Kuta, Kominfotik. Direktur tata kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Selamatta Sembiring menyatakan, penetrasi intenet di Indonesia saat ini sudah menjangkau 143,6 juta sejak awal-awal tahun. Namun saat ini sudah mencapai  150 juta orang dari 250  juta penduduk Indonesia saat ini. Dari jumlah itu sebanyak kurang lebih 80 juta lebih pengguna media sosial terbanyak dari kalangan milenial.

Pernyataan tersebut disampaikan Sembiring saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Sinergi Media Sosial Aparatur Negara (SIMAN dan Pengelolaan Media di Aston Hotel, Kuta, Bali, Selasa (30/4/2019).

Menurut Sembiring, penggguna internet dari tahun ke tahun di Indonesia akan terus berkembang terlebih dengan pesatnya perkembangan system tekonologi informasi Palaparing yang oleh pemerintah diistilahkan “Tol Langit” yang diharapkan nanti sebagai penyambung pemersatu bagi masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Marauke.

Peran internet ataupun media sosial sebagai wadah komunikasi, lanjut Sembiring saat ini begitu massif dan lancer. Canggihnya teknologi informasi saat ini sudah mampu menyebarkan informasi secara massif dan begitu cepat baik melalui media sosial seperti group WA yang bisa memviralkan satu informasi ke banyak orang menerima informasi.

“Inilah pola komunikasi informasi yang tak bisa dielakkan saat ini. Era sekarang kita tengah berada pada era post trup.  Akibat berkembangnya internet khusus ini seperti  medsos maka kebenaran itu tergantung dari viralnya dari sebuah pesan kepada kita,” ujarnya.

Lebih lanjut Sembiring menggambarkan, Medsos penetrasinya akan menjadi semakin kuat jika dilakukan secara terus-menerus. Misal suatu kebohongan bisa dianggap benar oleh penerima informasi jika dilakukan secara terus-menerus dalam wilayah yang cukup luas. Sebaliknya kebenaran akan menjadi kebohongan atau tenggelam dengan sendirinya jika tak diklarifikasi dengan cepat atau couter atax atas berita hoax yang dosampaikan.

Sembiring menegaskan, informasi yang disampaikan atau diviralkan secara terus-menerus kemana-mana akan menjadi sebuah keniscayaan meski isinya belum tentu benar atau kebohongan informasi yang disamoaikan.

“Ini kan sangat berbahaya, suatu kebenaran menjadi kebohongan ataupun sebaliknya kebohongan menjadi suatu kebenaran. Karena itu pengelolaan informasi dan komunikasi melalui wadah tim SIMAN nantinya bagi penting dan strategis karena pengelolaan informasi post trup ini juga sangat penting,” tekannya.

Sembiring juga menyinggung, sekalipun Pemilu dan Pilpres 2019 berakhir, namun berdasarkan data Kominfo menunjukkan grafik peningkagtan berita hoax bukannya menurun, namun justru bertambah. Dengan adanya Medsos ini justru jumlah berita hoax makin meningkat.

“Hal ini harus kita kelola dengan sebaik-baiknyaterlebih bagi daera-daerah mellaui organisasi perangkat daerah (OPD) yang mengelola informasi seperti Diskominfo dan Humas dan Protokol harus bisa mengelola media social dengan baik. Karena itu kita berikan Bimgtek semacam ini,” ujarnya.

Sembiring sangat yakin dengan jumlah ASN se Indonesia yang sudah mencapai 5 juta ASN sangatlah besar kontribusinya untuk menyeimbangkan berita-berita hoax dengan berita-berita kebaikan, kebenaran dan keberhasilan potensi daerah dalam pembangunan.

“Jika sebgaian saja dari jumlah keseluruhan ASN di daerah bisa kompak dan militan untuk memviralkan berita-berita baik dan mengandung unsur positif maka akan menjadi kekuatan yang cukup dahsat untuk menenggelamkan berita-berita hoax tersebut,” kata sembiring.

Pada Bimtek ini juga, kata Sembiring diajarkan teknik-teknik mengkreasikan disain infografis atau mengeksploitasi potensi daerah diharapkan bisa menjadi wadah medos yang sangat menarik untuk bisa dibaca atau diaploud banyak orang.

“Karena itu pengelola media di daerah nantinya SIMAN ini juga bisa berkembang dengan baik. Karena itu peran ASN dalam memviralkan pesan-pesan pemerintah yang baik sangat diperlukan agar ke depannya pemerintah tidak selalu diganggu atau diserang oleh pihak luar,” harapnya.

Sementara itu Kadis Kominfotik Provinsi Bali I Nyoman Sujana memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terpilhnya Bali sebagai penyelenggaraan kegiatan ini.

“Kami ucapkan selamat dating kepada para peserta dari seluruh Indonesia Bagian Tengah (IBT). Diharapkan para peserta dapat memiliki kemampuan pengolahan data dan informasi untuk bisa menyampaikan informasi yang tepat, celat dan aman dan bermanfaat,” ujarnya. (her, Ruly, Ristu/Tim Kominfo Lobar).