Giri Menang: Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk menemukan alternatif makanan pokok lain selain beras untuk dikonsumsi masyarakat. Upaya ini digalakkan mengingat menyusutnya lahan pertanian untuk padi. Pemerintah terus mendorong diversifikasi pangan.

Tidak terkecuali Lombok Barat (Lobar). Bupati Lobar, Dr. H. Zaini Arony, M.Pd menyatakan perlunya untuk mengembangkan diversifikasi pangan. Pernyataan itu disampaikan saat meresmikan lumbung pangan masyarakat sebagai wujud tanggung jawab social kemasyarakatan (CSR) PT Pegadaian (Persero) serta penyerahan Bantuan Sosial (Bansos) 2 desa mapan di Lobar di Batu Samban Lembar kemarin (10/5).

“Tidak bisa lagi kita mengandalkan intensifikasi dan ekstensifikasi,” ucap Zaini. Meningkatnya jumlah penduduk di mana lahan pertanian yang tetap bahkan berkurang membutuhkan alternatif melalui diversifikasi untuk mencegah kekurangan pangan.

Dia mengibaratkan bila 1000 ekor ikan dimasukkan dalam kolam berukuran 2 are, kemudian karena berkembang biak ikan menjadi 2000 bahkan 3000 ekor padahal lahan tetap, maka di sana akan terjadi kekurangan pangan. Begitulah Bupati Zaini mengibaratkan pertumbuhan manusia sementara lahan pertanian untuk memproduksi padi bahan konsumsi bukannnya bertambah malah berkurang.

“Sepertinya slogan “one day no rice (sehari tanpa nasi)” itu perlu diterapkan,” ujar bupati. Dia mencontohkan NTB yang kaya jagung maka mungkin dalam 7 hari, 6 hari makan nasi dan 1 hari makan jagung. Tidak hanya beras, ubi juga bisa menjadi alternatif.

“Saya senang disuguhkan ubi tadi, tidak ada cerita makan ubi itu langsung sakit” ujarnya.  Namun menurutnya, biasanya kita kalau belum makan nasi rasanya seperti belum makan. Kebiasaan itulah yang harus dihilnagkan, makanan pokok alternatif lain juga tidak kalah memiliki gizi dibanding beras.

Tidak lupa bupati juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pegadaian yang telah memberikan bantuan berupa lumbung pangan dan lantai jemur senilai Rp 117 juta. Itu merupakan wujud dari perhatian Pegadaian yang telah berumur 101 tahun, jauh lebih tua dari umur republik ini. Bantuan ini merupakan suatu bukti bahwa membangun Lobar tidak cukup hanya oleh elemen Pemerintah Lobar saja tapi juga dukungan dari berbagai pihak, masyarakat, termasuk Pegadaian.

Kita, menurut suami dari Hj. Nanik Suryaningsih ini, tidak pernah bisa membangun sendiri, berhasil sendiri tapi butuh pihak lain, orang lain. Upaya Pemkab Lobar adalah dengan menggemakan daerah membangun, tidak hanya membangun daerah, desa membangun, bukan hanya membangun desa. Ini bermakna bahwa masyarakat di desa harus lebih kreatif dan berperan aktif dalam proses pembangunan.

“Semoga ini bukan bantuan yang pertama dan terakhir, semakin besar Pegadaian semakin besar pula tanggung jawabnya kepada kita,” ujar Zaini berharap. Doktor Manajemen Pendidikan alumni IKIP (UNJ) Jakarta ini juga menyampaikan bahwa dalam kehidupan manusia terbentuk dalam koneksinya dengan orang lain. “Manusia adalah pengalamannya dan pengalaman itu dibentuk dalam ruangnya secara bersama-sama yaitu melibatkan orang lain,” kata Bupati Zaini.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi NTB, Ir. Hj. Husnanidiaty Nurdin, MM menyebut lumbung bantuan dari Pegadaian akan dimanfaatkan untuk menampung cadangan pangan yaitu guna membantu ketersediaan pangan masyarakat yang kekurangan pangan.

Dia juga menyatakan bahwa Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) tahun ini akan memberi bantuan bagi dua desa di Lobar. Dia memuji Bupati Zaini yang merupakan penggagas utama diversifikasi pangan.

Selain Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Lobar, Lalu Winengan dan sejumlah kepala SKPD lainnya, hadir pula Kepala PT Pegadaian Persero Wilayah VII Bali Nusra, H. Dijono, kelompok tani penerima bantuan di antaranya Al-Ikhlas dan Kondak Makmur, dan sejumlah masyarakat lainnya. Dari laporan singkat Dijono terpapar PT Pegadaian sebagai wujud rasa tangggung jawabnya (CSR) telah bekerjasama dengan Perguruan Tinggi , sekolah, tempat ibadah, dll guna memberikan bantuan. (Muhammad Busyairi)