Giri Menang, 14 Agustus 2018 – Pos Komando Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) terus melakukan update data.
Update data itu dibutuhkan untuk menjabarkan kondisi nyata di lapangan dan menyusun perencanaan operasi di hari selanjutnya yang berupa tindak lanjut permasalahan yang sifatnya segera.
Kepala Sub Direktorat Pengendalian Operasi pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Luqmanul Hakim menegaskan.
“Laporan harian secara reguler tentang keadaan lapangan menjadi penting saat tanggap darurat seperti sekarang ini. Apa yang dibutuhkan pengungsi sebisa mungkin diberikan, seperti logistik, tenda, air bersih, dan lain sebagainya,” ujar Lucky, panggilan akrab pria yang ditugaskan BNPB untuk mendampingi Pemkab. Lobar.
Ia juga menambahkan bahwa tindak lanjut tersebut juga perlu dilaporkan.
“Setidaknya kita tahu titik pengungsian mana yang sudah atau yang belum disentuh. Hal ini bermanfaat untuk membuat pemetaan dampak dan cakupan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi agar lebih optimal,” ujar Lucky.
Pasca gempa 7,0 Skala Richter, Pos Komando utama ini setiap hari per jam 18.00 Wita selalu merilis data terbarunya. Mereka dibantu secara penuh oleh bidang operasi di masing-masing wilayah (kecamatan) yang terdampak paling berat seperti Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Lingsar, dan Narmada.
Pos Komando ini juga menghimpun dampak gempa di 6 kecamatan lainnya, biar pun tidak semassif di empat kecamatan tersebut.
Dari data yang disajikannya, terjadi perubahan data rumah yang rusak. Hal tersebut terjadi karena verifikasi yang cukup cermat dilakukan oleh operator wilayah.
Pada rilis terdahulu, kerusakan rumah akibat gempa menimpa hampir 58 ribu rumah, namun setelah diverifikasi dan diupdate, angka tersebut menyusut menjadi 52.269 rumah dengan tiga varian kerusakan yaitu rusak berat sebanyak 20.876 unit, rusak sedang sebanyak 13.660 unit, dan rusak ringan sebanyak 17.733 unit rumah.
“Data kerusakan ini merupakan data awal yang akan dijadikan acuan dalam melakukan verifikasi teknis,” pungkas Lucky dengan menyebutkan Dinas PUPR, Dinas Rumkim, dan OPD Lobar teknis lainnya yang memverifikasi data kerusakan rumah yang by name by address.
Dengan demikian, menurut Lucky, validitas data dapat dipertanggung jawabkan.
Kecamatan Gunung Sari menjadi kecamatan terdampak paling parah. Sebanyak hampir 11 ribu rusak berat, 2 ribuan rusak sedang, dan angka yang mirip untuk rusak ringan.
Akibatnya, kecamatan ini pun tercatat menghimpun angka pengungsi tertinggi. Paling sedikit 82 ribu warganya terpaksa mengungsi, baik karena kondisi rumah yang tidak mungkin mereka tinggali maupun karena efek trauma yang mereka masih rasakan.
Di Kecamatan ini juga terdapat korban jiwa paling banyak. Dari 40 korban meninggal berdasarkan data terakhirnya, ada 17 orang adalah warga Kecamatan Gunung Sari.