Giri Menang, Rabu 26 Jui 2017 – Kabupaten Lombok Barat memiliki sentra industri Rumah Tangga yang tersebar di berbagai wilayah, salah satunya adalah sentra indutsri gula aren yang tersebar di empat kecamatan yang meliputi 22 desa. Terdapat 5,6% atau sebesar 5.781 Rumah Tangga yang bekerja di bidang industri kecil. Secara keseluruhan, potensi industri gula aren telah mampu menyerap tenaga kerja 2.058 orang dengan kapasitas produksi sebesar 1.418,5 ton per tahun.
Desa Langko, Kecamatan Lingsar merupakan salah satu sentra industri gula aren yang pagi tadi (26/7) mendapat kehormatan dikunjungi oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Usai menghadiri Festival Tenun di Desa Sukerare Kabupaten Lombok Tengah, Menteri Perindustrian yang diwakili Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian RI, Ibu Gati Wibawaningsih langsung bertolak ke Desa Langko. Kedatangan rombongan langsung disambut oleh Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Moh. Taufiq didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Agus Gunawan, Kepala Desa Langko dan masyarakat sekitar.
Ibu Dirjen mengaku bangga dengan Kabupaten Lombok Barat, khususnya program Bupati H. Fauzan Khalid. “Program yang sudah dibuat oleh bupati ini adalah sebuah program untuk meningkatkan nilai dari produk yang sudah ada. Karena itu produk ini tidak hanya sebatas gula aren saja, akan tetapi juga akan diproduksi gula semut dimana produk ini nilai exportnya juga menjanjikan,” ujarnya.
Wanita kelahiran Bogor ini juga memuji langkah bupati menerbitkan Perbup tentang penggunaan produk lokal unggulan daerah sebagai upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. “Ternyata pak bupati ini benar-benar cerdas karena sudah membuat peraturan dalam bentuk Perbup, dimana semua yang dibiayai dari APBD harus menggunakan produk lokal,” pujinya.
Untuk itu dirinya berjani akan mensupport pembangunan UPT untuk produk gula semut yang ada di Lombok Barat. “Kementerian nanti support untuk pembangunan UPT nya. Tidak hanya itu, untuk peralatannya juga akan dibantu pengadaannya oleh Pemerintah Pusat, sedangkan untuk pelatihannya pihak Kementerian akan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi,” jelasnya.
Menanggapi rencana pembangunan UPT, Bupati H. Fauzan Khalid mengaku antusias. Menurutnya, dengan dibangunnya UPT pengolahan ini, nantinya Desa Langko akan dijadikan pusat pengolahan gula semut yang ada di wilayah bagian tengah Kabupaten Lombok Barat. Termasuk juga Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada yang notabene juga sebagi penghasil air nira di Lombok Barat. Tidak ketinggalan, bupati juga merencanakan hal serupa untuk wilayah utara seperti Kecamatan Batulayar dan Gunungsari.
“Sedangkan untuk pemasaran jangka pendek, nantinya semua konsumsi yang dibiayai oleh uang APBD, harus menggunakan produk lolal termasuk gula semut ini, termasuk juga saya akan mewajibkan semua hotel yang ada di wilayah Lombok Barat untuk membeli produk lokal,” tegas bupati.
Kegembiraan juga diungkapkan H. Mustaan, Ketua Kelompok Tani Gula Aren Bukit Tuan yang produknya sempat dicicipi oleh Ibu Dirjen dan bupati. Dirinya berharap agar UPT yang diusulkan dapat trealisasi dengan cepat. “Jadi proses produksinya, pemasaran dan di pengemasan bisa disinkronkan. Yang lebih penting lagi qualty controlnya bisa diterapkan di UPT tersebut sehingga mutunya tidak berbeda-beda. Dari UPT tersebut nantinya dapat terbentuk standarisasi produk,” harapnya. (romi/humas)