Giri Menang, Rabu 25 Juli 2018 – Sejak pagi tadi, puluhan anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat (Lobar) bersama Tim SAR, Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar melakukan evakuasi warga Dusun Taman Endok, Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung yang terdampak banjir rob, Rabu (25/7/2018).
Menurut informasi, warga baru menyadari air mulai naik ke pemukiman sekitar pukul 04.00 Wita. Saat itu air sudah setinggi pinggang orang dewasa. Sejumlah fasilitas umum dan fasilitas milik warga mengalami kerusakan akibat gelombang pasang yang menyapu kasawan pantai pesisir Endok sejauh 1 kilometer lebih itu.
Menanggapi kejadian itu, Bupati H. Fauzan Khalid mengaku pagi tadi langsung menginstruksikan BPBD, Dinas Sosial dan DKP bergegas menuju lokasi.
“Tadi kita langsung instruksikan BPBD, Sosial dan Kadis Kelautan melakukan evakuasi bagi warga yang terkena bencana agar langsung bisa ditangani,” katanya.
Akibat banjir tersebut satu unit rumah rusak serta 31 KK atau 224 warga pesisir Desa Taman Ayu terpaksa diungsikan ke SDN 4 Taman Ayu karena dikhawatirkan rumah mereka terkena dampak banjir rob kali ini.
Melalui BPBD Lobar, Pemkab Lobar sementara ini telah menyalurkan bantuan logistik untuk para pengungsi. Rencananya para pengungsi akan dibangunkan dapur umum dan tenda darurat oleh BPBD dan Dinsos Lobar. Namun, karena warga bisa mengungsi ke SDN 4 Taman Ayu makan rencana tersebut akan ditinjau ulang.
Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebelumnya sudah mengingatkan warga pesisir untuk mewaspadai cuaca buruk yang diprediksi akan melanda wilayah selatan NTB sejak tanggal 24 kemarin sampai 26 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPBD NTB, H. Muhammad Rum saat diwawancara usai meninjau langsung warga yang terkena dampak banjir rob di wilayah pesisir Lobar itu.
Lebih jauh H. Muhammad Rum mengatakan, tinggi gelombang diprediksi akan setinggi enam meter. “Ini sangat berbahaya sekali, jadi saya menghimbau kepada para nelayan untuk sementara ini tidak melaut dulu,” himbaunya.
Setiap tahun wilayah pesisir bagian selatan NTB khususnya diwilayah Lobar ini sudah menjadi langganan banjir rob bila cuaca mulai ekstrim.
“Wilayah ini memang sudah tidak layak lagi untuk pemukiman, nanti kita lihat solusinya seperti apa. Kalau kita relokasi tentunya ini adalah kebijakan tingkat atas yang nantinya akan melibatkan pimpinan dari provinsi maupun Pemerintah Lobar sendiri,” pungkasnya.
Menurut pengakuan warga, proyek PLTU Jeranjang menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana, Namun, Muhammad Rum tidak ingin berspekulasi. Dirinya akan melakukan kajian lebih mendalam terkait laporan warga tersebut.
“Tapi yang jelas cuaca extrim ini terjadi secara nasional, artinya bukan hanya disini saja, tapi seluruh pantai di wilayah Indonesia terkena dampak dari cuaca ekstrim ini,” jelasnya. (ardi/humas)