Kebanyakan para wisatawan yang datang ke Pulau Lombok, lebih mengenal Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Ketiganya masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Lombok Utara. Tapi bagi yang sudah bosan ke obyek wisata itu, bisa memilih berwisata ke Gili Nanggu, Sekotong.
GIRI MENANG-GILI NANGGU merupakan salah satu pulau dengan luas sekitar 8 hektare (ha) yang ada di sisi barat Pulau Lombok. Masuk dalam wilayah administratif Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat (Lobar).
Pulau nan cantik ini satu deretan dengan Gili Tangkong dan Gili Sudat. Hampir sama dengan pesona Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan, yang sudah dikenal wisatawan mancanegara.
Untuk mencapai Gili Nanggu, wisatawan bisa menuju Pelabuhan Lembar yang berjarak sekitar 27 kilometer dari Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB. Waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 30 menit. Sampai di pelabuhan yang menghubungkan Pulau Lombok dengan Bali, wisatawan selanjutnya menggunakan perahu atau speedboat dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Rute lainnya adalah melalui dermaga Tawun, Desa Sekotong Barat, atau sebelah barat Pelabuhan Lembar. Jika melalui rute ini, wisatawan bisa menikmati panorama alam perbukitan dan bentang laut Sekotong, sepanjang perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Dermaga Tawun dibangun oleh Pemkab Lobar melalui dana APBD. Infrastruktur ini kemudian direvitalisasi menggunakan dana APBN melalui Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemen PDT). Sehingga kondisi sekarang sangat refresentatif untuk menunjang pengembangan pariwisata Gili Nanggu.
Wisatawan yang ingin menyeberang ke Gili Nanggu, melalui dermaga jetty Tawun, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit menggunakan perahu sewaan. Ongkos sewa untuk satu kali penyeberangan hanya Rp 300 ribu dengan
jumlah penumpang maksimal tujuh orang. “Itu tarif yang diberlakukan di Pelabuhan Tawun ini,” kata salah seorang warga, Muhtar, 45 tahun.
Gili Nanggu mempunyai dua titik snorkeling. Di sisi timur pulau yang merupakan tempat ikan-ikan cantik berkumpul dan bermain. Sedangkan di sisi selatan memiliki keindahan terumbu karang yang berwarna-warni. Pengunjung dapat bersnorkeling dari pagi hingga sore hari. Namun waktu yang paling tepat adalah siang hari ketika matahari terik, karena di waktu tersebut arus dan angin belum kencang, dan juga sangat menguntungkan apabila Anda ingin mengabadikan keindahan taman laut karena cahaya yang cukup bagus.
Eksotisme Gili Nanggu, sudah dikenal luas oleh wisatawan. Baik domestic maupun mancanegara. Oleh sebab itu, Pemkab Lobar, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar menetapkan tiga Gili Nanggu, Gili Sudak dan Gili Tangkong menjadi kawasan konservasi. Penetapan kawasan konservasi ini disebabkan rusaknya 80 persen terumbu karang yang ada di wilayah tiga Gili itu.
Untuk menunjang fasilitas di kawasan pariwisata tiga gili tersebut, dibutuhkan juga alat transportasi. Oleh sebab itu, pemerintah pusat memberikan bantuan kapal wisata senilai Rp 1,4 miliar.
Banyaknya wisatawan yang mengunjungi Gili Nanggu, menjadikan kawasan ini dilirik oleh investor. Mereka berminat membangun dan mengelola obyek wisata itu menjadi lebih menarik sehingga memberikan manfaat besar bagi ekonomi masyarakat Kabupaten Lobar.
Para pengusaha itu bahkan sudah mengekspose rencananya di hadapan Bupati Lobar H Zaini Arony, pada 5 Maret 2014 lalu. Para investor itu didominasi pengusaha pariwisata bertaraf intemasional. Ada Mr Mahesh dari Dubai, Mrs Sky dari Australia, Mr Zaedy dari Singapura serta beberapa dari negara Asia lainnya. Mereka itulah yang nantinya akan turut andil dalam pengelolaan pembangunan Gili Nanggu Villa Resort dengan luas lahan sebear 12,35 hektar.
Pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Lobar, terus dipacu. Alasannya, hampir 70 persen pendapatan asli daerah (PAD diraup dari sektor ini. Setelah Senggigi, dipastikan, Kecamatan Sekotong akan dikembangkan sebagai destinasi baru di wilayah selatan Lobar.
Sumber: Lombok Post, Sabtu 29 Maret 2014