Perangi Corona, Damkar Lombok Barat Semprot Disinfektan di Ruas Jalan Wisata

Giri Menang, 20 April 2020-Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Lombok Barat (Lobar) melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus vorona atau Covid-19.

Penyemprotan itu dilakukan di pusat pelayanan publik, perkantoran, tempat karantina covid-19 dan wilayah obyek wisata. Selain itu, ruas-ruas jalan dan ruang publik di wilayah Kabupaten Lobar.

”Dinas Damkar sendiri sudah melakukan penyemprotan di beberapa lokasi, di antaranya di wilayah ruas jalan obyek wisata Senggigi seperti di Kecamatan Batulayar, Kecamatan Sekotong, Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar,” ungkap Kepala Dinas Damkar Moh. Sahlan di Ruang Kerjanya , Senin,(20/4/2020).

Selain di ruas jalan wisata yang ada di Lobar, tegas Sahlan, penyemprotan juga dilakukan di tempat karantina di Sanggar Mutu Belajar yang ada di Kecamatan Gerung. Dan juga di Pantai Sosial Perlindungan dan Petirahan Sosial Anak (PSPPSA) “Sasambo Matupa” yang ada di Desa Selat Nramada yang dilakukan untuk tempat isolasi mandiri.

“Bahkan di Kecamatan Gunungsari kita melakukan kedua kalinya bersama dengan TNI/Polri, BPBD dan lapisan masyarakat beberapa waktu lalu setelah apel siaga bersama,” terangnya.

Selain itu, penyemprotan juga dilakukan di pasar lilir Gunungsari, kemudian di Kecamatan Kediri meliputi sekolah-sekolah.

“Penyemprotan dilakukan atas permintaan dari masyarakat melalui BPBD Lobar dan menyiapkan disinfektan dan Damkar sendiri menyiapkan mobil penyemprotan dan personil,” tegasnya.

Penyemprotan dilakukan dengan cara mencampurkan cairan disinfektan dilarutkan dengan air dan disemprotkan oleh mobil damkar. Mobil yang dipakai 2 mobil dan 1 mobil untuk penyuplai air yang berisikan sekitar 3.000 liter.

“Banyak permintaan dari masyarakat, namun kendala di BPBD sendiri ialah bahan disinfektan masih terbatas,”keluhnya.

Sumber : Humas Lombok Barat

Perangi Corona, Damkar Lombok Barat Semprot Disinfektan di Ruas Jalan WisataGiri Menang, 20 April 2020-Dinas Pemadam…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Senin, 20 April 2020

KUNJUNGI TUAN GURU, FAUZAN JELASKAN PENULARAN COVID 19

Giri Menang, 19 April 2020 – Terkait dengan fatwa Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) tentang penyelenggaran Ibadah Shalat Jum’at untuk diganti dengan Shalat Zuhur sebagai upaya pencegahan merebaknya Covid 19 yang masih memantik perdebatan di tengah masyarakat, Bupati Lombok Barat akhirnya turun mengunjungi para tuan guru yang masih berpegang pada pendapat harus menyelenggarakan ibadah Shalat Jum’at.

Bersama Sekretaris Daerah H. Baehaqi, Kalaksa BPBD Mahnan, dan Kasat Pol PP Baiq Yeni S. Ekawati, dan Plt Kabag Humas Protokol Saiful Ahkam, kali ini Fauzan menyempatkan diri mengunjungi Pimpinan Pondok Pesantren Riyadhussibyan Lendang Re Desa Lembah Sari Kecamatan Batulayar, TGH. Hanafi. Kunjungan tersebut dilakukan Fauzan di sela-sela melakukan monitoring ke Pos Komando (Posko) Penanganan Covid 19 di Kecamatan Gunung Sari dan Kecamatan batulayar, Sabtu malam (18/4/2020).

Bupati dan rombongan disambut langsung oleh tokoh sepuh Kecamatan Batulayar dan mengajak rombongan langsung masuk ke masjid pesantren. Mungkin karena tahu maksud kedatangan rombongan, TGH. Hanafi langsung membacakan sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang memiliki arti bahwa manusia hanya boleh takut kepada Allah, bukan virus Corona.

Mendengar hal tersebut, jebolan dua pesantren dan juga menganggap TGH. Hanafi adalah gurunya, pun berdiskusi dengan pimpinan pesantren tersebut. Diskusi mereka nampak sangat akrab dan penuh kekeluargaan.
“Takut itu hanya kepada Allah, bukan kepada virus Corona,” ulang TGH. Hanafi.

Karena itu, dirinya tetap menyelenggarakan ibadah Shalat Jum’at di masjid dan menyarankan jama’ahnya untuk juga tetap beribadah shalat Jum’at.

“Kita sebelum shalat itu kan sudah mandi, wudhu. Jadi sebelum ke masjid, kita ini sudah bersih,” terang TGH. Hanafi.

Mendengar hal tersebut, Fauzan dengan senyum meminta waktu kepada ulama’ sepuh itu untuk memperdengarkan pandangan ulama’ besar Pulau Lombok yang juga mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH. Zainul Madjdi yang pandangannya sedang viral di media sosial. Fauzan pun lalu meminta putra TGH. Hanafi juga bisa memperdengarkan dan mempertontonkan pandangan ulama’-ulama’ lain yang banyak beredar di media sosial tentang mengapa harus menghindari bahaya virus Corona.

“Masalahnya bukan pada mandi dan wudhu, tapi cara penyebaran dan penularan virus ini. Virus ini banyak menular melalui percikan ludah saat bicara, sentuhan tangan saat bersalaman, dan bahkan menyentuh sesuatu yang pernah digunakan atau disentuh oleh orang yang tertular virus ini. Itu mengapa kita menghimbau agar semua masjid menggulung karpetnya karena bisa jadi virus itu menempel di karpet yang pernah dipakai oleh orang yang tertular tapi tidak disadarinya,” papar Fauzan.

Kata Fauzan, saat ibadah shalat Jum’at, orang berkerumun dalam shaf yang dekat sehingga sulit terhindarkan dari penularan jika ada jama’ah yang membawa Covid 19 ini.

“Belum lagi penularan di Pulau Lombok ini banyak didapatkan dari cluster Gowa. Jama’ah ini mungkin tidak tahu dirinya tertular dan membawa virus, terus shalat berjama’ah bersama kita,” terang Fauzan.

Jadi kata Fauzan, dengan menyebutkan sebuah dalil dalam usul fiqh yang menyatakan bahwa ibadah itu juga jangan sampai melahirkan mudarat buat diri sendiri dan memudaratkan orang lain, maka mestinya para ulama’ mempertimbangkan untuk tidak menyelenggarakan shalat Jum’at.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga menjelaskan bagaimana akibatnya jika penyebaran Covid 19 ini makin meluas.

“Jumlah tenaga kesehatan kita sangat terbatas. Fasilitas kita sangat terbatas. Bila terjadi lonjakan pasien, kita pasti akan sangat kesulitan karena keterbatasan itu. Belum lagi dengan APD (alat pelindung diri, red) bagi tenaga kesehatan kita yang sangat terbatas. Kasihan mereka,” ujar Fauzan Khalid.

Selain keterbatasan tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, dan APD, Fauzan juga meminta kepada TGH. Hanafi dan para ulama’ lainnya merenungkan beban pemerintah hanya untuk menanggulangi masalah penyebaran Corona jika masyarakat tidak mengindahkan himbauan.

“Jika seseorang sudah dinyatakan positif, maka wajib ditelusuri riwayat kontaknya dengan siapa saja. Hasil penelusuran itu terus ditindak lanjuti dengan rapid test, terus di swab kalau ada yang reaktif atas hasil rapid test.

Jika positif, ditelusuri lagi, di-rapid test lagi, di-swab lagi, terus seperti itu. Bayangkan berapa jumlah anggaran yang dihabiskan pemerintah untuk hal yang kita anggap saja sia-sia. Kan lebih baik untuk penanganan ekonomi,” papar Fauzan menyebutkan biaya per test rapid dan swab.
Mendengar penjelasan panjang bupati, TGH. Hanafi nampak berfikir. Sepertinya dirinya pun masih sulit menerima penjelasan tersebut.

Sampai rilis terakhir, Ahad (19/4/2020), jumlah pasien postif di Kabupaten Lombok Barat ada 9 orang, namun 1 orang dinyatakan sembuh dan telah dipulangkan ke rumahnya. Terjadi penambahan 1 orang di hari ini dari jumlah total pasien positif di dua hari sebelumnya, yaitu pasien nomor 56 atas nama M (perempuan 48 tahun) asal Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar. Ibu ini diketahui memiliki kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa Sulawesi dan diduga tertular dari orang tersebut. Jadi sampai hari ini, ada 8 orang pasien positif dari 36 orang pasien dalam pengawasan (PDP). Dari 36 orang PDP tersebut, 4 orang telah melewati masa pengawasan, 1 orang PDP meninggal dunia namun dipastikan negatif dari virus Corona, dan 32 orang masih dalam pengawasan. Sampai hari ini juga, Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Lombok Barat juga mencatat ada 588 orang dalam pemantauan (ODP) di mana 515 orang dinyatakan telah selesai dalam pemantauan. Dinas ini juga mencatatkan sampai hari Jum’at lalu (17/4/2020) telah memeriksa 149 orang dari yang telah melakukan perjalanan ke Gowa dan 107 orang dinyatakan negatif. Sisianya 42 dinyatakan reaktif terhadap hasil rapid test yang dilakukan sehingga membutuhkan test swab.

Sumber : Humas Lobar

KUNJUNGI TUAN GURU, FAUZAN JELASKAN PENULARAN COVID 19Giri Menang, 19 April 2020 – Terkait dengan fatwa Majelis Ulama’…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 19 April 2020

BUPATI LOMBOK BARAT, “SAYA YAKIN PARA TUAN GURU BELUM SEPENUHNYA FAHAM BAHAYA COVID 19”.

Giri Menang, 19 April 2020 – Masih banyaknya masyarakat yang bersikukuh menyelenggarakan ibadah shalat Jum’at, membuat Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid berkesimpulan bahwa masyarakat, bahkan para tuan guru belum seluruhnya memahami bahaya Covid 19 dan cara penularannya.

“Terutama para tuan guru yang menjadi panutan masyarakat, sekiranya mereka diberikan penjelasan bahaya Covid 19 dengan cara penularannya, saya yakin pendapat mereka akan sama (tentang ibadah sholat Jum’at, red), karena sebenarnya ilmu agama mereka sama,” terang Bupati saat melakukan monitoring di Pos Komando (Posko) Penanggulangan Covid 19 Kecamatan Gunung Sari, di Aula Rapat Kantor Camat Gunung Sari, Sabtu Malam (18/4/2020).

Fauzan justru heran karena menurutnya, patron pendidikan agama di Pulau Lombok sesungguhnya paling tidak terpusat di Pancor Lombok Timur dan Kediri Lombok Barat di mana di dua tempat tersebut para tuan gurunya justru sepakat tidak menyelenggarakan shalat Jum’at dan menggantinya dengan shalat Zuhur.

“Para Tuan Guru di dua tempat tersebut telah memahami fatwa MUI dan tidak menyelenggarakan ibadah shalat Jum’at dan menggantinya dengan shalat zuhur. Nah ini agak mengherankan, apalagi untuk Kecamatan Gunung Sari dan Kecamatan Batulayar, biasanya kiblat ilmu keagamaannya ke dua tempat itu karena dulu mengajinya di dua tempat itu,” imbuh Fauzan.

Salah seorang Kepala Desa yang hadir pada kunjungan itu mensinyalir, setiap desa memang memiliki patron ke tuan guru yang ada di desanya masing-masing.
“Tuan guru di desa kami juga belum menganggap situasi saat ini mengharuskan kita untuk tidak menyelenggarakan shalat Jum’at. Menurut beliau, siapapun yang akan ibadah shalat Jum’at pasti mandi, wudhu, jadi sudah bersih dari virus,” aku Kepala Desa tersebut.

Kalau soal orang berkumpul, imbuhnya meneruskan pendapat tuan guru di tempatnya, kenapa justru pasar tidak ditutup, padahal di sana lebih banyak lagi kerumunan orang.
Kepala Desa lainnya pun menyampaikan kesulitan lapangan yang ditemuinya untuk masalah Jum’atan tersebut.

“Terutama untuk masjid yang berada di pinggir jalan, ini agak menyulitkan. Kalaupun tidak ada Jum’atan di masjid tersebut, jama’ah malah ke tempat lain sehingga terjadi penumpukan di masjid lainnya. Kita sudah menempelkan himbauan dalam bentuk spanduk, namun masyarakat luar yang justru meminta agar tetap menyelenggarakan Jum’atan,” kata Kepala Desa yang wilayahnya berbatasan dengan wilayah Kota Mataram itu.

Menurut Bupati Lombok Barat terkait dengan perbandingan antara perlakuan antara masjid dengan pasar, justru menyesalkan pandangan tuan guru tersebut.

“Seharusnya dalam membandingkan, harus setara. Masjid dengan masjid. Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah saja ditutup. Bahkan ibadah umrah pun ditutup, dan ada kemungkinan ibadah haji tahun ini tidak dilaksanakan. Jadi, kalau di Makkah dan Madinah saja ditutup, apalagi masjid di sini. Kalau pasar, itu denyut nadi ekonomi. Kalau pasar ditutup, ekonomi kita mati. Jangan karena kita tidak mau mati akibat Corona, tapi malah mematikan ekonomi kita. Mati perekonomian kita (jika pasar ditutup, red),” terang Fauzan panjang lebar sambil meminta semua yang hadir menonton video dan menyebarkan pendapat mantan Gubernur NTB yang juga seorang ulama’ besar di Pulau Lombok, yaitu TGH. Zainul Madjdi mengenai cara memahami agama Islam di tengah wabah Covid 19.
Persoalannya kata Fauzan, ada pada cara penyebaran virus Corona yang bisa tertular dengan percikan ludah ketika bercakap-cakap, atau penyebaran virus melalui jabat tangan.
“Kalau di pasar, kita masih bisa menjaga jarak, tidak perlu bercakap-cakap lama dan bisa menghindari siapapun. Kalau di masjid, kan sulit?,” tanya balik Fauzan.

Dengan kondisi seperti itu, mantan Ketua KPUD NTB itu meminta agar para Kepala Puskesmas bisa lebih aktif mensosialisasikan bahaya Covid 19 ini.

“Sebagai contoh saat MUI Lombok Barat bermusyawarah untuk mengeluarkan fatwa tentang shalat Jum’at, terlebih dahulu dipaparkan dari aspek kesehatan sehingga para ulama’ bisa mengambil kesimpulan secara lebih komprehensif, termasuk dari aspek kesehatan,” terang Fauzan.

Berdasarkan hasil pantauan di dua kecamatan tersebut, persoalan ibadah Shalat Jum’at yang diganti dengan Shalat Zuhur memang menjadi polemik di tengah masyarakat.

“Di sini masih sulit untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat karena para tuan guru pun masih berpendapat bahwa kondisi jama’ah belum ada yang tertular,” terang Camat Gunung Sari Mudassir yang hadir menemui tim kabupaten tersebut.

Masih menurut Mudassir, jumlah Masjid se-Kecamatan Gunung Sari adalah 96 masjid dan hanya dua yang tidak menyelenggarakan shalat Jum’at. Serupa dengan itu laporan Camat Batulayar Syahrudin kepada Bupati, jumlah masjid di Kecamatan Batulayar adalah 53 masjid, namun masih ada 11 masjid yang menyelenggarakan ibadah mingguan tersebut.

“Kita akan coba kunjungi para tuan guru tersebut dan menjelaskan masalah ini,” pungkas Bupati sebelum mengakhiri kunjungannya.

Dalam kunjungan monitoringnya, Fauzan didampingi oleh Sekretaris Daerah H. Baehaqi, Kalaksa BPBD Mahnan, Kasat Pol PP Baiq Yeni S. Ekawati, dan Plt. Kabag Humas Protokol Saiful Ahkam. Mereka ditemui oleh Camat dan beberapa Kepala Perangkat Daerah yang diserahi tanggung jawab koordinasi di tingkat kecamatan. Di Kantor Camat Gunung Sari, rombongan kecil itu juga ditemui oleh setidaknya tiga orang Kepala Desa yang sengaja hadir menemui Bupati.

Sampai rilis terakhir, Ahad (19/4/2020), jumlah pasien postif di Kabupaten Lombok Barat ada 9 orang, namun 1 orang dinyatakan sembuh dan telah dipulangkan ke rumahnya. Terjadi penambahan 1 orang di hari ini dari jumlah total pasien positif di dua hari sebelumnya, yaitu pasien nomor 56 atas nama M (perempuan 48 tahun) asal Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar. Ibu ini diketahui memiliki kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa Sulawesi dan diduga tertular dari orang tersebut. Jadi sampai hari ini, ada 8 orang pasien positif dari 36 orang pasien dalam pengawasan (PDP). Dari 36 orang PDP tersebut, 4 orang telah melewati masa pengawasan, 1 orang PDP meninggal dunia namun dipastikan negatif dari virus Corona, dan 32 orang masih dalam pengawasan. Sampai hari ini juga, Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Lombok Barat juga mencatat ada 588 orang dalam pemantauan (ODP) di mana 515 orang dinyatakan telah selesai dalam pemantauan. Dinas ini juga mencatatkan sampai hari Jum’at lalu (17/4/2020) telah memeriksa 149 orang dari yang telah melakukan perjalanan ke Gowa dan 107 orang dinyatakan negatif. Sisanya 42 orang dinyatakan reaktif terhadap hasil rapid test yang dilakukan sehingga membutuhkan test swab.

Sumber : Humas Lobar

BUPATI LOMBOK BARAT, “SAYA YAKIN PARA TUAN GURU BELUM SEPENUHNYA FAHAM BAHAYA COVID 19”.Giri Menang, 19 April 2020 –…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 19 April 2020

Covid-19, Stok Pangan di Lombok Barat Aman Hingga Akhir Tahun

Giri Menang, 17 April 2020-Ketahanan pangan daerah menjadi isu yang tak kalah menariknya untuk menjadi prioritas utama bagi kelangsungan hidup masyarakat, terlebih di tengah penyebaran Covid-19 yang saat ini tengah diusahakan pemerintah untuk menekan cakupan penyebarannya. Namun persoalan yang menjadi hajat hidup orang banyak ini tidak terlalu dikhawatirkan khususnya di Kabupaten Lombok Barat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Daerah (DKPD) Kabupaten Lombok Barat Rahman Sahnan Putra memberi garansi jika Ketahanan Pangan Daerah di Lombok Barat khususnya masih aman setidaknya untuk akhir tahun 2020 ini. Setelah pihaknya menghitung berdasarkan peta kebutuhan cadangan pangan di Lombok Barat, kebutuhan akan beras dikatagorikan aman di Lombok Barat sebesar 65 ton.
“Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI No 11/2020 kebutuhan pangan (beras, red) kita di Lombok Barat sebanyak 65 ton. Termasuk ketersediaan beras saat ini di gudang pangan Lombok Barat sebanyak 14 ton. Kita usulkan lagi ke pusat sebanyak 50 ton. Dengan demikian stok beras kita hingga akhir tahun ini di Lombok Barat bisa terpenuhi,” kata Rahman Sahnan Putra ditemui usai gelar Zikir dan doa serangkaian peringatan HUT ke 62 Kabupaten Lombok Barat di Bencingah Agung, Kantor Bupati Lombok Barat, Jumat (17/4).

Kecuali itu, mantan Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat ini juga menyebut, pemerintah pusat melalui Departemen Sosial RI akan menyiapkan cadangan beras bagi masing-masing kabupaten/kota se Indonesia termasuk Kabupaten Lombok Barat sebanyak 100 ton. Rahman menilai, ketersediaan stok beras yang cukup akan sangat membantu kebutuhan pangan masyarakat. Meskipun terjadi hal-hal buruk sekalipun dengan musibah Covid-19 ini, ia meyakini stok beras di Lombok Barat tetap aman.

Menghadapi penyebaran Covid-19 dengan segala kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, ia bersama jajarannya di DKPD Lobar tidak berdiam diri. Berbagai inovasi dilakukannya. Salah satunya dalam waktu dekat ini akan dilaunching “Toko Tani Online”. Toko Tani Online dimaksud Rahman yakni toko yang siap menyediakan segala kebutuhan pokok bagi masyarakat seperti beras, daging, gula dan lainnya.
“Masyarakat maupun ASN ataupun siapa saja bisa memanfaatkan Toko Tani Online ini dengan transaksi jual beli secara online. Kita juga siap antar ke lokasi pemesanan dengan harga yang sama dengan harga pasar. Masyarakat tidak perlu keluar ke pasar apalagi situasi saat ini pembatasan untuk keluar rumah. Saat ini kita lagi persiapan untuk itu dan jika sudah siap tinggal kita launching,” kata Rahman.

Inovasi lainnya yang digagas DKPD Lobar tahun 2020 ini apa yang disebutnya Gerhana Pagi (Gerakan Ketahanan Pangan dan Gizi). Gerhana Pagi ini kata Rahman kebih bersifat upaya pemberdayaan kepada masyarakat terutama gerakan ketahanan pangan yang dimulai dari aksi keluarga dengan menanam berbagai macam kebutuhan akan pangan dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing.
“Saat ini kita sudah membuat beberapa pilot project dengan pembagian zonasi atau percontohan di wilayah selatan yakni di Desa Batu Putik, Kecamatan Sekotong, wilayah utara di Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar dan di wilayah Tengah di Desa Langko, Kecamatan Lingsar. Ketiga desa dimaksud akan tetap kita kawal agar bias menjadi contoh bagi semua desa,” ujar Rahman.

Rahman menambahkan, di masing-masing desa yang menjadi pilot project tersebut diarahkan optimalisasi pemanfaatan pekarangan bisa dilakukan seperti menanam sayur-mayur, beternak unggas bahkan pengadaan bibit bisa disiapkan dari pemerintah.
“Hal-hal seperti ini nanti bisa dikembangkan oleh keluarga ataupun kelompok masyarakat lainnya dan hasilnya bisa kita bantu memasarkannya melalai Toko Tani online,” terang Rahman.

Rahman mengingatkan masyarakat untuk tetap berproduksi tiada henti dan tentu masyarakat juga harus tetap memperhatikan standar Operasional Prosedur (SOP) kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Teruslah berinovasi dengan pemberdayaan pekarangan sebagai tanaman pangan keluarga bagi penguatan ketahanan pangan daerah dan ketahanan pangan nasional,” tutupnya.

Sumber : Humas Lobar

Covid-19, Stok Pangan di Lombok Barat Aman Hingga Akhir Tahun Giri Menang, 17 April 2020-Ketahanan pangan daerah…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Jumat, 17 April 2020

HUT LOMBOK BARAT KE 62 DISELENGGARAKAN DENGAN STANDAR PROTOKOL PENCEGAHAN COVID 19

Gerung-Diskominfotik, 17 April 2020 Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Barat ke 62 diselenggarakan  dengan sederhana di halaman Bencingah Agung dengan memperhatikan Standar Protokol pencegahan covid 19 Jumat 17 April 2020.

HUT Lombok Barat ke 62 ini hanya diisi dengan doa bersama semoga  musibah berupa wabah virus covid 19 ini segera berakhir agar masyarakat Lombok Barat khususnya dan bangsa Indonesia kembali normal seperti sedia kala dengan cara duduk bersila dengan memperhatikan jarak sesuai standar protocol pencegahan covid 19 dihalaman Bencingah Agung Kantor Bupati Limbok Barat.

Hadir pada acara tersebut Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid bersama istri, Wakil Bupati Hj. Sumiatun, Sekretaris Daerah, Forkopimda, Tokoh Agama dan Kepala OPD Kabupaten Lombok Barat.

Dalam sambutannya H. Fauzan Khalid menyampaikan bahwa diusia 62 tahun ini awalnya berbagai rencana sudah disusun yang disesuaikan dengan tema tahun ini yaitu IJO NOL DEDORO terpaksa dibatalkan karena tidak boleh diselenggarakan dengan ramai-ramai, maka dengan tidak mengurangi makna silaturrahim diselenggarakan acara syukuran HUT Lobar ini dengan memakai standar protocol pencegahan covid 19.

Lebih lanjut Bupati menyampaikan  pelaksanaan RPJMD tahun 2014-2019 diakhiri juga dengan ujian berupa musibah gempa di tahun 2018 dan proses rekonstruksinya hampir 100% selesai dilaksanakan ditahun 2019, tahun ini merupakan tahun pertama pelaksanaan RPJMD 2019-2024  berbagai macam program pembangunan sudah direncanakan dengan DPRD melalui APBD tetapi musibah kembali terjadi berupa pandemic virus covid 19.

Beliau mengajak untuk mengintropeksi dan muhasabah dalam menghadapi musibah karena ini merupakan ujian agar kedepannya kita menjadi lebih kuat lagi, lebih baik lagi kedepan sehingga tujuan dari dibentuknya Lombok Barat ini oleh para orang tua dapat tercapai.Beliau juga mengingatkan bahwa di ulang tahun yang ke 62 ini ditengah-tengah ancaman covid 19 secara Bersama-sama megerahkan segala kemampuan untuk mencegah lebih luas lagi penularan covid 19 ini. Selama  kebersamaan itu  tetap terjaga kita bisa menghadapi ancaman covid 19 ini dari bumi Lombok Barat ini.

“berbagai macam program pembangunan sudah kita  rencanakan kita susun dengan temen temen DPRD melalui APBD tetapi apa ndak mari bapak ibu sekalian meskipun ini kita jadikan sebagai ujian bagi kita untuk kita dapat mengintrospeksi, muhasabah supaya kita menjadi lebih kuat lagi,ke depan, supaya kita menjadi lebih baik lagi sehingga dengan demikian tujuan dari dibentuknya Lombok Barat ini oleh para orang tua kita akan tercapai  dan di ulang tahun yang ke 62 ini di tengah tengah ancaman  covid 19  harus menjadi tekat kita bersama dan juga mari momentum ini saya ajak kita semua untuk secara bersama sama mengerahkan semua kemampuan kita, semua tenaga kita untuk mencegah lebih luas lagi  penularan covid 19 ini.  Selama  kebersamaan itu terjaga dan mudah mudahan terus terjaga dan memang harus terus terjaga mudah mudahan tidak lewat dari bulan juni sekali lagi mudah mudahan bahkan mudah mudahan bisa lebih cepat dari itu, covid 19 ini cepet terlalu dari bumi Kabupaten Lombok Barat ini, bumi Nusa Tenggara Barat ini, bumi Indonesia ini dan bahkan diseluruh Dunia ini.

Bupati juga berharap dengan  momentum Hari Ulang Tahun Lombok Barat ke 62 ini Kabupaten Lombok Barat semakin baik, semakin mantap demikian juga dengan masyarakatnya menjadi lebih baik, lebih bisa saling menghargai sehingga semangat gotong royong itu tetap tumbuh diantara kita.

“Dirgahayu kabupaten lombok barat yang ke 62 mudah mudahan semakin baik, semakin mantap demikian pula masyarakatnya semua yang menjadi lebih baik lebih bisa saling menghargai, sehingga kebersamaan itu bisa terjaga sehingga semangat gotong royong  itu tumbuh di antara kita semua”ucapnya.

Pada kesempatan tersebut Bupati Lombok Barat menerima sumbangan berupa APD sebanyak 130 dan Masker sebanyak 2500 buah dari  IKAPTK Kabupaten Lombok Barat yang diserahkan secara simbolis oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lombok Barat Drs. M. Hendrayadi. (Zul/Diskominfotik)

DIRGAHAYU KABUPATEN LOMBOK BARAT KE 62

17 April 1958 – 17 April 2020

Stop Penyebaran Covid 19 di Lombok Barat, Jamaah Tabligh Kluster Gowa Diinventarisir

Giri Menang. 16 April 2020. Sebanyak 79 Jamaah Tabligh di Kec Lingsar yang menghadiri ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan diinventarisir. Pemerintah Kecamatan Lingsar bekerjasama dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa untuk menginventarisir seluruh jamaah yang diduga kuat menjadi sumber penyebar covid-19 di Kecamatan Lingsar.
“Penanganan covid-19 ini pertama kita lakukan himbauan kepada masyarakat terutama masyarakat yang menghadiri ijtima ulama di Gowa dimana data inventaris kami bekerja sama dengan puskesmas dan pemerintah desa,”ujar Marzuki, Sekretaris Camat Lingsar.

Dikatakan, sebagian besar dari 79 orang jamaah tabligh tersebut sudah mendapat rapid test yg dilakukan dinas kesehatan, dibantu muspika Lingsar, satgas kecamatan, pemdes desa dan satgas desa.

Dari 79 orang tersebut yang belum rapif test sebanyak 8 orang di Desa Segerongan. Dari 79 orang itu ada 3 orang positif, 21 orang reaktif, ada di rawat di rumah Sakit Gerung dan Rumah Sakit Awet muda. 47 orang darinya ditemukan negatif.

“Masyarakat setelah melakukan rapid test kami bekerjasama dengan muspika untuk melakukan penjemputan sehingga dilakukan sosialisasi oleh kepala dusun setempat,” ujar Marzuki.

Dikatakan, selain inventarisir jamash tabligh, juga telah dilakukan pencarian orang yang sudah kontak langsung dengan pasien yang positif.
“Kita rapid test sebanyak 10 orang di Batu Mekar begitu juga dilakukan di Dasan Geria,” ujarnya.

Sementara ada dua Desa di Kecamatan Lingsar yang masuk zona merah dipasangkan garis polisi yaitu Desa Batu Mekar dan Dasan Geria.

Selanjutnya, Marzuki juga memaparkan jumlah masyarakat yang berstatus ODP, OTG, PDP, PPTG dan Positif Covid di Kecamatan Lingsar dari dua Puskesmas yakni Puskesmas Lingsar dan Segerongan. Di Puskesmas Lingsar, ODP 10 orang, OTG 10 orang, PDP Kosong, PPTG 20 orang, sementara yang positif 1 orang dari Desa Batu Mekar. Di Puskesmas Segerongan jumlah ODP sebanyak 12 orang, OTG 67 orang, PDP 1 Orang, PPTG 16 Orang sedangkan yang positif 2 orang berasal dari Desa Dasan Geria.

Untuk itu, Pemerintah Kecamatan terus ambil langkah pencegahan penularan dengan melakukan kerjasama dengan pihak Desa, PDAM, Dinsos Provinsi NTB, Dinsos Lobar , TNI, SMK dan kerjasama juga dengan pamong praja yang ada di Lingsar.

“Kami dari PDAM dapat bantuan sembako 12 paket untuk kita serahkan kepada warga yang reaktif. Kemudian dari Dinsos Lobar dan NTB bantuan kepada anak yang orang tuanya positif korona. Di samping itu, bantuan PMI untuk penyemprotan dan SMK memberikan masker sebanyak 1000 buah untuk dibagi bagi,” jelas Marzuki.

Kemudian, Pemerintah Kecamatan terus lakukan kerjasama dengan muspika untuk melakukan himbauan dan pendekatan terutama masjid yang masih melakukan solat Jumat.

Begitu juga kerumunan muspika melakukan patroli bersama tiga kali seminggu.
“Karena Motto kami ada di depan untuk Anda, kami meninggalkan keluarga untuk Anda. Kami pertaruhkan nyawa untuk Anda. Anda diam di rumah untuk kami,” pungkasnya

Sumber : Humas Lombok Barat

Stop Penyebaran Covid 19 di Lombok Barat, Jamaah Tabligh Kluster Gowa DiinventarisirGiri Menang. 16 April 2020….

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Kamis, 16 April 2020

 

1 27 28 29