DI TENGAH COVID-19, KETERSEDIAAN PANGAN DI LOMBOK BARAT LEBIH DARI CUKUP

  Giri menang, 30 April 2020-Ketersediaan Pangan di Lombok Barat cukup bahkan lebih untuk tiga sampai empat bulan ke depan. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kombok Barat H. Muhur Zokhri saat ditemui di kediamannya, Rabu (29/4) kemarin.

Dalam rangka mengamankan ketersedian pangan, di tengah wabah Virus Corona atau Covid-19. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat menghimbau supaya para petani untuk tidak menjual hasil pertanian seperti gabah. Sehingga diharapkan ketersediaan pangan untuk masyarakat setidaknya tercukupi sampai musim panen berikutnya.

“Surat himbauan ini sudah kita kirim ke kelompok tani di seluruh wilayah yang ada di Lombok Barat dan melibatkan ASN penyuluh pertanian termasuk Kepala UPT-nya di masing-masing kecamatan,” katanya.

Untuk mengatasi ketersediaan  bahan pangan, dia mengambil langkah-langkah untuk menghimbau para petani agar menyimpan sebagian hasil produksi untuk persediaan sampai musim panen berikutnya.  Dan menghimbau agar para petani sebaiknya tidak menjual hasil panen padi ke luar Pulau Lombok. Serta Memanfaatkan Alat mesin pertanian pra dan pasca panen secara lebih optimal.

“Kita juga meminta agar para petani memanfaatkan fasilitas Asuransi UsahaTani Padi (AUTP) dan KUR (Kredit Usaha Rakyat ) yang disediakan Pemerintah melalui Kementan RI secara optimal. Selanjutnya mengkoordinasikan dengan pihak terkait agar akses penyediaan dan distribusi pupuk dipermudah dan cukup sesuai kebutuhan petani,” terangnya.

Dari hasil pantauan yang dilakukan Dinas Pertanian Lobar di petani. Ditemukan benar adanya sebagian para petani menyimpan gabahnya baik di gudang atau tempat penyimpanan sementara.

“Lumbung mereka itu menjadi salah satu kekuatan persiapan pangan kita di tingkat petani terlebih profitas dan hasil petani untuk Gabah Kering Panen (GKP) cukup bagus rata-rata 6-7 ton per hektar. Angka profitas itu jika kita kaitkan dengan jumlah masyarakat Lobar kesediaan beras di Lobar cukup bahkan lebih,” akunya.

Lanjut kata dia, sampai bulan Juni 2020 persediaan beras mencapai 52 ribu ton lebih dan kebutuhan dengan jumlah masyarakat mencapai 42 sampai 43 ribu ton.

“Berarti masih ada kelebihan yang kita miliki, termasuk ketersediaan jagung  tahun ini surplus, bahkan produksinya cukup baik dan meningkat,” jelasnya.

Menurut dia, jika pun akan diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  untuk tiga sampai empat bulan ke depan kebutuhan pangan masih cukup untuk di Lombok Barat. Bahkan Kabupaten Lombok Barat merupakan penyangga bagi masyarakat Kota Mataram untuk ketersediaan bahan pangan.

Dia berharap kepada para petani tetap berkoordinasi secara intensif dengan Tim  Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Lobar dan pihak TNI/POLRI dalam rangka mengamankan harga pangan di tingkat lapangan tetap stabil. (Diskominfotik, Sumber : Humas Protokol)

WARGA LOBAR YANG PULANG DARI LUAR DAERAH DAN LUAR NEGERI DI SCREENING DI SKB

Gerung – Diskominfotik,  warga Lombok barat yang pulang dari luar daerah dan luar negeri melalui pelabuhan  Lembar maupun  bandara  Internasional Zaenudin Abdul Majid Lombok sesuai Protokol Penanganan Covid 19 di bawa ke SKB Gunungsari untuk dilakukan screening, warga yang memiliki indikasi gejala terinfeksi covid 19 akan dikarantina, sedangkan orang tanpa gejala dipulangkan dengan ketentuan tetap menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Demikian diungkap Kepala Dinas perhubungan HM Najib saat ditemui media ini Selasa, (28/4/20).

Dari hasil pendataan yang dilakukan melalui posko bandara dan pelabuhan,  terdapat 994 warga Lobar yang pulang dari luar negeri maupun luar daerah.

“Posko yang kami siapkan di bandara dan pelabuhan, ada sekitar 1000 warga Lobar yang pulang dari luar daerah dan luar negeri (eks PMI),” jelasnya.

Kebanyakan kata Najib, mereka dari luar daerah. Sedangkan jamaah kloster Goa tidak termasuk karena mereka sudah terlebih dahulu pulang. Sejak awal penularan virus Corona di NTB, pihaknya menyiapkan posko di bandara dan pelabuhan untuk mencatat warga Lobar.

Pihaknya menyiagakan petugas dan kendaraan di masing-masing tempat penjemputan hingga 24 jam. Setiap warga datang didata, dari mana dan kemana tujuannya. Sekaligus Nomor HP warga juga direkap. Data ini kata dia, sangat membantu Dikes dalam penanganan, dengan mengarahkan puskesmas menelusuri warga di masing-masing tempat tinggal warga. Bahkan kata dia, Pihaknya bisa mendeteksi warga yang diketahui pasien positif ketika pulang pertama kali dari pelabuhan. Selaim itu, mendeteksi warga yang baru pulang kerja di kapal pesiar dari luar negeri.

“Ini kami arahkan langsung screening, jadi cepat bisa dideteksi” imbuhnya.

Pun diakuinya, data warga yang pulang jauh lebih lengkap dibandingkan daerah lain. Namun karena pelayanannya di tutup untuk komersial dan pelabuhan tak melayani penerbangan penumpang,  maka pihaknya pun menarik kendaraan dan petugas dari bandara dan pelabuhan.

“Kami juga membantu pengangkutan warga yang dari luar daerah ke puskesmas atau SKB ataupun ke sanggar belajar,” terang dia. (Ihn)

Keputusan Bersama Bupati, Ketua DPRD, Dandim 1606, Polres Lombok Barat, Polres Kota Mataram, Kepala Kementerian Agama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lombok Barat.

Tentang Pembatasan Kegiatan Sosial dalam Rangka Ikhtiar Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Wilayah Kabupaten Lombok Barat.

Korban Terpapar Covid-19 Melonjak, Gugus Tugas Lombok Barat Libatkan 25 Penyidik

Giri Menang, 28 April 2020–Melonjaknya korban Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) membuat Gugus Tugas Lombok Barat penanganan Covid-19 terus melakukan berbagai upaya sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 lebih luas. Salah satunya dengan terus berupaya melakukan pembatasan kegiatan sosial dengan melibatkan 25 orang penyidik kepolisian.

“Gugus Tugas Lombok Barat akan berupaya lebih tegas untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya penyebaran wabah Covid-19, selanjutnya akan melakukan pengawasan, evaluasi dan penindakan. Penindakan kalau masyarakat masih “pagah” (bandel) dengan melibatkan 25 penyidik kepolisian untuk ditindak,” kata Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus Satriyo Wibowo saat memberikan arahan di Posko Gugus Tugas Covid-19 di Bencingah Agung, Senin (27/04/).

Di hadapan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Lombok Barat kapolres mempertegas, apabila ada masjid yang ditemukan masyarakat masih “pagah” melakukan Sholat Jum’at dan Tarawih, maka akan dilakukan penindakan.

“Setiap orang atau pihak yang tidak mematuhi keputusan bersama ini dan menghalang-halangi serta memprovokasi orang lain untuk tidak mematuhinya, maka dapat kita kenakan sanksi hukum yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya.

Ketegasan Gugus Tugas Lombok Barat ini beralasan karena masyarakat yang terpapar Covid-19 di Lombok Barat terus bertambah dari yang semula satu digit kecil menjadi dua digit. Data dari press release Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan, per 27 April 2020 di Lombok Barat, 32 Orang Positif terkena Covid-19, 3 orang sembuh, 47 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 57 Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Bupati Lobar H.Fauzan Khalid menyampaikan sejauh mana tindakan pemda terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan membentuk satuan gugus tugas untuk melakukan pembatasan kegiatan sosial masyarakat di Lombok Barat. Di mana keputusan bersama ini ditandatangani oleh Bupati Lombok Barat, Dandim 1606/Lobar, Kapolres Lombok barat, Ketua DPRD Lombok Barat, Kementerian Agama Lombok Barat dan Ketua MUI Lombok Barat.

“Jadi masjid kalau adzan boleh dan bahkan harus menurut saya, karena dari sanalah kita mengetahui waktu sholat. Dan yang kita larang itu adalah keramaian,” katanya.

Dalam rapat tersebut kata dia, apa yang dilakukan terkait dengan pembatasan kegiatan keagamaan di masjid saat bulan Ramadhan jalan, termasuk tempat keramaian yang lain itu lebih mudah dicegah karena lebih memiliki legitiminasi yang lebih.

“Kalau tutup total, saya kira kita berlebihan. kita cegah keramaian atau perkumpulan orang saja yang menyebabkan cepat penularannya,” jelasnya.

Dari data yang diperoleh dari TNI, dia menyebutkan, ada masjid yang masih melaksanakan ibadah Sholat Jum’at dan Tarawih di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Labuapi ada 8 masjid, Narmada 19 masjid, Lingsar 2 masjid, Batu Layar 48 masjid dan ada beberapa masjid belum masuk datanya.

SATU PASIEN POSITIF COVID-19 RSUD TRIPAT SEMBUH DAN DIPULANGKAN

Gerung, Diskominfotik-Walaupun angka kasus positif Covid-19 terus merangkak naik atau bertambah, kerja keras petugas medis RSUD Tripat Kabupaten Lombok Barat, membuahkan hasil yang cukup melegakan. Mereka sukses menyembuhkan satu pasien covid-19 yang masih dirawat diruang isolasi RSUD Tripat.

Pemulangan pasien R (62) merupakan kluster Gowa, yang berasal dari Desa Montong Are Kecamatan Kediri itu pun berlangsung dalam suasana keharuan dan kegembiraan, Selasa (28/04/2020).

Tak seperti pemulangan pasien lainnya, kepulangan warga Kediri ini dilakukan secara istimewa oleh para petugas medis RSUD Tripat.

R, pasien berusia 62 tahun ini tak bisa menahan haru saat menjumpai deretan perawat dan pegawai RSUD Tripat yang mengiringnya hingga masuk ke dalam Mobil Ambulance. Mereka sengaja berkumpul didepan ruangan itu untuk menyampaikan salam perpisahan dan mengantarkan pasien covid19 itu pulang.

“Saya tak bisa berkata apa-apa. Terima kasih sudah merawat saya sampai sembuh. Semoga Allah membalas kebaikan semua pegawai rumah sakit ini,” kata R.

Direktur RSUD Tripat drg. Arbain Ishak, MM mengatakan, pasien ini masuk ke RSUD Tripat sejak tanggal 9 april 2020 sekital 3 pekan lalu. Pasien ini telah melalui prosedur yang ketat sehingga bisa dipulangkan.

“Pasien ini, sudah melalui dua kali swab dengan hasil terakhir negatif, pasien ini dinyatakan sembuh namun tetap sesampainya di rumah untuk menjalani isolasi mandiri selama 14 hari dan dipantau oleh tim dari puskesmas Kediri,” Ungkapnya.

Dikatakannya pula, berdasarkan release yang diterbitkan Pemetintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat 35 orang yang berasal dari Kabupaten Lombok Barat terpapar positif covid-19 dan yang dinyatakan sembuh setelah melaui dua kali swab dan hasilnya negativ (Sembuh) diperbolehkan untuk pulang berjumlah 5 orang dari Rumah Sakit berbeda beda, termasuk bapak R’ dari Desa Montong Are Kecamatan Kediri dengan membawa surat keterangan kesembuhan covid-19, dan masih dalam perawatan 30 orang. Kata drg. Arbain.

”  Dan tadi malam tanggal 27 April 2020 tujuh orang berasal dari Kecamatan Batulayar masuk ruang isolasi, sehingga di Ruang isolasi RSUD Tripat sendiri terdapat 15 orang positif covid-19 yang berasal dari Kecamatan Gerung, Kuripan, Sekotong dan Batulayar,”Imbuhnya.

Camat Kediri Hermansyah yang turut hadir menjemput kepulangan warganya, sangat bersyukur dan sangat berterimakasih atas bantuan dari semua tenaga kesehatan khususnya Puskesmas Kediri dan RSUD Tripat Gerung yang telah merawat pasien R’ ini sehingga hari ini (28/04) bisa dipulangkan dalam keadaan sembuh.

Ia juga berpesan dan mengingatkan kepada masyarakat agar selalu mentaati  anjuran pemerintah, menerapkan protokol kesehatan, dengan saling menjaga jarak (physical distancing), rajin mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir, berdiam dirumah keluar seperlunya dan selalu terapkan pola hidup bersih,”Tambahnya. (Diskominfotik/L.Angge)

TERKAIT VIDEO NASI BASI, BUPATI LOMBOK BARAT AKAN DALAMI

Giri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid berjanji akan mendalami sumber dan kebenaran isi video yang beredar, bahwa masyarakat yang dikarantina untuk pencegahan penyebaran Covid-19 itu diberi makan Nasi basi.

Seperti beredar di beberapa group WhatsApp, nampak di video itu beberapa warga karantina mengeluhkan nasi yang dikirimkan untuk mereka makan. Saat dikonfirmasi, Bupati Fauzan Khalid mengaku belum mengetahui pasti terkait video tersebut, namun dirinya tidak akan tinggal diam untuk mencari tahu kebenaran informasi itu.

“Saya belum terima Informasi itu, tapi akan kami dalami kebenarannya. Karena fasilitas karantina sudah kita jamin bagus, begitu juga pelayanan,” ungkapnya, Sabtu (25/04/2020).

Dia mengatakan, kalaupun dirinya belum mengetahui kebenaran informasi tentang video itu, namun pasti akan meng-kroscek, karena yang menangani konsumsi (makan) untuk masyarakat yang dikarantina adalah Dinas Sosial Lombok Barat.

“Itu pun, makanan yang diberikan ke masyarakat khususnya yang di karantina dipesan lewat catering,” kata dia.

Fauzan menegaskan, seandainya itu benar, maka tempat memesan (catering) makanan yang akan menerima konsekuensi, yakni pindah tempat mesan.

“Iya konsekuensinya, kami tidak lagi percaya ke perusahaan catering tersebut,” ujarnya.

Fauzan mengaku, sebelumnya alumni Ijtimak Gowa itu pernah minta disiapkan kompor dan kebutuhan lainnya untuk mereka masak. Tapi, pemerintah memiliki pertimbangan sehingga tidak di izinkan.

“Saya tidak izinkan karena banyak pertimbangan, termasuk keamanan,” tegasnya.

Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Lalu Martajaya yang dikonfirmasi via telpon menyayangkan peredaran video tersebut. Martajaya menuturkan bahwa kejadian di video tersebut berlangsung kemarin.

“Saat diantarkan, karena diperiksa dan memang ada keluhan, langsung kita ganti saat itu juga. Mungkin karena ada sayur yang bahan bakunya dari parutan kelapa yang diolah agak lama dari penyajian, tapi langsung diganti saat itu juga,” terang Martajaya.

Untuk menu makanan, tegas Martajaya, pihaknya menerima list dari Dinas Kesehatan menu apa saja yang pas untuk disuguhkan. Penyuguhannya diserahkan ke dua usaha catering yang saat ini berdekatan dengan tempat karantina di Sanggar Mutu Gerung dan Sanggar Kegiatan Belajar Gunung Sari. Untuk bulan Ramadhan ini, penyajian makanan menyesuaikan. Dinas Sosial menyiapkan paket takjil, menu buka puasa, snack, dan juga untuk sahur.

“Untuk kasus di video itu, sesudah diganti, mereka makan dengan lahap kok. Tidak ada lagi keluhan,” tegas Martajaya.

Untuk karantina di Sanggar Mutu, diterangkan oleh Bupati Lombok Barat, saat ini sebanyak 40- an orang di karantina tapi angka itu fluktuatif.

“Ada yang dikirim ke Rumah Sakit jika hasil Swabnya positif. Terhadap hasil rapid test reaktif, dikirim ke Sanggar Mutu Gerung untuk di karantina. Jika hasil Swab negatif, mereka langsung dipindah ke SKB Gunungsari untuk di karantina selama 14 hari,” terang Fauzan Khalid.

Sedangkan yang dinyatakan hasil Swab positif, imbuh Fauzan, petugas langsung menangani di Rumah Sakit sampai sembuh.

“Kita mau massif lakukan ravid test dan akan lebih massif lagi. Itulah sebabnya beberapa Gedung milik Pemprov NTB yang ada di Lobar kebetulan lagi kosong, seperti Bapelkes di Lingsar, Gedung Petirahan Dinsos Provinsi di Selat Narmada dan beberapa SMK yang punya penginapan, kita siapkan untuk tempat karantina,” katanya.

Sayangnya, aku Fauzan, yang jadi persoalann adalah komunikasi di tingkat Pemda yang sudah oke, namun tindaklanjut di bawah yang sulit dengan alasan macam-macam.

Sumber : Humas Lombok Barat

TERKAIT VIDEO NASI BASI, BUPATI LOMBOK BARAT AKAN DALAMIGiri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 26 April 2020

1 25 26 27 28 29