Giri Menang: Sebelum menjadi Bupati Lombok Barat (Lobar), lebih dari 20 tahun H. Zaini Arony telah mengabdikan diri di dunia pendidikan. Hingga tidak berlebihan jiwa mendidik itu melekat dalam dirinya. Itu sering terlihat saat mengunjungi masyarakatnya salah satunya dengan menguji kemampuan baca para ibu-ibu yang notabene-nya telah atau sedang mengikuti pendidikan pemberantasan buta aksara seperti Keaksaraan Fungsional (KF).

Begitulah yang tampak saat Bupati Zaini menghadiri sekaligus meletakkan batu pertama pembangunan Raudatul Atfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK) Islam Yayasan Nurul Ishlah Gegelang Kec. Lingsar pada hari Rabu (27/6) kemarin. Didahului dengan sepatah dua patah kata oleh Pimpinan Yayasan Nurul Ishlah yang sekaligus Kepala Desa (Kades) Gegelang, Syafiuddin, Bupati Zaini dalam kesempatan sambutannya membuat jamaah hingar bingar penuh kegembiraan.

Di tengah-tengah menyampaikan sambutan, sebagaimana kebiasaan yang sering dilakukannya di tempat lain, Bupati Zaini memanggil ibu-ibu atau bapak-bapak yang mengikuti sekolah buta aksara.

“Ada Bapak-bapak, Ibu-ibu yang ikut “sekolah tua”, ucapnya dalam Bahasa Sasak. Semula tidak ada yang mengangkat tangan namun setelah bupati mengatakan akan menguji kemampuan baca serta akan diberi hadiah Rp 50 ribu bagi yang bisa, seorang ibu angkat tangan dan maju ke depan diikuti beberapa yang lain. Akhirnya, berdiri berjejer di hadapan bupati 5 orang ibu-ibu yang siap menerima ujian membaca.

Jamaah yang jumlahnya ratusanpun makin bersemangat menyaksikan orang-orang yang mereka kenal. Dan memang, para ibu yang maju tersebut masih mengeja dalam membaca dengan ejaan yang tentunya membuat bupati dan hadirin terenyuh.

Ibu Sukimah, salah seorang yang maju ke depan, disuruh oleh bupati membaca tulisan di spanduk yang berbunyi “Acara Peletakan” yang oleh Ibu Sukimah dieja sedemikian rupa…A..ec..a…er…a…ep pe e pe l le e le et ta a ta ek ka a kan—pe-le-ta-kan…sontak membuat jamaah tak mengedipkan mata ke depan.

Begitu juga Ibu lain yang mengeja “Wujudkan” menjadi “Wajidkan” atau yang lain mengeja Lombok dengan Lo-o-lo-mbo-ek Lombok. Dan yang tak kalah seru saat Ibu terakhir mengeja “Bermartabat” dengan benar yaitu eb be e be ere m ma a ma er et ta a ta eb ba a ba et… namun membacanya “bermasyarakat” yang kembali mengundang riuh jamaah.

Namun demikian, Bupati Zaini mengatakan semuanya bisa membaca dan diberi uang masing-masing Rp 50 ribu. Dari pantauan Humas, kebiasaan Bupati Zaini yang seperti itu sangat menghidupkan suasana. Masyarakat biasanya sangat antusias, tidak hanya karena hadiah yang tidak seberapa tetapi karena menyaksikan teman-temannya yang bertindak unik di depan. Tak jarang para ibu-ibu maupun bapak-bapak terlihat akrab dibimbing membaca oleh Bupati Zaini.

Bupati Beri Sumbangan Rp 15 Juta

H.Zaini Arony, dalam kesempatan tersebut memberikan sumbangan total Rp 15 juta bagi pembangunan RA Nurul Ishlah. “Saya pribadi menyumbang Rp 5 juta dan nanti dari Baznas Lobar Rp 10 juta,” ujar Bupati Zaini yang diikuti ucapan Alhamdulillah dan kegembiraan hadirin.

Bupati juga mengutip Al-Qur`an Surat Al-Ra`du Ayat 11 yaitu “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mengubahnya sendiri”. “Tidak mungkin orang lain belajar kita yang pintar, orang lain bekerja kita yang kaya,” ujarnya. Kepada generasi muda Lobar, bupati memotivasi untuk terus belajar. “Generasi muda Lobar harus maju, kalian harus belajar supaya Lobar tidak rugi,” ucapnya mengingatkan. Menurutnya, kalau kita bodoh tidak akan pernah bisa membangun.

Sementara itu, Kades Syafiuddin dalam kata-kata penerimaannya bersyukur dengan kedatangan Bupati Zaini dan rombongan. “Pemerintah yang sekarang adalah pemerintah yang merakyat, sering turun ke masyarakat,” ujar Syafiuddin memuji Bupati Zaini yang kerap turun ke masyarakat.

Dia juga berterima kasih dengan dibangunnya jalan di Gegelang. “Dulu waktu jalannya masih rusak, masyarakat sangat kesulitan, bahkan ada yang pernah tomatnya tumpah karena jalan yang berlubang,” ucap Syafiuddin. Syafiuddin menjelaskan, RA yang akan dibangun terdiri atas 2 lokal dengan ukuran 14 x 6 meter serta biaya sekitar Rp 70 juta. Dengan berdirinya RA tersebut nantinya, maka Desa Gegelang yang memiliki 7 dusun akan memilikinya satu-satunya RA dan 3 buah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Tampak hadir dalam acara tersebut, Asisten II H.Halawi Mustofa, Kadis Dikbud, H. Faturrahim, Camat Lingsar Suparlan, TGH. Subli As-Sasaki, dan beberapa undangan lainnya. (Bus/Romi/Emi-Humas)