Poto ASecara nasional, Provinsi NTB dan Jawa Timur (Jatim), ditetapkan sebagai sasaran pilot project kegiatan peningkatan kapasitas perempuan dan penyediaan kesempatan kerja bagi perempuan melalui pembentukan wirausaha perempuan. Di NTB sendiri, kabupaten yang ditetapkan sebagai sasaran pilot project adalah, Lombok Tengah dan Lombok Barat (Lobar). Sementara di Jatim, jatuh pada kabupaten Ngawi dan Magetan. Kabupaten tersebut dinilai memiliki potensi penting dalam pengembangan perluasan kesempatan kerja.
Terkait program tersebut, telah disepakati melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (NKB) tiga Menteri. Diantaranya, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Koperasi dan UKM serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Di Lobar, dalam rangka mengimplementasikan NKB tersebut, Kamis (7/8) telah digelar kegiatan Pembekalan Peserta Wirausaha melalui Tenaga Kerja Mandiri bagi Masyarakat Purna TKI. Kegiatan tersebut diikuti oleh 20 orang TKI Purna mandiri yang berlangsung di Desa Peteluan Indah kecamatan Lingsar.
Kepala Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lobar, Drs.H. Faturrahim, M.Si menjelaskan, kegiatan pembekalan tersebut sebagai bentuk dari implementasi Bina Keluarga TKI dan NKB tiga menteri. NKB inilah yang ingin dikembangkan agar bisa memberdayakan TKI di Lobar. Karena sejatinya kata Faturrahim, masalah TKI memiliki ekonomi yang kurang bagus, hasil dari TKI tidak bisa dikelola dengan baik serta keluarga mereka kurang harmonis sehingga anak menjadi kurang terurus. “Melalui pelatihan ini ada hasil yang dikebangkan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para TKI purna ini,” jelasnya yang didampingi Kepala Dinas Koperasi dan UKM Lobar, H.Ahmad Efendi,SH, wakil dari kantor BKBPP Lobar serta sejumlah Pemateri.
Mantan Kadis Dikpora ini mengatakan, ada tiga lokasi sebagai kantong TKI terbesar di Lobar. Disebutkan, di kecamatan Lingsar, Labuapi dan Gerung. Ditiga tempat inilah menurut dia akan digelar pembinaan bagi TKI purna. Pola pembinaannya sama, namun kegiatannya beda. Di Desa Peteluan Indah kecamatan Lingsar ini, kegiatannya terkonsentrasi pada pengolahahan buah dan ikan air tawar. Karena dua komoditi ini merupakan sumberdaya alam yang cukup potensial. Dan dua kecamatan lainnya akan dilihat potensi yang ada. “Harapannya, dengan kegiatan ini mereka bisa berdaya dan meningkatkan kesejahteraan keluarga serta bisa hidup produktif dilingkungannya,” katanya seraya menambahkan, ada nuansa ekonomi yang bisa ditingkatkan dalam kegiatan ini.
Terkait adanya TKI yang dipaket karena meninggal dunia, menurut Faturrahim, mereka itu merupakan TKI yang tidak jelas, siapa yang mengirim mereka awalnya. Kalau semuanya jelas dan resmi, ada rekomendari dari kantor tenaga kerja, maka pihak kantor Disosnakertrans akan mempasilitasi pengurusan asuransi dari TKI bersangkutan. “Kalau mereka yang dipaket itu tidak dilaporkan oleh pengerah TKI, berarti mereka itu gelap. Kalau dilaporkan maka kami akan proses hak-hak TKI,” tegasnya.
Terpisah, salah satu peserta asal Peteluan Indah, Sri Yuliana mengakui, dengan adanya pelatihan ini, maka kemungkinan dia akan mengurungkan niatnya untuk kembali sebagai TKI. Padahal majikannya dari Jidah kerap kali menelfon agar bisa beraktivitas sebagai baby sister. “Untuk sementara stop dulu, karena saya sudah mandiri, punya kios sendiri,” katanya. (L.Pangkat Ali-Pranata Humas Pelaksana)