TIDAK CUMA MEMADAMKAN TAPI JUGA MENYUPLAI AIR BERSIH

Giri Menang, Jum’at 17 Agustus 2018 – Bencana gempa bumi yang menghantam Pulau Lombok sejak akhir Juli lalu terjadi berbarengan dengan puncak musim kemarau.

Akibatnya, sumur dan mata air milik warga menjadi kekeringan sehingga warga sulit mendapatkan air bersih untuk aneka keperluannya.

Dinas Pemadam Kebakaran (DKP) Lombok Barat (Lobar) menyambut kondisi itu dengan cepat melakukan pendistribusian air bersih ke kantong-kantong kekeringan dan pusat-pusat pengungsian di Lobar.

Seperti yang mereka lakukan di Desa Tempos Kecamatan Gerung, Kamis (16/8) kemarin. DPK mendrop 1 tangki dengan kapasitas 5.000 liter.

Kepala Bidang Pengendalian Operasi dan Penyelamatan yang sekaligus menjadi Pelaksana Harian Kepala DPK, Lalu Adiwijaya menyatakan, “penyaluran air bersih kami lakukan berdasarkan permintaan mereka. Kita sudah melakukan droping air bersih 3 kali selama bulan Agustus ini,” ujar Adiwijaya yang memastikan minimal droping ke satu titiknya sebanyak 5.000 liter, kadang bisa 10.000 liter atau dua tangki mobil.

DPK tambah Adi, semakin sibuk pasca bencana gempa bumi. Akibat gempa 7,0 Skala Richter itu, jaringan PDAM rusak yang membuat airnya keruh dan tidak layak konsumsi. Air sumur warga pun terimbas hal yang sama.

DPK menurut Adi pun menyuplai air bersih di wilayah lain yang terkena dampak gempa tersebut.

“Di Kecamatan Lingsar, ada tiga desa juga mengalami krisis air bersih. Jaringan PDAM di Kecamatan Lingsar putus akibat gempa sehingga berdampak buat tiga desa yaitu Desa Langko, Desa Duman, dan Desa Giri Madia sehingga mengalami krisis air bersih,” tuturnya.

Kepala Seksi Operasi Penyelamatan dan Investigasi, Lalu Satriawan menambahkan, “Di sela-sela kesibukan menghadapi kekeringan, kami pun diminta mendukung penyediaan air bersih di posko-posko pengungsi,” tuturnya.

Dalam masa tanggap darurat bencana gempa ini, DPK menjadi unit kerja yang sangat strategis untuk membantu warga di pengungsian. Tidak hanya karena memiliki kendaraan operasional, namun karena memiliki instalasi sumur bor.

Mereka tidak hanya mendukung unit lain seperti Palang Merah Indonesia, PDAM Giri Menang, dan Dinas Sosial, DPK pun ikut menyediakan air bersih buat water canon milik Polres Lobar dalam penyediaan air bersih.

Tidak hanya itu, mereka juga mengevakuasi warga dari area tempat tinggalnya ke Posko Pengungsian.

Seperti diceritakan oleh Lalu Satriawan, mereka terpaksa mengevakuasi warga yang ada di Dusun Penangggak Desa Batulayar.

“Tempatnya sangat sulit dijangkau sehingga mereka kita arahkan untuk sementara tinggal di posko pengungsian,” kata Satriawan.

Para pengungsi yang dievakuasi ini berjumlah belasan Kepala Keluarga. Pihak DPK mengarahkan mereka untuk turun ke pos pengungsian agar mudah mendapat bantuan.

“Medan menuju dusun ini berat. Sulit buat relawan dan Pemerintah untuk menyalurkan bantuan,” pungkas Satriawan.

Walau DPK diperbantukan untuk menyuplai air bersih, Adiwijaya memastikan unit kerjanya tetap menyiagakan kendaraan operasi pemadaman bila ada kebakaran.

“Kita harus tetap standby. Jangan sampai saat terjadi kebakaran, kita tidak merespon dengan cepat,” pungkas Adi menuturkan kebakaran yang terjadi di Desa Bengkel saat tanggap darurat bencana gempa bumi baru berjalan dua hari (7/8).(HUMAS LOBAR)

DIKUNJUNGI BUPATI, PENGUNGSI SESELA KEGIRANGAN

Giri Menang, Jum’at 17 Agustus 2018 – Usai melaksanakan shalat Jum’at di kamp pengungsi Desa Kekait, Bupati H. Fauzan Khalid langsung meluncur ke Desa Sesela. Desa ini termasuk yang terkena dampak bencana gempa. Sejumlah titik kamp pengungsi berdiri di tempat ini.

Salah satu kamp yang dikunjungi adalah kamp pengungsi yang berdekatan dengan kuburan umum Sesela. Di kamp ini puluhan tenda besar kecil berdiri yang dihuni ratusan warga.

Begitu turun dari kendaraan, tanpa komando anak-anak kecil pada berhamburan menyalami Bupati Fauzan. Perjalanan menuju kamp agak tersendat karena anak-anak yang antusias bersalaman ini. Saat berjalan menuju kamp, anak-anak inipun seakan mengawal Bupati.

Di areal kamp sendiri, begitu mengetahui kedatangan Bupati, seisi kamp pada keluar berhamburan. Inaq-inaq amaq-amaq tua muda remaja dewasa langsung mengerubungi tempat Bupati duduk. Bupati sendiri duduk sebentar, lalu lebih memilih berdiri menyapa warga.

“Maraq idap te jari penganten lamun te tokol (rasanya kayak jadi pengantin kalau duduk),” ujarnya sembari langsung berdiri.

Warga maupun Bupati bercengkrama dengan santainya. Inaq-inaq tanpa merasa canggung bercakap-cakap dengan Fauzan. Mereka menyampaikan berbagai hal terkait kondisinya di pengungsian.

“Saya mohon maaf baru bisa datang sekarang karena banyaknya yang dikunjungi. Di Lombok Barat ada 4.000-an tempat pengungsian yang harus saya kunjungi,” ujarnya.

Fauzan berjanji sore ini atau paling telat besok pagi akan membawakan terpal, selimut, tikar dan kebutuhan bayi. Ia berpesan kalau nanti barang-barang yang dibawa itu kurang, agar diprioritaskan untuk diberikan kepada orang-orang tua dan anak kecil.

“Utamakan mereka, karena mereka lebih membutuhkan dari pada kita,” pesan Bupati.

Bupati juga berharap agar rasa trauma bisa hilang. Apalagi saat ini sudah tidak berbahaya lagi seperti hari-hari sebelumnya. Kalaupun terjadi gempa, biasanya kecil. Untuk itu Bupati menghimbau agar kembali ke rumah, kecuali yang rumahnya rusak berat.

“Saya juga 12 hari ngungsi. Tapi sekarang sudah normal sehingga saya berani kembali masuk rumah. Jadi yang rumahnya masih bagus, silahkan pulang tapi harus waspada dan hati-hati,” pintanya.

Ditambahkan, saat ini Pemkab Lobar sedang mendata jumlah kerusakan. Nantinya yang rusak berat akan dapat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan ringan Rp 10 juta.
Uang ini akan masuk ke rekening warga tapi belum bisa dicairkan sebelum ada tanda tangan Bupati.

“Kenapa demikian? Karena tujuannya untuk kembali bangun rumah. Pemerintah khawatir ntar dikasih uang justru dipakai beli hp,” seloroh Fauzan.

Saat akan pulang, Fauzan kembali diminta oleh sejumlah inaq-inaq agar mau melihat kamp mereka yang letaknya masih di lapangan yang sama. Bupati Fauzan akhirnya menuruti kemauan inaq-inaq ini. Dan sesampainya di kamp tersebut, inaq-inaq ini menjelaskan kepada Bupati Fauzan bahwa meski kamp mereka berada satu lapangan, namun berasal dari dusun berbeda.

“Yang di sana tadi itu pengungsi dari Sesela Desa, yang ini dari kebon lauq. Nanti bantuannya kasih ke kami juga supaya kami juga dapat,” ujarnya.

Bupati Fauzan kemudian langsung memanggil Camat Gunungsari H. Rusni dan berpesan agar nantinya membagikan bantuan tersebut secara merata. (afgan/humas)

FAUZAN : MARI MUHASABAH DAN TATAP MASA DEPAN

Giri Menang, Jum’at 17 Agustus 2018 – Bupati Lobar H. Fauzan Khalid siang ini (17/8) melaksanakan shalat Jum’at bersama warga Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari. Shalat Jumat ini sendiri dilaksanakan di areal sawah tempat tenda pengungsian didirikan.

Meski kondisi masjid darurat beratapkan terpal dan beralaskan besek, namun jamaah tetap khidmat mengikuti shalat Jum’at hingga usai.

Fauzan sendiri saat itu langsung bertindak sebagai khatib. Dalam khutbahnya dua hal yang ia pesan kepada jama’ah. Pertama, muhasabah, dan yang kedua menatap masa depan.

Di momen bencana ini, katanya, kita harus melakukan muhasabah atau introspeksi diri. “Mungkin selama ini kita pernah menyinggung perasaan saudara kita,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Bupati Fauzan, mungkin selama ini manusia telah banyak merusak alam sehingga keseimbangan alam menjadi terganggu sehingga terjadilah bencana.

“Untuk itu mari kita muhasabah diri dan juga bersama-sama menjaga kelestarian alam,” pesannya.

Hal kedua yang disampaikan adalah agar masyarakat menatap kedepan. Bencana yang melanda saat ini merupakan ujian. Ujian dibuat oleh Allah agar kita bisa naik kelas dan naik tingkat. Ibarat emas, tidak mungkin jadi emas tanpa dibakar terlebih dahulu. Begitu pula dengan orang-orang yang beriman.

“Jadi alangkah ruginya kita apabila musibah yang berat dan memakan korban ini tidak sampai membuat derajat kita naik,” katanya.

Untuk itu Bupati Fauzan berharap agar masyarakat senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. (afgan/humas)

PASKIBRAKA DIKUKUHKAN BUPATI

Giri Menang, Kamis 16 Agustus 2018 – Sebanyak 45 pelajar SMA se-Kabupaten Lombok Barat dikukuhkan Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Pasukan inilah yang nantinya akan mengibarkan bendera merah putih di Lapangan Kantor Bupati saat upacara Peringatan Detik-Detik Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 RI pada 17 Agustus 2018.

Pengukuhan dilakukan di Bencingah Agung Kantor Bupati Lobar, Selasa (15/8) malam.

Sebelum upacara pengukuhan dimulai, Paskibraka dan seluruh peserta upacara dengan khidmat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Upacara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ikrar oleh bupati diikuti seluruh anggota Paskibraka.

“Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya Bupati Lombok Barat dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahiim, pasukan pengibar bendera merah putih Kabupaten Lombok Barat tahun 2018, dengan ini saya kukuhkan,” seru bupati.

Bertindak sebagai Pembawa Baki pada upacara pengibaran bendera yakni Baiq Dhiyana Putri Dewi Anjani dari SMAN 1 Gerung dan Salsabila Oktaviani dari SMAN 1 Narmada sebagai Pembaki pada upacara penurunan bendera. Sedangkan petugas pengibar bendera yakni I Made Andra dsri SMAN 1 Gerung, Abdul Gani dari SMK Kehutanan dan Taruna Armanda pelajar SMKN 2 Kuripan.

Pemerintah Segerakan Perbaikan Rumah Rusak Berat

Lombok Barat-Kominfo. Pemerintah secara bertahap akan terus memulihkan kondisi menjadi lebih baik pasca terjadinya gempa di Lombok. Tahap awal pemerintah segera memberikan bantuan secara finansial kepada korban untuk memperbaiki rumah berat, sedang dan ringan yang terkena dampak bencana gempa.

Pembangunan rumah-rumah baru tersebut nantinya  akan terkonsep rumah tahan gempa. Hal itu penting mengingat daerah Lombok rawan terhadap bencana gempa.  “Sesuai arahan Bapak  Presiden, bantuan tahap pertama akan disalurkan dulu pada 1.000 kepala keluarga (KK), termasuk di Kabupaten Lombok Barat.  Kita punya klasifikasi tertentu untuk menentukan besaran stimulus bagi korban. Nilai bantuan stimulus sebanyak Rp 50 juta/KK untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta/KK untuk rumah rusak sedang dan Rp 10 juta/KK untuk rumah rusak,” kata Kepala BNPB  Pusat Willem Rampangilei, Rabu (15/8) saat berkoordinasi dengan jajaran Pemerintah Daerah Lombok Barat di Pos Komando tanggap darurat bencana (TDB) Lombok Barat Kecamatan Lingsar.

Williem didampingi Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Sekda Lobar HM. Taufiq, Kepala BPBD Lobar HM. Najib, Kepala Dinas Kesehatan Lobar H. Rahan Sahnan Putra, mantan Plt. Bupati Lobar HL. Saswadi, perwakilan dari SKPD lingkup Pemda Lobar dan  tokoh masyarakat HL. Mudjitahid.

Williem menambahkan,   bantuan tersebut akan diberikan dalam bentuk tabungan di salah satu bank pemerintah. Pengawasan akan dilakukan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota  yang sudah diterbitkan dalam SK Gubernur/Bupati/Walikota dibantu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) propinsi/kabupaten/kota. “Pemerintah juga akanmenyiapkan ketersediaan material semen, besi dan lainnya dan mengawasi harga jual material di NTB dengan konsep rumah tahan gempa.

Data yang diperoleh dari Sekretariat Posko Komando TDB Lombk Barat di kantor Camat Lingsar menyebutkan hingga Rabu (15/8/2018) ini tercatat sebanyak 40 orang korban meninggal dunia, luka berat 258 orang, luka ringan 695 orang.

Sedangkan yang terdampak gempa sebanyak 264.479 orang, mengungsi 216.693 orang. Rumah rusak berat 20.876 unit, rusak sedang 13.660, rusak ringan 17.733. Untuk pasilitas peribadatan 445 unit, pasilitas kesehatan 50 unit, pasilitas pendidikan 174 sekolah, jembatan 7 buah dan kios 294 unit. (her/Kominfo).

Jamaah Masjid BKN Pusat dan Majlis Ta’lim Khurftul Jannah Bekasi Bantu Korban Gempa Di Kecamatan Lingsar

Lingsar, Kominfo. Keluarga Besar Jamaah Masjid  Badan Kepegawaian Negara (BKN) pusat memberikan sumbangan bantuan sebesar Rp5.769.000 kepada korban gempa bumi di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Bantuan tersebut diserahkan oleh perwakilan Alumni Angkatan III Pendidikan Ilmu Kepegawaian BKN Pusat Marzuqi, SAP kepada Camat Lingsar Rusditas, S.Sos selaku koordinator Penanggulangan Bencana Kecamatan Lingsar di Kantor Camat Lingsar, Rabu (15/8/2018)

Marzuqi dalam kesempatan tersebut menyampaikan pesan dari Ketua Jamaah Masjid BKN Pusat berharap semoga bantuan ini dapat meringankan beban atas musibah yang menimpa korban gempa di  Kecamatan Lingsar.  “Semoga bantuan ini bermanfaat bagi korban,”ungkapnya singkat

Sementara itu Camat Lingsar Rusditan menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Bantuan ini sangat berarti bagi kami selaku Pemerintah Kecamatan dalam rangka membantu warga yang terkena musibah gempa yang menimpa masyarakat kami. “Terimaksih, ini sangat berarti bagi kami untuk membantu warga kami yang terkena musibah,” ungkapnya.

Sesaat setelah menerima bantuan dari Jamaah Masjid BKN Pusat, Camat lingsar juga menerima bantuan dari Majelis Taklim Khurftul Jannah Bekasi sebesar Rp3.000.000.

Hal yang sama juga diucapkan Rusditah kepada Majlis Ta’lim Khurftul Jannah Bekasi  yang telah memberikan bantuan. “Semoga bantuan ini dapat dicatat sebagai amal ibadah jariah oleh Alloh SWT,” doanya. (Rasidi/Kominfo)

KUNJUNGI KAMP PENGUNGSI, FAUZAN SERAHKAN BANTUAN

Giri Menang, Rabu 15 Agustus 2018 – Pagi tadi (15/8), Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid kembali mengunjungi masyarakat yang terdampak gempa di beberapa titik pengungsian. Sebelumnya, bupati terpaksa istirahat selama satu hari penuh karena sakit akibat kelelahan.

Didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Kepala Bagian Humas dan Protokol beserta jajaran, bupati meninjau kondisi warga di titik pengungsian Dusun Kapek Bawah dan Dusun Kapek Atas di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari. Dalam kunjungannya bupati juga menyerahkan bantuan berupa puluhan tikar, terpal, sarung, selimut, air mineral dan obat-obatan.

Di Dusun Kapek Bawah, bupati bahkan sempat menunaikan Shalat Zuhur berjamaah di bawah tenda pengungsi. Bupati bersama warga juga menyolati jenazah Hj. Saini, salah seorang pengungsi yang meninggal dunia. Diketahui, kondisi almarhumah memburuk pasca gempa yang mengguncang Lombok secara bertubi-tubi.

“Walaupun demikian, Pemerintah Daerah terus berusaha dan berupaya membantu masyarakat di dalam percepatan penanganan pasca gempa. Bantuan apa yang kurang dan diperlukan di pengungsian untuk segera melapor ke posko melalui pak kadus. Termasuk keperluan kesehatan,” himbau Bupati Fauzan.

Dalam kesempatan itu, Fauzan juga menginformasikan penanganan bagi rumah warga yang rusak. Sesuai arahan Presiden Jokowi, pemerintah akan memberikan bantuan tabungan bagi warga terdampak gempa yang rumahnya mengalami kerusakan.

“Rumah rusak berat akan diberikan ganti rugi sebesar Rp. 50 juta. Sedangkan rumah rusak sedang sebesar Rp. 25 juta dan rumah rusak ringan sebesar Rp. 10 juta,” ungkapnya.

Saat ini warga di pengungsian mengeluhkan pasokan air bersih. Ketiadaan air bersih di beberapa lokasi pengungsian pasca-gempa menyebabkan sumur dan mata air jadi kering. Akibatnya, warga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Termasuk di Dusun Kapek Bawah dan Kapek Atas. Untuk itu, bupati melalui Dinas Kesehatan berjanji akan segera mendirikan tandon air di kedua dusun tersebut.

Air bersih dan sanitasi merupakan kebutuhan penting saat terjadinya bencana. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Lobar, H. Rachman Sahnan Putra usai mendampingi bupati.

“Hingga hari ini, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan beberapa NGO sudah memasang dua puluh tandon air di beberapa titik. Besok ini kita akan pasang tiga unit tandon lagi masing-masing di Gegerung dan Sigerongan untuk Kecamatan Lingsar. Kemudian di Desa Bukit Tinggi di Kecamatan Gunung Sari. Dua lagi segera kita pasang di Dusun Kapek Bawah dan Kapek Atas ini,” kata Rachman.

Rachman menjelaskan, ada beberapa solusi untuk memenuhi kebutuhan air bersih di titik-titik pengungsi. Pertama, jika lokasi tersebut memiliki mata air, cukup dengan memasang tandon air termasuk pasang mesin untuk menarik air. Jaringan perpipaan yang didirikan masyarakat atau sumur masyarakat juga dapat jadikan mata air.

Sedangkan untuk lokasi yang tidak memiliki mata air akan didirikan tandon air saja. Selanjutnya pemenuhan air akan dilakukan oleh pihak PDAM atau BPBD Lobar.

“Kita koordinasikan titik-titik mana saja yang harus mereka isi. Dan mereka siap. Misalnya saja dua hari yang lalu kita sudah pasang enam titik di Desa Selat. Tiap hari diisi mereka,” ungkapnya.

Selain di titik pengungsian, pihaknya juga memperhatikan pasokan air bersih di rumah sakit dan puskesmas. Rencananya, Dikes juga akan mendirikan toilet portable. (Humas Lobar)

LAGI, MENINGGAL DI PENGUNGSIAN

Giri Menang, Rabu 15 Agustus 2018 – Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid menyempatkan diri menyolatkan jenazah seorang perempuan yang meninggal di pengungsian, Dusun Kapek Bawah Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sari, Rabu (15/8).

Jenazah itu adalah Hj. Saini yang meninggal di RSU Kota Mataram semalam karena tensi darahnya naik tinggi akibat trauma.

Almarhum hanya salah satu dari dua ratusan ribu pengungsi yang sangat rentan terhadap banyak penyakit ala pengungsi.

Dengan kondisi pengungsian yang seadanya, mereka terancam terhadap melemahnya ketahanan fisik akibat perubahan cuaca ekstrim siang dengan malam, debu, air bersih dan sanitasi yang seadanya, serta persoalan krusial yang paling utama, yaitu traumatik yang parah.

Hj. Saini teridap trauma tersebut. Hal itu sudah disadari menjadi kebutuhan penting saat bencana melanda.

Kepala Dinas Kesehatan Lobar, Rachman Sahnan Putra dari awal sudah mengingatkan pentingnya trauma healing dan konseling kepada para warga terdampak gempa.

“Trauma healing ini adalah treatment untuk mengobati psikis warga, terutama anak-anak, untuk mengalihkan psikologis mereka dari suasana bencana kepada suasana normal,” jelas Rachman.

Ia mengaku, selama sepuluh hari masa tanggap darurat, pihaknya telah banyak bekerja sama dengan pihak luar untuk menyelenggarakan trauma healing dan konseling ini.

“Kita dibantu oleh para psikolog dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Bapelkes. Saya pun merekrut tenaga dari staf puskesmas yang dilatih oleh dokter lintas batas untuk pelayanan ini,” kata Rachman.

Sepanjang masa tanggap darurat ini, ia mengaku telah melakukan kegiatan tersebut kepada lebih dari 2000 warga.

Seperti pantauan di lapangan hari ini (Rabu, 15/8), jajaran Dinas Kesehatan bersama Bapelkes dan TNI AD melakukan trauma healing kepada lebih dari 200-an anak di Pos Pengungsian Dusun Wadon Desa Kekait.

Seperti desa-desa lain yang berbatasan langsung dengan Lombok Utara, desa ini pun mengalami kelumpuhan total. Hampir 100 persen rumah rusak dan warganya memenuhi pos pengungsian yang tersebar di banyak tempat.

“Trauma healing ini minimal dilakukan sekali kepada warga,” tegas Rachman.

Rachman mengaku, keterbatasan fasilitas luar gedung menjadi kendala. Rasa takut mengharuskan kegiatan itu dilakukan di luar gedung.

Untuk itu, dalam rangka tanggap darurat ia meminta BNPB untuk bisa membantu.

“Kita butuh Rumah Sakit dan lima Puskesmas sementara,” pungkas Rachman.

Rachman optimis, masyarakat Pulau Lombok akan tegar dan tangguh dalam menghadapi bencana. (Humas Lobar)

BMKG Klarifikasi Tudingan Bupati Lotim Gempa Susulan 8,7 SC

Lombok Barat-Koimnfo.  Badan Metorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempertanyakan akuras data yang menjadi rujukan Bupati Lombok Timur (Lotim), H Moch Ali Bin Dahlan di Lombok terkait ramalan akan terjadi gempa susulan berkekuatan 8,7 SC. setelah gempa utama 7,0 SC yang terjadi Minggu (5/8) malam lalu.

Sebelumnya Bupati Lotim  dalam pernyataannya yang dimuat di salah satu media cetak lokal, Rabu (15/8) menuding BMKG menyebarkan ramalan perihal akan terjadinya gempa susulan hingga enam bulan kedepan. Bahkan disebutkan gempa tersebut ada yang berkekuatan hingga M=8.7. Ramalan tersebut dinilai membuat warga Lombok, Nusa Tenggara Barat menjadi khawatir dan was-was.

Dalam siaran persnya yang diterima Kominfo Lobar, Rabu (15/8), Kabag Humas BMKG, Hary Tirto memastikan  jika  informasi yang disampaikan Bupati Lotim bukan berasal dari BMKG. BMKG dan seluruh pegawai tidak pernah mengeluarkan statement seperti itu. “Mohon Pak Bupati melakukan cek dan kroscek ulang data,” kata Tirto.

Terkait dengan perkembangan gempa susulan, Hary mengatakan BMKG terus melakukan monitoring hingga keadaan stabil.

Informasi yang disiarkan BMKG, lanjut Hary Tirto merupakan amanat UU Nomor 31 Nomor 2009. BMKG menjadi lembaga pemerintah resmi yang menyelenggarakan kegiatan meteorologi, klimatologi, dan geofisika berupa pengamatan, pengelolaan data, penelitian, rekayasa, dan lain sebagainya.

Hary juga menyesalkan maraknya beredar berita bohong (hoax) soal gempabumi di Lombok. Menurutnya, hoax tersebut disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan ingin memperkeruh suasana di Lombok.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempabumi dengan tepat dan akurat, kapan dan berapa kekuatannya. Karenanya ia meminta masyarakat tidak termakan isu-isu yang menyesatkan dan tidak jelas asal muasalnya.

Hary Tirto menghimbau masyarakat tetap tenang dan tidak mudah percaya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Pastikan informasi terkait gempabumi bersumber dari BMKG. Bukannya sumber-sumber yang mengaku BMKG. Silahkan akses info BMKG melalui website maupun media sosial bukan yang lain. Kami terus memantau selama 24 jam,” terangnya. (her/Kominfo)

 

 

DI LOBAR, KECAMATAN GUNUNG SARI PALING BERAT

Giri Menang, 14 Agustus 2018 – Pos Komando Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) terus melakukan update data.

Update data itu dibutuhkan untuk menjabarkan kondisi nyata di lapangan dan menyusun perencanaan operasi di hari selanjutnya yang berupa tindak lanjut permasalahan yang sifatnya segera.

Kepala Sub Direktorat Pengendalian Operasi pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Luqmanul Hakim menegaskan.

“Laporan harian secara reguler tentang keadaan lapangan menjadi penting saat tanggap darurat seperti sekarang ini. Apa yang dibutuhkan pengungsi sebisa mungkin diberikan, seperti logistik, tenda, air bersih, dan lain sebagainya,” ujar Lucky, panggilan akrab pria yang ditugaskan BNPB untuk mendampingi Pemkab. Lobar.

Ia juga menambahkan bahwa tindak lanjut tersebut juga perlu dilaporkan.

“Setidaknya kita tahu titik pengungsian mana yang sudah atau yang belum disentuh. Hal ini bermanfaat untuk membuat pemetaan dampak dan cakupan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi agar lebih optimal,” ujar Lucky.

Pasca gempa 7,0 Skala Richter, Pos Komando utama ini setiap hari per jam 18.00 Wita selalu merilis data terbarunya. Mereka dibantu secara penuh oleh bidang operasi di masing-masing wilayah (kecamatan) yang terdampak paling berat seperti Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Lingsar, dan Narmada.

Pos Komando ini juga menghimpun dampak gempa di 6 kecamatan lainnya, biar pun tidak semassif di empat kecamatan tersebut.

Dari data yang disajikannya, terjadi perubahan data rumah yang rusak. Hal tersebut terjadi karena verifikasi yang cukup cermat dilakukan oleh operator wilayah.

Pada rilis terdahulu, kerusakan rumah akibat gempa menimpa hampir 58 ribu rumah, namun setelah diverifikasi dan diupdate, angka tersebut menyusut menjadi 52.269 rumah dengan tiga varian kerusakan yaitu rusak berat sebanyak 20.876 unit, rusak sedang sebanyak 13.660 unit, dan rusak ringan sebanyak 17.733 unit rumah.

“Data kerusakan ini merupakan data awal yang akan dijadikan acuan dalam melakukan verifikasi teknis,” pungkas Lucky dengan menyebutkan Dinas PUPR, Dinas Rumkim, dan OPD Lobar teknis lainnya yang memverifikasi data kerusakan rumah yang by name by address.

Dengan demikian, menurut Lucky, validitas data dapat dipertanggung jawabkan.

Kecamatan Gunung Sari menjadi kecamatan terdampak paling parah. Sebanyak hampir 11 ribu rusak berat, 2 ribuan rusak sedang, dan angka yang mirip untuk rusak ringan.

Akibatnya, kecamatan ini pun tercatat menghimpun angka pengungsi tertinggi. Paling sedikit 82 ribu warganya terpaksa mengungsi, baik karena kondisi rumah yang tidak mungkin mereka tinggali maupun karena efek trauma yang mereka masih rasakan.

Di Kecamatan ini juga terdapat korban jiwa paling banyak. Dari 40 korban meninggal berdasarkan data terakhirnya, ada 17 orang adalah warga Kecamatan Gunung Sari.

1 257 258 259 260 261 422