BAEHAQI, “JANGANKAN RUMAH SAKIT, KUBURAN PUN KITA SIAPKAN”

Giri Menang, 25 April 2020 – Penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat tetap mengedepankan protokol dan standar operasional prosedur.

“Kita tidak menginginkan hal terburuk, tapi harus kita siap-siap. Jangankan Rumah Sakit, kuburan pun harus kita siapkan. Lokasinya paling sedikit berjarak lima puluh meter dari mata air untuk menjaga kontaminasi,” terang Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Baehaqi saat mengevaluasi penanganan Covid 19 di Posko Satgas Kecamatan Kediri, Jum’at Malam (24/4/2020).

Kuburan itu, terang Baehaqi masih dikaji untuk disiapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat.

“DLH kita minta mencari lokasi. Soal pemulasaran dan proses pemakamannya sedang disiapkan SOP nya oleh pihak Kemenag (Kementerian Agama, red) dan RSUD. Petugasnya pun kita siapkan,” kata Baehaqi.

Menurut Baehaqi, jika sampai ada pasien positif Covid 19 meninggal dunia saat dirawat di ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju, maka tim RSUD itu yang langsung bertugas mengurus jenazah. Begitu juga di RSAM Narmada.

“Kita juga harus menyiapkan peti mati jika ditemukan ada yang meninggal. SOP untuk mengurus jenazah Covid ini sangat ketat,” tegas Baehaqi.

Berbagai persiapan dilakukan bukan karena menginginkan kondisi buruk, imbuh Baehaqi. Tapi semata-mata sebagai persiapan untuk skenario terburuk.

“Kita mengantisipasi berdasarkan kajian permodelan dari para ahli. Menurut mereka, kita harus antisipasi jika puncak penyebaran Covid 19 ini nanti di bulan Juli Agustus,” terang Baehaqi.

Seperti hasil pantauan di lapangan dengan kondisi Lombok Barat yang disinyalir mengarah ke transmisi lokal, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Barat pun sigap menyiapkan berbagai lokasi karantina.

“Kita sedang menyiapkan satu blok khusus di Bapelkes (Balai Pelatihan Kesehatan, red) untuk menjadi karantina pasien, sedangkan untuk SMKN 1 Lingsar kita harap bisa menjadi karantina ODP,” terang Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat mengunjungi Bapelkes, Kamis (23/4/2020).

Menurut Bupati, pihaknya juga akan meminta dua gedung pelatihan hotel di SMK lainnya untuk menjadi pusat karantina lainnya.

Kepala Bapelkes NTB, Ali Wardana yang menemui rombongan Fauzan menjelaskan bahwa pihaknya pada prinsipnya siap dengan permintaan Bupati.

“Prinsipnya kita siap selama koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi menyetujui,” kata Ali Wardana.

Bapelkes saat ini terang Ali, dalam 3,5 tahun ini masih berada pada masa transisi kewenangan antara pusat dan provinsi. Mengenai kapasitas, Bapelkes ini bisa menampung antara 30 sampai 50.

“1 kamar bisa menampung 2 sampai 3 bed dengan fasilitas lengkap televisi, kamar mandi, dan ac. Jika terpaksa dengan daya tampung dikalikan dengan 10 ruang. Dlm kondisi outbreak, bisa terpakai seluruhnya, termasuk untuk ruang kelas dengan daya tampung 50 orang,” terang Ali Wardana.

Kepala Bidang P3KL Dinas Kesehatan, Ahmad Taufiq Fatoni yang ikut mendampingi Bupati, kepada Kepala Bapelkes memastikan bahwa pihaknya membutuhkan persiapan fasilitas katantina.

“Kita pinjam tempat, soal SDM, kami yang menyiapkan,” tegas Fatoni.

Di Lombok Barat sendiri sampai rilis ini disusun, jumlah Pasien terkonfirmasi positif sudah tembus angka 21 orang, dan 2 orang dinyatakan sembuh. 1 pasien nomor 27 atas nama HW (laki-laki 2 tahun) telah dinyatakan sembuh beberapa hari yang lalu dan disusul hari ini, Jum’at (24/4/2020) pasien nomor urut 30 atas nama RA (laki-laki 51 tahun) dinyatakan sembuh dan keluar dari Rumah Sakit Awet Muda Narmada.

Dinas Kesehatan Lombok Barat juga merilis 53 Orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di mana 13 orang pasien dinyatakan tuntas pengawasannya. Selain itu, terdapat 609 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan 549 orang sudah selesai dalam masa pemantauan.

Sumber : Humas Lobar

BAEHAQI, "JANGANKAN RUMAH SAKIT, KUBURAN PUN KITA SIAPKAN"Giri Menang, 25 April 2020 – Penanganan Covid 19 di…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 25 April 2020

BUPATI APRESIASI KERJA TEAM REAKSI CEPAT (TRC) BPBD DALAM PENANGANAN COVID 19 DI LOMBO BARA

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menyemangati Petugas Team Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana TRC BPBD Lombok Barat di Posko Gugus Tugas Covid -19 Bencingah Kantor Bupati Lombok Barat di Gerung, (24/4/2020).

Fauzan mengapreasi TRC BPND yg telah melaksanakan tugas dengan penuh semangat di garda terdepan. TRC melaksanakan tugas yang cukup berbahaya dari ancaman penyakit corona.

“Saya mengucapkan terima kasih dan apreasi kepada petugas TRC BPBD yang telah melaksanakan tugas dengan penuh tantangan dan bahaya penyakit corona”, ungkapxa tegas.

Fauzam memberikan saran agar petugas terus melaksanakan tugasnya melayani masyarakat dengan mematuhi  SOP yg ditetapkan. Fauzan meminta oetugas tidak lupa memakai masker dan pelindung diri lainnya. Petugas juga memperhatikan kesehatan dirinya dengan mengkonsumsi vitamin.

“Jaga kesehatan dan minum vitamin bila perlu setiap petugas suntik vitamin untuk tingkatkan imunnya”, jelas Fauzan.

Disamping itu juga diminta mencuci tangan dan tidak memegang muka sebelum selesai melaksanakan tugas.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambarwati memberikan penegasan selalu memakai masker walau masker yang di buat dari kain. Masker bedah yang standar itu diperuntukkan untuk petugas kesehatan yang sekarang harganya mahal dan sudah langka.

“Boleh memakai masker kain, apalagi maskeh bedah sekarang mahal dan langka”, ungkapnya.

Sekretaris Daerah Lombok Barat juga meminta petugas TRC BPBD untuk tetap bersemangat melaksanakan tugas. Dengan adanya bencana ini petugas seperti TRC dibutuhkan pengabdiannya kepada masyarakat. Dimasa bencana Covid -19 ini justru menunjukkan bakti sebagai ASN pelayan masyarakat. Kalau pada masa tidak ada bencana petugas TRC BPBD masih bisa santai dan meningkatkan kapasitasnya.

“Saya minta anda terus bekerja dengan semangat di saat bencana melanda kita. Ketika tidak ada bencana anda masih bisa santai, pintanya tegas.

TRC BPBD Lombok Barat melaksanakan tugas di masa pandemi corona ini untuk melakukan penyemprotan disimfektan di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Barat. Masih banyak yang belum dilakukan penyemprotan bahkan beberapa tempat perlu diulang lagi. Tempat tempat karantina menjadi prioritas karena disana terdapat penyakit itu. Juga tempat keramaian seperti pasar, tempat ibadah dan tempat pelayanan kesehatan. Diskominfo Lobar (rasidibragi)

KABUPATEN LOMBOK BARAT BENTUK TIM REAKSI CEPAT PENANGGULANGAN COVID-19

Giri Menang, Diskominfotik-Keseriusan  Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam penanganan Covid-19, Bupati Lombok Barat bentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) di Bencingah Agung Giri Menang Gerung, Rabu (22/04/2020).

Hadir dalam kegiatan ini Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Sekda Lobar Dr. H. Baehaki, Dandim 1606/Lobar Kolonel Czi. Efrijen Scroll, S.IP.,M.M Kapolres Lobar AKBP. Bagus Satrio Wibowo, S.I.K yang sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, unsur TNI POLRI, dan seluruh staf BPBD Kabupten Lombok Barat.

Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC) dilakukan terkait penyampaian kesiapan daerah setempat dalam mengantisipasi penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) melalui Tim Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Penanganan COVID-19 yang sudah terbentuk di Kabupaten Lombok Barat.

Pembentukan tim yang diketuai Kapolres Lombok Barat  ini, sebagai respons serius dari pemerintah kabupaten lombok barat dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Tim pemberantas Covid-19 ini dibentuk melalui Keputusan Bupati Lombok Barat Tahun 2020 tentang Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Penanganan COVID-19.

Fauzan Khalid dalam sambutannya mengatakan, unit reaksi cepat sengaja dibentuk secara khusus dan karna tugasnya yang luarbiasa “harus gerak cepat, harus konsolidasi, dan tidak pandang bulu,”Ucapnya.

Tim Reaksi Cepat ini mempunyai tugas dan fungsi masing-masing sesuai dengan pembagian tugas yang akan dibentuk. Bupati berharap dalam tim reaksi cepat bekerjasama dalam tim dan tujuan kita sama supaya covid-19 cepat berlalu,”Ucapnya.

Kapolres Lombok Barat AKBP. Bagus Satrio Wibowo, S.I.K selaku ketua Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Covid-19 Lombok Barat mengatakan, Prinsip kerja TRC sesuai Undang-undang (UU) 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, yaitu memiliki kecepatan, profesionalisme, fleksibilitas, dan akuntabilitas dalam penanganan.

Dan dalam hal ini, Kerelawanan dan kerjasama yang baik sangat dibutuhkan dalam membentuk Tim Reaksi Cepat Penanganan Covid-19 di Kabupaten Lombok Barat,”Ungkapnya. (DiskominfotikLobar)

PASIEN POSITIF COVID-19 RS NARMADA SEMBUH DAN DIPULANGKAN, RA TERSEDU: TOLONG KOOPERATIF, JANGAN MARAHI TIM MEDIS

Giri Menang, 24 April 2020. Selain kebanyakan berita kurang nyaman yang memuat pasien positif Covid-19 yang terus bertambah atau meninggal, ada juga berita ‘angin segar’ sembuhnya pasien yang sudah dinyatakan positif. Salah satunya berasal dari Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Kec. Narmada, Kab. Lombok Barat. Seorang pasien berinisial AR (56) asal Kec. Batulayar akhirnya dipulangkan setelah mendapat surat pernyataan sembuh dari RSAM, Jumat (24/4).

Direktur RSAM dr Aan Putra Suryanatha mengatakan, pasien ini masuk ke RSAM tanggal 11 April 2020 setelah dijemput dari tempat karantinanya di Wisma Nusantara, Mataram. Pasien ini, kata dr Aan, telah melalui prosedur yang ketat hingga bisa dipulangkan.

“Pasiennya sangat disiplin dan patuh pada protap (prosedur tetap penanganan Covid-19, red),” ujar dr Aan.

Pasien ini, sebutnya, sudah melalui dua kali swab dengan hasil negatif. Swab tersebut dilakukan setelah pemberian protein dan vitamin yang diperlukan.

“Jadi dua kali pemeriksaan negatif, pasien ini dinyatakan sembuh. Pasien akan kita kembalikan tapi tetap menjalani isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari,”ujar dr Aan.

dr Aan berharap agar pasien ini tetap mendapat pemantauan dari surveilens puskesmas di Batulayar, demikian juga di tingkat desa agar mendapat perlindungan dari masyarakat.

“Saya harapkan pasien ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan kembali ke masyarakat setelah 14 hari isolasi mandiri,” harapnya. Harapan penerimaan oleh masyarakat dikatakan dr Aan karena sudah ada pernyataan kuat dari rumah sakit dalam bentuk surat bahwa pasien sudah bisa dipulangkan dan dalam keadaan sembuh.

“Tinggal disiplin dari yang bersangkutan kita harapkan untuk tetap isolasi mandiri juga di rumah selama 14 hari,” ujar dr Aan lagi.

Pasien ini, sebut dr Aan merupakan pasien yang pernah kontak dengan kluster Bogor yaitu pasien pernah menjemput seorang pendeta yang baru datang dari Bogor.

Sementara itu, pasien yang akhirnya sembuh dan dibolehkan pulang, RA, mengucapkan terima kasih kepada para tim medis, paramedis dan seluruh jajaran RSAM  Narmada dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat atas perawatan yang diberikan sejak terdiagnosis terinfeksi Covid-19. RA berpesan kepada masyarakat agar mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah dan mengikuti prosedur pencegahan Covid-19.

“Covid memang berbahaya namun dapat disembuhkan penularannya, dapat dicegah dengan tetap di rumah, jaga jarak, hindari kerumunan, rajin cuci tangan pakai sabun dan memakai masker keluar rumah,” pesan RA.

Selain itu, RA menghimbau agar jika kontak dengan pasien Covid-19 atau terdapat gejala segera periksakan diri ke puskesmas terdekat dengan memberikan keterangan secara jujur dan ikuti saran tenaga medis dengan disiplin.

“Jika Saudara-saudara terkena atau terjangkit atau sudah dinyatakan positif, saya pribadi menyampaikan tolong kooperatif dengan tenaga medis, terbuka dan turuti apa yang menjadi aturan para medis dan dokter,” tegas RA. RA pun sangat bersyukur karena akhirnya diijinkan pulang.

“Hari ini saya dikasi pulang dan dinyatakan negatif dan sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang sudah diberikan selama saya diisolasi di RSUD Awet Muda, terima kasih atas semuanya, telah menolong saya, semua sangat ramah, dan apa yang saya minta terpenuhi,” ujar RA berkali-kali berterima kasih.

Sebagai pasien yang bisa sembuh, RA menegaskan Covid-19 ini tidak mematikan sehingga masyarakat jangan terlalu terpengaruh dengan media sosial. Bahkan ia mengaku tidak merasakan gejala yang sering diberitakan seperti sesak nafas.

“Kalau saya sadar diri karena pernah kontak dengan penderita Covid-19. Saya sadar waktu itu membawa diri ke Rumah Sakit Bhayangkara. Di situ dilakukan rapid test dan  hasilnya positif dan di bawa ke rumah Sakit Awet Muda Narmada,” cerita RA.

Kepada masyarakat NTB, RA berpesan untuk jangan takut dengan Covid-19 selama kooperatif dengan tim medis.

“Ikuti tim medis sesuai SOP yang sudah diberikan karena tim medis sudah lelah. Saya sedih sekali kalau ada orang yang marah-marahin tim medis, tolong kooperatif,” pesan RA sambil agak terisak sedih.

Diceritakan RA, diisolasi memang rasanya membosankan tapi itu bisa diusir dengan olah raga dan membaca kitab suci.

“Karena saya Nasrani saya mendengarkan lagu-lagu Nasrani dan  membaca al-Kitab  dan bagi yang Muslim bisa membaca al-Qur’an. Saya satu ruangan dengan seorang teman muslim, dia baca al-Qur’an, saya baca al-Kitab,” saran RA.

Meski kontak terbatas dan sadar mengantarkan diri ke RS Bhayangkara, kontak dengan istri dan anak RA pun berdampak. Istrinya, RD (54) pun dinyatakan positif dan masih dirawat RSAM. Sementara anaknya sendiri setelah dilakukan rapid test dinyatakan negatif dan sudah dibawa pulang untuk isolasi mandiri.

“Istrinya positif masih kita rawat,” ujar dr Aan.

Dari keterangan dr Aan, pasien positif di RSAM ada 11 orang minus RA yang akhirnya dipulangkan karena sembuh. Sementara pasien dalam pemantauan (PDP) tidak ada di RSAM tapi dirawat dan dikarantina di Sanggar Mutu Gerung. 11 pasien positif Covid-19 tersebut berasal dari empat kecamatan yaitu Narmada, Lingsar, Sekotong, dan Batulayar.

“Sistem sudah ada, dengan adanya tim reaksi cepat, tiap ada yang diduga kuat terinfeksi Covid-19 akan dilakukan penjemputan. Kemudian dilakukan karantina, baru dirujuk ke rumah sakit. Jadi tingkat pertama dilakukan rapid test, kalau positif itu yang dibawa ke karantina sementara untuk dijadwalkan ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih lanjut,” jelas dr Aan. (Humas Protokol)

Bupati Lombok Barat Pantau Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kecamatan Kuripan

Giri Menang, 22 April 2020. Keseriusan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam menangangi Covid-19 ditunjukkan dengan aksi-aksi riil. Selasa malam (21/04), Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid meninjau gugus tugas penanganan Covid-19 Kecamatan Kuripan. Di tempat ini, bupati menekankan agar setiap gugus tugas selalu melakukan koordinasi, sehingga penanganan covid-19 lebih terarah dan pasti.

Selain itu, bupati juga mengatakan agar satuan tugas bisa melaporkan kepada Tim Reaksi Cepat Kabupaten Lombok Barat yang telah dibentuk baru-baru ini, jika gugus tugas dalam penanganan mengalami kendala. Bupati menjelaskan, tugas dari tim reaksi cepat ini adalah diantaranya melakukan pendampingan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan penjemputan paksa kepada masyarak yang “pagah”.

“Tim Reaksi Cepat ini banyak tugasnya, baik dalam pengamanan dan sebagainya. Di antaranya mendampingi tenaga kesehatan untuk menjemput masyarakat yang pagah (bandel, red) dari rumahnya. Selain itu mereka juga yang akan mengurus pemakaman korban Covid-19,” kata bupati saat berdiskusi dengan Gugus Tugas Kecamatan di Kantor Kecamatan Kuripan.

Di tempat yang sama, Camat Kuripan Banu Harli dan selaku Ketua Gugus Tugas Kecamatan menjelaskan upaya-upaya yang telah dilakukan, berupa mengedukasi dan mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat, serta menemui para tuan guru dan penghulu setiap desa.

Ia juga mengatakan pihaknya telah melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat kerumunan masyarakat, seperti tempat ibadah, pasar dan juga ke beberapa rumah warga. Selain itu, kata Banu, pembagian masker kepada masyarakt juga telah dilakukan melalui kepala dusun se-kecamatan Kuripan.

“Hampir semua desa memesan 6.000 masker, jumlah penduduk kita di atas 41.000 dan itu belum termasuk warga kita yng pulang dari luar daerah hampir 400 kepala keluarga dan yang terbanyak di Kuripan utara, “ ungkap Banyu.

Banyu menyebutkan anggota Gugus Tugas Kecamatan Kuripan melibatkan juga Unit Pelaksana Tugas (UPT) yang ada di kecamatan, seperti UPT Puskesmas, Pertanian, KUA, Dikbud dan lain-lain. Misalnya UPT Dikbud, kata Bayu, para guru dan kepala sekolah ikut terlibat dalam penanganan, dengan cara ikut melakukan sosialisasi. Menurut Bayu, para guru dan penyuluh merupakan bagian dari corong pemerintah.

“Kemudian kita memberikan himbauan melalui pengeras suara agar mematuhi Surat Edaran Bupati dan fatwa MUI tentang mengganti sholat Jumat dengan sholat zuhur di rumah masing-masing. Selanjutnya pembatasan jam malam pada setiap malam minggu, dan ke depannya pada awal dan akhir Ramadhan kita akan lebih intens lagi dalam penerapan jam malam, karena menurut evaluasi kami, kemungkinan saat itu masyarakat banyak yang lalu-lalang,” kata Banyu.

Sumber : Humas Lobar

Bupati Lombok Barat Pantau Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kecamatan KuripanGiri Menang, 22 April 2020. Keseriusan…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Rabu, 22 April 2020

Lombok Barat Terima Bantuan Sembako dan APD dari Masyarakat Tionghoa NTB

Giri Menang, 22 April 2020 – Himpunan Masyarakat Tionghoa Nusa Tenggara Barat (NTB) dari tiga komunitas Tionghoa yaitu Perkumpulan Sosial Bhakti Mulia (PSBM), Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI dan Himpunan Indonesia Tionghoa (INTI) memberikan bantuan berupa 300 paket sembako, dan 50 paket Alat Pelindung Diri (APD) kepada Kabupaten Lombok Barat yang langsung diterima Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid di Kantor Bupati Lombok Barat, Rabu (22/4).

Diwakili Ketua INTI NTB Widjanarko Sangjoko, himpunan masyarakat Tionghoa NTB ini menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi daerah di tengah pandemik Covid-19 ini sehingga tergerak untuk melakukan penggalangan dana antar komunitas Tionghoa yang ada di INTB.

“Kami dari Komunitas Tionghoa sangat perihatin dengan kondisi adanya Virus Covid-19 ini sehingga kami ini berinisiatif untuk mengumpulkan dana bersama-sama untuk bagaimana berpatisipasi pada masyarakat NTB dan Lombok Barat pada khususnya terutama yang terkena Covid-19,” tutur Widjanarko.

Ia juga berharap pandemi ini bisa cepat berlalu, dan ikut menghimbau agar masyarakat bisa mengikuti imbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing untuk sementara waktu.

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Lobar H. Baehaqi selaku perwakilan penerima bantuan mengungkapkan rasa terimasih atas bantuan yang diberikan komunitas Tionghoa NTB ini. Ia juga menyatakan sumbangan yang diberikan tentunya akan sangat membantu Lombok Barat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 ini.

“Tentunya Kami atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat kami ucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya atas sumbangsih nya ini,” ucap bupati berterima kasih. Bantuan dari komunitas Tionghoa, kata bupati, sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat dan tenaga medis yang ada di Kabupaten Lombok Barat . Misalnya APD, tidak hanya dibutuhkan oleh tenaga medis tapi juga dibutuhkan oleh masyarakat seperti garda-garda terdepan dalam penanganan Covid-19 seperti TNI/Polri yang langsung menjemput pasien yang terduga kena virus tersebut.

Selain APD, bantuan sembako yang diterima menurut bupati juga tidak kalah penting, karena menurutnya selain berdampak pada sektor kesehatan, dampak yang paling luar biasa dari Covid-19 ini adalah dampak sosial ekonomi di masyarakat. Seperti diketahui semenjak merebaknya wabah Covid-19 ini perekonomian masyarakat tidak bisa berjalan sebagaimana situasi yang normal, lebih lagi kasus PHK besar-besaran banyak terjadi di perusahaan-perusahaan yang ada.

Tidak hanya memberikan bantuan ke Lombok Barat, komunitas Tionghoa NTB juga menyalurkan bantuan yang sama ke semua kabupaten/kota lainnya di NTB. Selain itu mereka juga mempunyai relawan ojek online (Ojol), guide, pasukan kuning untuk membantu upaya penanggulangan, pencegahan serta pemulihan akibat dampak pandemi Covid-19 ini.

Sumber : Humas Lobar

Lombok Barat Terima Bantuan Sembako dan APD dari Masyarakat Tionghoa NTBGiri Menang, 22 April 2020 – Himpunan…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Rabu, 22 April 2020

Pejabat Lombok Barat Urunan Hasil ‘Keringat ‘ di Tengah Pandemi Covid-19

Giri Menang, 22 April 2020-Pejabat Kabuapaten Lombok Barat yang terdiri dari eselon III atau administrator sebanyak 182 orang urunan hasil keringatnya di tengah pendemi virus corona (Covid-19). Hasil urunan itu dipergunakan untuk membeli sembako dan dibagikan ke seluruh wilayah Kabupaten Lombok Barat melalui 10 kecamatan yang ada.

“Alhamdulillah untuk penyaluran tahap pertama kita lakukan melalui kecamatan, karena kecamatan yang mengetahui warganya yang terdampak. Pembagian sembako tahap pertama sebanyak 100 paket,” kata salah seorang pejabat eselon III Lobar Lalu Rifhandani, rabu (22/04) di sela-sela kegiatan pembagian sembako di Kantor Camat Narmada.

Menurut Dani, Penyaluran bantuan sembako saat ini adalah tahap pertama. Sebab, Mantan Kasubbag Protokol ini menambahkan akan ada bantuan sembako tahap kedua. Bantuan sembako yang disalurkan kepada masyarakat ini dalam rangka membantu masyarakat yang terdampak covid-19.

“Kecamatan akan menyalurkan bantuan yang hasil urunan teman-teman dari pejabat eselon III atau Administrator Lombok Barat diserahkan ke masyarakat yang positif Covid-19, Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP)”, pungkasnya.

Dani menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan sedikit hasil keringatnya untuk membantu meringankan masyarakat yang terdampak covid-19.

“Mudah-mudahan wabah covid-19 ini dapat kita lalui bersama. Semoga cepat berlalu dan juga meminta masyarakat mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Karena itu kita sama-sama ingin wabah Covid-19 ini cepat berlalu. Ayo kita sama-sama menjaga kebersihan, jangan takut dan panik. Tapi kita tetap waspada, tetap diam di rumah, memakai masker dan jaga jarak,” harapnya.

Sementara itu, PLH Camat Narmada Muhammad Busyairi mengungkapkan rasa terima kasih kepada donator-donatur yang telah menyisihkan hasil keringatnya untuk sedikit meringankan beban masyarakat yang terdampak covid-19.

“Insya Allah ini akan disalurkan sesuai hajat yang memberi bantuan kepada masyarakat yang terdampak covid-19 seperti masyarakat kita yang positif, ODP dan PDP,” imbuhnya.

Untuk diketahui data terakhir per tanggal 21 April 2020 sesuai data yang dirilis oleh Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat khusus di Lombok Barat yang positif sebanyak 10 Orang dan 1 orang sembuh, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 26 orang sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 70 Orang.

Sumber : Humas Lobar

Pejabat Lombok Barat Urunan Hasil ‘Keringat ‘ di Tengah Pandemi Covid-19Giri Menang, 22 April 2020-Pejabat Kabuapaten…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Rabu, 22 April 2020

Ketua MUI Lombok Barat, Kami Berkomitmen Berjuang Jihad Melawan Covid- 19

Giri Menang. 21 April 2020. “Kami Majlis Ulama Infonesia (MUI) Kabupaten Lombok Barat, FKUB, dan KNPI berkomitmen untuk sama sama berjuang untuk jihad melawan covid 19,”. Hal tersebut disampikan Ketua MUI Kabupaten Lombok Barat TGH. Abdullah Mustafa saat memberikan sosialisasi penyebaran Covid 19 bagi 60 orang Tokoh Masyarakat (toma), tokoh agama (toga) dan Takmir masjid se Kecamatan Lingsar di Aula Kantor Camat Lingsar (21/4).

Tim Sosialiasai ini merupakan satgas gabungan yang terdiri dari Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Lombok Barat, Forum Komunikasi Umat beragama (FKUB) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lombok Barat.

“Karena agama Islam itu diturunkan dengan tujuan di antaranya memelihara agama itu sendiri dan memelihara jiwa. Melawan covid-19 ini termasuk menjaga jiwa itu sendiri,” kata Mustafa.

Dikatakan, dalam menjalankan ibadah pun perlu ilmu pengetahuan bukan dengan emosional.
“Jangan merasa teguh dengan virus, Islam itu mengharuskan kita berikhtiar berupaya menghindar dari sebuah wabah. Oleh karena itu cara melawan covid 19 ini dengan menghindar yang sudah diajarkan agama,” tegasnya.

Mustapa juga menyebutkan sabda Nabi yang ungkapannya keras untuk menghindar dari penyakit menular.
“Lari dari penyakit menular layaknya dikejar seekor macan,” ucapnya mengutip hadis.

Dalam sebuah pristiwa sebut Mustapa, Rasulullah juga pernah didatangi oleh masyarakat yang ingin dibaiat masuk agama Islam. Di antara puluhan masyarakat itu ada salah satu dari mereka yang terkena penyakit menular. Dan rasullullah mengatakan saya sudah membaiat kamu.
“Itu artinya rasulullah tidak bersalaman dan menyentuh yang terinfeksi penyakit menular,”ujar Mustapa.

Oleh karena itu, pemerintah membatasi krumunan agar tidak menular. Menurut Mustapa, ada potensi penularan ketika saat salat berjamaah atau salat Jumat. Sehingga MUI pusat, Provinsi, dan Kabupaten menganalisis tidak hanya berdasarkan ilmu agama saja melainkan dengan ilmu pengetahuan terkait penularan. Sehingga MUI mengeluarkan Maklumat supaya salat Jumat diganti dengan solat zuhur di rumah masing-masing.

Tidak hanya itu, ia juga mengajak semua kalangan dan semua sektor untuk sama sama berjihad melawan Covid 19.

Kepala Kantor Kementrian Agama H. Jaelani yang jugakordinator satgas mengatakan sosiaslisai Pencegahan Covid 19 ini dilakukan dengan membagi tim menjadi lima tim, satu tim untuk dua Kecamatan.

Dan tim ini akan terus melakukan sosialisasi selama tiga bulan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait wabah yang sedang dihadapi atau pandemi covid 19 yang terjadi secara global di dunia.

“Tiga bulan ke depan kita turun dan mudah-mudahan kita berharap hadirnya bulan suci Ramadhan akan berakhir wabah ini,” harapnya.

Selain itu Jaelani juga menyebut kehadirannya bersama MUI dan FKUB tidak hanya mensosialisasikan pencegahan dan penularan covid-19 melainkan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat, karena masih banyak ditemukannya masyarakat yang belum mentaati Fatwa MUI.

Maklumat yang dikeluarkan juga merupakan maklumat yang isinya sama secara menyeluruh dikeluarkan di negara-negara Islam terbesar seperti Arab Saudi, Mesir, Yaman dan seluruh negara di Timur Tengah.

Bahkan, Masjidil Haram dan Masjidil Aqso juga ditutup di tengah wabah yang mendunia ini.
“fatwa sudah dikeluarkan oleh ahlinya bahkan kiyai, dan tuan guru di tempat kita memberi pandangan yang sama, “ujarnya

Bupati H. Fauzan Khalid juga menjelaskan bagaimana akibatnya jika penyebaran Covid 19 ini makin meluas di tengah tengah masyarakat

“Jumlah tenaga kesehatan kita sangat terbatas. Fasilitas kita sangat terbatas. Bila terjadi lonjakan pasien, kita pasti akan sangat kesulitan karena keterbatasan itu. Belum lagi dengan APD bagi tenaga kesehatan kita yang sangat terbatas,” ujar Fauzan Khalid.

Selain keterbatasan tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, dan APD, Fauzan juga meminta kepada para tokoh masyarakat dan para tokoh agama lainnya merenungkan beban pemerintah hanya untuk menanggulangi masalah penyebaran Corona jika masyarakat tidak mengindahkan imbauan.

“Jika seseorang sudah dinyatakan positif, maka wajib ditelusuri riwayat kontaknya dengan siapa saja. Hasil penelusuran itu terus ditindaklanjuti dengan rapid test, terus di swab kalau ada yang reaktif atas hasil rapid test.

“Jika positif, ditelusuri lagi, di-rapid test lagi, di-swab lagi, terus seperti itu. Bayangkan berapa jumlah anggaran yang dihabiskan pemerintah untuk biaya rapid test dan swab,”pungkasnya.

Di akhir sosialisasi Sekretaris MUI Lombok Barat H. Marliadi MA membacakan maklumat penyelenggaraan ibadah di bulan Ramadhan dalam menghadapi covid 19.

Di antaranya masyarakat Lobar untuk sementara masih salat Jumat diganti dengan Salat zuhur di rumah. Juga melaksanakan rangkaian ibadah ramadhan (buka bersama, solat tarawih berjamaah, nuzulul quran) di rumah masing masing.

Selanjutnya Salat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah baik di masjid dan lapangan dilaksanakan di rumah masing-masing.

Sumber : Humas Lombok Barat

https://www.facebook.com/humaslobar/posts/2699240526864944?__tn__=K-R

Akibat Covid-19, Pasokan Darah PMI Lombok Barat Berkurang

Giri Menang, 21 April 2020 – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lombok Barat mengalami kekurangan pasokan darah selama masa pembatasan sosial secara massal akibat penyebaran virus corona atau covid-19.

Sekretaris PMI Lobar Ahmad Mustarudin saat ditemui, Selasa (21/4), menuturkan, untuk stok pasokan darah di PMI Lombok Barat sekitar 3.000 kantong lebih dan sejak penyebaran covid-19 menjadi 1000 kantong, sehingga kalau dipresentasekan hampir 60 persen penurunannya. Sedangkan permintaan untuk darah itu tinggi, apalagi selain covid-19 beberapa masyarakat mengalami DBD seperti Lobar, Mataram dan kemarin yang tinggi kasus DBD itu Lombok Tengah sehingga permintaan darah tinggi dan harus terpenuhi permintaannya.

Untuk mengatasi hal itu, PMI Lombok Barat bekerja dengan cara menerima pelayanan jemput bola melayani donor di kantor-kantor dan melayani donor darah dengan mendatangi rumah pendonor. Ini dilakukan guna meningkatkan kembali stok darah karena saat ini sudah mulai berkurang untuk persediaan darah per hari.
“Kami di PMI Lombok Barat menggunakan standar protokol pencegahan covid-19 yang sangat ketat. Jadi setiap yang mendonor dan yang melaksanakan donor di instansi kami terapkan protokol yang super ketat untuk memastikan yang donor aman dan petugas kami aman dan darah yang di ambil juga aman,” katanya.

Cara ini ditempuh untuk mempermudah masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya dalam keadaan physical distancing. Dengan cara seperti ini, masyarakat tidak perlu takut untuk donor darah dan juga dapat memenuhi stok darah.

Ia berharap baik masyarakat maupun instansi mau melaksanakan kegiatan donor.

“Alhamdulillah kemarin kita disupport oleh TNI dan Polri dari Kapolda dan seluruh jajarannya melaksanakan donor darah,” terangnya.

Sumber : Humas Lombok Barat

https://www.facebook.com/humaslobar/posts/2699229270199403

BUPATI MEMBAGIKAN 12 PAKET APD KEPADA RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS DI LOMBOK BARAT

Lingsar – Diskominfotik. Bupati Lombok Barat yang sekaligus menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Lombok Barat H. Fauzan Khalid membagikan 12 paket Alat Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari Face Shield (Pelindung Wajah), Masker, dan Hamzat Suit kepada 10 Puskesmas dan 2 Rumah Sakit di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) Bertempat di Halaman Kantor Camat Lingsar Kabupaten Lombok Barat, Selasa, (21/4/2020).

Dalam sambutannya Bupati mengatakan, “sampai saat ini jumlah yang postif Covid-19 di Lobar mencapai 10 orang dari 61 kasus yang terjadi di Nusa Tenggara Barat, Sedangkan yang dalam pengawasan Reaktif 46 Orang dan masih menjalani SWAB 31 Orang yang kini berada dalam karantina di Gedung Sanggar Mutu Gerung Kabupaten Lobar, yang akan diketahui hasilnya pada 3 (tiga) hari kedepan.” Ujarnya.

 

“Jika nanti setengah dari hasil SWAB 31 orang ini keluar bisa jadi jumlah yang postif di kabupaten Lobar akan bertambah ini bisa jadi 2 Rumah Sakit yang berada di Lobar Bisa Kita Kosongan Salah Satunya untuk kita jadikan lokasi karantina khusus.” Tambahnya.

Buapti juga mengatakan,”ini yang menyebabkan pemerintah dengan tegas membatasi masyarakat untuk melakukan kotak fisik, karena cara penularannya yang sangat gampang dan mudah. Yang saya dengar dimasyarakat saat ini adalah membandingkan Pasar dengan Masjid, kalau ada masyarakat yang sampai membandingkan Pasar dengan Masjid itu membuat saya malu. Kalau mau membandingan Masjid bandingkan dengan Masjid, Contohnya Masjid Islamic Center Mataram dengan Masjidil Haram ditutup. Padahal Indonesia Lebih Parah Kasus Covid-19 dengan Arab Saudi yang sampai saat ini masih kurang dari 1.000 penderita se Arab Saudi dibandingkan dengan Indonesia yang sudah mencapai 7.000, Bahkan Arab Saudi menutup Ibadah Umrah Sejak Februari 2020, ini yang membuat saya malu membandingkan masyarakat lobar yang mengatakan tidak Jum’atan itu orang munafik, bandingkan dengan Arab Saudi dengan banyaknya ulama yang berada disana tidak pernah mengatakan orang yang mengganti Shalat Jum’at dengan Shalat Dzuhur itu orang munafik. Itu sebabnya kami mengundang seluruh tokoh agama di lonbar ini untuk mendengarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia  (MUI) Cabang Lobar dan berdiskusi masalah untuk masalah ini. Untuk lebih jelasnya seperti yang diungkapkan oleh TGH. Zainul Majdi mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat yang juga sebagai panutan ulama di Lombok khusnya  Kita Beragama ini Harus Berilmu bukan pakai perasaan, kalau kita kurang berilmu ikuti orang yang berilmu. ” Pungkasnya.

 

Komisi Fatwa MUI Lobar Dr. TGh Muhammad Said Ghazali yang merupakan lulusan Al Azhar Mesir Sebagai Doktor Fiqih mengungkapkan bahwa seseorang akan dikategorikan munafik Karna meninggalkan Jum’at itu apabila dengan alasan abai atau meremehkan dan dalam kondisi normal.

“berhak dia dianggap munafik jika konteks nya dia tahawunan atau meremehkan dan tidak melaksanakan shalat Jum’at sama sekali apalagi menggantinya dan dalam kondisi biasa. Tapi ini kan kita dalam kondisi ab normal, jadi harus bersikap” ungkapnya.

Said Ghazali menambahkan,”kami siap bertemu dengan orang yang mengatakan bahwa meninggalkan shalat jum’at itu kafir, silahakan datang dan temu kami untuk berdiskusi dengan tidak mengedepankan hawa nafsu.” Tutupnya.

Hadir Dalam Acara Pembinaan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama yang dirangkai dengan Penyerahana APD pada 2 Rumha Sakit dan 10 Puskesmas yang berada di Kabupaten Lombok Barat antara lain, Wakil Ketua Bidang Penanganan Bencana PMI Lobar I Nyoman Darmawan, Asisetn I Bidang Pemerintahan dan Aparatur Setda Lobar H. Agus Gunawan, Kepala Dinas Kesehatan Lobar drg. Hj. Ni Made Ambaryati, ketua MUI Lobar TGH. Abdullah Mustafa, Camat Lingsar Jamaludin,Tim Satgas Covid-19 Lobar, serta masyarakat sekitar. Diskominfotik/yani

1 26 27 28 29