Giri Menang – Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr. H. Zaini Arony saat pelantikan tiga kepala desa (kades) di Lingsar Senin (25/3) lalu dalam sambutannya menyampaikan banyak hal penting bagi para kades, salah satunya rasa sulit untuk mengakui kemenangan orang lain. “Betapa sulitnya kita mengaku kalah,” ujar Zaini di hadapan ratusan undangan dan masyarakat di Desa Karang Bayan sebagai lokasi pelantikan. Namun, menurut bupati, dalam setiap kompetisi termasuk pemilihan kepala desa (pilkades) pasti ada yang menang dan kalah.

“Yang berkualitas itulah yang menang, baik secara ekonomi, kesehatan maupun pendidikan,” ujar suami dari Hj. Nanik Suryatingsih yang juga turut hadir ini. Setiap pemilihan menurut bupati, sebenarnya kompetisi ide, menawarkan gagasan. Pergantian (pemimpin), menurut bupati, adalah hal yang niscaya (pasti), dan yang tidak terpilih bukan berarti ladang pengabdiannya habis. Bahkan bupati menyampaikan lebih suka menggunakan istilah lain daripada kompetisi. “Saya lebih suka menyebutnya pesta demokrasi daripada kompetisi,” ujar pria yang pernah dua tahun di Jepang ini.

Hal menarik lain yang disampaikan bupati yaitu bahwa sumpah pelantikan yang telah diucapkan para kades merupakan satu janji dan komitmen moral. Para kades menurutnya sudah berjanji untuk bekerja sungguh-sungguh, seadil-adilnya dan sejujur-jujurnya. Pada saat kampanye, dikatakan bupati, pasti para kades sudah berjanji ini dan itu. “Supaya tidak menjadi janji palsu, maka harus dilaksanakan,” kata mantan Sekjend PNF Kemendikbud ini.

Selanjutnya Bupati Zaini merinci maksud dari sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya. Sebaik-baiknya, kata bupati, bermakna bahwa kades sebagai pemimpin di desa, bupati di kabupaten, camat di kecamatan, kadus di dusun, saat diberi kepercayaan maka harus bekerja sebaik-baiknya. Sedang, sejujur-jujurnya, menurut bupati, bermakna jangan sampai para kades tidak melaksanakan amanat, amanah dan mandat yang diberikan kepadanya sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada.

Seadil-adilnya, disampaikan bupati, artinya heterogenitas dan pluratitas masyarakat membutuhkan sikap yang arif dan bijaksana. “Bukan berarti si A dapat satu, si B dapat satu, tidak demikian, tapi mampu mengayomi semua masyarakat yang ada, yang heterogen baik agama maupun latar belakangnya,” ujar Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) NTB ini.

Selanjutnya kepada para kades bupati berpesan, bahwa tantangan ke depan bukannya semakin ringan tapi makin berat dan kompleks, variatif dan warna-warni. Oleh karena itu, kata bupati, semua harus bersatu membangun desa dan Lingsar. Bupati menyampaikan, masih banyak tugas yang harus dilakukan. “Mari bersama-sama memperkuat soliditas, kebersamaan, kalau kita terpecah-pecah kita tidak dapat mendayagunakan semua potensi yang ada,” kata mantan Kepala Dinas Dikbud NTB ini.

Berikutnya, mengingat salah satu kades yang dilantik adalah kades Karang Bayan yang memiliki mesigit (masjid) kuno, bupati menyampaikan perlunya untuk melestarikan peninggalan sejarah. Karang Bayan dan Bayan, dikatakan bupati, memiliki masjid kuno yang mirip namun katanya tidak boleh direhab. “Seberapa jauh tidak boleh direhab, seperti Taman Narmada, apa dibiarkan rusak,” ujar bupati yang menyiratkan keinginan merehab bukan bentuknya tapi komponen-komponennya.

Kepada para Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) desa yang juga dilantik, bupati berpesan, agar kaum perempuan lebih diperhatikan disertai pernyataan kalau Ketua TP PKK Lobar (Hj. Nanik Suryatiningsih Zaini arony) telah turun ke lebih dari 400 dusun di Lobar. “Kita menginginkan perempuan Lobar berdaya maka perlu binaan dan bimbingan,” pesan Ketua Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) NTB ini.

Selain itu, bupati juga mengajak untuk bisa membangun desa dari seluruh sisi, SDM, kesehatan, pendidikan. Bila kita sehat, kata bupati, maka produktivitas menjadi tinggi, dan bila produktivitas tinggi berarti ekonomi menjadi maju. Dengan cara demikian maka apa yang dicita-citakan akan bisa tercapai.

Bupati dalam kesempatan itu juga memuji Camat Lingsar, Suparlan yang menciptakan nuansa pelantikan yang berbeda. Yaitu tidak di kantor camat atau kantor desa melainkan di dekat masjid. “(Pelantikan, red) tidak harus di kantor desa atau camat, saya juga bisa langsung berkunjung ke masyarakat,” kata Ketua DPD Partai Golkar NTB ini.

Tiga kades yang dilantik Camat Suparlan atas nama Bupati Lombok Barat yaitu Kades Lingsar, H.M. Abdul Hadi Asrori, SE., Kades Dasn Geria, Supriadi dan Kades Karang Bayan, Sudirati. Sedang ketua TP PKK desa dilantik Ny. Riadah Suparlan yaitu Ny. Hj. Endang Muliati Abdul Hadi Asrori, Ny. Sri Wahyuni Supriadi dan Ny. Yoni Sudirati. Dengan periode waktu 6 tahun (2013-2019).

Hadir  Kepala BPMPD, Muridun dan Sekretarisnya Chandra Prayuda, Kadis Kesehatan Rahman Sahnan Putra, M.Kes., Kadis Pertanakbun, Ir. Chairul Bahtiar, TGH. Muh. Siddiq, TGH. Azhar Rasyidi, TGH. M. Busyairi, TGH. Ramadhan Hasan,  Muspika Lingsar, dan undangan lainnya. Pada kesempatan itu bupati juga menyerahkan pakaian seragam untuk Kades Lingsar, Sekdes Karang Bayan dan Kadus Karang Bayan.

Selepas acara bupati langsung mengunjungi rumah adat, masjid kuno, kerajinan ketak dan rumah ratu (peninggalan Hindu). Di sela-sela perjalanan bupati menyalami para ibu, yang tua, anak-anak sambil memegang kepala mereka. Sementara Hj. Nanik di tempat lain mendekati dan memberikan uang ala kadarnya bagi anak-anak dan ibu-ibu sebagaimana kebiasaannya. (Muhammad Busyairi dan Tim Humas)