gempa.
Tapi karena manusia yang seharusnya menjaga harmonisasi alam ini, sehingga terjadilah bencana.

Namun demikian Fauzan mengingatkan, bahwa tidak ada artinya musibah ini kalau tidak membuat kita bermuhasabah dan mendorong kita memperbaiki diri.

Hikmah kedua, lanjut Fauzan, Allah SWT ingin supaya kita lebih kuat dan maju. Karena itu seyogyanya gempa ini bisa membangkitkan optimisme.

“Kita adalah makhluk mulia dan kuat yang diciptakan Allah. Oleh karena itu gempa ini adalah kecil kalau kita punya harapan,” ujarnya.

Bupati meminta masyarakat untuk tetap punya optimisme dan harapan. Allah menguji kita bukan untuk kita lemah, tapi untuk kita jadi kuat. Ia juga berharap agar kita jangan berputus asa terhadap Rahmat Allah karena berputus asa itu bagian dari merendahkan kemahakuasaan Allah.

“Mari musibah ini kita kembalikan kepada Allah, kita muhasabah, perbaiki diri dan menggantungkan harapan Kepada Allah,” pungkasnya. (afgan/humas)

PEMERINTAH TETAP URUS PENDIDIKAN

Giri Menang, Selasa 21 Agustus 2018 – Pemerintah pusat siap membantu membangun kembali Lombok-NTB pasca gempa. Hal itu dikatakan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat mengunjungi kamp pengungsian korban gempa di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Selasa (21/8).

Didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid dan sejumlah menteri, di antaranya Menteri Pendidikan Muhadjar Effendy, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Sosial Idrus Marham, JK dengan tegas mengatakan akan membangun Lombok Kembali.

JK juga menegaskan agar fasilitas sekolah sebagai sarana paling utama harus segera dibangun agar anak-anak dapat kembali belajar seperti biasa. Untuk sementara, pemerintah akan membangun sekolah darurat sebagai sarana belajar anak-anak. Termasuk pembangunan pasar dan infrastruktur lainnya, JK meminta BNPB bersama Pemerintah Provinsi NTB dapat cepat menyelesaikan pembangunan rumah warga.

“Soal dana, sudah disiapkan, nanti Pak Gubernur yang mengatur, pemerintah siapkan dananya, Kementerian PU akan memberikan pelatihan bagaimana membuat rumah tahan gempa,” kata JK.

Sementara itu, Menteri Pendidikan RI Muhadjar Effendy mengatakan pihaknya telah membangun tiga puluh sekolah darurat. Jika memungkinkan sekolah tersebut nantinya akan dipasang di lokasi sekolah yang rusak. Kemungkinan lainnya akan dibangun di dekat pengungsian warga.

“Sebentar lagi akan datang 50 unit lagi. Anak-anak kita harus tetap belajar dalam kondisi apapun,” ujarnya.

JK MAMPIRI PENGUNGSI BERI DAPUR UMUM MOBILE

Giri Menang, Selasa 21 Agustus 2018 – Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Jusuf Kalla menyempatkan diri mengunjungi Camp pengungsian Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Selasa (21/8).

JK didampingi oleh Menteri PU-Pera, Menteri Sosial, dan Mendiknas RI. Bertolak langsung dari Bandara Internasional Lombok, JK langsung menyaksikan kondisi para pengungsi yang terdampak akibat gempa hebat tanggal 5 Agustus lalu.

JK meminta agar status bencana ini tidak diperdebatkan lagi walau kuat usulan agar pemerintah bersedia menjadikannya sebagai bencana nasional.

“Pemerintah masih kuat untuk menangani para korban,” ujar JK di hadapan para pengungsi.

Ia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir atas perhatian pemerintah.

“Bagi rumahnya yang rusak, pasti dibantu,” tambah JK dengan menyebut Rp. 50 juta untuk rusak berat, Rp. 25 juta untuk rusak sedang, dan Rp. 10 juta untuk rusak ringan.

Ia mewanti-wanti agar anggaran tersebut hanya dipergunakan untuk membangun rumah yang anti gempa.

“Rumah itu sudah teruji dengan gempa yang 8 skala richter,” pungkas JK.

Ketua Tim Ekonomi Wapres, Sofyan Wanandi di kesempatan yang sama menjamin bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dalam memulihkan kondisi di Pulau Lombok.

Mantan Aktivis 66 itu memastikan seluruh bahan baku pembangunan rumah sederhana anti gempa itu dijamin tersedia sehingga mempercepat pembangunan.

“BUMN dan pihak swasta kita minta untuk turun membantu,” pungkas Sofyan Wanandi.

Dalam kesempatan itu, JK didampingi juga oleh Gubernur NTB H. Zainul Madjdi dan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid.

JK pun menyerahkan bantuan secara simbolis kepada masyarakat NTB yang diterimakan kepada Gubernur NTB.

Bantuan tersebut khusus untuk daerah yang terdampak gempa berupa 13 unit Dapur Umum Mobile dan santuan kematian ahli waris korban meninggal dunia akibat gempa.

Sampai dengan saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis angka sebelum terjadinya gempa ke 3 yang berkekuatan 6,9 Skala Richter pada tanggal 19 Agustus lalu.

Menurut catatan BNPB, gempa yang terjadi dua kali sebelumnya (29/08 dan 5/08) telah menelan korban paling sedikit 514 jiwa meninggal dunia, 1.054 orang luka-luka, 71.740 unit rumah rusak, dan 431.416 jiwa pengungsi serta dengan taksiran kerugian mencapai lebih dari 7,5 trilyun.

Catatan tersebut dikhawatirkan akan semakin bertambah mengingat dampak gempa terakhir juga menimpa Pulau Sumbawa.

Di Kabupaten Lobar (Lobar) sendiri, menurut catatan Posko Utama Kab. Lobar per jam 12.00 hari ini, korban gempa telah mencapai 45 orang meninggal dunia, 959 orang luka-luka, 220.747 orang mengungsi, dan 56.828 rumah rusak. Kerugian material ditaksir mencapai Rp. 896.851.000.000.

Wapres Minta Korban Gempa Lombok Harus Bangkit

Gunungsari-KIM. Gempa bumi yang mengguncang Lombok secara berturut-turut mengundang sejumlah petinggi negara mengunjungi korban terdampak gempa. Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo beserta kementerian terkait mengungunjungi korban gempa di Kabupaten Lombok Utara, Senin (13/8/2018) lalu, kini Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi korban gempa di Lombok di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Selasa (21/8/2018).

Kunjungan Wapres didampingi Gubernur NTB, KH. Zainul Majdi, Menteri PU Basuki Hadimuljono dan Dirjen terkait, Menteri Sosial Idrus Marham dan Dirjen terkait, Menteri Pendidikan Nasional Muhajir Effendi dan Dirjen terkait dan para Kepala Biro Wapres dan rombongan lainnya.

Kedatangan orang nomor dua di Indonesia ini disambut warga masyarakat Desa Kekait di tenda pengungsian Desa Kekait. Kedatangan Wapres untuk mencairkan dana PKH dan bantuan santunan bagi korban meninggal dunia dan bantuan perumahan bagi warga yang rumahnya terkena rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan tersebut begitu dinantikan bagi para korban terdampak gempa.

Wapres Jusuf Kalla dalam tatap mukanya dengan warga masyarakat memberi motivasi untuk selalu tegar, tabah, ikhlas dan sabar menghadapi cobaan bencana gempabumi ini. “Jika kita bersabar dan kuat menghadapi cobaan pasti kita akan diberikan hikmah kemudahan dan keluar dari kesulitan yang kita hadapi,” ingat Wapres.

Wapres mengingatkan juga, bencana apappun pasti akan berlalu. Tidak baik meratapi bahkan bersedih berlarut-larut atas bencana yang menimpa. Masyarakat harus kuat dan bangkit setelah menghadapi bencana.

“Lombok harus bangkit kembali untuk menghadapi kehidupan yang lebih baik dan menyongsong hari-hari ke depan dengan penuh oftimisme. Kita tidak boleh bermalas-malasan. Dalam hal ini pemerintah tidak akan tinggal diam. Pemerintah akan tetap berkomitmen untuk membantu masyarakat Lombok yang terkena dampak gempabumi ini,” kata Wapres. (her/KIM Gunungsari Berseri)

KE PENGUNGSIAN, FAUZAN TEMUI KORBAN PATAH TULANG

Giri Menang, 20 Agustus 2018 – Pasca gempa 6,9 Skala Richter yang kembali mengguncang Pulau Lombok dengan epicentrum sekitar Kabupaten Lombok Timur, Ahad Malam (19/08) lalu, Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid segera melakukan pengecekan ke beberapa tempat.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar, H. M. Nadjib, Pos Komando Utama Tanggap Darurat Kab. Lobar di Aula Kantor Camat Lingsar, Senin (20/08), belum memperoleh data riil terhadap efek yang ditimbulkan gempa tersebut.

“Ada kecenderungan berubah. Rumah yang rusak sedang bisa jadi rusak berat karena gempa semalam,” tutur Nadjib sambil menyebutkan adanya satu orang meninggal di Kecamatan Kuripan yang belum diverifikasi pihaknya.

Sampai dengan hari ini, Posko mencatat 45 orang dinyatakan meninggal dunia sejak posko itu dioperasikan.

Dengan adanya gempa semalam, warga terdampak semakin membesar menjadi 267.566 orang. Sebanyak 220.747 orang mengungsi di ribuan titik pengungsian di Lobar.

Kerusakan rumahpun semakin besar menjadi 56.828 rumah yang terklasifikasikan menjadi rusak berat menjadi 22.506, rusak sedang 14.854 rumah, dan rusak ringan sebanyak 19.468.

“Jumlah itu mungkin bertambah karena gempa semalam,” ujar Nadjib.

Bupati Lobar seusai mengunjungi Posko langsung meluncur ke 4 titik pengungsian di Kecamatan Batulayar.

Di Posko 2 Dusun Orong-Orong Desa Batulayar, Fauzan melakukan pengawasan langsung terhadap pembangunan WC Komunal.

WC tersebut bisa dimanfaatkan oleh 272 Kepala Keluarga yang mendiami puluhan tenda yang dibangun secara swadaya. Saat Fauzan, di Pos tersebut sedang dilakukan pembagian bantuan logistik.

“Kami membagi secara merata untuk menghindari saling cenburu,” tutur Ahmad Thahir, Ketua Remaja dusun yang dipercaya menjadi ketua pos oleh masyarakat setempat.

Kepala Desa Batulayar, H. M. Taufik mengaku di desanya terdapat 17 titik pengungsian. Seluruh bantuan yang ada dibagikan secara merata ke seluruh titik sesuai dengan besar kecilnya jumlah pengungsi.

Mengakhiri kunjungannya, Fauzan menyambangi pos pengungsian di Dusun Teloke Lauq. Rata-rata rumah di dusun ini mengalami kerusakan sehingga pemiliknya lebih memilih tinggal di pengungsian.

Di pos pengungsian itu, Fauzan sempat menemui seorang warga yang mengalami patah kaki tertimpa reruntuhan.

Warga tersebut bernama Sajirin (38) yang tinggal di pengungsian bersama anak istrinya. Kakinya mengalami patah, namun ia menolak untuk dioperasi ortopedis.

Kepada Fauzan, Sajirin hanya meminta dibantu tongkat atau alat bantu untuk ia bisa berjalan lagi.

Usai menemui Sajirin, Fauzan pun menemui Asrun (70). Kakek ini pun mengalami sakit parah namun harus tinggal di pengungsian. Ia menderita kanker yang cukup akut.

BAZNAS INISIASI PASAR DARURAT

Giri Menang, Minggu 19 Agustus 2018 – Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Baznas) Pusat berinisiatif untuk segera memulihkan roda perekonomian di wilayah terdampak gempa di Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Tepatnya di wilayah Kecamatan Gunung Sari, Baznas membangun 100 los untuk pasar darurat yang akan menampung para pedagang korban gempa.

Pasar Gunung Sari yang semula menjadi tempat mereka berjualan mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa yang bertubi-tubi menghantam Pulau Lombok sejak tanggal 29 Juli lalu. Puncaknya akibat gempa 7,0 Skala Richter tanggal 5 Agustus 2018 membuat bangunan lantai dua dan los besar yang menampung paling sedikit 550 orang pedagang sudah tidak direkomendasikan untuk dipergunakan kembali. Strukrur bangunannya sudah sangat membahayakan.

Direktur Micro Finance Baznas Pusat, Noor Aziz menjelaskan, “Masyarakat akan cepat mandiri. Kalau efek kemandirian ekonominya cepat bangkit, maka semua sektor akan bangkit juga nantinya,” papar Aziz menjelaskan alasan dipilihnya pasar darurat.

Ia bersama timnya menyiapkan anggaran paling sedikit 70 juta guna membangun pasar darurat yang berisikan 100 los yang diberikan secara cuma-cuma kepada para pedagang.

“Ini murni dari Baznas Pusat,” tambah Aziz yang juga merencanakan akan menyediakan pelayanan micro finance (simpan pinjam, red) guna mengantisipasi maraknya rentener pasca gempa.

Terkait dengan besarnya jumlah pedagang dan minimnya los yang disiapkan, Kepala Pasar Gunung Sari Taufiq memiliki kiat.

“Hanya pedagang yang rumahnya hancur dan berjualan sembako yang diutamakan,” ujar Taufiq menyebut peruntukan pasar dari Baznas.

Sedangkan sisanya, Taufiq mempersilahkan para pedagang membangun sendiri dengan tata letak persis sama dengan kondisi sebelumnya.

“Yang kemarin di depan, sekarang pun dapat bagian di depan,” pungkas Taufiq.

Ia bersyukur Baznas memulai pembangunan pasar darurat. Namun ia pun khawatir lahan yang tersedia tidak cukup untuk seluruh pedagang. Untuk itu, ia berharap lahan untuk pasar bisa diperluas lagi dengan memanfaatkan area sekitar yang dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam palawija.

FAUZAN AMBIL BANTUAN DARI PANGKALAN AURI

Giri Menang, Sabtu 18 Agustus 2018 – Pangkalan Angkatan Udara Republik Indonesia (Lanud) Rembiga Mataram pagi tadi (18/08) mendapat kunjungan dari Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid.

Bupati yang memenangkan Pilkada 27 Juni 2018 itu berkunjung untuk menemui secara langsung Komandan Pangkalan, Kolonel (Pnb) Budi Handoyo.

Kunjungan Fauzan dilakukannya dalam rangka meminta bantuan partisipasi AURI untuk meringankan beban warga Lobar yang terkena bencana gempa bumi 7,0 Skala Richter.

Seperti diketahui, Lobar pun merasakan dampak yang cukup parah. Setidaknya sampai berita ini dimuat, Pos Komando Tanggap Darurat di Aula Kantor Camat Lingsar telah merilis 44 orang meninggal dunia, 959 luka-luka, dan 220.904 mengungsi

Kerugian materil akibat gempa tersebut ditaksir mencapai lebih dari 265 milyar yang meliputi kerusakan yang menimpa 54.497 rumah dan 979 fasilitas umum.

Melihat besarnya jumlah pengungsi yang terpencar di banyak tempat, Fauzan Khalid meminta bantuan agar AURI bisa membantu.

Kedatangan Fauzan disambut hangat oleh Danlanud Rembiga, Kolonel (Pnb) Budi Handoyo yang langsung mengajak Fauzan meninjau langsung gudang milik AURI.

“Ternyata banyak logistik yang dibutuhkan masyarakat di sini,” komentar Fauzan gembira.

Ia pun kemudian tanpa sungkan meminta sebagian dari logistik itu untuk diberikan kepada para pengungsi di wilayahnya.

“Apa saja yang bapak Bupati dan masyarakat Lobar butuhkan, langsung hubungi saya, tinggal ambil,” ujar Budi dengan ramah dan bersahabat.

Namun sebagai bentuk pertanggung jawabannya kepada para donatur, Budi meminta agar Fauzan memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar bersurat kepadanya.

Fauzan tanpa menunggu langsung mengiyakan permintaan itu. Saat itupun, Fauzan diperkenankan oleh Budi untuk membawa barang-barang yang dibutuhkan warganya seperti logistik, terpal, selimut, dan tikar.

1 255 256 257 258 259 421