18 Desa di Lobar Bakal Gelar Pilkades Serentak

DESA1Giri Menang, 10 Oktober 2016 – Sesuai Permendagri N0.112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), daerah diminta untuk betul-betul mengkaji ketentuan dan aturan dalam peraturan ini. Ada bab yang menuntun daerah agar menggelar pemilihan secara serentak.
Di Kabupaten Lombok Barat (Lobar), rencananya akan menggelar pilkades secara serentak. Kegiatan pilkades ini akan digelar 7 Desember 2016 di 18 desa, dan 9 kecamatan kecuali Kuripan. Dalam rangkaian persiapan pilkades, Senin (10/10/2016) digelar acara sosialisasi dan bimbingan tehnis (bimtek) pilkades serentak bagi PPS dan KPPS se Lobar. Kegiatannya berlangsung di Aula Utama kantor Bupati. Selain bupati, hadir pula Ketua KPU, Kepala BPMPD, serta sejumlah SKPD terkait.
Kepala BPMPD Lobar, H.Lalu Surapati melaporkan, sosialisasi dan bimtek ini diikuti oleh instansi terkait, 9 camat kecuali camat Kuripan, Kapolsek, Danramil, kades yang terkait pilkades, Ketua BPD, Ketua Panitia desa, sekretaris panitia desa dan ketua KPPS.
Menurut Surapati, kegiatan ini merupakan rangkaian dari tahapan kegiatan pilkades serentak di Lobar. Tahapan-tahapan ini juga merupakan tahapan penjaringan bakal calon (balon) kades di 18 desa. Kata dia, dalam bimtek ini akan disampaikan beberapa materi dari kapolres Lobar dan ketua KPU Lobar terkait dengan piulkades di Lobar. “Intinya dalam rangka pilkades serentak kami sudah melakukan beberapa pertemuan di kantor BPMPD,” jelas mantan Camat Sekotong ini.
Di tempat yang sama Bupati Lobar, H.Fauzan Khalid menyatakan, sosialisasi dan bimtek ini bisa sebagai tambahan pengetahuan, semangat dan soliditas bagi peserta. Pilkades kata Bupati, bisa dikatakan sarana demokrasi asli Indonesia. Berbeda dengan pilbub atau pilgub, diakui ada unsur tidak aslinya. “Yang asli khas demokrasi adalah di tingkat desa,” katanya.
Dia berharap demokrasi asli di tingkat desa ini harus dijaga, dikawal dan benar-benar dijalankan sesuai peraturan, tata cara serta sesuai pula dengan kondisi lokal di masing-masing desa. Selama ini, Bupati melihat, kegiatan pilkades di sejumlah tempat, sering menimbulkan konflik. Namun dia berharap, kegiatan yang sama di kabupaten Lobar semoga tidak ada konflik. Konflik ini bisa saja terjadi, karena balon kades banyak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Untuk menjaga kondusifitas pilkades ini, ada beberapa saran yang dikemukakan Bupati. Saran pertama adalah, semua unsur penyelenggara menjaga kebersamaan dan soliditas internal. Bisa dibayangkan jika penyelenggara saling berbeda pendapat. “Panitia dan pelaksana tidak boleh berbeda pendapat,” harapnya.
Saran lainnya, supaya mentaati semua peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan pilkades. “Jangan menafsirkan sesuatu yang tidak bisa ditafsirkan,”pinta mantan Ketua KPU NTB ini. Saran lain yang dikemukakan, dalam setiap permasalahan dan ingin menyelesaikan permasalahan, tetapi jika ada suatu kepentingan dalam permasalahan itu, maka menurut Bupati sulit rasanya untuk bisa menyelesaikan masalah itu. (LPA-HUMAS).

DESA3 DESA2 DESA

Wawancara Eksklusif Metro TV bersama Bupati Lombok Barat

610_4201Giri Menang, 7 Oktober 2016 – Rombongan Tim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, H. Subandi kembali mendatangi Ruang Kerja Bupati Lombok Barat,Jum’at (7/10). Kali ini tim KKP membawa Metro TV untuk mewawancarai Bupati H. Fauzan Khalid terkait program CCDP-IFAD di Lombok Barat. (lebih…)

Rapat Forkompinda Lombok Barat

610_4114Giri Menang, 7 Oktober 2016 – Hari ini Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memimpin Rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) di Ruang Jayangrane Kantor Bupati Lombok Barat, Jumat (7/10/2016). Dalam rapat kali ini ada tiga hal yang dibahas yaitu tentang Kewaspadaan dini, kondisi stabilitas Lobar dan kesiapan pelaksanaan pilkades serentak 7 desember 2016 untuk 18 desa se-Kabupaten Lombok Barat. Acara dihadiri Ketua DPRD Lobar Hj.Sumiatun, Dandim 1606 Lobar, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Pengadilan, Wakapolres Lobar dan Kepala SKPD Lobar. (lebih…)

Jemaah Haji Lobar Semoga Semua Haji Mabrur

610_3871Giri Menang, 5 Oktober 2016 – Hari ini, Rabu (5/10) seluruh Jemaah Haji asal Lombok Barat tiba di rumah masing-masing. Bersyukur, dari 355 jemaah, seluruhnya lengkap. Cuma 3 orang yang dirujuk ke RSU Provinsi. “Semuanya lengkap, cuma tiga orang begitu turun dari pesawat mereka sakit dan dirujuk ke rumah sakit,” papar salah satu sumber. (lebih…)

Tim Kementerian Kelautan dan Perikanan RI bersama Wartawan Nasional Bertemu Bupat

610_3942Giri Menang, 5 Oktober 2016 – Rombongan Tim Kementerian Kelautan dan Perikanan RI bersama wartawan dari Koran Tempo, Majalah Tempo dan Indopos Jakarta sore tadi bertemu Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid di Ruang Kerja Bupati, Rabu (5/10). Kedatangan rombongan untuk melakukan wawancara terkait program CCDP-IFAD di Lombok Barat. (lebih…)

Kurtubi : Alam Indonesia Kaya, Tapi Pengelolaan Kurang Benar

14517550_978589725596708_1948978855531292568_nGiri Menang, 5 Oktober 2016 – Indonesia sangat kaya secara geologis karena memiliki kekayaan bumi melimpah seperti gas, minyak bumi, perak dan sebagainya. “Tapi sayang pengelolaannya kurang bener,” ujar Dr. H. Kurtubi, anggota DPR RI asal Kediri Lombok Barat (Lobar) ini saat kunker ke Dusun Loang Batu-Sekotong baru-baru ini. (lebih…)

Peserta Munas HPI Kunjungi Sesaot

610_3732Giri Menang, 4 Oktober 2016 – Usai mengikuti pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) VI di Kota Mataram, Senin malam lalu, para peserta Munas berkesempatan memenuhi undangan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk bersilaturahmi dan mengunjungi objek wisata Desa “Se Kawan Sejati” yaitu Sesaot, Pakuan dan Buwun Sejati, Kecamatan Narmada di Kabupaten Lombok Barat, Selasa (4/10). Kedatangan rombongan tersebut di sambut oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid didampingi Kepala Dinas Pariwisata Ispan Junaidi. Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum DPP HPI Erwan Maulana dan Presiden HPI Asia Tenggara Mangku Nyoman Kandia. (lebih…)

Bupati Tandatangani MoU Smart City dengan Walikota Bandung

bandung1Giri Menang, 28 September 2016 – Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat memang layak menjadi mentor bagi Kabupaten/Kota lain se-Indonesia. Dengan kinerja dan akuntabilitas pemerintahan yang mengalami lompatan mencengangkan, dari nilai point 55/cc di LPPD dan LKPJ di tahun 2012 menjadi nilai point 80, membuat Pemerintah Kota Bandung di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil merengsek ke ranking 1 secara nasional. Setelah melalui penggalian isyu dan informasi, ternyata keberhasilan tersebut adalah akibat program digitalisasi di Kota Bandung yang dimulai dalam 3 tahun terakhir.

Smart City” yang menjadi ikon program tersebut telah memanfaatkan secara aktif keterlibatan warga dalam berinteraksi dengan kebijakan pemerintah. Dengan pengguna facebook sebanyak 2,1 juta, Kota Bandung benar-benar menjadi Kota yang smart yang membuat Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bersama Kabupaten Lombok Utara jatuh hati dan beranjangsana untuk membangun kerja sama.

Kerja sama tersebut digagas sejak 3 bulan lalu yang diawali dengan teleconfrence pada tanggal 28 Agustus lalu, maka hari Selasa kemarin (27/9/2016) kerja sama tersebut diwujudkan dalam bentuk penanda tanganan Memorandum of Understanding (MoU) “Kerja Sama Jaringan Lintas Daerah” antara Pemerintah Kota Bandung dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.

Hadir dalam penanda tanganan tersebut Bapak Fauzan Khalid dan Bapak Najmul Akhyar yang diterima secara langsung oleh sang Wali Kota. Kerja sama tersebut mencakup Pengembangan Smart City, Pengembangan SDM, Perencanaan Daerah, Kebudayaan dan Pariwisata, Promosi dan Pengembangan Industri Perdagangan Investasi, Kebersihan dan Pertamanan, dan hal-hal lain yang dianggap perlu oleh semua pihak. Khusus untuk Smart City, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara ditunjukkan kemajuan pembangunan dan pelayanan publik akibat digitalisasi di Kota Bandung. Bahkan para tamu cukup tercengang dengan penerapan aduan masyarakat berbasis aplikasi media sosial, dan terakhir penerapan “early warning system” untuk penanganan banjir.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat cukup antusias dengan pemaparan tersebut, setidaknya semangat dasarnya untuk meningkatkan kualitas pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat yang layak ditiru dari penerapan digitalisasi di Kota Bandung.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid cukup berharap agar pola digitalisasi dapat diterapkan di lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Dengan struktur APBD yang masih minim untuk program digital tersebut, beliau mengarahkan agar aplikasi-aplikasi yang tersedia di dalam program digitalisasi smart city tersebut dipilah dan dipilih berdasarkan ragam dan prioritas persoalan serta kemampuan anggaran di APBD Kabupaten Lombok Barat. Bupati Lombok Barat pun memberikan perhatian yang tinggi terhadap kerja sama di bidang kepariwisataan dan pertumbuhan ekonomi kreatif di Bandung. Dengan tingkat kunjungan yang mencapai 6 jutaan setiap tahun, Bandung yang APBDnya mencapai 6,5 Trilyunan dapat dijadikan sebagai daerah penyangga dan penyebar informasi dan promosi pariwisata di Kabupaten Lombok Barat. (humas)

bandung3 bandung2

Bupati Kukuhkan Pengurus Kelompok Tani Nelayan

Sebanyak 12 ang112gota pengurus kelompok tani dan nelayan dikukuhkan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid di Halaman UPT-BP Lingsar, Senib (26/9/2016) lalu.
Pembentukan Pengurus Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) diharapakan dapat membentuk jejaring yang lebih kuat dalam koordinasi dan komunikasi antar petani dan nelayan.
Bupati juga berharap petani kedepannya dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi untuk kemajuan Lombok Barat.
“Saya percaya kepada ketua petani Nurul Hidayah mampu memajukan KTNA ini menuju yang lebih baik dan mampu berprestasi,” harapnya.
Bupati juga berharap agar disetiap UPT harus bisa memfasilitasi pembentukan koperasi agar membantu dari sisi permodalannya sampai pemasarannya.(dedy/humas)

111 113

Petani Berprestasi Asal Sekotong

Sulap Lahan Kering dan Tadah Hujan Menjadi Produktif
Wilayah Sekotong dikenal sebagai daerah yang kering, banyak lahan tadah hujan yang sulit digarap. Petani setempat kerap kali dilanda masalah yang disebabkan oleh minimnya air. Namun ditengah keterbatasan itu, petani setempat tak kehabisan upaya. Dimotori oleh Ihsan (35) petani asal Dusun Berambang, Desa Sekotong Tengah, para petani setempat akhirnya mampu menggarap lahan yang tadinya kurang produktif menjadi lahan produktif.
Berangkat dari persoalan yang dialami petani setempat, Ihsan mencoba mengembangkan teknologi sederhana. Berkali-kali gagal, namun ia mencoba terus menerus sehingga mampu menghasilkan produksi 9 ton padi per Hektar, itupun dilahan non irigasi (lahan kering). “Sejak 2013 lalu kami bersama-sama petani disini mencari solusi bagaimana menggarap lahan tidur (lahan kering) menjadi lahan produktif,”katanya saat ditemui Selasa (27/9). foto ihsan petani berprestasi tingkat nasional asal      Sekotong
Ia mengaku, awal mula mengembangkan pertanian di wilayah setempat pada tahun 2013 lalu. Saat itu minim infrastruktur penunjang seperti irigasi dan bantuan benih. Ia pun mencoba mengembangkan benih dengan pola demplot padi melalui program SLPTT. Lalu bibit hasil demplot itu ditanam di sawah, hasil panennya kurang memuaskan karena hanya 4 ton dalam satu Hektar sawah. Ia bersama petani lain pun mencoba mencari apa masalahnya sehingga produktivitas rendah. Ia mencari apa yang kurang lalu digali dan dicarikan solusinya. Saat itu, barulah diketahui bahwa petani belum menerapkan pemupukan berimbang. Ia pun berupaya berbagi informasi dengan petani lain, terkait langkah apa saja yang dilakukan untuk menanam padi. Ia turun ke petani untuk memberitahukan bagaimana cara menanam untuk menghasilkan produksi padi yang tinggi.
Atas pembinaan itu, musim tanam tahun berikutnya ia memperbaiki dengan menerapkan pemupukan berimbang. Sehingga diperoleh hasil yang terus meningkat, hingga saat ini diperoleh produktivitas padi menembus 9 ton per Hektar. Untuk memenuhi kebutuhan air, ia dengan petani lain saling pinjam mesin pompa air untuk menyedot air dari sungai dan embung yang masih memiliki air. Sebelum mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian, ia dengan beberapa petani membuat sumur. Sumur hasil swadaya ini sedikit membantu petani untuk mengairi sawahnya. Dalam kondisi sulit air, petani setempat terpaksa harus menginap di areal sawah miliknya. foto petani binaan Ihsan tengah bercocok tanam
Saat ini jelasnya petani setempat sudah menerapkan pemupukan berimbang, jajar logowo, handtraktor, tanpa olahan tanah, dan pengolahan pasca panen. Dengan penerapan sistem jajar legowo, petani mampu menghemat benih dan biaya. ”Kami juga sudah membuat alat panen sederhana buatan kami,” ujarnya. Dalam hal pemasaran, ia bersama petani setempat tidak mau tergiur menjual padinya dengan harga murah, atas bantuan pemerintah dibangunkan gudang penampungan gabah. Sebelum dijual, gabah diolah dan dikeringkan, & dilepas ke pasaran ketika harga bagus. Selain itu, petani juga diarahkan untuk mengolah gabahnya menjadi beras barulah setelah itu dijual dalam bentuk beras. “Nanti para ibu rumah tangga yang menjual beras itu,” ujarnya.
Selain padi, ia juga mengembangkan sejumlah komoditi lain seperti sayuran dan cabe. Tanaman ini dikembangkan secara swadaya dengan menerapkan teknologi sederhana. Ia menggarap lahan seluas 7 Hektar, yangmana dari total luas tersebut, 3 Hektar adalah milik pribadi sedangkan sisanya adalah lahan tidur milik orang lain. Ia membagi lahan itu untuk menanam padi, jagung dan tanaman hortikultura. Perjuangan Ihsan mengembangkan lahan pertanian di wilayah setempat ternyata dinilai oleh Tim Pusat. Ia pun berhasil mewakili NTB menjadi petani berprestasi tingkat nasional.

Kendala yang dialami petani di wilayah Sekotong masih seputar ketersediaan air dan akses permodalan. Terkait kebutuhan air, meskipun sudah dibangun embung Tibu Kuning di daerah itu namun daya tampungnya terbatas. Embung itu hanya mampu mengairi 250 Hektar saja dari ribuan Hektar lahan yang ada. Menyangkut modal, menurutnya banyak petani terpaksa mengijonkan padinya karena kesulitan mengakses modal. Petani menjual murah padinya, karena tidak ada modal untuk membeli kebutuhan pertanian. Ia mengaku hampir semua petani di wilayahnya mengijonkan padi untuk membeli kebutuhan pertanian. ‎

Pengirim : Zubaidi- Sekotong

1 304 305 306 307 308 409