GIRI MENANG-Sebanyak enam orang utusan International Fund for Agricultural Development (IFAD) dari Roma, mengunjungi Kabupaten Lombok Barat (Lobar), kemarin. Mereka ingin mengetahui perkembangan pemanfaatan dana bantuan yang disalurkan kepada masyarakat di kawasan pesisir.
IFAD adalah suatu organisasi internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan kantor pusat di Roma, Italia. Tujuan organisasi ini adalah membantu pembangunan pertanian dan mengatasi masalah pangan di negara-negara berkembang dengan sasaran utama petani- petani yang tergolong di bawah garis kemiskinan. Proyek-proyek lembaga tersebeut difokuskan untuk petani kecil, penduduk yang tidak mempunyai tanah (landless), dan wanita pedesaan.
Para utusan dari organisasi PBB tersebut diterima Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Lobar Ahmad Subandi, beserta jajarannya. Hadir juga sejumlah kepala desa yang menjadi sasaran pembinaan IFAD. “Mereka datang untuk memonitor program IFAD yang sudah dilaksanakan pada 2013 dan akan dilaksanakan pada 2014,” kata Kadislutkan Lobar Ahmad Subandi.
Dikatakan, para utusan dari lembaga pemerhati masalah pertanian dan kemiskinan itu akan berada di Lobar, selama dua hari. Mereka akan fokus melakukan monitoring dan evaluasi dengan mengunjungi sejumlah desa binaan. Diantaranya Desa Taman Ayu, Buwun Mas, Sekotong Barat, Batu Putih, Gili Gede dan Desa Lembar. “Hari ini kami mengajak mereka ke Desa Lembar,” ujarnya.
Bantuan yang disalurkan kepada masyarakat pesisir berupa bantuan langsung masyarakat (BLM). Dana itu dimanfaatkan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi produktif yang sudah ada di tengah masyarakat.
Untuk mendapatkan dana bantuan, kata Subandi, kelompok masyarakat mengajukan proposal. Setelah itu, tim pendamping dari desa akan melakukan pengecekan lapangan guna memastikan kebenaran dari proposal yang diajukan. Hasil pemeriksaan kemudian diteruskan ke Dislutkan Lobar untuk diverifikasi ulang.
Kelompok masyarakat yang dinyatakan layak, kemudian memperoleh dana bantuan sesuai dengan jenis dan skala usahanya. “Jadi tidak ditentukan berapa besaran dana yang harus diterima. Tergantung dari skala usahanya,” terang Subandi.
Disebutkan, bantuan dana yang sudah disalurkan IFAD untuk masyarakat pesisir di Kabupaten Lobar sejak 2013 hingga saat ini mencapai Rp 2,6 miliar. Bantuan yang sudah disalurkan tetap diawasi pengelolaannya setiap tahun. Bahkan, Kementerian Keuangan juga ikut terlibat dalam pengawasan. IFAD juga memberikan penghargaan bagi daerah yang berhasil memanfaatkan bantuan dana dengan baik dan sesuai aturan. Begitu juga dengan yang tidak sukses diberikan sanksi.
Subandi mengaku, dari hasil evaluasi IFAD, Lobar masuk kategori kabupaten yang sukses mengelola bantuan. Sehingga masuk klaster satu dari 12 kabupaten yang memperoleh dana pemberdayaan dari organisasi PBB tersebut. “Dari 497 kabupaten/kota di Indonesia, Lobar masuk dalam 12 kabupaten penerima dana IFAD. Ini kami sudah rintis sejak 2009. Tapi terealisasi pada 2013,” tandas Subandi.
Sumber: Lombok Post, Rabu 30 April 2014