GIRI MENANG-FK (Fakultas Kedokteran) UNRAM meresmikan program desa binaan di Desa Kuranji Dalang, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, Minggu (20/10). Program ini merupakan untuk pertama kali dilaksanakan.
‘’Di Jawa, masing-masing fakultas memiliki desa binaan, kami ingin di NTB juga diterapkan,” kata Ketua BEM FK Unram Yos Akbar Irmansyah, kemarin.
Program ini, kata pemuda asal Sweta, Mataram ini, juga merupakan bentuk perwujudan salah satu tridharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Terlebih, KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi FK sudah ditiadakan. Ia berharap program ini dapat memberikan kontribusi terhadap para mahasiswa. ‘’Mereka bisa menjalin hubungan dengan masyarakat, mengabdi kepada masyarakat,” ujar mahasiswa FK semester VII ini.
Desa yang terpilih sebagai desa binaan FK tahun pertama ini adalah Desa Kuranji Dalang, Labuapi, Lombok Barat. Dikatakan Ika Putri Yuliani, ketua panitia program Desa Binaan, Kuranji Dalang merupakan desa dengan tingkat ODF (Open Defecation Free), atau kesadaran buang air besar di tempatnya, yang sedikit di Lombok Barat.
Kepala Puskesmas Perampuan Andang Sari mengatakan, berdasarkan hasil survey cepat yang baru-baru dilaksanakan, hanya 42,3 persen penduduk di Perampuan, Lombok Barat, yang memiliki jamban sehat. Dengan kata lain, 67,7 persen warga belum memiliki jamban sehat. Dari angka tersebut, jelas tingkat sadar sehat warga masih kurang.
Hadirnya mahasiswa FK UNRAM dengan program desa binaan ini, diharapkan Andang dapat menjadi fasilitator dalam mewujudkan masyarakat ODF di Desa Kuranji Dalang. Selanjutnya, ia juga berharap desa Kuranji Dalang dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya. “Semoga kalian (mahasiswa) menjadi pemicu hidup bersih dan meningkatkan kesehatan masyarakat Kuranji Dalang,” katanya.
Pembantu Dekan III Ida Ayu Eka Widiastuti selaku wakil Dekan mengatakan, program desa binaan ini akan menjadi program berkelanjutan. Program-program yang dilaksanakan, nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di Kuranji Dalang.
Di masing-masing dusun akan dibuat kader-kader untuk diberikan penyuluhan kesehatan. Setiap kader, kemudian diharapkan memengaruhi warga lain untuk hidup bersih. “Sehingga tujuan mewujudkan masyarakat ODF bisa tercapai,” kata Yos.
Sumber: Lombok Post, Selasa 22 Oktober 2013