KIRAB PATAKA HUT LOBAR KE 60

Giri Menang, Jum’at 13 April 2018 – Dalam rangka menyambut dan mensosialisasikan Hari Ulang Tahun ke-60 Kabupaten Lombok Barat (Lobar) tanggal 17 April mendatang, Pemerintah Kab Lobar melaksanakan Kirab Pataka, Jum’at ( 13/4 /2018).

Acara pelepasan dilaksanakan di lapangan kantor Bupati Lobar pukul 7.30 Wita. Pada acara tersebut diserahkan bendera pataka dari Pjs Bupati Lobar H. Lalu Saswadi Kepada Koordinator Kirab Pataka Mahnan dan diteruskan ke pembawa Bendera Pataka dari unsur Kesatuan Pol PP Lobar.

Selanjutnya bendera Pataka tersebut diarak menuju 8 kecamatan yang ada di Lobar. Dimulai dari Kecamatan Gerung, Labuapi, Batu Layar, Gunung Sari, Lingsar, Narmada, Kediri dan Kuripan untuk selanjutnya di bawa kembali ke Kantor Bupati Lobar.

Turut mengikuti konvoi ratusan mobil dan sepeda motor yang berasal dari unsur SKPD Lobar, anggota kesatuan TNI, Basarnas dan Kepolisian.

Dalam arahannya, Pjs Bupati Lobar H. Lalu Saswadi mengatakan kirab pataka merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan menjelang puncak HUT Lobar. Banyak kegiatan yang dilakukan menjelang dan sesudah HUT untuk memberi semangat dan motivasi agar lebih maju dan melanjutkan pembangunan yang ada di Lobar.

“Setiap tahun kita berikhtiar mengarak bendera Pataka Lambang Kebesaran Lobar dan saya berharap dengan kegiatan ini, informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kegiatan HUT Lobar ke 60 tahun dapat cepat sampai,” ungkapnya.

Sementara itu, Mahnan selaku kordinator acara mengatakan Kegiatan Kirab Pataka ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa tahun ini Lobar berusia 60 tahun. Untuk konvoi sendiri, tahun ini menyasar 8 kecamatan. Untuk Kecamatan Lembar dan Sekotong tidak kita lewati karena tahun lalu sudah diarak kesana.

Pelepasan Kirab Pataka juga di hadiri oleh anggota Forkopimda, Kepala Basarnas, staf ahli dan perangkat daerah. (budi/humas)

FOREST TREKING UNTUK KELESTARIAN LINGKUNGAN

Giri Menang, Jum’at 13 April 2018 – Masih dalam agenda menyambut HUT Lobar ke 60, Pemkab Lombok Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar kegiatan lintas alam (forest treking) menyusuri wisata alam Gunung Sasak di Kecamatan Kuripan, Kamis (12/4). Mengusung tema “Lestarikan Lingkungan untuk Generasi Mendatang”, kegiatan forest treking juga dirangkai dengan penanaman pohon di sekitar Gunung Sasak saat dilalui oleh seluruh peserta mulai dari unsur TNI/Polri, dinas/instansi se-Lobar, LSM, pelajar/mahasiswa dan masyarakat umum.

Para peserta memulai perjalanan dari Lapangan Kuripan menuju wisata alam Gunung Sasak dengan jarak tempuh sekitar 5 kilometer.

“Sampai kegiatan akan dimulai pendaftaran peserta mencapai 1.656 regu atau 8.292 orang,” sebut salah seorang panitia.

Di tempat yang sama, Sekda Lobar, H. Moh.Taufiq sebelum melepas peserta berharap agar seluruh peserta dapat mengikuti perjalanan dari start sampai finish.

“Ada banyak menarik juga untuk peserta. Ada kulkas, sepeda, sepeda motor, kipas angin dan banyaklah,” katanya.

Pada akhir kegiatan, panitia menyebut pemenang terdiri dari kategori TNI/Polri/Instansi diraih oleh nomor dada 579 sebagai juara 3. Juara 2 jatuh pada nomor dada 665 dan juara 1 diraih oleh regu nomor dada 489.

Untuk juara 3 kategori umum diraih oleh nomor dada 350, juara 2 oleh 660 dan juara 1 diraih oleh regu nomor 164. Kategori pelajar/mahasiswa diraih oleh juara 3 nomor 191, juara 2, nomor 186 dan juara 1 nomor dada 212. “Juara umum jatuh pada nomor dada 489” sebut panitia di atas pentas. (LPA/humas)

CEGAH PENYIMPANGAN DANA DESA, BPK GELAR SEMINAR

Giri Menang, Kamis 12 April 2018 – Setiap tahunnya, jumlah Dana Desa yang digelontorkan pemerintah untuk 74.957 desa di Indonesia terus bertambah. Tahun 2015 jumlah Dana Desa yang dikucurkan mencapai Rp. 20 triliun. Di tahun 2017 jumlahnya berkembang menjadi empat kali lipatnya, yaitu mencapai Rp. 81 triliun. Untuk mencegah terjadinya penyelewengan penggunaan dana desa, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menggelar seminar bertajuk “Peran, Tugas, dan Fungsi BPK dalam Pengawasan Pengelolaan Dana Desa” yang diikuti para kepala daerah, camat dan kepala desa se-NTB, Kamis (12/4/2018).

Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Hotel Lombok Raya itu menghadirkan Wakil Ketua BPK RI Bahrullah Akbar, Anggota BPK RI Harry Azhar Aziz dan Agus Joko Pramono, Anggota DPR RI Eva Kusuma Sundari dan Willgo Zainar, Kasubdit IV Dittipidkor Bareskrim Polri Totok Suharyanto, Direktur Program Pascasarjana IPDN Sampara Lukman serta Pembantu Rektor IPDN Khasan Effendi dan Hyronimus Rowa selaku narasumber.

Keterlibatan BPK dalam proses audit Dana Desa dinilai sangat diperlukan. Korupsi di desa, terutama menyangkut anggaran desa, merupakan salah satu masalah mendasar. Permasalahan ini lahir karena pengelolaan anggaran yang besar namun implementasinya di level desa tidak diiringi prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas dalam tata kelola politik, pembangunan, dan keuangan desa.

Menurut data yang ada, jumlah kepala desa maupun perangkat desa yang terjerat terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 15 kepala desa pada 2015, 32 kepala desa pada 2016, dan 65 kepala desa pada 2017 terjerat kasus korupsi. Selain kepala desa juga terdapat 32 perangkat desa dan 3 orang yang merupakan keluarga kepala desa ikut terjerat.

Harry Azhar menjelaskan, sesuai amanat UUD 1945 terdapat tiga unsur dalam pengelolaan keuangan negara yang termasuk juga dana desa. Yang pertama adalah transparansi atau keterbukaan, kedua adalah akuntabilitas atau pertanggungjawaban dan yang ketiga adalah kemakmuran rakyat.

Dirinya juga menilai, kucuran Dana Desa yang tidak sedikit jumlahnya harus dapat mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, dan rasio gini serta meningkatkan nilai IPM secara signifikan.

“Kalo saat Kepala Desa menjabat, angka kemiskinan kemudian pengangguran dan rasio gini tidak turun lalu IPM tidak naik, berarti anda gagal jadi Kepala Desa,” tegas Harry Azhar.

Sementara itu Kepala Inspektorat Lombok Barat H. Rachmat Agus Hidayat usai acara mengatakan, berdasarkan MoU antara pihak kejaksaan, kepolisian dan Kementerian Dalam Negeri RI bahwa untuk tingkat paling bawah Inspektorat akan mengawal Dana Desa sesuai Nawa Cita. Inspektorat Lobar sendiri di tahun 2017 telah melakukan pemeriksaan reguler terhadap 30 persen dari jumlah desa yang ada di Lobar.

“Kita di Inspektorat mengawal Dana Desa melalui salah satu program unggulan kami dengan program Pembinaan Desa dengan membentuk Desa Percontohan Desa Tepat Berkinerja di masing-masing kecamatan. Alhamdulillah program tersebut berjalan efektif sehingga untuk desa-desa di Kabupaten Lombok Barat tidak ada kita temukan penyimpangan yang terimpilkasi ke aparat penegak hukum,” ujarnya.

Namun ia mengakui tidak sedikit desa di Lombok Barat yang masih melakukan penyimpangan. Ada temuan administrasi di mana desa tersebut belum bisa mengelola administrasi dengan baik, mulai dari data pendukung, kuitansi hingga pembukuan yang masih belum tertib.

“Ada juga temuan kerugian negara namun bukan merupakan pelanggaran pidana, melainkan akibat kekurangan volume pada pekerjaan seperti pekerjaan irigasi, penembokan dan lain sebagainya. Tapi itu sudah banyak yang ditindak lanjuti. Kita sarankan untuk dikembalikan ke kas desa kembali dan direncanakan kembali tahun depan. Sedangkan untuk temuan administrasi mereka melakukan tindak lanjut perbaikan, caranya mengundang kita sebagai narasumber. Secara kolektif kita keliling berikan pencerahan bagaiman buat perencanaan keuangan yg baik agar tepat dalam perencanaan, kemudian tepat dalam pelaksanaan dan tepat dalam pertanggungjawaban. Kalo ketiga itu dilaksanakan, siapa saja yang periksa tidak ada masalah,” katanya.

Sesuai ketentuan Pasal 112 dan Pasal 113 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengawasan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pengawasan Dana Desa dilakukan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP).

Pelaksanaan pengawasan Dana Desa yang dilakukan oleh APIP, sangat strategis dan bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa pengelolaan Dana Desa telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada, khususnya terkait dengan ketepatan lokasi, ketepatan syarat, ketepatan salur, ketepatan jumlah dan ketepatan penggunaan. Selain itu, pengawasan tersebut juga dilakukan agar pelaksanaan Dana Desa memiliki sistem pengendalian internal yang memadai.

Kapabilitas APIP pada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang digawangi oleh Inspektorat sejak tahun 2016 sudah mencapai level 3. Itu artinya kapabilitas APIP Pemkab Lobar sudah setara dengan Kementerian. Dengan level 3, APIP akan mampu berperan sebagai konsultan, sehingga dengan adanya perkembangan kinerja APIP tersebut diharapkan dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel sesuai harapan masyarakat. (budi/humas)

LOBAR OPTIMIS JUARA LOMBA KELUARGA BERENCANA TINGKAT PROVINSI

Giri Menang, Selasa 10 April 2018 – Sebanyak 30 orang anggota tim penilai Lomba Keluarga Berencana tingkat Provinsi NTB mengunjungi Desa Telagawaru, Kecamatan Labuapi.

Kedatangan tim penilai diterima langsung oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Lombok Barat (Lobar) H. L. Saswadi didampingi Kepala Dinas DP2KBP3A Lobar Hary Ramadhan, Ketua Dharma Wanita Persatuan Lobar Hj Sukerniati dan anggota TP-PKK Kecamatan Labuapi serta para kader BKB, BKR, dan Kelompok BKL di Kantor Desa Telagawaru, Selasa (10/4/2018).

Sama’an selaku ketua rombongan mengaku bangga karena untuk pertama kali dirinya disambut secara langsung oleh seorang bupati.

Kabupaten Lombok Barat sendiri menjadi kabupaten terakhir yang dinilai setelah kabupaten/kota yang ada.

Dalam lomba kali ini tim penilai akan memilih pemenang dari kabupaten/kota se-NTB dengan kategori Kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integartif, Kader Teladan Bina Keluarga Remaja, Kelompok Bina Keluarga Lansia, Pengelola Kelompok UPPKS, Pengelola PPKS, KB Lestari, pelayanan KB MKJP dan Praktek mandiri, Motivator KB pria, serta PKB/PPKBD teladan tingkat provinsi NTB.

Sementara itu, Pjs Bupati Saswadi mengaku antusias dengan penilaian kali ini. Terutama waktu penilaian yang bertepatan dengan momentum peringatan HUT Lobar ke 60.

“Kami sangat bersemangat mengikuti lomba ini. Kebetulan bertepatan dengan perayaan HUT Lobar yang jatuh pada tanggal 17 April mendatang,” kata Saswadi.

Melalui lomba ini Saswadi berharap dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berdaya saing melalui pemberdayaan kelompok kegiatan di masyarakat. Termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas, pengetahuan dan keterampilan kader dalam membina pengasuhan tumbuh kembang anak, remaja serta pembinaan anggota lansia.

“Seluruh pihak baik eksekutif dan legislatif serta seluruh komponen masyarakat harus saling bersinergi dalam mendukung program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sehingga Lombok Barat terus berprestasi seperti slogan yang selalu didengung-dengungkan yaitu LOMBOK BARAT TERUS BERPRESTASI,” tegas Saswadi.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas DP2KBP3A Lobar Hary Ramadhan mengaku optimis Kabupaten Lombok Barat akan juara.

“Lombok Barat pasti menang. Saya yakin Kabupaten Lombok Barat juara, karena Desa Telagawaru Kampung KB Pertama di NTB,” pungkasnya. (nang/humas)

RSUD TRIPAT GELAR DONOR DARAH

Giri Menang, Selasa 10 April 2018 – Dalam rangka memeriahkan HUT Kabupaten Lombok Barat (Lobar) ke 60 sekaligus HUT RSUD Patut Patuh Patju (Tripat) ke 13, RSUD Tripat menggelar acara donor darah, Selasa (10/4/2018). Sejak pukul 08.00 pagi puluhan pendonor di antaranya ASN Lobar, masyarakat kelompok pendonor, mahasiswa dan siswa SMA seputaran Gerung sudah memadati RSUD Tripat.

Direktur RSUD Tripat, drg. Arbain Ishak Drg mengatakan pihaknya menargetkan kegiatam yang digelar selama sehari itu mampu mengumpulkan 200 kantong.

“Walaupun hanya satu hari kita ingin capai sebanyak 200 kantong. Mengingat kebutuhan darah di Rumah Sakit sangat kekurangan,” kata drg. Arbain.

Ia menambahkan, kebutuhan darah di RSUD Tripat masih sangat kurang mengingat kebutuhan masyarakat akan darah sangat tinggi.

Tempat penyimpanan darah sementara yang ada diakui Arbain terkadang belum bisa mencukupi kebutuhan pasien. Kendalanya, pendonor yang disiapkan terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan.

“Karena keadaan tersebut kita harus mendorong kesadaran masyarakat untuk melakukan donor darah,” tambah Arbain. (arning/humas)

TEKAN PERNIKAHAN DINI, DORONG RAPERDA INISIATIF

Mataram, 9 April 2018 – Dalam rangka memperkuat isyu Gerakan Anti Merariq Kodeq (GAMAQ), Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) memperluas mitra kerja mereka dengan Aliansi Yes I do. Lembaga ini telah mengintervensi kegiatan koordinatif antar SKPD dalam institusi koordinasi lintas sektor yang biasa disebut District Working Group (DWG).

Institusi ini sendiri terdiri atas DP2KBP3A, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas PMD, PKBI NTB, dan beberapa institusi lainnya yang relevan untuk menguatkan program perlindungan anak dan kesetaraan gender di Lobar.

Aliansi ini diketahui telah mengintervensi kegiatan di DWG sejak tahun lalu. Lembaga yang dibiayai oleh konsorsium Lembaga Swadaya Multinasional yang terdiri atas Rutgers, WPF Indonesia, PLAN International, dan beberapa LSM lainnya pun memiliki sasaran kerja di beberapa daerah lain di Indonesia selain Lobar.

Setelah memperkuat sosialisasi perlindungan anak dan mencegah pernikahan dini yang digaungkan selama dua tahun terakhir, Aliansi Yes I Do kembali mengintervensi Pemkab Lobar melalui aneka rencana kegiatan yang disusun melalui kegiatan workshop. Workshop kali ini sengaja diberikan tema “Penguatan Gender Transformatif dan Penyusunan Rencana Kerja Tahunan DWG” dan diselenggarakan selama dua hari di Hotel Santika Mataram dan dibuka hari ini, Senin (9/4/2018).

Untuk diketahui, peran DWG dan Aliansi Yes I Do dalam menekan angka pernikahan dini sangat signifikan. Sejak ditetapkan sebagai Kabupaten Ramah Anak dan mampu meraih Anugerah Paramita Ekapraya, Lobar telah sukses mensosialsasikan bahkan menurunkan angka tersebut.

Salah seorang anggota DWG dari unsur DP2KBP3A Lobar, Erni Suryana memaparkan progress penurunan angka pernikahan dini di Lobar. “Di tahun 2015, pernikahah dini di Lobar mencapai 57%. Tutup tahun 2017 lalu, kita mampu menurunkannya sampai 22%,” ujarnya.

Dalam penyusunan rencana kerja Tahun 2018 ini, Aliansi Yes I Do menawarkan lebih dari 15 program kerja yang dipaparkan oleh salah seorang staffnya, Bunga Damai Prasasti.

“Harapannya adalah dapat mendorong komitmen masyarakat, terutama Kepala Daerah dalam menguatkan isyu utama, yaitu menekan angka pernikahan dini di semua kalangan” katanya.

Dalam sesi diskusi, salah seorang unsur DWG dari Dinas Kesehatan Lobar, Haji Abdullah, SKM., M.QIH bahkan mendorong hasil kegiatan tahun ini adalah meningkatkan komitmen daerah.

“Kita bisa (mewujudkannya) menyusun Rancangan Perda melalui inisiatif DPRD, bukan hanya dengan Surat Edaran Bupati,” ujarnya sambil menyebut nama salah seorang anggota DPRD dari Komisi IV yang berkomitmen untuk membantu.

Harapan itu pun disambut baik oleh Ahmad Hidayat, Koordinator Aliansi.

“Dengan praktik baik di lapangan, kegiatan ini akan banyak mendapat dukungan masyarakat. Artinya kalau berhasil menyusun regulasi, ini akan luar biasa karena didukung banyak pihak,” paparnya sambil mempresentasikan kegiatan dan prestasi para remaja dan siswa-siswi di SMPN 1 Kediri.

“Ada hal unik ketika anak-anak rentan yang bersuara,” tambahnya.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Lobar, H. Rachman Sahnan Putra ini juga dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPRD Lobar, Munawir Haris dan beberapa mitra yang tergabung dalam DWG.

Rencananya, esok hari mereka akan menyusun pakem merariq (menikah) sebagai dasar kultural menguatkan isyu untuk menurunkan angka pernikahan dini di Lobar.

ASN HARUS LOYAL PADA ATURAN

Giri Menang, 9 April 2018 – Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki loyalitas terhadap aturan. Hal itu ditegaskan kembali oleh Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Lalu Saswadi saat memimpin apel di Kantor Sat Pol PP Lobar, Senin (9/4).

“Loyalitas ASN itu bukan ke perorangan, tapi kepada aturan,” ujarnya tegas saat memberikan arahan.
Terutama kepada seluruh personil Sat Pol PP, Saswadi memastikan bahwa loyalitas itu harus diwujudkan dalam tindakan kerja yang sistematis.

“Sesuai tugasnya, Sat Pol PP terdepan dalam penegakan Peraturan. Untuk diketahui, peraturan dan undang-undang adalah produk rakyat yang mewakilkan dirinya kepada anggota legislatif,” tambahnya sambil menerangkan bahwa menyusun Undang-Undang, bahkan Peraturan Daerah (Perda) sekalipun membutuhkan biaya besar.

Dalam apel tersebut, seluruh personil Sat Pol PP mengikuti upacara dengan khidmat. Personil yang berjumlah 195 orang itu terdiri atas 122 orang merupakan ASN dan 73 orang sisanya adalah tenaga kontrak.
Mereka, menurut Saswadi, harus ikut menjawab tudingan banyak pihak, bahwa loyalitas dan disiplin pegawai disinyalir menurun pasca Bupati non aktif karena cuti untuk Pilkada.

KEJAR TARGET, DISDUKCAPIL LAYANI MALAM HARI

Giri Menang, 6 April 2018 – Segala cara dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Lombok Barat (Lobar) dalam memberikan pelayanan ke masyarakat.
Tidak hanya dengan jemput bola ke desa-desa dan membuka lapak layanan saat acara pengumpulan massa, Dinas yang dipimpin oleh H. Muridun ini pun membuka kantornya untuk memberikan pelayanan di malam hari.

Seperti Jum’at malam (6/4), kantor itu sudah terlihat ramai sejak pukul 19.30 WITA. Paling sedikit seratus orang berkerumun mendaftar meminta pelayanan dari para staff pendaftaran penduduk dan catatan sipil yang sesungguhnya sudah nampak lelah karena sejak pagi sampai sore sudah terporsir melakukan pelayanan.
H. Muridun mengakui hal itu karena mengejar target cakupan administrasi kependudukan warga Lobar.

Dari data jumlah penduduk wajib KTP yang tersedia, baru 86,99% warga yang telah terrekam secara elektronik. Terdapat 66.489 orang dari 511.069 orang yang belum terrekam dan menjadi target utama Disdukcapil.

Dari 10 kecamatan yang ada, Kecamatan Narmada tercatat mencapai prosentase rekam tertinggi, yaitu 93,4% atau 63.839 jiwa dari 68.300 warga yang wajib KTP. Paling sedikit justru dicapai oleh Kecamatan Kuripan, yaitu baru sampai 78,7% saja.

“Itu data per Maret 2018. Pemerintah Pusat melakukan Konsolidasi Data Bersih per semester guna pencocokan data keseluruhan secara nasional,” terang Sekretaris Disdukcapil, Fathurrahman.

Dari pantauan proses pelayanan, di malam pertama ini saja sejak pukul 19.30 sampai 20 30 WITA, paling sedikit 40an orang yang dilayani rekaman, sisa terbanyaknya adalah yang sudah melalukan perekaman namun membutuhkan Surat Keterangan yang nilainya sama dengan KTP Elektronik.

Tampak salah seorang masyarakat yang sedang direkam retina matanya adalah seorang nenek tua. Ia mengaku datang dari Desa Pelangan dan terpaksa menginap di rumah sanak familinya.
“Saya perlu KTP untuk mengurus BPJS,” akunya dalam bahasa daerah.

Pendaftaran sendiri ditutup jam 21.00 namun dituntaskan sampai seluruh pelayanan selesai. Keseluruhan kegiatan direncanakan berakhir sampai jam 23.00 WITA.

Hal yang menarik ditemukan malam itu adalah durasi waktu yang hanya membutuhkan 15 menit saja, dari proses daftar, verifikasi berkas, rekam, olah data, sampai cetak.

“Ini pelayanan yang termasuk cepat. Jauh di bawah target pusat, yaitu 1 jam,” tambah Fathurrahman.

H. Muridun menuturkan mengapa langkah pelayanan malam hari terpaksa diambil.

“Masih banyak warga yang belum ber-KTP. Di sisi lain, kita kekurangan alat, personil atau SDM, dan anggaran. Ini semua kerja suka rela. Kami sudah tidak ada lagi anggaran lembur dan perjalanan dalam daerah pun dipangkas. Sedangkan administrasi kependudukan ini sangat penting,” keluhnya sambil berharap hal itu diperhatikan oleh Tim Anggaran dan DPRD.

“Kami ini melayani rakyat,” tegasnya sambil menjelaskan minimal jumlah alat, personil, dan anggaran yang harus dipertimbangkan.

Menurut Muridun, alat rekam di tingkat Kabupaten saja idealnya harus 10 buah dan masing-masing kecamatan 5 buah. Hal itu pun dibarengi dengan jumlah pegawai minimal 10 orang di Kabupaten dan 5 orang di setiap kecamatan.

Kegiatan pelayanan malam hari, ungkapnya, akan dilakukannya sampai target cakupan adminduk para wajib KTP terpenuhi dan tuntas.

“Kecuali nanti mungkin akan kita pertimbangkan jeda di Bulan Puasa,” ujarnya.

Kepada warga masyarakat, Muridun meminta, “jangan menunda-nunda masalah adminduk ini,” pintanya.

TGH. HASANAIN SIAP DUKUNG PEMKAB LOBAR WUJUDKAN KODUSIFITAS

Giri Menang, Senin 26 Maret 2018 – Melanjutkan silaturahmi Pilkada Damai ke para tokoh agama, Penjabat sementara (Pjs) Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Lalu Saswadi kembali melakukan kunjungan ke tokoh agama yang ada di Kecamatan Narmada. Kali ini Saswadi mengunjungi Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain yakni TGH. Hasanain Juaini, Sabtu (24/3/2018).

Adapun tujuannya sama seperti kunjungan sebelumnya, kedatangan PJS ke para tuan guru ini selain untuk mendekatkan diri dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat juga sebagai upaya merangkul tokoh agama yang memiliki basis massa yang besar untuk membantu pemerintah menjaga kondusifitas dan kenyamanan di daerah Kabupaten Lombok Barat menjelang dan selama gelara Pilkada Serentak 2018.

Diterima di kediamannya, Saswadi mengajak TGH Hasanain untuk bersama-sama menjaga gesekan-gesekan antar pendukung calon yang kini sudah mulai terlihat. Menurut Saswadi, hal itu harus diantisipasi dan diawasi bersama.

Apa yang diharapkan Saswadi terkait kondusifitas Pilkada disambut baik oleh TGH. Hasanain. Dirinya dengan tegas mengatakan siap untuk membantu mengarahkan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama gelaran Pilkada. “Insya Allah kita bantu pemerintah dalam mensukseskan pemilukada aman dan damai,” tegas TGH. Hasanain. (dedy/humas)

KEMENDAGRI TUNJUK DESA LINGSAR SEBAGAI LOKASI LABSITE

Giri Menang, Jum’at 23 Maret 2017 – Usai mendapatkan penghargaan sebagai Juara I (Pertama) Lomba Desa Tingkat Nasional Regional IV pada bulan Agustus tahun 2017 lalu, Desa Lingsar ditunjuk Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI sebagai lokasi Labsite Pemerintahan Desa tahun 2018. Desa Lingsar menjadi salah satu dari delapan desa yang ditunjuk Kemendagri.

Dipilihnya Desa Lingsar sebagai salah satu desa Labsite mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015 tentang Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan yang menyatakan bahwa Desa Juara Tingkat Regional dapat dijadikan lokasi Labsite.

Kegiatan pembentukan dan pengembangan Labsite Pemerintahan Desa sendiri sebagai wadah untuk mendapatkan model/percontohan dalam bidang pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan.

Dalam pelaksanaan program Labsite Pemerintahan Desa, terdapat program utama dan program tematik yang akan dilaksanakan di Desa Lingsar dengan melibatkan beberapa Kementerian/Lembaga. Salah satu program utamanya yaitu pemenuhan kepemilikan KTP Elektronik (E-KTP) bagi warga Desa Lingsar.

Pagi tadi (23/3/2018), Desa Lingsar secara resmi melaksanakan salah satu program Labsite yakni perekaman E-KTP. Proses perekaman dilakukan dengan bantuan alat dari Kemendagri RI. Perekaman E-KTP sendiri akan berlangsung hingga tanggal 25 Maret mendatang.

Perekaman disaksikan langsung oleh Direktur Evaluasi Perkembangan Desa Dirjen Pemerintah Desa Kemendagri RI, Dr. Eka Prasetyo didampingi Asisten III Setda Lobar H. Fathurrahim, Plh Camat Lingsar H. Hamka dan Sekretaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Fathurrahman.

“Program Labsite merupakan program nasional yang berisi perekaman E-KTP, perpustakaan dan banyak program lainnya. Ini adalah laboratorium percontohan untuk desa-desa lain di Indonesia. Target 100 persen perekaman mudah-mudahan bisa tercapai berkat program ini,” terang Eka Prasetyo saat ditemui usai acara.

Asisten III Setda Lobar H. Fathurrahim dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kementerian. Fathurrahim mengatakan, dengan adanya bantuan dari Kemendagri menjadi bukti perhatian pemerintah pusat terhadap Desa Lingsar sangat luar biasa.

“Di Lombok Barat target perekaman E-KTP belum memenuhi target. Dari 97 persen target yang diberikan pemerintah pusat baru 86 persen yang terealiasasi. Dengan adanya bantuan program ini kita harap bisa menaikkan target,” harapnya.

Sementara itu, Sekertaris Dukcapil Lobar Faturrahman di tempat terpisah mengatakan, dari data jumlah 510 ribu yang wajib melakukan perekaman, masih tersisa 46 ribu jiwa yang belum melakukan perekaman. Termasuk penduduk Desa Lingsar. Dijelaskannya, berbagai langkah telah ditempuh Dinas Dukcapil Lobar seperti sosialisasi melalui media, baliho, bersuratke desa hingga menjemput masyarakat itu sendiri.

“Dari data Desa Lingsar sendiri, dari jumlah penduduk 4.800 jiwa yang belum melakukan perekaman itu ada 1.900 jiwa. Namun setelah dilakukan pengecekan di lapangan yang tersisa hanya 200 jiwa. Hal ini disebabkan karena data yang masuk hanya data kelahiran saja, sedangkan untuk data kematian sangat kurang laporan kependudukannya,” terangnya.

Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan adminduk secara simbolis oleh Direktur Evaluasi Perkembangan Desa Dirjen Pemerintah Desa Kemendagri RI, Dr. Eka Prasetyo kepada warga Desa Lingsar. (budi/humas)

1 267 268 269 270 271 421