Giri Menang, 28 April 2020-Musrenbang virtual provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaksanakan Selasa (28/4). 10 Bupati/Walikkota termasuk Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengikuti Musrenbang tersebut. Khusus Bupati Lombok Barat mengikutinya Musrenbang secara video conference ini dari Aula Jayengrana, Kompleks Pemerintahan Kantor Bupati Lombok Barat, Giri Menang, Gerung. Saat itu Bupati didampingi para Asisten, Kepala Bappeda Lombok Barat Rusditah S.Sos.
Bertindak selaku moderator pada Musrenbang Virtual yang baru pertama kali dilakukan karena wabah Covid-19 ini Sekretaris Bapeda Provinsi NTB. Gubernur NTB H Zulkieflimansyah bersama seluruh angota Forkompinda NTB mengikuti seksama kegiatan tersebut. Bahkan Menteri Bappenas/Perencanaan Pembangunan Nasional Prof Dr Suharso Monoarfa dan Staf Khusus Menteri dalam Negeri turut hadir mengikuti video conference Musrenbang provinsi NTB ini.
Pada sesi laporan usulan dan saran Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mendapat kesempatan awal untuk menyampaikan usulan dan pokok-pokk pikirannya.
Bupati H Fazan Khalid kepada Gubernur melaporkan, bahwa thema pembangunan 2021 untuk Kabupaten Lombok Barat adalah pembangunan pariwisata berbasis desa dan pembenahan SPM yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
“Saya kira ini sangat nyambung dengan tema yang diangkat oleh Pemprov NTB dan juga dengan tema Musrenbang tingkat nasional,” demikian Bupati.
Sehubungan dengan usulan Pemprov NTB terkait tiga usulan besar yang berada di wilayah Lombok Barat seperti pelebaran ruas jalan Tanjung Karang – Kota Mataram – Kebon Ayu sampai dengan ke Lembar jujga telah menjadi prioritas pembangunan di Lombok Barat.
Berikutnya terkait pasca Covid-19, pembangunan ekonomi atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi menurut Bupati, hal ini juga sangat strategis. Jalan di pinggir pantai dari Kota Mataram langsung tembus ke Lembar nantinya akan menumbuhkan simpul-simpul usaha baru tertama di bidang kuliner dan perikanan.
Selain itu menyinggung sistem pelayanan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Gerung, Lembar dan Sekotong dengan cara memblok air Sungai Dodokan agar tidak sia-sia sampai dengan ke laut akan sangat berdampak positif ke depannya.
Bupati beralasan, saat terjadi musim panas air Sungai Dodokan yang terbuang percuma ke laut yaitu 200 liter per detik akan bisa bisa mengatasi kekurangan air bagi warga di Gerung, Lembar termasuk di Kecamatan Sekotong.
Stresing menarik lainnya yang menjadi titik tekan Bupati yakni pengembangan desa wisata. Menurutnya, di Lombok Barat terdapat enam desa yang menjadi prioritas utama sebagai desa wisata.
Enam desa dimaksud yakni, Desa Bengkaung Kecamatan Gunungsari dengan potensi agrowisata lebah, atau lebih dikenal dengan pengembangan madu trigona. Bupati menilai pasar madu trigona ini sangatah luar biasa. Sebelumnya pernah dicoba untuk memberikan para tenaga kesehatan dengan membeli madu ini.
Selanjutnya, Desa Gelangsar masih di Kecamatan Gunungsari dengan agrowisata buah yang mengandalkan keindahan alam termasuk saat menuju lokasi ini. Desa Karang Bayan dan Batu Mekar di Kecamatan Lingsar. Kedua desa ini merupakan desa juga masuk dalam katagori destinasi wisata buah. Termasuk bagaimana mendorong agar hasil perkebunan ini tidak langsung dijual tapi ada produk olahan lanjutan sehingga menambah added value-nya secara ekonomi untuk masyarakat.
Kawasan Desa Sesaot, Pakuan dan Buwun Sejati, yang lebih popular dengan sebutan Desa Sekawan Sejati. Tiga desa ini masuk ke dalam wisata Sunstainable, Tourism Observatorium (STO) dan sudah di SK-kan oleh Menteri Pariwisata dan bahkan masuk didaftarkan di PBB menjadi STO.
“Kemarin kita mendapat juara satu dalam kategori pariwisata berkelanjutan di bidang lingkungan untuk tingkat nasional. Karena itu ke depannya membutuhkan sentuhan lebih terutama dorongan dari pemerintah daerah termasuk pemerintah Provinsi,” ungkap Fauzan
Selanjutnya, tambah Bupati yakni Kawasan Desa Mareje Timur Kecamatan Lembar. Desa ini juga masuk agrowisata buah. “Mungkin banyak yang bertanya, di sana kan panas, kok bisa “tema” buah?. Tapi kami sudah membuktikan, desa ini juga kemarin menjadi lokasi yang kami tawarkan ke Universitas Mataram (Unram) sebagai salah satu alternatif lokasi kampus 2. Karena memang luar biasa luasnya. Sawah-sawahnyapun banyak yang membentuk terasering (bertingkat, red). Ini terlihat sangat indah dan dari sana bisa menyaksikan Pelabuhan Lembar dan Kota Mataram. Tapi ini sementara belum menjadi pilihan utama Unram. Jika pak gubernur ke sana, mungkin bapak lebih tertarik ditempatkan di sana dan bisa mendorong pihak Unram untuk membangun di desa ini,” ajak Bupati.
Desa wisata terakhir yakni kawasan Desa Batu Putih Sekotong. Di lokasi ini dikenal wisata bahari dan minat khusus. Minat khusus dimaksud yakni surfing dan menyelam. Pemda sudah mulai memberikan sentuhan-sentuhan dan dorongan-dorongan atau supporting dari Pemprov NTB sangat diharapkan.
Bupati juga menyebut aka nada disuse-diskusi yang lebih intens dengan Bapeda NTB, Bappeda kabupaten/kota lainnya terkait garapan-garapan bidang lainnya terutama untuk mengisi kisi-kisi atau menu-menu yang ditawarkan oleh provinsi NTB.
“Dan saya sangat berharap semua program itu nyambung. Kami mengistilahkannya di Lombok Barat itu pembangunan, penganggaran itu baru mempunyai output yang baik itu harus memenuhi tiga syarat. Yakni programnya terintergrasi, antar OPD bersinergi dan kemudian juga saling melengkapi. Sehingga nanti jika provinsi sudah menetapkan program, nanti kami yang melengkapi, kami yang awasi dan kami yang bina dan melanjutkan sehingga tidak putus dan terus berkelanjutan,” tutup Bupati.(Her/Humas)