Peringati Hari Pemuda, 34 Pasang Pemuda se Nusantara Kenakan Pakaian Adat

Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke 90, 28 Oktober 2018 di Kabupaten Lombok Barat, NTB agaknya berbeda dengan pelaksanaan serupa di daerah lainnya. Kali ini peringatan harinya para pemuda itu diperingati dengan pengenaan pakaian adat se Nusantara bagi peserta apel yang memadati halaman Kantor Bupati Lombok Barat, Jalan Soekarno Hatta Giri Menang, Gerung.

34 pasang pemuda dari 34 provinsi se Indonesia membacakan teks Kongres Pemuda Indonesia di depan seluruh peserta upacara. Pembacaan Teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928 ini didampingi masing masing 2 orang perwakilan dari 34 provinsi se Indonesia lengkap dengan pakaian adat daerahnya masing-masing.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini mengusung tema “Bangun Pemuda Satukan Indonesia”.  Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid S.Ag. M.Si membacakan amanat tertulis  Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI menyatakan, pentingnya pembangunan kepemudaan untuk melahirkan generasi muda yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).

“Dengan begitu pemuda Indonesia tidak mudah terjebak narkoba, radikalisme, isu hoaks dan ujaran kebencian yang memecah persatuan bangsa,” jelas Menpora.

Menjelang pesta demokrasi 2019, Menteri dari kalangan NU ini mengingatkan akan peran dan tanggung jawab pemuda dalam menyukseskan proses Pemilu baik Pilpres maupun Pemilihan Legislatif (Pileg).

“Partisipasi aktif pemuda dalam pemilu 2019 perlu ditingkatkan untuk mewujudkan pemilu yang damai, kredibel,dan berkualitas,” ujar`Menteri.

Upacara diikuti oleh Para SKPD Lobar, Para OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Lombok Barat, unsur Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Para Siswa Siswi Sekolah perwakilan SD, SMP, dan SMA se Lombok Barat. (KIM Gerbang Gerung/Angge/L.Ivan R).

Dalam rangka Finalisasi Data Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka Tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Dinas Kominfotik Kab. Lobar mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Sinkronisasi dan Finalisasi Data di Aula Kantor Bupati Lombok Barat, Jumat (26/10).

Acara ini dibuka secara resmi oleh Asisten lll Daerah Kabupaten Lombok Barat Dr. H. Faturahim. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok  Barat Drs. Anas M.Si. dalam laporannya menyatakan, FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.

Diterangkannya, FGD ini dilaksanakan dengan tujuan Sinkronisasi Data yang nantinya akan di publikasikan dalam bentuk Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka Tahun 2018.

Asisten lll Kabupaten Lombok Barat Dr. H. Faturahim mengatakan, hal yang paling penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan adalah data. Untuk itu perlunya melakukan penyamaan persepsi sekaligus sinkronisasi data yang ada di masing masing OPD yang nantinya akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai induk data di Lombok Barat.

Adapun salah satu syarat data yang baik pada teorinya menurut H. Faturahim, data itu harus akurat, cepat, dan bisa dipertanggung jawabkan baik itu data online maupun offline.

Faturahim berharap, melalui kegiatan Focus Group Discussion ini akan menjadikan serta menyajikan data Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka Tahun 2018 lebih valid sehingga dapat disusun dan dipublikasikan oleh BPS Kabupaten Lobar dengan baik.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Lobar. Ir. Budi Dharmajaya, MM dan semua peserta Focused Group Discussion dari masing masing peserta dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Lombok Barat. (KIM Gerbang Gerung/Angge/L.Ivan R).

RIBUAN SANTRI SE-LOMBOK BARAT IKUTI APEL AKBAR PERINGATAN HARI SANTRI

Giri Menang, Senin 22 Oktober 2018 – Ribuan santri dari puluhan Pondok Pesantren se-Lombok Barat mengikuti Apel Akbar Peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat (Lobar), Senin (22/10). Apel akbar ini dilakukan layaknya apel bendera pada umumnya. Yang membedakan adalah seragam para peserta apel. Dengan mengenakan pakaian muslim lengkap dengan peci dan sarung, para santri mengikuti apel dengan penuh kekhikmadan. Para santri juga membacakan Ikrar Santri Nusantara yang berisi kesetiaan menjaga NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Selain santri, apel juga diikuti pejabat lingkup Pemkab Lobar dan para tokoh agama.

Peringatan Hari Santri Nasional ini adalah yang ketiga sejak pemerintah menetapkannya melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Penetapan tersebut merupakan bentuk penghargaan pemerintah terhadap peran para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Dalam apel yang bertemakan ‘Bersama Santri Damailah Negeri’ itu, Bupati H. Fauzan Khalid selaku Inspektur Upacara membacakan amanat Menteri Agama RI.

“Pemerintah sudah sepatutnya memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan demikian, memperingati Hari Santri harus memaknai sebagai upaya memperkokoh umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkemajuan, berkesejahteraan, berkemakmuran, dan berkeadilan,” katanya.

Ditambahkan, kalangan pesantren dalam hal ini adalah para kiai, santri dan elemen umat Islam yang belajar kepada orang-orang pesantren diharapkan oleh segenap bangsa Indonesia untuk mencurahkan energinya dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan masyarakat di tengah situasi saat ini yang penuh dengan berbagai fitnah.

“Berkaca pada sejarah, Hari Santri merujuk pada keluarnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang memantik terjadinya peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Resolusi Jihad adalah seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia untuk membela kedaulatan Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” pungkasnya. (emi/nak/humas)

Launching Wisata Kuliner di Pantai Masa Kecil Fauzan Khalid

Giri Menang, Senin 22 Oktober 2018 – Satu lagi obyek wisata kuliner dilaunching oleh Bupati Lobar H Fauzan Khalid kemarin, (21/10). Lokasi wisata kuliner ini berada di Pantai Tanjung Bias Dusun Aiq Genit Desa Senteluk Kecamatan Batu Layar.

Lokasi ini bersebelahan dengan obyek wisata kuliner pantai Meninting yang sudah lebih dulu ramai. Kedua wilayah ini bertetangga dan bahkan rabat jalan pinggir pantainya nyambung antara Desa Meninting dengan Desa Senteluk.

Dengan dibukanya wisata kuliner di tempat ini maka akan menambah ramai obyek wisata pantai Meninting dan Tanjung Bias-Senteluk. Keberadaan kedua obyek di desa bertetangga ini akan saling mendukung kemajuan desa masing-masing.

Bagi Bupati Fauzan, lokasi wisata kuliner pinggir pantai ini punya nilai historis tersendiri. Pada masa kecil dulu ia sering ke pantai ini untuk berenang bersama teman-teman kecilnya.

“Lokasi ini sangat familiar bagi saya dan masyarakat Batu Layar,” ujar Fauzan.

Ia merespon positif langkah pemerintah Desa Senteluk menjadikan lokasi ini jadi obyek wisata kuliner. Namun demikian Bupati berharap agar perencanaannya dibuat secara utuh terlebih dahulu.

“Kalau ini jadi pusat kuliner, rencanakan utuh dulu meski belum bisa bangun sekaligus. Sehingga bisa lebih bagus dan tertata,” pintanya.

Fauzan juga minta supaya lokasi kuliner ini nantinya ditanami pohon agar teduh seperti cemara atau pohon lainnya yang cepat tumbuh. Untuk itu ia berharap agar Kades Senteluk berkoordinasi dengan camat untuk mencarikan bibit pohon dimaksud.

Terkait jalan di lokasi yang relatif kecil dan hampir tidak mungkin diperlebar, Fauzan mengingatkan agar bangunan di pinggir jalan diatur supaya 1-2 meter dari badan jalan. Ini demi kenyamanan orang yang berlalu lalang, jangan sampai macet karena pengunjung yang parkir di jalan.

“Jangan sampai ramai cuma sekali, tapi karena tidak nyaman, lalu tamu pergi dan tak mau datang lagi,” ujarnya.

Kepala Dusun Aiq Genit, Desa Senteluk, Munajab menjelaskan, lokasi wisata kuliner ini luasnya sekitar 30 are. Sebagai langkah awal telah dipasang sebanyak 6 buah berugak.

“Kita akan segera pasang 4 buah berugak lagi,” ujarnya.

Terkait akses jalan masuk yang hingga kini masih lewat desa tetangga, Munajab mengaku sudah merintis pembuatan jalan baru. Untuk sementara jalan masuknya lewat tanah milik masyarakat yang berada di wilayah Dusun Aiq Genit, tepatnya di sebelah selatan toko oleh-oleh SASAKU.

Untuk mempromosikan wisata kuliner tersebut, mantan guide ini telah bekerjasama dengan rekan-rekannya yang berprofesi sebagai travel agent. Selain itu ia juga akrif mempromosikannya lewat media sosial.
Ia merencanakan pembangunan wisata kuliner ini akan rampung dalam waktu 2 tahun kedepan.

“Insya Allah dua tahun akan rampung. Perkiraan biayanya sekitar 1 milyar,” pungkasnya. (Afgan)

USULKAN JADUP, PEMKAB LOMBOK BARAT TAGIH PUSAT

Giri Menang, Minggu 21 Oktober 2018 – Jaminan Hidup (Jadup) yang dijanjikan oleh Pemerintah Pusat kepada warga terdampak bencana gempa bumi di Lombok Barat (Lobar) belum ada satu pun yang cair atau terrealisasi.

Menurut Kepala Dinas Sosial Lobar, Hj. Ambaryati, pihaknya masih terus mengusulkan ke Pemerintah Pusat agar bisa memenuhi syarat dan dimasukkan dalam pagu anggaran sesuai dengan arahan Kementerian Sosial.

“Menurut Permensos 4/2015, Jadup sudah mengacu ke SK Bupati untuk Rumah yang Rusak Berat. Jadi tinggal kami sesuaikan data jumlah jiwanya,” terang Hj. Ambaryati saat dihubungi di Kantornya di lingkungan Pemkab. Lobar, Jum’at (19/10).

Karena data mengacu kepada kondisi rumah yang hanya rusak berat, maka Ambaryati mengaku telah meminta Tagana dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) turun melalukan verifikasi.

“Harus tuntas hari Kamis ini. Jumat kita akan minta rekomendasi ke Provinsi dan Senin (minggu depan, red) kami antar ke Kemensos,” ujar Ambaryati.

Seperti dirilis pihak Pemkab Lobar beberapa waktu lalu, rumah yang rusak berat mencapai 13.942 dari total 72.222 rumah yang rusak.

Jumlah rusak berat itulah yang menurut Ambar menjadi sasaran cek dan ricek pendataan pihaknya untuk diusulkan mendapatkan Jadup.

“Bisa jadi satu rumah (rusak berat, red) ditempati oleh lebih dari satu KK. Basis data Jadup ini kan jiwa, jadi masih harus dicek lagi,” tutur Ambar.

Selain rusak berat, Ambar pun memastikan bahwa administrasi kependudukan warga juga lengkap, selain tercantum dalam kartu Keluarga, warga tersebut pun sudah memiliki e-KTP.

Untuk Lobar sendiri, usulan untuk Jadup itu sudah mencapai 1.910 KK atau 6.403 jiwa. Usulan tersebut dilaksanakan dalam dua tahap. Sisanya yang sedang diverifikasi sambil diusulkan secara paralel.

“Bahkan bisa jadi lebih dari itu kalau melihat proses verifikasi dari pendamping PKH dan Tagana,” tambah Ambaryati.

Menurut informasi yang berkembang, nilai bantuan Jadup itu adalah sebesar Rp. 10.000/jiwa/ hari yang akan diberikan selama 30 hari atau sampai 90 hari. Pencairannya pun tidak bisa langsung, tapi terhitung 6 bulan pasca berakhirnya masa tanggap darurat (bulan Februari, red).

“Dengan syarat warga tersebut sudah menempati hunian tetapnya. Bukan mengungsi lagi,” pungkas Ambar memastikan hal itu sebagai syarat transfer.

Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid pun mengapresiasi apa yang dilakukan oleh jajarannya.

“Kita bukan menjanjikan (Jadup, red), tapi yang kita lakukan adalah jemput bola. Bayangkan misalnya ada uang Jadup, baru kita lakukan verifikasi dan memprosesnya secara administrasi, kan repot kita? Masyarakat kita juga yang rugi,” ujar Fauzan.

Di tempat terpisah, Sekretaris Daerah selaku Kepala BPBD Lobar, H. Moh. Taufiq pun mengingatkan.

“Jadup itu adalah “janji” Pemerintah melalui Kemensos. Daerah hanya mengusulkan. Soal realisasi atau tidaknya,tergantung konsistensi mereka ke daerah. Makanya pusat jangan gampang keluarkan janji kalau sekiranya tidak mampu ditepati, karena dampaknya masyarakat yang akan menyalahkan bupati atau walikota yang membuat SK,” tegas Taufiq.

REHABILITASI RUMAH DI LOMBOK BARAT TEMUI BANYAK KENDALA

Giri Menang, Kamis 18 Oktober 2018 – Proses rehabilitasi dan rekonstruksi rumah yang rusak akibat gempa, khususnya di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) terkendala banyak hal.

Salah satu kendalanya adalah pada Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang menjadi prioritas pemerintah dalam memitigasi bencana gempa bumi di masa mendatang.

Seiring dengan keinginan mendorong pembangunan rumah ramah gempa, masyarakat terhadang dengan minimnya ketersediaan panel untuk Risha tersebut.

“Satu Risha itu membutuhkan 138 panel. Kita saja yang sudah siap bangun untuk 40 KK, baru bisa 3 Risha karena tersedia panelnya hanya segitu,” papar Ratnawi, Ketua Koordinator Tim Teknis sekaligus Kepala Bidang Perumahan pada Dinas Perkim Lobar yang dihubungi via handphone, Kamis (18/10).

Panel Risha yang dimaksud Ratnawi dikerjakan secara pabrikan oleh sebuah BUMN. Ia berharap agar pemerintah bisa segera memfasilitasi masyarakat dengan aplikator lainnya yang benar-benar siap menyuplai kebutuhan panel.

“Kita kira panel tersebut telah dicetak di Pulau Jawa, jadi tinggal kirim. Tahunya mencetaknya di sini juga,” tutur Ratnawi.

Sebagai contoh di Lobar untuk tahap 1 pelaksanaan rehab rumah, tuturnya, dari 379 KK setidaknya 176 ingin membangun dengan Risha.

“Mereka ini butuh panel. Kalau ini saja sulit, bagaimana dengan ribuan rumah lainnya?,” tanya Ratnawi.

Selain masalah panel untuk Risha, kendala lainnya ada pada Rumah Instan Konvensional (Riko). Untuk membangunnya membutuhkan perencanaan yang sedikit lebih ruwet dari Risha.

“Rumah konvensional yang ramah gempa ini harus didesain dulu, dihitung biayanya, dan kadang harus disesuaikan antara maunya masyarakat dengan jumlah uang yang tersedia,” ujar Ratnawi.

Selain menyesuaikan dengan selera pemilik, rehabilitasi pun terhambat dengan minimnya jumlah tenaga teknis pendamping.

Para pendamping ini yang membantu warga membuatkan gambar, hitungan biaya, dan lainnya sebelum proses pencairan uang.

“Kita ini ibaratnya konsultan mereka,” ujar Ratnawi sambil menjabarkan resiko buat Pemerintah Kabupaten bila tidak melakukan pendampingan.

Di Lobar, tambah Ratnawi, jumlah tenaga teknis ini tidak sebanding dengan jumlah Kepala Keluarga yang rumahnya rusak.

“Jumlah tenaga teknis hanya 40 orang, tidak sebanding dengan jumlah rumah rusak yang berjumlah 72.222 rumah,” ujarnya sambil menghitung idealnya seorang pendamping membantu maksimal 100 KK.

“Kalau yang 72 ribu lebih itu masuk, bayangkan, berapa rasio beban kerja mereka. Bisa muntah-muntah mereka,” pungkas Ratnawi sambil tertawa.

MILYARAN RUPIAH SUDAH CAIR DI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Kamis 18 Oktober 2018 – Dalam rangka merehabilitasi dan merekonstruksi rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa di NTB, seperti pengakuan Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu, Pemerintah Pusat telah menggelontorkan trilyunan rupiah.

Khusus untuk warga di Kabupaten Lombok Barat (Lobar), untuk tahap pertama telah dikucurkan anggaran senilai Rp. 18.950.000.000,- untuk 379 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat.

Menurut Koordinator Tim Teknis yang juga Kepala Bidang Perumahan di Dinas Perumahan dan Pemukiman Lobar Lalu Ratnawi, anggaran tersebut sudah bisa dicairkan oleh masyarakat.

“Dari 379 warga, baru 59 orang yang telah mencairkan dan menggunakannya,” tutur Ratnawi.

Seluruh proses tersebut, menurut Ratnawi dilakukan oleh mereka melalui Pokmas (Kelompok Masyarakat, red). Untuk yang suda, setidaknya 4 Pokmas yang terkonsentrasi di Dusun Batu Kantar Desa Narmada telah mewujudkam pembangunan rumah mereka yang rusak akibat gempa.

Empat Pokmas tersebut, tambah Ratnawi, seluruhnya sepakat mengaplikasikan RISHA (Rumah Instan Sehat Sederhana).

Mereka termasuk dalam 176 Kepala Keluarga yang ingin membangun Risha. Sisanya 205 ingin membangun Rumah Konvensional dan hanya 1 KK yang ingin membangun dengan kayu.

Sedangkan untuk Tahap II, tambah Ratnawi, juga sudah digelontorkan anggaran sebesar Rp. 105.720.000.000, – untuk 2.114 KK.

“Mereka (2.114 KK, red) yang sudah terbit rekening dan sudah ada uangnya. Mereka akan diarahkan untuk membentuk Pokmas dulu,” tutur Ratnawi sambil menuturkan prosedur lanjutannya.

Terkait dengan penyederhanaan birokrasi pencairan, Ratnawi membenarkannya hanya dalam kemudahan pendebetan rekening dari rekening perseorangan KK ke Rekening Pokmas.

“Sedangkan untuk pencairan dan penggunaannya, tetap harus melengkapi dulu persyaratan-persyaratan lainnya,” ujar Ratnawi dengan menyebutkan Rencana Anggaran dan Biaya, desain gambar, dan beberapa persyararan teknis lainnya yang didampingi oleh Tim Teknis.

“Semua persyaratan itu masuk dalam dokumen yang ditanda tangani persetujuan pencairan dan penggunaannya oleh Kepala BPBD selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Untuk sisa di Tahap I (dari 379 KK, red), menurut Ratnawi sedang berproses pencairan dan penggunaannya.

“Sisanya masih dalam proses, sudah ditanda tangani Kalaksa BPBD dalam 11 dokumen,” pungkas Ratnawi.

Seperti diketahui, dampak bencana gempa bumi di Lobar sangat terasa. Hasil verifikasi sementara ini, 72.222 unit rumah warga mengalami kerusakan.

Dari total tersebut, 13.942 masuk dalam kategori rusak berat yang membutuhkan anggaran sebesar lebih dari Rp. 697 milyar. Sedang untuk rusak sedang berjumlah 12.668 rumah dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp . 316,7 milyar. Sisanya adalah 45.612 rusak ringan dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp. 456,12 milyar.

“Totalnya kebutuhan untuk rumah warga di Lobar mencapai lebih dari 1,4 triltun,” pungkas Ratnawi prihatin.

PRESIDEN KEMBALI KUNJUNGI NTB

Giri Menang, Kamis 18 Oktober 2018 – Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid bersama Bupati Kabupaten Lombok Utara dan Wali Kota Mataram mendampingi Gubernur NTB Zoelkifliemansyah menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Ruang Tunggu VVIP Bandara Internasional Lombok, Kamis (18/10).

Presiden dijadwalkan kembali melakukan kunjungan kerja ke NTB untuk memastikan penanganan warga yang terdampak akibat bencana gempa bumi. Jokowi ingin memastikan proses rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan dengan lancar seperti yang telah ia janjikan.

Sebelumnya, Jokowi pun telah meminta agar proses pencairan dana rehabilitasi rumah bisa dilakukan dengan cepat, mudah serta tidak bertele-tele. Hal tersebut mendapat apresiasi dari Gubernur NTB.
“Terima kasih kepada bapak Presiden yang telah mengarahkan untuk bisa mempermudah proses pencairan,” ujar Zoelkifliemansyah saat menyambut kedatangan Jokowi yang didampingi oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Bupati Lobar Fauzan Khalid sendiri menuturkan tidak banyak hal yang disampaikan oleh Presiden Jokowi. Bersama para penyambut lainnya, ia lebih banyak mendengarkan paparan dan progress kemajuan penanganan gempa di NTB yang disampaikan oleh Menteri PUPR.
“Menurut pak Menteri, pembangunan fasilitas publik di NTB berjalan dengan lancar. Sebagian masih dalam proses, sebagian lainnya masih dalam perencanaan,” tutur Fauzan.

Menurut Basuki Hadimuljono, tutur Fauzan, dari ratusan ribu rumah yang terdampak gempa di NTB, baru 7.036 rekening Kepala Keluarga yang rumahnya rusak berat terisi dengan bantuan rumah sesuai dengan jenis kerusakannya.

Usai Ratas di ruang tunggu itu, Presiden pun langsung terbang ke Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan menggunakan helikopter. Di KSB, tepatnya di Kecamatan Taliwang, Presiden direncanakan akan menyerahkan buku tabungan stimulan pembangunan rumah korban gempa.

Selain di KSB, Presiden dan rombongan juga akan meninjau pemukiman masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, yaitu di Kecamatan Sambalia. Di lokasi tersebut, Presiden ingin memastikan proses pembangunan rumah warga terdampak telah dilakukan.

Presiden juga akan menyaksikan Penandatanganan SPK Kelompok antara Masyarakat dan Aplikator Rumah Instan Sehat Sederhana (RISHA), Rumah Instan Konvensional (RIKO) dan Rumah Instan Kayu (RIKA).

Calon Presiden Petahana itu juga berrencana akan menyerahkan 500 beasiswa kepada Mahasiswa terdampak bencana Alam.

PKK KEC LABUAPI GELAR ANEKA LOMBA

Giri Menang, Kamis 18 Oktober 2018 – Dalam rangka membina PKK Desa yang ada di wilayah kerjanya, TP-PKK Kecamatan Labuapi menggelar berbagai kegiatan di antaranya lomba administrasi dan lomba masak serba ikan.

“Dengan kegiatan ini kami berharap bisa menjadi penyemangat bagi seluruh anggota TP-PKK Desa dan mulai untuk berbenah diri,” ungkap Ketua TP-PKK Kecamatan Labuapi Raeanah Fauzi saat menerima kunjungan TP-PKK Kabupaten Lombok Barat Hj. Khairatun Fauzan Khalid di Kantor Camat Labuapi, Kamis (18/10).

Lomba administrasi PKK sendiri telah dilaksanakan mulai tanggal 1-9 Oktober lalu. Dalam lomba itu, dilakukan evaluasi sekaligus menilai 12 TP-PKK Desa yang ada di Labuapi dengan pendekatan masing-masing pokja.

“Setelah melakukan evaluasi dari 12 TP-PKK desa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan 10 program pokok PKK sudah dilaksanakan oleh masing-masing PKK desa. Untuk tahun depan Insya Allah kami akan melaksanakan kegiatan serupa untuk mengevaluasi kembali hasil tahun ini. Dan pemenangnya akan mewakili kami dalam lomba tingkat kabupaten. Sedangkan hasil lomba masak yang diselenggarakan hari ini akan mewakili kami dalam lomba tingkat kabupaten tahun depan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua TP-PKK Lobar Hj. Khairatun sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan PKK Labuapi. Khairatun berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi PKK desa yang ada.

“Administrasi sangat penting bagaimana program-program maupun kegiatan-kegiatan kita diolah disini. Dengan diadakan Lomba Administrasi PKK Desa ini untuk mengevaluasi administrasi PKK desa secara lebih detail karena lomba ini sekaligus untuk pembinaan masing-masing pokja. Mengingat administrasi dalam suatu organisasi sangatlah penting. Untuk dapat mengevaluasi kembali pelaksanaan 10 program pokok PKK yang ada di masing-masing desa. Selain itu saya berharap dengan adanya lomba-lomba ini menjadi ajang silaturrahmi dan multivitamin bagi TP-PKK desa se-Kecamatan Labuapi,” katanya.

Khairatun juga menambahkan dengan diadakan lomba masak serba ikan hari ini menjadi ajang untuk bisa mensosialisasikan kembali gemar makan ikan.

“Menjadikan ikan menjadi menu makanan keluarga kita dan membiasakan balita kita untuk bisa mengkonsumsi ikan karena kandungan gizi ikan cukup banyak. Yang lebih penting lagi adalah kandungan omega tiga yang cukup bagus untuk pertumbuhan otak anak kita agar sehat dan certas,” katanya.

Berikut nama-nama pemenang masing-masing lomba :

Juara Lomba Administrasi PKK Desa Tingkat Kecamatan Labuapi Tahun 2018
Juara I TP-PKK Desa Telagawaru
Juara II TP-PKK Desa Bajur
Juara III TP-PKK Desa Karang Bongkot

Juara Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Kecamatan Labuapi Tahun 2018
Juara I Desa Karang Bongkot
Juara II Desa Bajur
Juara III Desa Bagik Polak

ANGGOTA BPD DIMINTA JAGA NETRALITAS SAAT PILKADES SERENTAK

Giri Menang, Kamis 18 Oktober 2018 – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak Desember nanti, Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid meminta ratusan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk netral saat Pilkades.

Hal itu disampaikannya saat melantik anggota BPD periode 2018-2024 untuk pertama kali dalam masa kepemimpinannya.

Pelantikan disaksikan oleh para Asisten, pimpinan OPD dan para Kepala Desa se-Lobar di Bencingah Agung Bupati, Kamis (18/10).

Seluruh anggota BPD yang dilantik berasal dari 46 desa di 8 kecamatan yang ada di Lobar. Mereka berasal dari Kecamatan Batu Layar sebanyak 3 desa, Kecamatan Gunung Sari 10 desa, Kecamatan Lingsar 10 desa, Kecamatan Kediri 6 desa, Kecamatan Labuapi 8 desa, Kecamatan Gerung 3 desa dan Kecamatan Sekotong 6 desa.

Bupati Fauzan menegaskan bahwa BPD merupakan mitra dari lembaga eksekutif yang memiliki posisi sangat strategis. Posisi BPD jika dianalogkan di tingkat kabupaten sama seperti DPRD, katanya. Sedangkan jika di kepresidenan seperti DPR.

“Mengingat hal tersebut anggota BPD harus ikut dan mengawasi serta membahas program dan anggaran di desa. BPD juga harus ikut mengawasi pemerintahan desa, menyerap dan menyampaikan serta memperjuangkan aspirasi masyarakat,” pesan Fauzan.

Bupati yang “jamaq-jamaq” ini juga mengingatkan agar anggota BPD tidak ‘ngoyo’ dan mau mendengar pendapat orang lain.

“Jangan juga mau menang sendiri,” ujar Fauzan.

Fauzan pun mengingatkan agar anggota BPD berperan aktif mendukung netralitas selama pelaksanaan Pilkades Serentak tanggal 10 Desember mendatang.

“Tanggal 10 Desember mendatang, 76 desa akan melaksanakan Pemilihan Kepala Desa. Terhadap kegiatan tersebut, anggota BPD harus mengerti tugasnya dan harus menjaga netralitas,” tegasnya.

BPD dalam sistem pemerintahan desa saat ini menempati posisi yang sangat penting. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa, fungsinya adalah membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa dan melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

Dari tiga tugas ini sudah jelas BPD adalah lembaga yang memiliki kekuatan dalam dalam menyepakati peraturan desa yang bakal menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan desa. Posisi itu menunjukkan betapa strategisnya BDP dalam ranah politik dan sosial di tingkat desa.

1 257 258 259 260 261 429