Senggigi, Diskominfotik – Konferensi kerja III PGRI Kabupaten Lombok Barat tahun 2022. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Aruna Senggigi, Lombok Barat pada hari Selasa (13/9/2022). Kegiatan dihadiri oleh Sekertaris Daerah Lombok Barat DR. H. Baehaqi, Ketua DPRD Lobar Hj. Nurhidayah, Kepala Dinas Pendidikan dan Budaya H. Nasrun, Ketua PGRI Kabupaten Lombok Barat Tajuddin, Ketua PGRI Kota Mataram H. L. Kaharudin, Ketua Dewan Pendidikan Ahyar Fadly serta pengurus PGRI Kabupaten Lombok Barat.

Sekertaris Daerah Lombok Barat DR.H. Baehaqi menyampaikan bahwa kapasitas kelembagaan PGRI akan melahirkan sebuah manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja guru. “Kita harus memberikan apresiasi kepada guru-guru dan juga pengurus PGRI yang dimana nantinya mereka akan berperan sebagai changing agent atau agen dalam merubah masa depan daerah dan negara melalui pengajaran kepada murid-murid mereka. Saya pernah mendengar sebuah kalimat yang tepat dengan topik ini, yaitu dimana seorang pemenang tidak akan pernah menyerah dan guru pun tidak akan pernah menyerah dalam menjadi changing agent demi masa depan bangsa,” jelasnya.

Selain itu ia juga mengatakan bahwa seorang guru adalah orang yang sangat menginspirasi anak-anak muridnya, maka dari itu cukup mudah bagi seorang guru untuk memberikan pengaruh positif kepada murid-muridnya. “Sering kali anak kita tidak mau mendengarkan cara kita mengajarkan mereka dan lebih memegang teguh akan ajaran yang telah diberikan oleh guru mereka. Hal ini pun terjadi kepada saya, karena anak saya lebih memilih untuk setia atas ajaran gurunya dibandingkan mencoba menggunakan ajaran saya,” terangnya.

Ketua DPRD Lobar menyampaikan bahwa ini adalah kali pertamanya ia hadir dalam acara PGRI dan ia merasa sangat antusias karena disaat ia berdiri didepan semua guru yang hadir di ruangan ia masih merasa seperti seorang murid, walaupun usia sudah tidak muda lagi. “Ketika berdiri didepan para guru ini saya tetap merasa seperti seorang murid, karena saya sangat menghormati jasa-jasa yang telah dilakukan oleh para guru,” tegasnya.

ia menambahkan bahwa peran seorang guru sebagai changing agent bukanlah peran yang mudah, karena tentu saja dalam menjadi changing agent akan banyak rintangan yang harus dihadapi. “Seorang guru adalah seseorang yang senantiasa akan ditiru oleh murid-muridnya, sehingga dalam menjadi changing agent para guru harus mulai dari diri mereka sendiri,” terangnya.

Ketua PGRI Lobar mengatakan bahwa PGRI sebagai changing agent bertujuan untuk memulihkan kembali pendidikan yang ada di Kabupaten Lombok Barat setelah tiga tahun ini mengalami banyak rintangan, salah satunya wabah COVID-19 dan banjir serta longsor yang menimpa Kecamatan Batulayar dan Gunungsari. “Guru yang mengajar di sekolah adalah motor penggerak bagi masyarakat, karena dengan mengajarkan para murid mereka dapat membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimasa yang akan datang,” tegasnya.

(Diskominfotik/Dhea).