GIRI MENANG-Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Lombok Barat (Lobar), mulai menggiatkan budidaya kerapu di kawasan perairan Sekotong. Apalagi kondisi lingkungan di wilayah tersebut mulai membaik pasca maraknya penambangan emas tradisional.
Kepala Dislutkan Lobar H. Ahmad Subandi, kepada wartawan kemarin mengatakan, upaya pengembangan komoditas tersebut akan dilakukan dengan pola keramba jaring apung (KJA). “Kami akan memberikan bantuan kepada tiga kelompok nelayan di Kecamatan Sekotong,” katanya.
Bantuan tersebut, kata dia, bersumber dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT). Tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya pada sektor perikanan dan kelautan.
Disebutkan, jenis ikan kerapu yang akan dibudidayakan oleh kelompok tersebut yakni kerapu bebek dan kerapu macan. Para kelompok nelayan itu diberikan bantuan karena memiliki komitmen membudidayakan ikan kerapu dengan sistem KJA.
Selain komitmen, perairan laut di wilayah Sekotong juga sudah mulai pulih atau berkurang dari dampak pertambangan emas yang selama ini telah mencemarkan perairan Sekotong. Sehingga kualitas air dan perikanan kurang mendukung untuk budi daya laut. “Dari hasil penelitian biomasa ikan di wilayah Sekotong sudah mulai pulih, memang dulu perairan Sekotong terkena dampak mercuri,” ujarnya.
Menurut dia, perairan laut di wilayah Sekotong berpotensi dikembangkan sebagai budi daya ikan kerapu sekitar 350 hektare. Dari luasan itu baru sekitar 10 persen saja yang sudah dikembangkan dengan menggunakan teknologi KJA.
Dari beberapa musim budi daya kerapu yang dilakukan bersama kelompok nelayan di kawasan tersebut hasilnya cukup memuaskan. “Bahkan menjanjikan untuk perekonomian masyarakat setempat,” tandas Subandi.
Sumber: Lombok Post, Kamis 19 Juni 2014