Padang, Rabu 19 September 2018 – Walau disibukkan selama lebih dari dua bulan menghadapi bencana gempa bumi, pelayanan publik dan pembangunan di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) tetap berjalan optimal. Hal tersebut ditunjukkan oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid beserta jajarannya di Pemerintah Daerah.

Khususnya oleh Dinas PUPR dan Dinas Pertanian, Pemkab Lobar tetap disibukkan oleh pelayanan di bidang infrastrukrur fasilitas umum yang diharuskan mampu menjamin keamanan pangan di Lobar.

Kondisi tersebut telah mampu mencuri perhatian Pemerintah Pusat yang kemudian mengganjar Lobar dengan Penghargaan sebagai Terbaik Nasional di bidang Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan (OP) Irigasi tahun 2018 ini.

Penghargaan tersebut diterima oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid di Hotel Grand Inna Padang Sumatera Barat (17/09) yang langsung diberikan oleh Dirjen Bangda Kemendagri RI.

Acara pemberian penghargaan itu sendiri digandeng dengan acara Konsultasi Regional Operasi Pemeliharaan Sumber Daya Alam Wilayah Barat yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri dan dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Bangda Kemendagri RI, Ir. Diah Indrajati, M.Sc.

Dihadapan 580 orang undangan dan juga dihadiri oleh KemenPUPR, Bappenas, Kemenko Perekonomian, dan Kemenkeu RI, Fauzan terlihat sumringah menerima plakat penghargaan tersebut.

Plakat penganugerahan tersebut diberikan ke Pemkab Lobar karena dinilai sebagai Kabupaten Penyelenggara OP Irigasi Terbaik Nasional untuk Tahun 2017 lalu. Bersama 10 Pemerintah Provinsi yaitu Bali, Lampung, DI Jogjakarta, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Jawa Barat, Gorontalo, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan Kabupaten Cirebon, Kota Payakumbuh, Kulon Progo, Jember, Pati, Kota Baru, Sinjai, serta Kabupaten Grobogan, Lobar mampu menyisihkan 514 Kabupaten/ Kota se-Indonesia.

Pemkab Lobar dianggap mumpuni dan berkomitmen dalam mengelola irigasi.

“Komitmen Pemda menjadi salah satu indikator utama,” ujar Kepala Dinas PUPR Lobar I Made Arthadana yang mendampingi Fauzan.

Selain komitmen Pemda, tambah Made, kriteria lainnya adalah rencana pengembangan yang disusun, kondisi jaringan, indeks kinerja, dan ketersediaan tenaga operator.

“Tapi kepedulian Pemda, itu kriteria utama,” pungkas Made.

Fauzan sendiri mengaku bangga dengan capaian tersebut.

“Alhamdulillah capaian kita tahun ini Terbaik Nasional. Kalau tahun lalu kita hanya mampu menempati nomor urut 3, sekarang kita nomor urut 1,” ujar Fauzan yang berjanji untuk terus berkomitmen terhadap persoalan tersebut.

Bagi Fauzan, masalah irigasi adalah variabel utama dalam pertanian.

“Kita harus mampu menjamin tata kelola air buat pertanian agar produksi pertanian tetap surplus dan mampu mensejahterakan masyarakat,” kata Fauzan.

Untuk diketahui, Lobar memiliki luas area pertanian mencapai lebih dari 17.600 hektar area persawahan yang terbagi menjadi 14.200 hektar sawah irigasi dan sisanya sebanyak 5.200 hektar adalah sawah tadah hujan.

Sektor pertanian itu mampu menyumbangkan lebih dari 21,5% pada Pendapatan Domestik Regional Bruto yang berjumlah lebih dari 9 trilyun rupiah.

Tahun 2017 lalu, sektor ini juga mampu menghadirkan surplus produksi padi lebih dari 30 ribu ton dan jagung lebih dari 28 ribu ton.

“Di samping karena ketersedian bibit, pupuk, dan alat produksi pertanian, faktor irigasi dan ketersediaan air menjadi sangat mempengaruhi,” pungkas Fauzan.

Penghargaan OP Irigasi 2017 ini menjadi sangat berarti buat Pemkab Lobar. Di samping sebagai satu-satunya di NTB di mana provinsi NTB sendiri tidak masuk, Lobar pun terbaik di Wilayah Indonesia Timur. Penghargaan ini seakan menjadi pelipur lara di tengah derita para pengungsi yang nota bene-nya lebih banyak berprofesi sebagai petani penerima manfaat irigasi.

Untuk irigasi sendiri, Lobar memiliki 25 daerah irigasi dengan 3 varian kewenangan, yaitu 2 daerah irigasi diurus Pemerintah Pusat, 3 daerah irigasi diurus Pemerintah Provinsi NTB, dan 20 daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pemkab Lobar.

Dari 20 daerah irigasi tersebut, 4 daerah adalah daerah irigasi teknis, sisanya adalah semi teknis.

Jumlah daerah tersebut ditambah lagi debgan 57 irigasi desa.