Giri Menang, Rabu 21 juni 2017 – H-3 Lebaran Idul Fitri tahun ini benar-benar menjadi berkah bagi para pedagang. Tidak hanya memadati mal-mall atau distro yang bertebaran di seputaran ibu kota Provinsi, yaitu Mataram, masyarakat pun tampak berjubel di beberapa sudut kota kota kecil di luar Kota Mataram.

Salah satu yang terpantau malam ini (21/6) adalah ruas jalan TGH. Ibrahim Al-Khalidy yang ada di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat.

Sebagai kota santri, Kediri memang dikenal menjadi pusat kota pendidikan di luar Mataram karena terkenal dengan banyaknya Pondok Pesantren yang berdiri di kawasan tersebut,  diantaranya adalah Pondok pesantren Al-Islahudiny, Pondok Pesantren Nurul Hakim dan beberapa Pondok Pesantrennya lainnya yang memiliki santri ribuan dan berdatangan dari seluruh penjuru nusantara.

Di H-3 lebaran tahun ini,  ruas jalan Provinsi yang menghubungkan Mataram dengan Kota Praya Lombok Tengah itu disulap menjadi Pasar Malam dadakan. Terbukti dengan puluhan tenda-tenda penjual pakaian dadakan yang memenuhi hampir 1 kilometer di sisi kiri kanan jalan di desa itu selain belasan toko pakaian yang sebelumnya sudah ada berjualan tetap di sana.

Hj. Mulia, salah satu pedagang pakaian yang bersedia diwawancarai mengaku omzetnya bertambah dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan hari biasa. Bahkan kalau dibandingkan tahun lalu pun dirasakannya lebih tinggi.

“Kebutuhan pakaian yang tinggi dan minat masyarakat yang cenderung malas ke Mall di bilangan Mataram menjadi peluang besar bagi para penjual pakaian,” ujarnya.

Senada dengannya, Hj. Nursehan pun mengiyakan bahwa bila dibandingkan dengan hari biasa, ia bisa meraup hanya 1 jutaan rupiah saja, namun menjelang lebaran kali ini omzet di toko miliknya bahkan mencapai 5 jutaan di H-3 ini.

“Saya berharap kalo malam-malam selain bulan Ramadhan pun, Kediri tetap ramai dengan para pembeli pakaian sehingga keuntungan yang didapat bisa meningkat lagi,” harapnya.

Para pemburu pakaian pun mengaku sangat  terbantu dengan adanya pasar dadakan ini. Mereka bisa menghemat waktu kalau seandainya mereka harus berbelanja di Mall-Mal Mataram, ungkap Marlan salah seorang pembeli yang berasal dari Desa Kuripan, 5 kilometer selatan Kediri.

Dari pantauan malam ini, rata-rata calon pembeli berasal dari desa-desa tetangga, seperti Desa Kuripan, Gelogor, bahkan ada yang datang dari Kabupaten Lombok Tengah. (alok/humas)