Giri Menang, 3 Maret 2020 – Keseriusan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam mengembalikan citra Kawasan Senggigi sebagai icon pariwisata di Nusa Tenggara Barat semakin nampak. Sedikitnya Rp. 45 milyar disiapkan untuk digelontorkan tahun 2020 ini demi membenahi jalan koridor utama sepanjang 13 Kilometer lebih dan aneka objek destinasi.
“Saat ini sudah masuk persiapan tender. Bila tidak ada hambatan, Bulan Mei sudah bisa kita mulai (pekerjaan fisik, red),” terang Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Lombok Barat, I Made Arthadana saat disambangi di ruang kerjanya di Gerung, Selasa (3/3/2020).
Made memastikan proses persiapan tender dikerjakan bersamaan dengan persiapan sosial lainnya.
“Persiapan sudah kita lakukan, salah satunya adalah berupa mengembalikan fungsi lahan. Itu kita sosialisasikan. Kita ingin mengembalikan lahan-lahan milik jalan, agar kembali semula menjadi milik jalan,” terang Made memastikan agar agar proses pembangunan fisik nanti tidak menemukan hambatan berarti.
Penataan yang rencananya memakan biaya sekitar Rp. 45 milyar itu terbagi menjadi 3 tema di seluruh kawasan tersebut. Untuk tema satu adalah kuliner sepanjang 3,2 kilometer yang dimulai dari gerbang masuk perbatasan Kota Mataram sampai ke kawasan sebelum Makam Batulayar.
“Untuk tema ini saja, kita menyiapkan Rp. 2,3 milyar untuk 4 spot berupa pintu gerbang, rest area, trotoar dengan banyak signing edge,” papar Made.
Tema berikutnya, papar Made, adalah tema Religi. Ini terkait dengan adanya Makam Batulayar dan Pura Batu Bolong yang menjadi potret pluralisme dan toleransi di Lombok Barat di mana pihaknya berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata yang akan menjadi subjek teknis pembangunan dua destinasi tersebut.
“Untuk koridor jalan di tema religi ini kita menyiapkan Rp. 1,2 milyar dengan dua sub tema, yaitu Islamic Theme dan Hindu Theme. Ada 3 spot di tema ini berupa signing edge, Batu Bolong Landmark dan Batu Layar,” terang Made.
Tema terakhir, kata Made, adalah tema Pantai yang dimulai dari kawasan Alberto sampai dengan perbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara.
“Di kawasan sepanjang 6,5 kilo meter kita menyiapkan signing edge di setiap 250 meter dan gapura perbatasan. Tapi untuk tema ini baru sampai tahap perencanaan saja,” papar Made.
Seluruh pekerjaan tersebut di koridor utama yang menjadi pengelola teknisnya adalah Dinas PUTR itu ditambah lagi dengan penataan jalan masuk menuju Pantai Senggigi yang nilai proyeknya mencapai Rp. 2,6 milyar, kawasan inti Pantai Senggigi yang membutuhkan biaya sebesar Rp. 11,4 milyar, dan gapura perbatasan senilai Rp. 2,5 milyar.
Untuk pembiayaan, kata Made, bersumber dari APBD yang meliputi Dana Alokasi Umum sebesar Rp. 23 milyar yang merupakan kebijakan prioritas, dan dari pinjaman daerah sebesar 2,6 milyar. Sisanya sebesar Rp. 20 milyar dari pinjaman daerah yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Lombok Barat untuk merevitalisaai objek vital destinasi seperti Makam Batu Layar, kawasan Batu Bolong, Alberto, Sheraton, Pasifik, dan Kawasan Kerandangan.
“Sesuai arahan pimpinan, kita sangat serius membangun Senggigi. Di samping fisik, kita sedang membahas untuk pengelolaannya melalui DMO (destination management organization, red). Kita ingin pengelolaan Senggigi ini lebih efektif, cepat, dan lebih memudahkan pelayanan ke para pelaku dan wisatawan,” ujar Made mengakhiri.
Sumber : Humas Lombok Barat (https://www.facebook.com/humaslobar/posts/2595992500523081)