BLH Terima Pengaduan terkait Tambang

GIRI MENANG – Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) telah menerima berbagai pengaduan dari masyarakat. Intinya mereka diminta melakukan penertiban terhadap aktivitas penambangan komoditas batuan atau galian C di sejumlah kecamatan.
“Ada puluhan pengaduan yang kami terima secara tertulis, belum secara lisan melalui telepon,” kata Kepala BLH Kabupaten Lobar Mulyadin, di Giri Menang, kemarin.
Dia mengatakan, masyarakat mempertanyakan sejumlah aktivitas penambangan tanpa izin tapi belum ditertibkan. Selain itu, ada juga yang sudah berizin, namun belum mampu melakukan pengelolaan limbah sehingga mengganggu kepentingan umum.
Dalam standar pelayanan minimal (PSM), lanjut Mulyadin, setiap laporan mayarakat yang masuk harus ditindaklanjuti paling lambat tujuh hari setelah laporan masuk.
“’Tim sudah turun beberapa hari lalu mengecek kondisi di lapangan. Kami tidak ingin masyarakat memberi penilaian negatif, terutama dari para penambang yang sudah memiliki izin. Nanti mereka protes kenapa yang tidak berizin dibiarkan,” ujarnya.
Menurut dia, ramainya pengaduan masyarakat erat kaitannya dengan berkembangnya aktivitas penambangan komoditas batuan sebagai dampak dari meningkatnya permintaan akan bahan alam tersebut untuk proyek pembangunan fisik.
Namun, bukan berarti semua wilayah diperbolehkan sebagai lokasi pertambangan karena harus menyesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan dampak negatif yang akan ditimbulkan.
“Kalau potensinya hanya enam bulan atau satu tahun, saya rasa tidak perlu dijadikan sebagai areal pertambangan,” ujar Mulyadin.
Oleh sebab itu, Mulyadin berharap dinas terkait untuk segera memetakan zona yang boleh dijadikan sebagai lokasi pertambangan komoditas batuan.
Selain itu, melakukan antisipasi terhadap maraknya penambangan komoditas batuan akibat tingginya permintaan. “Upaya antisipasi bisa dilakukan dengan memperketat wilayah izin usaha pertambangan (WIUP). Makanya perlu dilakukan pemetaan zona pertambangan,” katanya.
BLH, kata dia, juga tetap melakukan pengawasan dengan melibatkan unsur masyarakat, sehingga jika ada aktivitas pertambangan yang melanggar aturan bisa segera dilaporkan.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 19 Juli 2014

Zona Komoditas Batuan Dipetakan

GIRI MENANG-Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Lombok Barat (Lobar), memetakan zona yang diperbolehkan sebagai lokasi tambang komoditas batuan atau galian C sesuai dengan potensi sumber daya alamnya.
Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Lombok Barat Dayat, di Lombok Barat, Rabu, mengatakan pemetaan itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi sumber daya alam (SDA) yang tersedia, kemudian pemanfaatannya dan bagaimana pola pemulihan pascatambang.
“Setiap spot (zona) yang dilirik tidak serta merta diberikan izin harus melalui kajian dulu,” katanya.
Menurut dia, pemberian izin lokasi penambangan komoditas batuan juga mengacu pada dampak ekonomi yang akan ditimbulkan. Tidak hanya ketika proses penambangan dilakukan tetapi setelah aktivitas itu ditutup.
Dayat mencontohkan, wilayah Bongor dijadikan sebagai zona penambangan komoditas batuan karena memiliki sumber daya. Kemudian nanti setelah sumber daya sudah habis maka lahan bekas penambangan dimungkinkan untuk pengembangan perumahan atau daerah industri.
“Jadi pertimbangan dampak ekonomi yang akan ditimbulkan baik pada saat operasi tambang maupun pascatambang. Tetapi tetap mengacu pada kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Dia mengatakan, pemetaan zona penambangan komoditas batuan itu juga mengacu pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana detail tata ruang (RDTR) yang diperkirakan rampung pada tahun ini. “Atas dasar itu wilayah tambang batuan bisa kami tetapkan,” ujar Dayat.
Ia menyebutkan jumlah lokasi tambang komoditas batuan di Kabupaten Lombok Barat yang memiliki izin resmi sebanyak 35 titik. Semuanya tersebar di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Gerung, Lingsar dan Narmada.
Pihaknya tetap melakukan pemantauan secara rutin mengenai aktivitas penambangan di lokasi tersebut untuk memastikan tidak terjadi pelanggaran aturan, terutama dari sisi lingkungan hidup.
Dayat tidak memungkiri masih ada satu atau dua lokasi tambang yang tergolong ilegal. Namun, upaya pembinaan sudah dilakukan kepada penambang agar mereka menghentikan sementara aktivitasnya sambil mengurus perizinan ke pemerintah daerah.
“Pemantauan kami lakukan bersama unsur desa, kalau ada penambangan ilegal selalu cepat ditindaklanjuti dengan kunjungan lapangan,” katanya.
Sumber: Lombok Post, Kamis 17 Juli 2014

Zakat untuk Modal Usaha Rp 610 Juta

Baznas Kab. Lobar Segera Salurkan

GIRI MENANG-Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyiapkan dana sebesar Rp 610 juta untuk disalurkan sebagai modal usaha bagi fakir miskin yang berprofesi sebagai pedagang bakulan.
‘’Dana yang akan disalurkan untuk usaha ekonomi produktif itu merupakan zakat yang berhasil dihimpun dari umat,” kata Sekretaris Baznas Lobar H Mahrum, di Giri Menang, kemarin.
Dikatakan, penyaluran bantuan modal usaha tersebut dilakukan sebelum Idul Fitri 1435 Hijriah. Jumlah sasaran penerima sebanyak 1.220 orang yang tersebar di 122 desa/kelurahan di Kabupaten Lobar. Masing-masing pedagang akan menerima bantuan modal senilai Rp 500 ribu untuk mengembangkan skala usahanya.
“ Misalkan yang jualan pelecing kangkung pakai meja bisa membeli gerobak dorong dengan zakat yang diberikan,” ujar Mahrum, Menurutnya, penyaluran dana zakat ke sektor ekonomi produktif tersebut bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam menekan angka kemiskinan. ‘’Dengan memperkuat fakir miskin yang sudah memiliki usaha ekonomi produktif melalui zakat diharapkan tidak ada lagi orang minta-minta di jalanan,” kata Mahrum.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lobar H Baehaqi beberapa waktu lalu mengatakan, upaya menurunkan angka kemiskinan melampaui target. Jumlah penduduk miskin saat ini mencapai 15,94 persen dari total jumlah penduduk Lombok Barat pada 2013 sebanyak 628 ribu jiwa lebih.
‘’Jadi angka kemiskinan sudah menurun sebesar 8,11 persen dalam tiga tahun terakhir,” ujarnya.
Penurunan angka kemiskinan itu, kata Baehaqi, sebagai dampak dari kinerja yang tersistem. Misalnya adanya pembangunan jalan di daerah marjinal yang juga menurunkan angka inflasi.
Selain itu, terciptanya lapangan kerja dan meningkatan transaksi barang yang pasti diikuti dengan  adanya transaksi jasa.
“ Kalau peluang kerja dan peningkatan distribusi pendapatan terjadi maka muaranya pada penurunan angka kemiskinan,” ujar Baehaqi.

Sumber: Lombok Post, Selasa 15 Juli 2014

DISPERINDAG AKAN REVITALISASI PASAR TUA

GIRI MENANG-Dinas Perdagangan dan Industri (Disperindag) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akan merevitalisasi pasar yang tergolong berusia tua pada tahun anggaran 2015.
Kepala Dinas Disperindag Lobar, H M Poniman, di Giri Menang kemarin, mengatakan sesuai hasil penelusuran di lapangan banyak fisik bangunan pasar lama sudah masuk kategori tidak layak ditempati. ‘’Kami sudah siap merivitalisasi pasar lama ini, tinggal menunggu anggaran keluar,” katanya.
Dikatakan, dalam revitalisasi pasar berusia tua ini banyak hal difokuskan, di antaranya aspek tata ruang yang hijau dan asri, tempat pembuangan sampah, perluasan lokasi pasar, menambah jumlah los dagang dan aspek lainnya.
“ Program revitalisas ini difokuskan pada kebersihan pasar, ruang hijau dan lainnya agar pedagang maupun pembeli bisa nyaman bertransaksi,” ujar Poniman.
Ditanya mengenai pembangunan pasar pada tahun anggaran 2013, Poniman, mengatakan fisik pasar telah diperbaiki ini akan dilanjutkan kesempurnaannya. Pasalnya, ada beberapa fasilitas yang belum dirampungkan.
Ia mencontohkan, pasar tradisional Keru, Kecamatan Narmada, yang hanya baru dibangun ruko saja. Sementara los pasar belum dibuatkan. Begitu juga dengan tempat pembuangan sampah dan ruang hijau. “Pada 2015 mendatang kekurangan itu akan ditutup, kalau anggaran digelontorkan ke dinas memadai,” tandas Poniman.

Sumber: Lombok Post, Selasa 15 Juli 2014

Wabup Buka Bersama dengan Pengungsi Duduk

Tetap Upayakan Pembebasan Warga

GIRI MENANG-Wakil Bupati Lombok Barat (Lobar) Fauzan Khalid menyempatkan diri berbuka puasa bersama ratusan warga Dusun Duduk, Desa Batulayar Barat yang menjadi korban sengketa lahan, kemarin.
“ Saya sedih dan prihatin dengan kondisi para pengungsi. Makanya saya menyempatkan diri untuk berbagi dengan mereka dengan cara berbuka puasa bersama,” katanya sebelum melaksanakan salat berjamaah dengan para pengungsi di masjid An-Nur, Dusun Duduk, kemarin.
(lebih…)

Remaja Masjid Senteluk Bantu Warga Duduk

GIRI MENANG – Bantuan untuk warga Dusun Duduk, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batukayar yang berada di pengungsian terus berdatangan. Kali ini datang dari Remaja Masjid Desa Senteluk yang menyalurkan bantuan bahan makanan untuk meringankan beban saudara muslim mereka di bulan Ramadan.
Bantuan yang disalurkan berupa beras, mi instan, pakaian layak pakai dan sarung. ‘’Semua bantuan itu disalurkan untuk meringankan beban saudara muslim kita yang hidup di pengungsian,” kata koordinator penyerahan bantuan Mukril, kemarin.
Seperti diketahui, sebanyak 43 kepala keluarga (KK) atau 147 warga Dusun Duduk terpaksa mengungsi ke musala Nurul Iman, karena rumah mereka dihancurkan tim juru sita dari Pengadilan Negeri Mataram (24/6). Lahan yang mereka tempati merupakan milik I Made Krasta, selaku pihak pemohon yang memenangkan perkara gugatan atas tanah seluas 32 hektare melawan Amak Kodrat, selaku termohon.
Selain menyalurkan bantuan bahan makanan, kata Mukril, pihaknya juga ingin melihat langsung kondisi rumah warga yang sudah rata dengan tanah karena selama ini hanya mengetahui dari cerita orang lain. ‘’Warga Senteluk ingin melihat langsung kondisi para pengungsi dan rumahnya yang sudah dihancurkan. Kebetulan lokasi pengungsiannya berada di perbatasan dengan tanah sengketa,” ujarnya.
Apa yang dilihat oleh rekan-rekannya, kata mantan Kepala Desa Senteluk, ini cukup menyedihkan. Puluhan rumah dihancurkan seperti tak ada nilainya. Padahal, rumah tersebut dibangun dari hasil kerja keras selama bertahun-tahun.
Kondisi memprihatikan juga terlihat di lokasi pengungsian karena sejumlah kaum perempuan yang memiliki anak bayi berusia di bawah satu tahun harus mengasuh buah hatinya di tempat yang kurang layak. “Kami melihat ada orang lanjut usia dan ibu-ibu menggendong bayinya di dalam tenda pengungsian. Tentu itu suatu kondisi yang sangat memprihatinkan dan harus segera ditangani,” paparnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mendapat informasi bahwa saat ini masih ada 17 anggota keluarga para pengungsi yang masih ditahan di markas Polres Lombok Barat karena dijadikan tersangka menghalangi aparat saat menjalankan tugas negara.
Untuk itu, Mukril akan berupaya untuk memberikan bantuan hukum agar mereka bisa diberikan penangguhan penahanan sehingga bisa menjalankan ibadah puasa dan memilih presiden pada 9 Juli 2014. “Kami akan coba ke Polres Lombok Barat dan panitera Pengadilan Negeri Mataram untuk mengupayakan penangguhan penahanan,” kata pria yang banyak bergaul dengan pengacara ini.

Sumber: Lombok Post, Selasa 8 Juli 2014

Ketua TP PKK Lobar Hadiri Pelepasan Murid SBB Handayani

Digabung dengan Perpisahan TPA Pasar Handayani

Meski sederhana, acara pelepasan murid kelompok bermain Semai Benih Bangsa (SBB) Yayasan Handayani yang digelar akhir Juni lalu begitu dinikmati para tamu undangan. Kegiatan ini merupakan prosesi lulusnya 16 murid SBB yang merupakan angkatan ketujuh.

KECERIAAN nampak terlihat dari wajah para murid SBB yang akan dilepas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan tertib mereka mengikuti setiap sesi acara didampingi para orang tua masing-masing.
Sekadar informasi, sesuai keberadaannya, Yayasan Pemberdayaan Perempuan Handayani menjadi organisasi sosial yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial (UKS) terpanggil untuk memberikan kontribusi di bidang pendidikan. Melalui dedikasi menyumbangkan sumber daya manusia (SDM) di pendidikan anak usia dini (PAUD), yayasan yang diketuai Hj Bq Erna Andayani ini mendirikan kelompok bermain Semai Benih Bangsa (SBB).
“ Kami juga kemudian mendirikan Taman Penitipan Anak (TPA) Pasar Handayani yang lokasinya di sekitar Pasar Gerung,” kata Erna kepada Lombok Post, kemarin.
SBB berdiri sejak tahun 2006 dan telah meluluskan sebanyak 70 murid. Sudah banyak prestasi yang ditorehkan para peserta didik dan lulusan dari SBB kini tersebar di sejumlah SD. Sementara TPA Pasar Handayani mulai muncul tahun 2009 dan telah meluluskan sekitar 40 murid.
Karena bernaung dalam satu yayasan, acara pelepasan lulusan kedua lembaga pendidikan ini pun digabung. Jika dikalkulasikan, jumlah siswa yang dilepas dari SBB dan TPA adalah 26 orang.
Acara perpisahan semakin istimewa dengan kehadiran Ketua TP PKK Lobar Hj Nanik Zaini Arony. Di kesempatan itu, Nanik mengapresiasi dedikasi yayasan yang peduli terhadap pendidikan bagi para generasi penerus bangsa.
Wanita yang dinobatkan sebagai Bunda PAUD Lobar ini pun mencoba memompa semangat para murid menyongsong masa depan yang lebih cerah. Peran dan andil orang tua menurutnya, juga sangat menentukan masa depan seorang anak. Hj Nanik juga menyerahkan bantuan kepada yayasan untuk membantu mengembangkan dua lembaga pendidikan anak usia dini tersebut.
Ditambahkan Erna, yayasan yang diketuainya mencoba membangun pondasi moral sedini mungkin pada usia pra sekolah. Dalam memberikan layanan pendidikan, mereka menanamkan Sembilan pilar karakter.
Untuk lokasi, SBB berlokasi di Batu Anyar, Kelurahan Gerung Utara. Sementara TPA Pasar Handayani berlokasi di musala pasar Gerung.
Diungkapkan wanita berjilbab ini, untuk sementara kegiatan belajar- mengajar TPA masih menumpang di musala pasar karena tidak adanya bangunan khusus. Mereka baru mendapat bantuan lahan dari pemkab setempat seluas 10 are.
Karena sifatnya masih menumpang, diakui Erna, kegiatan berlajar murid cukup terganggu dengan kebisingan pasar. Mereka pun berharap pemkab melalui dinas pendidikan dan kebudayaan setempat bisa membangunkan sebuah ruangan khusus agar kegiatan pembelajaran bisa maksimal.

Sumber: Lombok Post, Senin 7 Juli 2014

Upaya Diskop dan UMKM Lobar Memajukan Koperasi

Berikan Pelatihan, Dorong Rutin RAT

Keberadaan koperasi sebagai lembaga ekonomi dianggap penting. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar), terus berupaya memajukannya agar mampu meningkatkan kontribusinya bagi perekenomian daerah.

GIRI MENANG-SALAH satu upaya yang dilakukan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Lobar adalah mengadakan pelatihan. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi bagi pengurus koperasi di daerah dengan motto Gumi Patut Patuh Patju, tersebut.
Pelatihan yang berlangsung selama empat hari di gedung Sanggar Kegiatan Bermutu (SKB) Tematik Gerung, tersebut dibuka Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lobar, H. Efendi. Sebanyak 30 peserta yang mengikuti pelatihan berasal dari pengurus dan pengawas koperasi se-Kabupaten Lobar.
Selain Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lobar sebagai nara sumber, ada juga Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopindo) Lobar H.Nurmain, dan dari PKPRI Lobar.
Pada kesempatan itu, Efendi, menekankan agar seluruh koperasi di daerahnya yang belum menggelar rapat akhir tahun (RAT), untuk secepatnya menggelar ketentuan yang sudah ditetapkan di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ ART) perkoperasian. ‘’Dalam catatan saya, dari 485 koperasi di Lobar, baru sebagian kecilnya saja yang sudah menggelar RAT,” sebutnya.
Ia tidak tahu persis alasan koperasi yang dimaksud belum menggelar RAT. Namun, jika alasannya belum mengetahui teknis menggelar RAT atau dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai syarat, pihaknya siap turun memberikan bimbingan teknis sekaligus pembinaan.
Sebagai tugas utama, kata dia, pihaknya senantiasa memberikan bimbingan dan binaan ke bawah. Karena bagaimanapun juga, baik dan buruknya perkembangan koperasi, tak lepas dari bimbingan dan binaan dari kabupaten. ‘’Termasuk juga dalam hal kegiatan RAT koperasi yang bersangkutan,” ujarnya sambil berharap agar seluruh peserta mampu menyerap pengetahuan dan keterampilan di bidang dasar-dasar perkoperasian.
Pejabat tersebut menambahkan, dalam rangka menyambut hari jadi Koperasi pada Juli 2014, pihaknya akan menampilkan hasil-hasil produk dari koperasi binaannya. Di antaranya adalah kerajinan gerabah, cukli, ketak, kain gumise dan produk-produk unggulan lainnya seperti, gula aren, kopi kemasan, kripik singkong dan lain-lain. “Semua hasil produk ini akan kita tampilkan sebagai bukti keseriusan pembinaan dan bimbingan kita,” ujarnya.
Namun, kata dia, semua upaya itu tidak bisa terhindar dari adanya kendala dari sejumlah pengurus koperasi binaannya. Meskipun demikian, Efendi, tetap optimis dalam rangka mewujudkan visi koperasi dan UMKM Lobar. Pihaknya akan terus memacu diri dalam rangka mengklarifikasi kendala yang ada. Terlebih kegiatannya sudah masuk dalam program di masing-masing kecamatan dan desa.
‘’Apalagi kegiatan pameran produk unggulan itu sesuai dengan pembinaan koperasi yang berbasis desa,” jelasnya.
Visi yang dimaksud Efendi, adalah terwujudnya koperasi dan UMKM sebagai lembaga ekonomi yang produktif, akuntable, kompetitif dan demokratis dilandasi nilai Patut Patuh Patju. Untuk mengimplementasikan visi tersebut, pihaknya tetap bekerja keras membina seluruh koperasi yang ada. Terlebih dirinya belum merasa puas jika koperasi yang dibinanya belum hidup secara merata.
Namun, ia mengaku tetap optimis, apalagi calon kandidat capres/cawapres, telah mengangkat koperasi kerakyatan dan koperasi tani sebagai landasan utama debat mereka. “Kedua kandidat ini kan fokusnya ke ekonomi kerakyatan,” katanya.
Sumber: Lombok Post, Senin 30 Juni 2014

SDN 2 Bukit Tinggi Termegah di Lobar

GIRI MENANG-Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunungsari merupakan daerah terpencil, dengan topografi perbukitan. Namun, di kampung ini berdiri sebuah sekolah dasar (SD) termegah di Lombok Barat.
Dulu ketika masih berstatus filial, sekolah ini masih bangunan darurat. Bangunannya swadaya masyarakat agar anak mereka bersekolah. Kini setelah menjadi SDN 2 Bukit Tinggi berubah menjadi sekolah megah berkat bantuan Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang bekerjasama dengan Pusat Studi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSPSDM) Mataram.
Direktur PSPSDM Nur Akhmad Yani mengatakan, anak-anak yang berada di lingkungan sekitar bisa mengenyam pendidikan dengan fasilitas lengkap. Mereka tidak lagi belajar di ruang kelas darurat.
Sekolah ini diberikan dana Rp 833 juta lebih. Dana hibah ini diperuntukkan untuk membangun tiga ruang kelas baru (RKB) ukuran 24 m x 9 m. Selain itu, disiapkan juga meja, kursi murid dan guru, lemari buku, papan tulis, pengeras suara di setiap kelas.
“Kegiatan nonfisik berupa penguatan kapasitas kelembagaan komite sekolah melalui kegiatan pendampingan dan pelatihan juga kami lakukan,” ujarnya.
Dikatakan, dengan dana sebesar itu, PSPSDM mampu mengembangkan untuk membangun talud. Berkat bantuan masyarakat, pembangunannya juga cukup dengan dana sebesar itu.
“Jika dihitung dengan partisipasi masyarakat maka pembangunan proyek ini menghabiskan anggaran Rp 1 miliar lebih,” katanya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 26 Juni 2014

1 18 19 20 21 22 53