Ayah empat orang anak ini, patut diteladani. Semangatnya untuk memajukan pendidikan tak perlu diragukan lagi. Meski saat ini sebagai seorang peternak ayam biasa di rumahnya, namun ketekunannya dan tekadnya untuk berinvestasi bagi kesuksesan pendidikan anak-anaknya, tak pernah luntur. Dengan penghasilan pas-pasan namun ia berhasil menyekolahkan hingga tamat S1 Unram, seorang masih kuliah, seorang di SMA dan anak terakhirnya masih SD.
Bagi Abdurrahim, berinvestasi di pendidikan meski dengan cara berhutang sekalipun tidaklah menjadi beban merugikan. Ia bahkan menyoroti warga lainnya yang berhutang hanya untuk kebutuhan konsumtif. Padahal berhutang dan berinvestasi di pendidikan terlebih bagi anak-anak akan banyak memberi manfaat besar.
Abdurrahim berkomitymen, bukan saja aktif di organisasi, tapi juga dalam bidang pendidikan ia sangat konsen bagi pendidikan keluarganya. Konsistensi dalam dunia pendidikan sudah lama ditunjukkannya dengan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan bagi masyarakat miskin di daerah terpencil di wilayah Luk, Lombok Utara sekitar tahun 1990-an semasih Lombok Utara bergabung dengan Lombok Barat.
Bagi Abdurrahman, pendidikan merupakan salah satu cara dalam merubah peradaban manusia dan bangsa yang harus tetap dilakukan. Menurutnya, pendidikan itu harus mengacu pada bagaimana menstransformasikan teknologi dan ilmu pengetahuan. “Tapi ingat sering kali kita melupakan bagaimana seharusnya merubah karakter genarasi bangsa ini. Anak-anak banyak larut dalam perkembangan teknologi informasi. Tapi tak bisa membentengi diri dari sisi negatif dari kemajuan itu. Namun yang lebih penting adalah, bagaimana mengdepankan aspek moralitas dari bangsa ini,” jelasnya.
Abdurrahim berharap ada ada dukungan melalui pendekatan-pendekatan komprehensif dan holistik, bagaimana pendidikan itu lebih bernuansa pada pembangunan karakter. Masyarakat juga hendaknya menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting artinya dalam mendukung masa depan anak dan bangsa ini. “Jadi pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggungjawab bersama. Artinya ketika kita lemparkan hanya kepada pemerintah saja, ini seakan kita kurang bertanggungjawab. Sementara orang tua adalah yang pertama dan utama dalam meletakkan fondasi adasar dalam pendidikan keluarga itu sendiri,” tutupnya. (her-humas).