Mataram, 25/11 (ANTARA) – Sasaran program pemberdayaan warga miskin melalui Kelompok Usaha Bersama (Kube) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggeluti usaha ternak ayam dan sapi, yang dinilai cukup berpotensi meningkatkan kesejahteraan keluarga.
“Kami pilih usaha ayam pejantan karena menjanjikan keuntungan lumayan, waktu panennya pun tidak lama,” kata Khaeruddin (42), anggota Kube di Desa Gontoran, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, yang ditemui di sela-sela aktivitasnya memelihara ayam pejantan di kediamannya, Minggu.
Khaerudin mengaku menggeluti usaha ternak ayam pejantan (sejenis ayam kampung) sejak beberapa bulan lalu, dan sudah pernah sekali panen.
Ia memulai usahanya dengan bantuan dana Kube sebesar Rp6,5 juta, yang digunakan untuk pembelian bibit ayam pejantan atau Day Old Chick (DOC) sebanyak 800 ekor, dan pakannya sebanyak tujuh kwintal (700 kilogram) seharga Rp616 ribu/kwintal.
Setelah memelihara selama 47 hari, ia menjual hasil ternaknya seharga Rp6.000 hingga Rp10.000/ekor sehingga mengantongi Rp7,3 juta. Keuntungannya yang diraih mencapai Rp800 ribu.
“Lumayan, karena jika terus berlanjut, maka kami akan mudah mengembalikan bantuan dana bergulir dari program Kube itu,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Sariono (45), anggota Kube lainnya di Desa Gontoran, Lombok Barat, yang lebih memilih usaha ternak ayam, dan kini tengah memelihara sebanyak 300 ekor ayam pejantan, dengan dukungan modal usaha sebesar Rp4 juta.
Dalam pengelolaan keuangan pada usaha ternak ayak pejantan itu, Khaeruddin dan Sariono merupakan bagian dari hampir 800 orang anggota Kube yang berada dalam bimbingan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Syariah Asa’adah yang dikoordinir Fauzan Muslim.
Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTB Bachruddin mengatakan, pihaknya memberdayakan sebanyak 1.140 kelompok warga miskin di 10 kabupaten/kota melalui program Kube yang direalisasi sejak 2009 hingga 2012.
“Setiap tahun ada Kube yang dibentuk dan sejak empat tahun terakhir ini sudah ada 1.140 kelompok warga miskin, terutama fakir miskin, yang diberdayakan,” ujarnya.
Program Kube merupakan kegiatan rutin setiap tahun anggaran yang didukung dana dekonsentrasi dari Kementerian Sosial, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu seperti fakir miskin.
Bachruddin mengatakan, sejak 2009 hingga 2012 dibentuk sebanyak 1.140 Kube yang mencakup 11.400 kepala keluarga (KK) warga miskin, dengan dukungan anggaran sebesar Rp22,8 miliar.
“Sejauh ini lebih dari seribu Kube itu tetap bertumbuh dan diharapkan dapat keluar dari garis kemiskinan,” ujarnya.
Selain itu, kata Bachruddin, pihaknya juga menyalurkan bantuan Kube melalui mekanisme Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) kepada 337 kelompok, dengan dukungan anggaran sebesar Rp10,11 miliar.
Anggaran kube BLPS itu juga bersumber dari Kementerian Sosial, yang dialokasikan secara rutin setiap tahun anggaran.
“Maksudnya, agar warga miskin semakin terberdaya, melalui kelompok usaha bersama yang saling memotivasi dan berupaya keluar dari garis kemiskinan,” ujarnya.
Sejumlah anggota Kube melalui program BLPS di Kabupaten Lombok Timur, misalnya, juga memilih menggeluti usaha ternak, namun ternak sapi.
Najamuddin SPd, salah seorang pendamping program BLPS di Lombok Timur, yang ditemui di lokasi pembibitan sapi di di Dusun Menak, Desa Kalijaga Selatan, Kecamatan Aikmal, mengatakan, sasaran program BLPS yang didampinginya sejak 2010 itu mencapai 50 orang peternak sapi.
Dukungan anggarannya sebesar Rp150 juta yang dipergunakan untuk membeli 50 ekor sapi, dan dikelola oleh lima kelompok masing-masing 10 ekor. Kelompok tersebut yakni Menak Bahagia, Menak Sejahtera, Menak Jaya, Menak Baru dan Menah Ramah.
Selama dua tahun lebih berusaha, sudah ada tambahan sebanyak 15 ekor sapi yang dihasilkan dari usaha ternak itu.
“Nanti tahun depan atau setelah mencapai tiga tahun ada pengembalian induk sapi dan penyerahan satu ekor dari dua ekor yang dihasilkan dari usaha pembibitan itu untuk digulirkan kepada kelompok Kube BLPS lainnya, seokor lainnya merupakan hak peternak,” ujarnya.
Menurut Najamudin, program Kube BLPS itu juga memotivasi peternak untuk memiliki lebih banyak ternak, sehingga selain ternak bantuan Kube yang dipelihara, peternak itu juga menambah ternak peliharaannya dari usaha swadaya sehingga yang digeluti bukan hanya ternak bantuan pemerintah.
“Di lokasi pembibitan ini sudah ada 137 ekor sapi yang dipelihara, 65 ekor diantaranya merupakan bantuan Kube BLPS beserta hasil pembibitannya, dan sembilan ekor merupakan sapi bantuan Bappeda Provinsi NTB terkait program NTB Bumi Sejuta Sapi (BSS), dan lebih dario 50 ekor sapi lainnya merupakan milik perorangan,” ujarnya. (*)