NGABUBURIT SAMBIL MENCARI KERANG

Lembar, KIM – Ngabuburit atau kegiatan menunggu berbuka puasa pada Bulan Puasa Ramadhan sudah mentradisi dikalangan masyarakat muslim. Di setiap daerah ngabuburit dilakukan dengan beragam cara dan berbeda-beda. Di Desa Lembar Kabupaten Lombok Barat, sebagian masyarakatnya ngabuburit sambil mencari kerang untuk dikonsumsi bahkan dijual.  Warga masyarakat yang didominasi kaum muda terpantau asik mengais pasir mencari kerang di Pantai Orong Ceking Dusung Lendang Jae Desa Lembar, Selasa (19/5/2020).

Warga Masyarakat setiap sore, puluhan orang memadati bibir pantai berjongkok sambil beremdam di air laut atau dengan duduk di pasir, tangan mereka sibuk mengais pasir. Mereka tetap bekerja di musim Pandemik Covid-19 ini. Mereka jauh dari keramaian hiruk pikuk isu virus corona yang menakutkan. Merekapun saling berjauhan ketika menangkap kerang.

Nandar seorang warga Dusun Abror Desa Jembatan Kembar Timur Kecamatan Lembar yang sedang berkunjung ke rumah temannya, ikut-ikutan ngabuburit sambil mencari kerang dan menikmati keindahan patai di sore itu.

“Ini ngabuburit, sekaligus bantu teman. Jadi, untuk mengisi waktu luang, saya dan teman mencari kerang. Sekaligus menikmati keindahan pantai menjelang sore,” ujarnya

Menurut Nandar, dirinya pertama kali ngabuburit ditempat itu dan  belajar mencari kerang, mengaku sedikit kesulitan. Karna belum tau tehnik cara mencari kerang dengan baik, bahkan sering sekali tangannya mengenai batu karang sehingga tangannya luka tergores. Tetapi, ia cepat beradaptasi. Dengan melihat cara orang-orang di sekitarnya mencari kerang, Nandar pun langsung bisa. Memang, belum banyak yang didapat. Hanya sekantung tas plastik ukuran satu kilogram.

Ini sudah cukup untuk lauk berbuka nanti. Kan ditambah lagi kerang yang didapat teman saya,”  Nandar menuturkan.

Kerang banyak dikonsumsi masyarakat karena mengandung banyak gizi. Rasanya juga lezat dan dapat dinikmati dengan cara ditumis pedas atau direbus dengan siraman saus.

Memang menikmati suasana pantai di sore hari, sangat mengasyikkan. Apalagi bisa melihat terbenamnya matahari, bagi Nandar sangat istimewa.

“Kalau di rumah saya di Dusun Abror lomayan jauh dari pantai sekitar satukilo lebih. Jadi, jarang melihat pantai saat sore. Apalagi melihat matahari terbenam. Kalau di sini bisa, bagus sekali,” katanya.

Sementara itu seorang warga setempat Abdurrasyid menceritakan, dirinya mencari kerang bukan untuk dikonsumsi, namun untuk dijual. Pendapatan dari mencari kerang cukup menopang hidupnya. Harga kerang juga cukup mahal, tiap satu kilogram kerang bisa dijual dengan harga 20 ritu bupiah.

“Daripada diam di rumah mendingan ke Pantai Orong  mencari kerang. Selain ngabuburit di Orong menunggu waktu berbuka puasa, kita juga bisa mencari rezeki,” katanya.

Abdurrasyid yang akrab disapa Achief itu berhasil mengumpulkan kerang setiap sore sekitar dua kantung plastik besar. Kira-kira jika ditimbang beratnya sekitar empat kilogram. Dia datang tidak sendiri. Namun, bersama  warga dan ibu-ibu dari dusu setempat. KIM Lembar Bersaing/Sumariyadi

11 ORANG SANTRI PP TEMBORO KECAMATAN BATULAYAR HASIL RAPID TES REAKTIF DI KARANTINA SANGGAR MUTU GERUNG

Gerung-Diskominfotik 16/5/2020, Guna meminimalisir dan memutus rantai penyebaran dan pencegahan Virus Covid-19, Tim covid-19 Desa Batulayar Bersama Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Lombok Barat melakukan penjemputan dan mediasi terhadap santri PP Temboro yang memiliki Hasil Rapid Tes Reaktif.

Terdapat 24 orang santri yang dirapid tes, 11 orang dengan hasil reaktif sisanya nonreaktif, Ke 11 orang dengan hasil reaktif ini setelah dilakukan mediasi dan diberikan pemahaman terhadap penyebaran dan dampak virus covid-19 ini, orang tua santri bersedia melepas ke 11 orang santri ini dibawa ke Karantina Covid-19 Sanggar Mutu Gerung untuk di SWAB.

Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Orong Desa Batulayar Kecamatan Batulayar pada hari Sabtu, 16 Mei 2020 yang dihadiri oleh Pasi Log Dim, Danramil Gunungsari, Kapolsek Senggigi, Danpos Batulayar, Kepala Puskesmas Meninting, Kepala Desa Batulayar, Babinsa, Babinkamtibmas, Kadus Orong Satgas Covid-19 Desa Batulayar dan Orangtua/wali santri PP Temboro.

Sementara itu ditempat terpisah di Dusun Gunung Malang Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung 4 orang Reaktif juga dibawa ke Karantina Sanggar Mutu Gerung Bersama 11 orang asal Batulayar. (Zul/Diskominfotik)

TP PKK, DWP DAN GOW LOMBOK BARAT SERAHKAN BANTUAN PAKET PHBS DI POSYANDU

Giri Menang-Senin, 18 Mei 2020 – Dalam rangka pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19, Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Barat bersama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Lombok Barat mulai hari ini selama 3 hari ke depan diawali di Kecamatan Lingsar dan Narmada menyerahkan bantuan paket (bahan dan alat PHBS) ke Posyandu di 6 Wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Lingsar, Kecamatan Narmada, Kecamatan Batu Layar, Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Labuapi dan Kecamatan Gerung.
Bantuan paket PHBS ini selain sebagai upaya pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 juga mendukung program Revitalisasi Posyandu di Kabupaten Lombok Barat.
Untuk saat ini paket PHBS didistribusikan ke 102 Posyandu, paket yang diserahkan berupa ember besar, ember kecil, sabun cuci tangan, hands sanitizer dan masker.
Dalam sambutannya Ketua TP PKK Lombok Barat Hj. Khaeratun Fauzan Khalid menjelaskan bantuan paket PHBS ini ditujukan ke Posyandu, karena Posyandu adalah masyarakat terkecil untuk mengedukasi membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), salah satunya mencuci tangan dengan sabun pada air bersih yang mengalir dan menggunakan masker jika keluar rumah. Pembiasaan PHBS tidak hanya dilakukan saat terjadinya Pandemi Covid-19 ini saja, tetapi mulai dilakukan sejak dini pada anak-anak dengan memberikan contoh dan teladan pada mereka.
Diharapkannya, di semua Posyandu tersedia sarana berupa ember dan sabun cuci tangan atau hands sanitizer untuk bisa mengedukasi dan memberi contoh kepada sasaran Posyandu (balita, ibu balita dan ibu hamil) cara mencuci tangan yang baik dan benar. PHBS itu, menurutnya, salah satunya juga dilakukan dengan pembiasaan makan buah dan sayur.
“Karena saat ini jika daya tahan tubuh tidak bagus maka akan cepat terkena penyakit termasuk Covid-19,” ujar Hj Khaeratun.
Sumber: Dinas Kesehatan Lombok Barat

 

LOMBOK BARAT AKAN ME-RAPID TEST PEKERJA MIGRAN

Giri Menang, 18 Mei 2020. Jumlah PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang berasal dari Lombok Barat berjumlah 501 orang yang sudah terdata. Hal ini disampaikan Sekda Lombok Barat H. Baehaqi saat membuka rapat teknis di Ballroom Hotel Aruna Senggigi (16/5). Ke-501 orang PMI tersebut, kata Baehaqi, akan dilakukan rapid test Covid-19.
“Kita akan me-rapid (test) semua PMI itu, kita sudah sediakan sekitar 2.500 rapid test,” ujar Baehaqi.
Kepala Dinas Kesehatan, drg. Ni Made Ambaryati mengatakan pihaknya sudah menyiapkan skenario untuk PMI yang akan pulang ke Lombok Barat.
“Kalau PMI ini datang yang belum tentu jamnya kami sudah menyiapkan tenaga yang siap 24 jam di Gor Mini, jika diskrining hasilnya reaktif kita akan tampung kalau bisa di Gor tapi kalau kurang kita alihkan ke Sanggar Mutu “, ujar Ambar.
Ia juga mengatakan untuk memulangkan yang non reaktif dengan membuat surat pernyataan siap diisolasi yang akan diawasi oleh kepala desa dan kepala dusun masing-masing. Sedangkan yang reaktif, kata Ambar, akan sesegera mungkin dilakukan swab, apakah positif atau negatif.
“Ada dua rumah sakit untuk melakukan swab nanti kita dengar masing-masing kemampuan untuk swab, tapi saya rasa bisa sampai 20 untuk 1 hari, kalau 2 rumah sakit berarti 40 orang”, ujarnya.
Untuk menampung mereka dengan hasil swab negatif, kata Ambar, akan dilakukan karantina mandiri. “Ada dari desa yang berani bertanggung jawab, ini bisa mengurangi penampungan tapi kami akan betul-betul memperhatikan bagaimana karantina mandirinya di desa”, ujar Ambar.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Lombok Barat, M. Hendrayadi mengungkapkan bahwa 501 PMI tersebut sudah tercatat sesuai dengan prosedur, tidak termasuk PMI mandiri (PMI ilegal, red).
“Yang kami kesulitan baik kementerian tenaga kerja, di provinsi dan kabupaten adalah PMI mandiri. mereka bekerja tanpa melalui kami dan kami tidak mempunyai datanya sama sekali yang kerja di kapal pesiar”, ujar Hendra.
Dipaparkan, PMI mandiri ini ada 2 macam yaitu PMI yang habis kontrak kemudian diperpanjang oleh majikannya, tanpa terdata, ada juga PMI yang melalui perusahaan tertentu kemudian setelah bekerja baru pihak disnaker mendapatkan informasi di mana mereka bekerja.
“Kalau kepulangan PMI mandiri ini kadang jam 12 malam kadang juga tanpa informasi”, jelas Hendra
Sedangkan diketahui jumlah PMI 501 adalah mereka yang bekerja melalui perusahaan dan agen yang terdata di Kementerian Tenaga Kerja dan kepulangan mereka melalui prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami akan mendapatkan informasi jadwal kedatangannya paling tidak H-2 dari kepulangan mereka,” lanjut Hendra.
Di tempat yang sama, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengatakan bahwa protokolnya sejak awal harus ada yang standbay di BIL dan Pelabuhan.
“Setiap orang Lombok Barat yang datang harus mengikuti protokol penanganan, saya rasa bahasa 24 jam tidak harus setiap saat di sana, mereka kan punya jadwal kedatangan yang ada, jadi tidak terlalu sulit sebenarnya”, ujar Fauzan. Dikatakan bupati, masalah karantina dari segi penganggaran juga tidak sulit.
“Petugas kesehatan yang mengambil keputusan, masalah apa yang belum tersedia mohon disediakan agar petugas kesehatan bisa bekerja dengan lebih mudah”, ujar Fauzan.

 

BATULAYAR MENJADI PERHATIAN KHUSUS PENANGANAN COVID-19 DI LOMBOK BARAT

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lobar, H. Ahmad Taufiq Fatoni saat menghadiri rapat di Hotel Aruna Sengigi (16/5).
“Dari segi rapid test, bisa kami selesaikan, tapi dalam kondisi saat ini kaitannya dengan kasus yang naik di Batulayar ini belum selesai,” ujar Fatoni. Dikatakannya, 24 orang dari Batulayar dan santri Temboro setelah dilakukan rapid test ditemukan 16 orang orang yang reaktif. Disampaikan dr Fatony, Dinas Kesehatan akan mencari tahu kasus di Batulayar apakah pihak keluarga utamanya orangtua juga terpapar karena orang tuanya rata-rata adalah jamaah tabligh.
“Ini yang menjadi perhatian besar kami ke Batulayar karena di Batulayar sendiri jamaah tablignya besar, yang berangkat ke Gowa itu hanya 28 orang, yang tidak berangkat sekitar 30 orang, takutnya salah satu atau sebagian santri ini ayahnya adalah yang 30 orang ini,” jelas Fatoni
Dipaparkan Fatoni, setelah menyasar para santri, Dinas Kesehatan akan fokus lagi ke orangtua santri dan keluarga.
“Tugas kami di Batulayar ini lumayan banyak, perhatian yang khusus kami dari (dinas, red) kesehatan untuk wilayah Batulayar ini”, ungkap Fatoni.
Selain Batulayar, Fatoni juga menyebut Kecamatan Narmada khususnya Desa Kramajaya kasus Covid-19 juga menjadi naik yaitu 8 orang yang positif, menjadikannya perhatian kedua setelah Batulayar.
“Kemudian kasus di Narmada menjadi perhatian khusus kedua dan daerah Jeranjang menjadi perhatian khusus ketiga”, ungkap Fatoni. Daerah Jeranjang, katanya, berada di perhatian ketiga karena ada 7 orang yang ditemukan positif Covid-19 di sana.

Sumber : Humas Lobar

Desa Lelede Kediri Salurkan 30 Persen Dana Desa Untuk BLT

Giri Menang. 18 Mei 2020. Asisten I Setda Lombok Barat Agus Gunawan setelah melaunching perdana penyaluran Penyaluran Bantua Langsung Tunai (BLT) Di Desa Dasan Tereng minggu lalu, kini kembali melakukan penyaluran tahap pertama di Desa Lelede Kecamatan Kediri.
Penyaluran tahap pertama di Desa Lelede ditujukan untuk 184 kepala Keluaraga (KK) yang bersumber dari Dana Desa (DD) sebayak 30 persen, sebagaimana Dijelaslan Zubaidi Jumadil, Kepala Desa Lelede Di kantornya, Senin (18/5).
Dikatakan, jumlah anggaran DD Desa Lelede sebesar Rp 1,1 milliar lebih, dipakai 30 persen untuk penyaluran BLT kepada 184 KK. Sedangkan total keseluruhan APBDes sebanyak Rp 1,8 milliar lebih.
Untuk bantuan yang lain, sebut Zubaidi, sudah diterima seperti bantuan JPS mantap Lombok Barat sebanyak 14 orang dan JPS Gemilang NTB 36 orang.
Kemudian terkait data penerima BLT, kata kades, merupakan hasil koordinasi dan verifikasi dengan BPD, Kadus, dan RT sehingga data di sepakati sebanyak 184 orang tersebut merupakan hasil musyawarah desa.
Sementara Asisten I Setda Lombok Barat Agus Gunawan minta Bantuan Langsung Tunai di semua desa di Lombok Barat harus tersalurkan sampai tanggal 24 Mei stay sebelum lebaran.
“Mudah -mudahan BLT tahap ini harus direalisasikan sebelum lebaran tiba sesuai surat dari kementrian, “katanya
Selain itu Agus juga mengajak masyarakat Desa Lelede untuk perbanyak sabar. “Sekarang ini, kita diuji oleh Allah SWT. Mari kita ambil hikmahnya, siapa yang bersabar akan diberikan kehidupan yang lebih baik,” ajak Agus.
Saat ini, deviants, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa sebagian dananya dialihkan untuk penanganan Covid 19. Untuk BLT yang bersumber dari 116 Desa di Lombok Barat angka kumulatif sebesar Rp 93 Milliar ditujukan untuk 29. 544 Kepala Keluarga (KK).
Untuk itu, Agus kembali mengajak masyarakat untuk bersabar bagi yang belum mendapatkan bantuan karena bantuan tidak hanya dari Desa melainkan dari banyak sumber sebut agus misalnya JPS Gemilang dari Provinsi, JPS Mantap Kabupaten, BLT Kementrian sosial PKH, BPNT dan BLT dari Dana Desa untuk itu bagi yang belum terdata untuk bersabar.
“Jangan khawatir bagi yang belum dapat laporkan ke desa untuk di berikan bantuan secara berjenjang. Penyaluran BLT di hari pertama ini harus tepat sasaran, transparan dan tidak ada masalah,”pungkasnya.
Sedangkan Camat Kediri Hermansyah menyebut penyaluran BLT di Desa Lelede merupakan yang pertama di Kecamatan Kediri.
“Saya apresiasi Desa Lelede yang cepat tepat dalam pembagian BLT. Semoga ini menjadi semangat untuk desa-desa yang lain,”ujar Hermansyah
Oleh Camat, warga Penerima BLT dihimbau untuk tidak menggunakan bantuan yang diberikan untuk ke Mall karena Covid 19 tidak ada yang tahu kapan berakhirnya. “Lebih baik pergunakan bantuan yang diberikan untuk membeli kebutuhan sehari-hari,” sarannya.
Selanjutnya ia juga mengajak masyarakat Kediri khususnya Desa Lelede untuk membiasakan hidup bersih dan sehat, tetap di rumah, pakai masker dan jangan salaman dengan orang yang tidak dikenal untuk menghindari penularan Covid 19.
Pembagian BLT tersebut juga disaksikan oleh Kepala Dinas PMD Ir. Lalu Edy Sadikin, Pendamping Desa, Tenaga Ahli Kabupaten, Babinsa, Babinkamtibmas Desa Lelede dan para perangkat Desa Lelede.
Sumber : Humas Lobar

 

TRADISI TANGGAL GANJIL PADA 10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN, WARGA SESAOT LOMBOK BARAT NYALAKAN ‘DILE JOJOR’

Giri Menang, Senin 18 Mei 2020–Masyarakat Muslim Lombok pada umumnya masih memiliki tradisi unik pada saat bulan suci Ramadhan. Mereka menyalakan ‘dile jojor’ seperti yang dilakukan masyarakat Dusun Sambik Baru, Desa Sesaot Kecamatan Narmada Lombok Barat, Minggu malam (17/5).
“Kita nyalakan ‘dile jojor’ sejenis obor kecil yang terbuat dari bahan buah jamplung yang diolah dan dibakar. Oleh masyarakat kita, dan khususnya masyarakat Lombok Barat tradisi ini sering disebut dengan tradisi maleman,” ungkap ulfa salah satu warga Sesaot saat menyalakan dile jojor.
Dia menjelaskan, biarpun di tengah mewabahnya pendemi corona atau covid-19 ini, warga masyarakat tetap antusias dengan menyelenggarakan tradisi maleman yang telah dilakukan sejak jaman dulu.
Sementara itu, Kepala Dusun Sambik Baru Junaidi menjelaskan bahwa maleman (dile jojor) ini dilakukan setiap malam ganjil di sisa 10 malam terakhir bulan Ramadhan yakni tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan. Tradisi dile jojor sebenarnya diawali dengan membawa dulang berisi nasi dan lauk pauk ke masjid untuk roah dan berbuka puasa bersama tokoh agama dan masyarakat. Tetapi dengan adanya penyebaran wabah covid-19 ini di masyarakat, sehingga dilakukan di rumah masing-masing.
“Ini adalah cara masyarakat kita dahulu sampai sekarang menyambut malam Lailatul Qadar,” katanya.
Dia menuturkan, bahwa dile jojor dinyalakan setelah ibadah shalat Magrib. Dusun yang semula gelap ini menjadi terang terkena sinar dari nyala api dile jojor.
“Pria, wanita dan anak-anak kami di kampung ini, meletakkan dile jojor di setiap sudut rumah,” akunya.
Dia juga menjelaskan, alasan dinyalakan dile jojor ini adalah sebagai penerang jalan orang yang akan mengantarkan zakat fitrah.
“Dulu kalau belum dinyalakan dile jojor tidak ada yang mau pergi mengantar zakat fitrahnya, maklum dahulunya tidak seperti sekarang yang banyak diterangi oleh listrik,” tuturnya.

Sumber : Humas Lobar

Karang Taruna Gili Mas Santuni Anak Yatim, Wujud Kepedulian Pandemik Covid-19

Lembar, KIM –  Karang Taruna Gili Mas Desa Labuan Tereng Kecamatan Lembar Lombok Barat menyantuni anak yatim. Ketua dan Sekretaris Karang Taruna menyerahan santunan kepada sejumlah anak yatim di Masjid Baital Muslimin Dusun Teluk Waru Desa Labuan Tereng, Minggu (17/5/2020). Santunan juga diserahkan secara simbolis untuk dilanjutkan ke masing-masing dusun se Desa Labuan Tereng.  Penyerahan santunan yang dikemas dalam acara buka puasa bersama itu merupakan bentuk kepedulian karang taruna di tengah pandemik Covid-19.

Ketua Karang Taruna Gili Mas Muhammad Faizir mengungkapan, Santunan anak yatim ini merupakan pertama kalinya dilakukan. Faizir berharap Karang Taruna terus bisa hadir ditengah-tengah masyarakat dan peduli dengan keadaan masyarakat terlebih pada anak yatim dan orang-orang yang kurang mampu.

“ini merupakan pertama kalinya Karang Taruna Desa Labuan Tereng mengadakan santunan kepada anak yatim, semoga niat baik ini terus bisa kita lakukan kedepannya. Karang taruna itu bukan saja tentang pemberdayaan pemuda, tetapi bagaimana pemuda bisa peduli kepada sesama terlebih kepada anak yatim dan masyarakat kurang mampu, ” ungkapnya.

Rangkaian acara buka bersama dan penyerahan santunan, dilanjutkan dengan diskusi bersama pengurus dan anggota karang taruna. Diskusi seperti rutin dilakukan sebagai upaya membangun  kesolidasi dalam organisasi Karang Taruna Gili Mas. KIM Lembar Bersaing/Sumariady

NU Care Lazisnu Lobar Door to Door Salurkan Bantuan

Mengatasi dampak ekonomi akibat penyebaran Covid-19 bukanlah tugas pemerintah saja. masyarakat, lembaga masyarakat, siapapun dapat berpartisipasi. Lebih-lebih di akhir bulan Puasa Ramadhan saat ini sadakah menjadi kegiatan amaliah membantu fakir miskin dan terdampak Covid-19.

Adalah pengurus NU Care Lazisnu Lobar Door to door menyalurkan bantuan berupa paket sembako kepada ratusan warga, khususnya kelompok warga miskin, yatim piatu, Lansia dan guru ngaji serta lainnya. Kegiatan itu dilakukan lembaga tersebut berkeliling ke rumah-rumah di Kecamatan Lembar, Minggu (17/5/2020).

Paket yg disalurkan sebanyak 300 yang diperuntukkan kepada warga yang membutuhkan seperti, Anak Yatim, Lansia, Garu Ngaji, dan yang lainnya sebagai sasaran penerima bantuan dari Lazisnu Lobar. Kegiatan penyaluran bantuan Lazisnu tersebut, dilaksanakan di sejumlah daerah di gumi Patut Patuh Patju.

Saiful Rahman, koordinator sekaligus Sekretaris Lazisnu mengungkapkan bantuan paket sembako ini menyisir beberapa kecamatan di Lobar antara lain Kecamatan Lembar, Gerung, Kediri, Lingsar dan Kecamatan Narmada.
Menurut Saiful, penyaluran bantuan ini merupakan teradisi Lazisnu di bulan Puasa Ramadhan yang jadwalnya di awal atau pertengahan bulan puasa. Namun terkendala Covdid-19 baru di akhir bulan puasa ini disalurkan.

“Hanya saja, karena terkendala Covid 19 ini baru sekarang bisa disalurkan,” ujar pendiri TPQ Ulul Albab Dusun Sedau itu.

Bagi Ormas seperti Nahdlatul Ulama (NU) perhatian terhadap warga masyarakat Indonesia bukanlah hal baru, melainkan dilakukan sejak dulu. Tidak heran kemudian, kegiatan berbagi kepada segenap masyarakat, khususnya yang kurang mampu secara ekonomi, telah menjadi kewajiban bagi Lazisnu se-Indonesia.

Bantuan paket sembako diakui memang belum bisa mencukupi kebutuhan hidup untuk jangka panjang, tetapi setidaknya, sudah mampu ikut serta meringankan warga yang kekurangan. Kaitan hal ini, TGH Ali Maksum mengungkapkan, memang bantuan ini tidak terlalu banyak dari segi jumlah tetapi ketulusan dan kerja keras pengurus Lazisnu itu yang luar biasa.

“Kemauan, ketulusan dan kedermawanan para kader yang sudah menyalurkan donasi dan keikhlasan berbuat dan berbagi itu yang penting, dan patut diapresiasi,” ujar Sekjen PCNU Lobar.

Keberadaan Lazisnu kian terasa di tengah-tengah masyarakat, terlebih dalam kondisi saat ini. Hanya saja karena berbagai keterbatasan yang dimiliki Lazisnu, ikhtiar untuk berbuat maksimal belum dicapai sepenuhnya. Hal ini diakui, Wakil Ketua PCNU Lombok Barat H Hamroni.  Menurut Hamroni, kedepan sinergi Lazisnu dengan pemerintah dalam hal ini Baznas Kabupaten harus diperkuat.

“Kedepannya agar Lembaga Amil Zakat Infak Sadakoh Nahdatul Ulama ini bisa sinergi lebih baik dan maksimal lagi,”harapnya

Bupati Lobar Harapkan Perkuat Koordinasi Hadapi Kepulangan PMI

Senggigi Batulayar, Diskominfo – Bupati  Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengharapkan semua Perangkat Daerah agar memperkuat koordinasi dalam menghadapi kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Rencana kepulangan PMI dari berbagai Negara baik melalui Pelabuhan Lembar maupun Bandara Internasionla Lombok yang di perkirakan bulan Mei hingga Juli mendatang agar benar-benar dipersiapkan dengan protokol kesehatan yang lebih baik.
Demikian dikemukana Fauzan Khalid ketika memberikan arahan pada rapat persiapan dan evaluasi Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lombok Barat di Hotel Aruna Senggigi Lombok, Sabtu (16/5/2020).
“saya mengharapkan peningkatan koordinasi antar OPD untuk menghadapi PMI yang akan pulang ini. Tetap patuh pada protokol kesehatan dalam melayani masyarakat baik dari penjemputan, pengangkutan dan sampai di tempat karantina,” ungkapnya.
Dikatakan pula, Setiap masyarakat yang datang dari Pelabuhan Lembar dan Bandara, harus mematuhi protokol kesehatan. Bila masyarakat maupun PMI yang ingin karantina mandiri dirumahnya masing-masing, maka Kepala Desa dan Kepala Dusun harus menjamin atau bertanggung jawab atas kepatuhannya dengan menanda tangani pernyataan. Kalau tidak mau bertanggung jawab maka Gugus Tugas harus mengkarantina. Semuanya harus disiapkan dengan baik.
PMI asal warga Lombok Barat yang akan pulang dari berbagai Negara menurut data Dinas Tenaga Kerja tercatat sejumlah 501 orang. Jumlah tersebut berdasarkan catatan sudah habis masa kontraknya pada bulan Mei 2020. Pemerintah akan memulangkannya diperkirakan hingga bulan Juli mendatang.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Hendrayadi, PMI yang akan pulang informasinya akan didapat melalui Kementerian Tenaga Kerja Pusat.
“informasi kepulangannya akan kita dapat dua hari sebelumnya,” ungkapnya.
Hendrayadi juga menjelaskan pihaknya kesulitan mendata PMI yang berangkat mandiri karena tidak mempunyai data atau illegal. PMI itu illegal karena berangkat tidak melalui Dinas Tenaga Kerja dan PMI yang diperpanjang kontraknya oleh majikan di negara tempatnya bekerja.
Sementara itu Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Baehaqi menyimpulkan hasil rapat bahwa, penangnan kepulangan PMI sebanyak 501 tersebut disiapkan untuk dikanrantina di Gelanggang Olahrga (GOR) Mili Gerung dan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Lombok Barat di Gerung.
Disimpulakan pula bahwa GOR Mini Gerung akan dijakan pusat komando Team Reaksi Cepat (TRC) Covid-19 Lombok Barat.
“kita putuskan bahwa GOR Mini dan PPLP Gerung menjadi tempat karantina untuk PMI yang akan pulang sebanyak 501 itu,” ungkapnya.
Mengantisipasi kedatangan PMI asal Lombok Barat yang akan pulang, Dinas Perhubungan juga telah siap melayani. Menurut Kabid Perhubungan Darat Faturrahman menjelaskan pihaknya telah menyiapkan personil seama 24 jam dan sebuah unit bus stanby di Pelabuhan Lembar dan Bandara Internasional Lombok.
Dikatakan. Siapapun dia baik PMI maupun masyarakat umum, asalkan mereka pulang ke Lombok Barat diarahkan ke posko dan diangkut untuk diperiksa.
“semua penumpang baik itu PMI maupun tidak atau masyarakat umum harus diarahkan ke posko dan diangkut petugas kita. Kita siap 24 jam melayani kapanpun mereka datang dan siapapun dia,” ungkapnya. Diskominfo/Ahad/Rasidibragi

1 175 176 177 178 179 421