Terkait dengan pengolahan sampah selanjutnya, Fauzan menyinggung penggiling sampah yang diciptakan oleh seorang dosen Universitas Mataram. Menurut dia, alat ini bagus karena tanpa menggunakan BBM, tapi di dalamnya menggunakan sistem magma gunung berapi. Hasilnya, satu dum truck hanya memakan waktu 24 jam saja. Namun sayangnya kapasitas alat ini masih rendah. Tapi pihak pencipta akan terus mengembangkan alat ini. “Insya Allah alat ini akan mulai dicoba pada tahun 2016”, paparnya seraya memuji alat ini, karena selain bagus, tapi juga diciptakan oleh seorang putra NTB sendiri.
Ditambahkan Fauzan, sepulang dari Bandung, terkait kebijakan pengelolaan sampah ini, dari sisi akibat tentu akan terjadi jika tidak ditangani. Sebaliknya, jika ditangani, pasti akan mendatangkan sesuatu yang baik, terutama terkait ekonomi produktif. “Insya Allah saya ikut mendampingi meskipun terlambat”. Janji Fauzan, karena dia juga ingin belajar ke kabupaten Bandung yang sudah berhasil menangani soal sampah. Diharapkan semuanya serius untuk belajar mengenai sampah ini. (L. Pangkat Ali-Humas)