Foto : http://perdesaansehat.or.id/poster-jambore.html

Jakarta (ANTARA News) – Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) menggelar serangkaian kegiatan pada Jambore Nasional Perdesaan Sehat KPDT 2013, yang puncaknya akan berlangsung pada 19–20 November 2013 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

“Jambore ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional serta mempercepat pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal,” kata Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan Kementerian PDT, Hanibal Hamidi dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Beberapa kegiatan diadakan seperti lomba penulisan artikel ilmiah populer, kompetisi foto di Mataram, serta penghargaan perdesaan sehat KPDT Award Tahun 2013.

Penghargaan Perdesaan Sehat KPDT Award Tahun 2013 ini merupakan suatu apresiasi terhadap tenaga kesehatan dan tokoh kesehatan dalam hal komitmen mewujudkan upaya kesehatan preventif dan promotif serta peningkatan kapasitas lembaga pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Poskesdes, Posyandu dan sejenisnya) di perdesaan daerah tertinggal.

Dalam pelaksanaan jambore ini, lanjut Hanibal, Kementerian PDT juga menggandeng Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Kerjasama ini sebelumnya sudah dilakukan pada pencanangan Pembangunan Perdesaan Sehat KPDT di Entikong Kabupaten Sanggau, Desember 2012, melalui kegiatan bakti sosial. “Kali ini kegiatan meliputi operasi katarak dan bibir sumbing,” katanya.

Perdesaan Sehat merupakan suatu kebijakan sekaligus instrumen koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal.

Kegiatan ini dilakukan dalam kerangka mempercepat keterjangkauan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas berbasis struktur kependudukan serta mempercepat keberdayaan masyarakat dalam pembangunan kualitas kesehatan di wilayah perdesaan.

Faktor-faktor utama kualitas kesehatan tersebut adalah dokter Puskesmas dan bidan desa sebagai faktor dasar kualitas kesehatan.

Sementara air bersih, sanitasi dan gizi seimbang (bagi ibu hamil, ibu menyusi, bayi, dan balita) sebagai faktor penentu dasar kualitas kesehatan. Kelima faktor utama tersebut disosialisasikan sebagai Lima Pilar Perdesaan Sehat. “Hal ini sekaligus mendukung pencapaian target MDGs yang menjadi komitmen dunia pada 2015,” ujar Hanibal.

Sasaran prioritas lokasi yang telah ditetapkan bagi pelaksanaan pembangunan Perdesaan Sehat adalah 158 Kabupaten daerah tertinggal yang memiliki IPM kurang dari 72,2 sekaligus kompositnya pendukungnya berupa indeks kualitas kesehatan yang diwakili dengan angka harapan hidup (AHH) yang kurang dari 68,8.

Berdasarkan data Kementerian PDT, di 158 Kabupaten tersebut terdapat 2.491 wilayah perdesaan (wilayah kerja Puskesmas), 24 ribu desa dan 10,7 juta rumah tangga.

Sasaran kondisi yang ingin dicapai oleh pembangunan Perdesaan Sehat adalah memastikan ketersediaan dan berfungsinya dokter di setiap Puskesmas, bidan desa setiap desa, air bersih dan sanitasi bagi setiap rumah tangga, serta gizi seimbang terutama bagi setiap ibu melahirkan, ibu menyusui, bayi dan balita.

“Seluruh sasaran baik fokus dan lokasi pembangunan Perdesaan Sehat diharapkan akan tercapai pada tahun 2025,” kata Hanibal.

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/404589/kementerian-pdt-gelar-jambore-perdesaan-sehat