Produksi Beras Tinggi, Lobar Tarima Apresiasi Dari Kementerian Pertanian

Kabupaten Lombok Barat (Lobar) Nusa Tenggara Barat mampu meningkatkan produksi beras dalam kurun tiga tahun terakhir menjadi perhatian serius Kementerian Pertanian RI. Itulah sebabnya Menteri pertaniaan melalui Dirjen Tanaman Pangan Ir. Udoro Kasih Anggoro, MS memberikan afresiasi positif atas keberhasilan yang diraih daerah ini dalam peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya beras.

Pernyataan Dirjen Tanaman Pangan tersebut terungkap saat dilakukannya panen raya bersama di area uji Sekolah Lapang Pertanian Lombok Barat yang dipusatkan di Desa Gegelang, Kecamatan Lingsar, Lobar,  Sabtu (8/12) lalu. Panen raya tersebut dihadiri Bupati Lobar, Dr. H. Zaini Arony, Sekda NTB HM. Nur, SH.MH para direktur Dirjen Tanaman Pangan, Kadis Pertanian TPH NTB, H. Abdul Maad, Sekretaris Bakorluh NTB, Dr. Ir. H. Mashur, MS, Kepala BPTP NTB, Dr. Ir. Dwi Praptomo, MS, Kadis Pertanian Peternakan dan Perkebunan Lombok Barat Ir. H. Khairul Bachtiar, MM dan tamu undangan lanilla.

Dirjen Udoro Casi Anggoro mengharapkan Bupati Lobar beserta jajarannya untuk semakin meningkatkan produktivitas hasil padi dan tanaman pangan lainnya di Lombok Barat. Hal ini disampaikan mengingat prestasi produktivitas padi di Lombok Barat sebagaimana dihasilkan oleh petani Lingsar dalam satu satuan hektarnya bisa mencapai10, 56 ton/hektar gabah basah. Angka sebanyak itu disetarakan dengan 8,6 ton/hektar gabah kering giling. Sementara dengan hasil tersebut Lombok Barat dimungkinkan bisa meningkatkan produksi lebih dari capaian yang ada saat ini.

Keberhasilan petani Lombok Barat, khususnya di Kecamatan Lingsar ini setidaknya turut memberikan kontribusi capaian target swasembada beras 10 juta ton tahun 2014. Dan guna meningkatkan produksi beras menurut Anggoro haruslah ditangani secara lebih serius dan butuh kerja keras Pemda termasuk legislatif haruslah rajin urun ke lapangan guna mengetahui persoalan dan kendala petani sesungguhnya yang terjadi di lapangan.

Dirjen tidak memungkiri jika ancaman perubahan iklim merupakan ancaman bagi keberlangsungan produksi pertanian.

Anggoro membeberkan strategi meraih swasembada pangan di masa mendatang. Diantaranya petani diminta meningkatkan produksi dalam setiap lahan sawah yang dimilikinya. Pemerintah diharapkan bisa membuka sawah baru guna memperluas area pertanian.

Strategi selanjutnya yakni dengan mengurangi konsumsi beras. Dalam hal ini Indonesia tercatat sebagai pengkonsumsi beras terbesar di dunilla. Dimana kemampuan konsumsinya bisa mencapai 139,15 kilogram/orang setiap tahunnya.

Kementerian Pertanian katanya, berharap konsumsi beras pada tahun-tahun mendatang bisa menurun ingá 100 kg./orang/tahun. Dan yang terakhir bisa dilakukan dengan meningkatkan produksi.

Bupati Lobar. Dr. H. Zaini Arony menyatakan, pertanian di Lobar dianggap sebagai sector basis. Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) dari sector ini sebesar 26 persen dari total pendapatan di Lombok Barat. Dengan jumlah ini menempatkan sektor pertanian berada pada urutan kedua estela sector pariwisata yang berada pada angka 27 persen.

Zaini mengutarakan bahwa karakteristik daratan Lobar umjumnya terbagi menjadi dua bagian yakni bagian utara dan selatan. Di bagian utara, kemampuan produksi beras dinilai cukup bagus. Mengingat debit air di wilayah ini tersedia cukup banyak. Berbeda dengan wilayah selatan yang daratannya banyak bergunung dan penuh perbukitan. Debit airnyapun sangat sedikit dan terbilang Sangat kering. “Untuk itu produksi berasnyapun jadi lebih sedikit. Tanaman padi tergaantung pada tadah hujan,” ujarnya.

Apresiasi peningkatan produksi padi oleh petani Lobar ini juga mendapat apresiasi dari Sekda NTB, HM Nur yang mewakili Gubernur NTB. Ia menjelaskan, keberhasilan Lobar dalam peningkatan produksi beras Sangat membantu NTB dalam meraih target swasembada pangan nasional. Baginya keberadaan pangan sudah menjadi isu central menggeser isu central yang lain yakni isu demokratisasi dan gender. “Ke depan yang terkuat bukan lagi persenjataan yang canggih dan mutakhir melainkan negara yang memiliki stok pangan yang aman,” ungkapnya.

Terkait keberhasilan Lobar memproduksi padi 10,56 ton/hektar, Nur menghimbau daerah lainnya di NTB mencontoh keberhasilan Lombok Barat, karena baru Lobar yang dianggap mampu memproduksi dengan kapasitas sebanyak itu. (Reporter: Hernawardi, Fotografer D edy, S)