Kembangkan Budi Daya Lebah Madu

GIRI MENANG – Dinas Kehutanan Lombok Barat memfasilitasi sekaligus memberikan pendampingan cara budidaya lebah madu kepada masyarakat. Hal tersebut melihat potensi lebah madu yang cukup menjanjikan.

Kadis Kehutanan Lombok Barat L Agus Gunawan mengatakan, sejauh ini, masyarakat masih mengabaikan kesempatan tersebut.

Padahal secara ekonomi bisa membantu penghasilan keluarga. Selain itu, mereka juga dapat memanfaatkan kawasan yang dikelolanya untuk pembudidayaan lebah madu.

Budidaya lebah madu merupakan upaya memelihara dan mengatur kehidupan lebah dengan teknik tertentu.

Hal ini  disesuaikan dengan sifat yang dimiliki lebah. Sehingga diperoleh produksi madu dan pendapatan yang maksimal.

“Ujicoba pengembangan lebah madu ini sudah dan saat ini terus kita kembangkan di wilayah Tempos Daye, Kecamatan Gerung, Lombok Barat,” ujarnya.

Ia menjelaskan, budidaya lebah madu merupakan teknologi terapan yang relatif sederhana. Hal ini dapat dilaksanakan masyarakat pedesaan.

Usaha lebah madu dapat memberi banyak manfaat. Misalnya, berupa hasil madu, royal jelly, lilin, dan tepung sari.

Selain itu kehidupan lebah dapat meningkatkan produksi pertanian, pengembangan kesempatan kerja dan peningkatan gizi.

Selain itu, produksi berupa madu dan hasil lainnya membuka peluang pasar yang bagus. Terutama untuk pasar dalam negeri. (fer/r6)

Sumber:http://www.lombokpost.net/2016/06/28/kembangkan-budidaya-lebah-madu/

Dapat Penghargaan Halal Dunia, Lombok Jadi Kebanjiran Turis Timur Tengah

gili nangguJakarta – Tahun lalu, Lombok jadi salah satu pemenang World Halal Travel Awards 2015 di Abu Dhabi, UEA. Sejak menang penghargaan, kunjungan turis Timur Tengah pun meningkat.

“Lombok mulai banyak (turis Timur Tengah), sejak ada award itu dari Middle East kunjungan naik 50%. Award ini mulai ada efeknya,” tutur Nia Niscaya, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika dalam jumpa pers Peluang dan Progres Promosi Pariwisata Mancanegara di Pertengahan Tahun 2016, di Hotel Millenium, Jakarta Selasa (18/6/2016)

Ia mengatakan jumlah ini meningkat sejak mendapat penghargaan hingga sekarang. Meraih penghargaan ini pun menjadi hal positif bagi pariwisata Lombok khususnya dan Indonesia secara umum.

Turis Timur Tengah selain Lombok banyak menggemari Jakarta, serta kawasan Puncak. Mereka senang berkunjung ke mal hingga Taman Safari.

“Timur Tengah paling besar spending-nya. Mainly mereka ke Jakarta, mereka suka. Restoran yang buka sampai malam kemudian modern shopping mall. Selain itu mereka suka Sea World. Kemudian mereka ke Puncak, di situ ada Taman Safari. Lalu dari situ bisa ke Bandung,” jelas Nia.

http://travel.detik.com/read/2016/06/28/191652/3244269/1382/dapat-penghargaan-halal-dunia-lombok-jadi-kebanjiran-turis-timur-tengah

 

IPM Lobar Naik Peringkat

F-IPM-1GIRI MENANG – Pemkab Lombok Barat menorehkan prestasi cemerlang pertengahan tahun ini. Indek Pembangunan Manusia (IPM) 2015 berada di peringkat empat se-kabupaten/kota di NTB, naik satu peringkat dibanding 2014. Hebatnya lagi, pertumbuhannya berada di atas rata-rata provinsi yang hanya 1,36 persen.

Kepala BPS Lombok Barat Agus Alwi mengatakan, IPM Lobar di 2015 berada di angka 64,62. Jumlah tersebut menempatkan Lombok Barat di peringkat empat IPM terbaik se-NTB.

”Naik satu tingkat, di 2014 Lobar di peringkat lima,” kata Agus.

Agus menjelaskan, angka tersebut merupakan salah satu indikator gabungan yang mencerminkan pembangunan manusia. Terdiri dari faktor kesehatan, pendidikan, serta kesejahteraan.

Untuk faktor kesehatan, dilihat dari angka harapan hidup di Lombok Barat. Tahun lalu, harapan hidup Lobar berada di angka 65,10 tahun. Meningkat 0,6 tahun dibandingkan 2014 lalu.

Sedangkan untuk faktor pendidikan, rupanya masih belum menggembirakan. Angka untuk rata-rata tahun lama sekolah masih berkisar di 12,66 tahun. Sedangkan untuk harapan lama sekolah, bagi usia 25 tahun ke atas, masih di angka 5,69 tahun.

Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lobar Baehaqi, masih belum idealnya faktor pendidikan dalam IPM, dipengaruhi rasio ruang kelas belajar (RKB) dengan usia sekolah. Di mana, jumlah RKB masih belum mampu mendukung jumlah anak-anak yang bersekolah.

”Karena itu kita akan lebih fokus pada infrastruktur, terutama yang ada di pendidikan,” kata Baehaqi.

Naiknya IPM Lobar di 2015, lanjut dia, berkat perencanaan matang yang dilakukan Pemkab Lobar. Hal serupa tentu akan terus dilakukan pemkab. Bukan saja untuk memperbaiki IPM berdasarkan angka di statistik, tetapi juga memberikan dampak nyata pada masyarakat terhadap perbaikan peringkat Lobar dalam statistik IPM.

Sementara itu, Kabag Humas Setda Lobar Saepul Ahkam mengatakan, IPM yang diperoleh berkat capaian dan proses pembangunan selama satu tahun belakangan. Bukan saja peran pemkab, melainkan seluruh unsur yang ada di Lombok Barat, termasuk masyarakat.

”Ini bukan saja usaha pemkab, tapi semua pihak,” kata Ahkam.

Menurut Ahkam, dengan kemampuan anggaran yang cukup terbatas, serta tahun sulit bagi Lobar, maka peringkat IPM yang naik satu tingkat merupakan prestasi membanggakan. Terlebih lagi angka percepatan IPM Lobar yang berada di atas provinsi NTB

”1,73 persen percepatan IPM kita, di atas provinsi yang 1,36 persen,” ujarnya.

Hanya saja, lanjut dia, data IPM ini bersifat kuantitatif. Sehingga apa yang dirasakan di masyarakat bawah, bisa saja berbeda dengan angka yang dikeluarkan BPS.

”Kualitatif yang dirasakan masyarakat di bawah bisa saja berbeda,” tandasnya.(dit/fer/r4)

Sumber:http://www.lombokpost.net/2016/06/25/ipm-lobar-naik-peringkat/

Di Pelabuhan Lembar, Bisa Bayar Non Tunai

timthumb.phpGIRI MENANG – Transaksi pemebelian tiket di Pelabuhan Lembar semakin mudah. PT ASDP Indonesia mulai memberlakukan sistem pembayaran non tunai. ASDP menggandeng Bank BRI sebagai mitra.

PT ASDP Lembar meresmikan sistem tersebut kemarin (20/6). PT ASDP menandatangani MoU dengan Bank BRI. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan kartu BRIZZI serta plakat kerjasama. Setelah itu, mereka melakukan peninjauan lokasi loket pembayaran tiket pelabuhan non tunai.

Kepala BRI Wilayah Denpasar M Fankar Umran menyampaikan, launching tersebut merupakan implementasi dari sistem pembayaran non tunai kerja sama antara BRI dengan ASDP. Untuk pembayaran tiket di bawah harga satu juta dapat dilakukan menggunakan BRIZZI.

Direktur PT ASDP Indonesia,  Herman Hariandri mengatakan program ini untuk memulai melangkah kedepan bagi pelabuhan penyeberangan. Selain itu,  penggunaan non tunai ini sangat bermanfaat bagi pihak ASDP dan pelabuhan lainnya. Sistem ini baru pertama kali di terapkan di Indonesia. “Pelabuhan Lembar merupakan lokasi pertama,” ujarnya.

Sementara  Sekda Lobar HM Taufik menyambut baik niat tersebut. Kerjasama antara ASDP dengan BRI dianggap dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat. Terlebih masyarakat sangat menginginkan pelayanan yang aman dan pasti. Ia juga berharap, nilai pembayaran dapat ditingkatkan kedepannya. (fer/r6)

Sumber: http://www.lombokpost.net/2016/06/21/pelabuhan-bayar-non-tunai-lho/

Kaji Kitab Kuning, Tak Lupakan Bahasa Inggris

Lombok Barat memiliki banyak pondok pesantren (Ponpes). Mulai dari utara hingga selatan terdapat banyak ponpes berdiri. Salah satu yang tertua adalah ponpes Al Islahuddiny.

BOK-1-1SEJAK memasuki awal Ramadan lalu, kajian kitab kuning dan tahfidzul quran menjadi rutinitas di ponpes ini.  Kedua kegiatan ini memang menjadi ikon utamanya.

Di pagi hari, semua santri akan berbondong-bondong melakukan dua kegiatan tersebut. Program pengajian kitab kuning dilaksanakan untuk mengasah kemampuan santri dalam membaca kitab kuning. Sebab, kitab kuning merupakan ciri khas dari pondok pesantren. Kitab kuning sendiri dianggap sebagai ruh ponpes tersebut.

Dalam aplikasinya, program pengajian kitab kuning ini diselenggarakan secara berjenjang. Yakni  berdasarkan tingkat pendidikan formal santri.

“Agar kelak saat mereka lulus, mereka memiliki nilai berharga di masyarakat,” ujar Ketua Yayasan Ponpes Al-Ishlahuddiny TGH Muhlis Ibrahim Al-Khalidy.

Ia menuturkan, selama puasa para santri lebih focus dalam melakukan dua kegiatan tersebut. Terlebih pada tahfidzul quran. Santri dapat lebih mengembangkan bakat hapalan mereka. Sebab, mereka tidak terganggu oleh kurikulum yang ada.

“Mereka dapat meningkatkan kualitas yang dimiliki,” kata Muhlis.

Meski kajian kitab kuning dan tahfidz merupakan ikon ponpes, ia tidak mengenyampingkan kebutuhan santri akan ilmu pengetahuan. Terlebih lagi perkembangan teknologi semakin pesat. Maka kedua hal tersebut harus seimbang.

“Jadi, paginya kajian kitab kuning dan tahfidz. Maka siangnya belajar ilmu pengetahuan umum,” jelasnya.

Saat ini, ponpes Ishlahuddiny tengah mengembangkan pembelajaran bahasa inggris. Sebab tak bisa dipungkiri jika bahasa ini menjadi kebutuhan utama dalam menghadapi persaingan pasar global. Bahasa ini digunakan tak hanya di Timur Tengah, namun juga di seluruh dunia.

Sementara untuk NTB sendiri, bahasa ini sangat diperlukan untuk pariwisata syariah. Bahasa ini sangat potensial sebab digunakan oleh seluruh wisatawan berbagai negara yang berkunjung ke NTB.

Muhlis mengatakan, saat ini Islahuddiny telah berhasil mengirim santrinya belajar ke luar negeri. Mereka belajar memperdalam potensi bahasa tersebut. Kemudian dibawa kembali dan diterapkan di ponpes.

Beberapa waktu lalu, sebanyak 120 santri kembali dari luar negeri. Semua dari jenjang Aliyah dan Tsanawiyah.  Mereka dipilih dari kelas dua Aliyah dan Tsanawiyah.

Muhlis mengatakan, mereka dipilih karena memiliki waktu satu tahun untuk menerapkannnya di Ponpes. “Sementara kelas tiga tidak,” pungkasnya.

Bergerak secara klasikal di 1956 di Kediri Lombok Barat, Ponpes Islahuddiny mulai berkembang secara perlahan. Mulai dari Madrasah Ibtidaiyah hingga saat ini memiliki Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID). Ponpes ini menjadi salah satu ponpes tertua di Lombok Barat. Begitu juga di NTB.  Pada zaman itu, ponpes masih terbilang langka.

Hal ini yang menjadi motivasi TGH Ibrahim Al-Khalidy membangun ponpes ini. Tak hanya mengajarkan agama, namun juga ilmu pengetahuan umum lainnya. Santrinya pun berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia.

Hingga saat ini, Ishlahuddiny telah berhasil mencetak banyak ulama besar yang tersebar di berbagai daerah di NTB. Begitu juga sarjana lainnya. “Bahkan sudah lima lulusan sini yang jadi dokter. Satu spesialis dan empat umum,” pungkasnya.

Kini, ponpes ini  memiliki 48 cabang di NTB. Cabang terbanyak berada di Lombok Tengah. Salah satu cabangnya juga berada di pulau Sumbawa.(Ferial ayu/Giri menang/r6)

Sumber: http://www.lombokpost.net/2016/06/17/kaji-kitab-kuning-tak-lupakan-bahasa-inggris/

Rayu Warga Produksi Gula Aren

Banyaknya warga yang memproduksi miras, membawa image negatif bagi Desa Langko. Perlahan namun pasti warga ingin menghilangkan image negatif tersebut. Bagaimana caranya?

***

A-BOX-langko-1DESA  Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu desa yang terletak di bagian utara Lombok Barat.

Desa ini berbatasan langsung dengan hutan yang memisahkan kabupaten Lombok Barat dengan kabupaten lainnya. Warga desa yang berada di pedalaman ini mengandalkan hasil hutan. Terutama pohon aren yang tersebar di hutan desa ini.

”Pohon aren tumbuh hingga di pekarangan rumah warga,” kata Kepala Desa Langko HM Arjuna pada Lombok Post saat dikunjungi Kamis (26/5).

Banyaknya pohon aren, tentu menghasilkan air nira yang banyak pula. Air nira inilah sejak puluhan tahun menjadi bahan baku pembuatan miras.

”Dulunya hampir setiap hari warga saya produksi miras sekitar 1875 liter. Kalau kisaran drum 200 liter, berarti dalam sehari menghasilkan 6 drum miras,” ujarnya.

Sejak tahun 2015, Arjuna mencoba untuk merubah mindset warga. Di mana warga bisa mengolah air nira, tanpa harus memproduksi miras.

”Awalnya memang terbilang cukup sulit. Apalagi usaha produksi miras ini telah berlangsung puluhan tahun,” ceritanya.

Selama beberapa bulan, masih warga ada yang memproduksi miras. Bahkan hasil miras dulunya bisa terlihat di setiap depan rumah warga yang siap diangkut dan dipasarkan berjajar.

Hingga akhirnya dia meminta kadus masing-masing di desa ikut terjun juga ke masyarakat. Kadus bertugas mengajak warga untuk beralih memproduksi air nira menjadi komoditas lainnya.

”Saat itu saya terpikir memproduksi gula aren,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bila warganya memasarkan gula aren, hasilnya cukup lumayan. Harga perbiji dari gula aren di Dusun Longseran berkisar Rp 1 ribu. Harga ini merupakan harga pasaran yang biasa dibeli masyarakat.

“Harga perpack kalau dijual lagi sekitar Rp 20 ribu untuk 24 biji,” jelasnya.
Dari sini bisa dilihat keuntungan yang didapatkan untuk gula aren yang dijual sekitar Rp 4 ribu. Bayangkan saja bila dalam sehari bisa laku 100 biji. Maka dalam sehari keuntungan yang didapatkan bisa Rp 400 ribu.

Pemikiran ini pun disambut baik dinas terkait dengan mulai memberikan pelatihan dan bantuan. Salah satunya bantuan rumah produksi dan rumah kemasan. Di samping itu ada pelatihan yang digelar berkelanjutan.

Dia menilai, satu upaya menekan produksi miras, dengan mengajak warga menggalakkan UMKM. Keinginan ini didorong karena desa ini awalnya dikenal sebagai produsen miras.

“Desa Langko ingin menghilangkan image negatif tersebut,” tegasnya.

Merubah sesuatu yang sudah lama dilakoni memerlukan waktu dan tenaga lebih. Tentunya tidak akan semudah membalikkan tangan merubah yang sudah lama ada. Inilah yang menjadi perhatian dan tantangan Arjuna bagaimana bisa merubahnya tanpa harus ada perselisihan.

“Memerlukan waktu pendekatan yang cukup lama. Waktu itulah yang saya gunakan untuk menganalisa warga saya,” ujarnya.
Sosialisasi dan pelatihan memang sangat diperlukan masyarakat. Apalagi ini merupakan salah satu upaya agar tidak ada lagi produksi miras di desa ini. “Kami ingin desa ini bersih dari miras sesuai dengan perbup yang ada,” terangnya.(Nurul Hidayati/Giri Menang/r4)

Sumber: http://www.lombokpost.net/2016/05/28/rayu-warga-produksi-gula-aren/

Setahun, Lobar Hasilkan 1.400 Ton Gula Aren

A-arenGIRI MENANG – Pemerintahan Kabupaten Lombok Barat terus menggali potensi ekonomi yang berpeluang dikembangkan. Salah satunya adalah potensi gula aren. Potensi ini diharapkan bisa dijadikan potensi unggulan daerah kedepannya.

”Lombok Barat bisa hasilkan gula aren pertahunnya 1.400 ton. Nilai investasinya atau modal usaha untuk gula aren sendiri bisa tembus Rp 2,5 miliar,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Barat Hj Lale Prayatni pada Lombok Post kemarin (26/5).

Ia menerangkan, saat ini terdapat 2.058 perajin gula aren se-Lombok Barat. Mereka masih mengolah gula aren secara tradisional. Padahal jika diolah dengan lebih modern dan beragam, nilai ekonomi yang diperoleh bisa jauh lebih besar.

”Kebutuhan akan gula aren banyak dicari hotel dan restoran. Pasar ini mestinya bisa digarap sendiri,” ujarnya.

Peluang pasar yang terbuka lebar ini, menurut dia seharusnya bisa dimanfaatkan. Caranya tentu dengan mengolah produk gula aren agar terjaga mutu dan kualitasnya.

”Salah satunya melalui pelatihan pengolahan dan pengemasan. Pembelajaran ini dapat meningkatkan harga jual produksi UMKM,” jelasnya.

Kawasan Lombok Barat bagian utara sangat prospek mengembangkan gula aren. Daerah itu antara lain Narmada, Lingsar, Gunungsari, dan Batulayar. Keempat wilayah ini nantinya akan dijadikan sentra gula aren di Lombok Barat.

”Kami akan kawal produk unggulan di daerah yang memiliki potensial besar,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Prijono menjelaskan gula aren sangat potensial. Apalagi kebutuhan akan gula aren asli terus mengalami peningkatan.

”Gula aren sangat potensial untuk terus dikembangkan kedepannya,” katanya. (nur/r4)

Sumber: http://www.lombokpost.net/2016/05/27/setahun-lobar-hasilkan-1-400-ton-gula-aren/

TNI Turun Tangan, Masyarakat Tak Mau Kalah Semangat

Sisi Lain Penanaman Mangrove di Pantai Cemare, Lembar

Pesisir Kecamatan Lembar rawan terjadi bencana alam. Pohon bakau, yang sejatinya menjadi penangkal abrasi maupun tsunami, banyak yang hilang. Guna mengatasi itu, Korem 162/WB melakukan penanaman mangrove.

***

A-BOKS-2HUTAN mangrove memegang peranan penting bagi kehidupan. Khususnya untuk masyarakat pesisir. Menjaga ekosistem laut sekaligus menjadi tameng utama bila terjadi bencana.

Kondisi pesisir selatan Lombok Barat, di wilayah Lembar hingga Sekotong, cukup mengkhawatirkan. Keberadaan hutan mangrove mulai menipis.

Ini tidak lepas dari masyarakat yang banyak menebang pohon mangrove untuk keperluan pribadi tanpa menggantinya dengan bibit baru. Akibatnya terlihat di sepanjang pesisir Lembar. Hanya tersisa sedikit saja pohon mangrove.

Melihat itu, Korem 162/WB berinisiatif melakukan penghijauan mangrove. Penanaman mangrove ini menyasar wilayah Pantai Cemare, Kecamatan Lembar.

Dandim 1606/Lobar Letkol Inf Ardiansyah mengatakan, penghijauan ini merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan bumi. Menjaga pesisir pantai di Lobar dari serangan abrasi. Sekaligus menjaga ekosistem lautnya.

”Ini sekaligus sebagai rangkaian peringatan HUT Kodam IX/Udayana yang ke-59,” kata Letkol Inf Ardiansyah, Selasa (24/5).

Mangrove tentunya mempunyai banyak kegunaan. Tidak hanya kegunaan secara ekonomi, tapi juga sebagai tameng untuk melindungi dari bencana alam seperti tsunami.

“Mangrove ini juga mengurangi abrasi akibat terpaan ombak. Serta meredam gelombang besar. Jadi manfaatnya banyak sekali bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia berharap, Mangrove yang telah ditanam, dapat dijaga bersama-sama. Ditumbuhkan hingga besar, sehingga membawa manfaat bagi masyarakat sekitar.

Sebab, jika Mangrove semakin sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali, maka yang merasakan dampak langsungnya adalah masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir.

“Kami berharap keterlibatan masyarakat untuk turut menjaga dan melindungi. Tentunya nanti akan dibantu dari TNI. Jangan sampai terjadi abrasi karena tidak ada yang menjaga dan melindungi Mangrove,” jelas dia.

Dandim pun mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kelestarian alam. Tidak saja mangrove, tetapi sejumlah pohon yang berada di hutan harus dijaga kelestariannya. ”Jaga kelestarian hutan, karena hutan merupakan paru-paru dunia,” ujarnya.

Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan penghijauan ini. Tak peduli dengan lumpur dan terik matahari di lokasi penanaman mangrove.

Sebagian pelajar yang masih duduk di sekolah dasar, turut serta dalam kegiatan ini. Ada yang nampak serius menanam bibit mangrovenya. Namun tak sedikit pula yang asyik menjahili temannya dengan cara menyiram lumpur dan air laut ke arah temannya. (Wahidi Akbar S./Giri Menang/r6)

Sumber:http://www.lombokpost.net/2016/05/25/tni-turun-tangan-masyarakat-tak-mau-kalah-semangat/

Wakili NTB ke PPMN

A-koranNurulGIRI MENANG -Siswa MTsN Model Kuripan mewakili NTB mengikuti Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) II Tahun 2016. Erika Fitrana terpilih bersama 15 anak lainnya dari NTB berangkat ke Maluku.

 ”Alhamdulillah dari sekian banyak madrasah yang ada di NTB, salah seorang siswi kami bisa terpilih,” kata Kepala MTs Negeri Model Kuripan Lombok Barat Sahimi, kemarin (22/5).

Dijelaskan, madrasah merasa bangga karena Erika Fitrana mewakili NTB mengikuti PPMN di Ambon. Diharapkan Erika bisa menimba pengalaman dan ilmu sebanyak-banyaknya dari kegiatan tersebut. Kelak ia bisa membagi ilmu dan pengalamannya ke teman dan adik kelasnya.

“Kesempatan emas bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa yang bersangkutan. Khususnya untuk menimba ilmu dan berbagi pengalaman dengan sesama anggota pramuka se-Indonesia,” sambungnya.

Sementara itu Wakil Kepala madrasah bidang Kesiswaan Ahmad Zaini didampingi koordinator ekskul pramuka memberikan apresiasi. Ia berharap capaian ini bisa menjadi motivasi.

“Ini untuk terus meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan di madrasah. Termasuk dalam rangka bersaing merebut hati dan ekspektasi masyarakat bersama sekolah lainnya.” Katanya.

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi NTB yang diwakili Kabag TU H Sirojuddin berharap kontingen NTB memberikan penampilan yang terbaik. Sekaligus mampu membawa nama baik NTB di kancah nasional.

” Selain masalah prestasi, yang tak kalah penting adalah agar para siswa tidak lupa untuk tidak lalai dalam ibadahnya,” jelasnya. (nur/r11/*)

Sumber: http://www.lombokpost.net/2016/05/23/wakili-ntb-ppmn/

Wakili Lombok Barat

A-3MAJUNYA UMKM Sasak Maiq sudah terlihat sejak dua tahun terakhir. Di mana banyak prestasi yang telah didapatkan baik untuk tingkat kabupaten maupun provinsi.

Bahkan pada tahun ini Sasak Maiq mewakili Kabupaten Lombok Barat dalam Lomba Pelaku Utama Perikanan tingkat Provinsi NTB. ”Lomba ini rutin digelar setiap tahun, tapi khusus untuk Lobar baru tahun ini mengirimkan wakil di lomba ini,” kata Kabid Penyuluhan Perikanan Baperluh Lobar H Moh Amin kemarin.

Ia menjelaskan pemilihan Sasak Maiq telah melalui berbagai penilaian tingkat kabupaten. Penilaian itu dianggap layak mengajak Sasak Maiq untuk lomba ditingkat Provinsi.

”Sasak Maiq ini juara satu di Kabupaten Lombok Barat dalam hasil olahan perikanan,” jelasnya.

Menurutnya lomba ini sangat baik sekali apalagi untuk bisa meningkatkan kualitas produksi hasil olahan perikanan. Sehingga UMKM juga akan saling bersaing untuk menampilkan yang terbaik.

”Ini pastinya juga untuk mendorong UMKM dapat dikenal,” ujarnya.

Sementara itu Penyuluh Perikanan Madya Bakorluh NTB Salim Pujianto mengatakan  lomba ini dapat memacu produksi dan pemasarannya UMKM. Pengembangan ini juga diharapkan dapat membantu warga sekitarnya. Bakorluh sejauh ini melakukan pendampingan teknis dan analisa ekonomi terhadap UMKM yang ada.

”Kami berharap UMKM yang telah mendapatkan pendampingan Bakorluh usahanya bisa berkembang lebih besar lagi,” tandasnya. (nur/r4)

Sumber:http://www.lombokpost.net/2016/05/14/wakili-lombok-barat/

1 9 10 11 12 13 53