KEMBANGKAN POLA KEMITRAAN, AKAN DIBERIKAN PINJAMAN DANA

Lombok Barat (Lobar) dipilih sebagai pilot project PT. Berdikari (Persero) mendukung program swasembada daging 2014, yang dicanangkan pemerintah pusat. Kecamatan Marongge, Sumbawa juga menjadi salah satu lokasi pilot project yang sama di NTB.

Untuk mendukung program pemerintah itu, Menteri BUMN menunjuk PT Berdikari (Persero) tanggal 11 April 2012, sebagai BUMN Peternakan. Sebagai langkah awal di skala Provinsi, PT Berdikari melakukan pendekatan ke para peternak di Lobar dan Sumbawa.

Tahun ini sebagai percontohan, perusahaan akan memulai kawasan seluas 10 hektare (ha)  untuk pengembangan jagung terintegrasi dengan unit usaha peternakan 200 ekor sapi.

Pola yang dikembangkan, kemitraan yakni untuk tanaman pangan, jagung ataupun padi petani akan diberikan pinjaman dana.

Sementara untuk peternakan akan dikembangkan dengan pola kemitraan bagi hasil. Sebanyak 200 ekor sapi telah disiapkan untuk pengembangan pembibitan. “Semua ini dilakukan dengan pola kemitraan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak”, kata Muhammad Amin yang juga Kepala Bidang Peternakan dan Perkebunan Dinas Pertanian Lobar.

Menurutnya, dalam rangka meningkatkan pendapatan petani atau peternak, harus mempunyai usaha yang terintegrasi baik tanaman pangan terintegrasi dengan peternakan atau peternakan terintegrasi tanaman pangan (jagung atau padi). Dua unit usaha ini saling mendukung.

Dari segi manfaat, usaha peternakan akan mendukung usaha pertanian tanaman pangan.

Misalnya, jagung dengan memanfaatkan limbah peternakan (kohe) bisa dijadikan pupuk tanaman jagung.

Begitu pula sebaliknya limbah tanaman pangan dalam hal ini daun atau batang jagung bisa diolah menjadi pakan ternak.

Program ini juga akan mendukung program Pemerintah Provinsi NTB yakni Bumi Sejuta Sapi (BSS).

Koordinator PT Berdikari (Persero) Wilayah NTB Muhammad Amin mengungkapkan, selama tiga tahun terakhir, laju pertumbuhan daging produksi lokal lebih rendah dibandingkan konsumsi. Pemerintah pun terpaksa mengimpor daging.

Tahun 2010, sebanyak 221,23 ton daging diimpor sementara di 2011 tercatat 156,85 ton. Karena itu untuk mewujudkan swasembada daging, perlu dilakukan terobosan yang sistematis dan komprehensif. BAIQ FARIDA –GIRI MENANG.

Sumber : Lombok Post