Rombongan Komisi B DPRD Majalengka, Provinsi Jawa Barat, Rabu (12/9) siang tadi, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke kabupaten Lombok Barat (Lobar). Rombongan yang berjumlah 15 orang tersebut, tiba di Aula Kantor Dinas Pariwisata Lobar sekitar sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka diterima langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Lobar, Drs. I Gde Renjana.
Ketua Komisi B DPRD Majalengka, Otong Suhada, SH,MH, dalam arahannya mengaku kagum dengan perkembangan pariwisata di Lobar. Untuk itu kata dia, pihaknya ingin diberikan informasi terkait strategi pengembangan pariwisata. Kemudian akan berinisiatif, informasi pariwisata yang didapatkan ini, akan dikembangkan di daerahnya di Majalengka. “Mohon informasi, petunjuk maupun data terkait strategi pengembangan pariwisata,” katanya seraya mengaku, sepanjang perjalanannya menuju wilayah Lobar, pihaknya terkesan, betapa alam, budaya dan pantai di Lobar begitu pantastis.
Menurut Ketua DPRD dari PAN ini, pihaknya tidak saja ingin memperdalam dan mempelajari terkait potensi pariwisata. Tapi juga meluas menyangkut masalah potensi lainya seperti, pertanian, peternakan dan perdagangan. Untuk itu, pihak Pemda Lobar sendiri, telah menyiapkan sejumlah SKPD selaku nara sumber terkait dengan masalah tersebut.
Seperti yang diakui Otong Suhada, di Majalengka sendiri, hanya memiliki curup atau air terjun, bukit serta pegunungan. Sementara potensi kelautan, boleh dikatakan sangat terbatas, bahkan tidak ada sama sekali. Berbeda dengan kabupaten Lobar, diakui Otong, di Lobar, hampir memiliki semuanya. “Kami kagum dengan potensi alam yang dianugerahkan Tuhan kepada Lobar,” pujinya. “Dan semuanya telah dikelola dengan baik,” lanjutnya.
Sementara di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Lobar, Drs. I Gde Renjana mengemukakan, terkait pengembangan pariwisata di daerahnya, ada tiga strategi kebijakan pembinaan yang mesti dilakukan. Ketiga strategi tersebut meliputi, pembinaan sumberdaya manusia (SDM), Pembenahan destinasi dan Promosi.
Sejatinya, kata Renjana, kontribusi PAD terbesar di Lobar, justru ada pada sektor pariwisata yang bersumber dari pajak restoran dan penginapan. Untuk itu, Renjana menyebutkan, pihaknya ke depan, sedang dan akan mengembangkan destinasi wisata di wlayah Selatan, yakni kecamatan Sekotong. Karena di wilayah ini, sektor pariwisata alam dan pantai cukup berpotensi untuk dikembangkan. Dicontohkan, gelombang laut di Bangko-bangko, gelombangnya menuju ke arah kiri dan menepi. Sementara di daerah lain di pantai Kuta, Lombok Tengah, gelombangnya berjalan kearah kanan, kemudian pecah.
Terhadap potensi di Bagko-bangko ini, kata Renjana, pihaknya berencana akan menggelar lomba surving. Tujuannya, tiada lain untuk melakukan promosi pariwisata. Karena betapapun besarnya potensi wisata yang dimiliki suatu daerah, tanpa promosi, maka potensi tersebut terasa tidaklah sempurna. “Semuanya perlu promosi, baik internasional maupun regional”, kata Renjana. (L.Pangkat Ali)