Jakarta, 28 Februari 2019 – Lesunya pariwisata di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Kabupaten Lombok Barat masih sangat terasa, walaupun bencana gempa bumi sudah lama berlalu.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Ispan Junaidi saat ditemui di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pertama Tahun 2019 di Hotel Sultan Jakarta, Kamis (28/2) menjelaskan faktor tersebut.
“Sekarang ini kondisi pariwisata kita sangat anjlok. Hasil laporan teman-teman perhotelan, okupansi di hotel mereka tidak bisa lebih dari 10-15%,” terang Ispan.
Menurut Ispan, kondisi saat ini sangat rumit dan kritis bagi kalangan pelaku usaha wisata. Bukan hanya karena recovery dari bencana gempa bumi yang belum selesai, namun banyak isyu lain yang sangat mempengaruhi minat kedatangan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat, khususnya ke Senggigi atau destinasi lainnya di Lombok Barat.
“Terakhir kemaren, isyu rabies (penyakit anjing gila, red) yang terjadi di Dompu, ikut mempengaruhi seluruh NTB. Tapi sebenarnya faktor eksternal yang paling mempengaruhi,” terang Ispan Junaidi.
Faktor eksternal, kata Ispan, ada di Pemilu yang akan berlangsung 17 April 2019 nanti dan mahalnya harga tiket pesawat.
“Kita tidak bisa pungkiri perspketif orang terhadap semua Pemilu itu kurang aman. Apalagi orang luar negeri yang akan berwisata, pasti memperhitungkan apek keamanan,” terang Ispan.
Demikian juga dengan tiket pesawat yang saat ini masih mahal, dari dan menuju Lombok.
“Coba lihat bandara kedatangan di BIL (Bandara Internasional Lombok, red). Sangat sepi,” pungkas Ispan prihatin.
Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid yang juga hadir di Rakornas tersebut berpandangan senada.
“Semua pihak harus peduli dengan pariwisata kita. Soal rabies, wartawan pun harus ikut memberi kenyamanan. Dompu (tempat wabah, red) itu kan jauh, tapi media mengeneralisir seakan-akan terjadi di seluruh NTB. Media juga harus punya tanggung jawab moral dengan mempertimbangkan efek pemberitaannya terhadap pariwisata kita,” harap Fauzan.
Mengenai harga tiket pesawat, bagi Fauzan, telah berdampak kepada pariwisata secara nasional sehingga pemerintah pusat harus ikut mencari jalan keluarnya.
Dengan kondisi seperti itu, menurut Fauzan, semua pihak mestinya terlibat aktif untuk mempromosikan kondisi daerah dengan menyebar luaskan bahwa Lombok sudah aman untuk dikunjungi.
“Tidak hanya aman dari gempa, tapi Lombok umumnya aman dari rabies, aman dari riak-riak Pemilu, dan punya destinasi alam dan budaya yang eksotik,” pungkas Fauzan.
Di tahun 2019 ini, janji Fauzan, pihaknya sudah menyiapkan program penanganan infrastruktur pariwisata dan beberapa event untuk promosi.
“Saya harap semua pelaku usaha pariwisata, terlibat membantu. Jangan hanya kita saja yang berinisiatif,” pungkas Fauzan. (Humas Lobar)
Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/lesunya-pariwisata-tanggung-jawab-semua/