Giri Menang, Kamis 2 Januari 2020 – Pelepasan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Barat H. Moh. Taufiq meninggalkan suka cita dan haru yang mendalam. Bahkan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengaku sangat terkesan saat memiliki H. Taufiq sebagai sekda. Bagi bupati, momentum yang biasanya sedih berubah menjadi tertawa, akan menyimpan optimisme yang besar bagi Taufiq maupun seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

“Tadi Pak Taufiq menyampaikan pesan dan kesan yang tidak bisa kita lupakan selama menjadi ASN. Kesempatan ini saya ingin menyampaikan saat-saat berat ketika bersama beliau,” ucap bupati pada acara pelepasan dan ucapan terima kasih kepada mantan sekda H. Moh. Taufiq, Kamis (2/1/2020) di Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat di Giri Menang-Gerung.

Bupati memuji, H. Moh. Taufiq termasuk orang yang siap secara personal. Saat berat bersama H. Taufiq ketika saat-saat transisi. Di satu sisi, kata bupati, ketika dirinya legitimasinya diangap masih lemah. Kala itu protes dan olok-olokan terus terjadi. Pemda dianggap tidak elit dan solid. Saat-saat itulah, bupati mengambil kebijakan, H. Taufiq diangkat sebagai sekda dan membantu mengkonsolidasikan jalannya roda pemerintahan.

“Alhamdulillah Pak Taufiq mampu memberikan dedikasi dan kemampuan, secara internal mengkonsolidasikan birokrasi. Dan saat itulah capaian kita pertama kali WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) yang secara berturut-turut kita raih sampai enam kali,” pujinya.

Kata dia, saat inilah terlihat nilai kapasitas dan dedikasi, di samping beberapa penghargaan nasional maupun internasional bagi Lombok Barat.

Saat berat kedua sebut bupati, ketika Pemilukada. Pemilukada 2018, saat pertama berlaku aturan bupatinya cuti sekitar lima bulan di luar tanggungan negara. Saat-saat itulah peran sekda sangat luar biasa.

Saat berat ketiga lanjut bupati ketika terjadi musibah gempa. Saat itu bupati yang tanpa wakil betul-betul percaya atas legitimasi Sekda Taufiq. Melihat kondisi gempa yang dikatakan amburadul, bupati terpaksa mengambil kebijakan untuk ‘ngantor’ di empat kecamatan.

“Ya saat itu saya harus berkantor di kecamatan Lingsar, Batulayar, Gunungsari dan Narmada secara bergatian, karena empat kecamatan ini yang cukup parah dilanda gempa,” akunya.

Sementara Sekda Taufiq, boleh dikatakan menjadi bupati di komplek Kantor Bupati Lombok Barat. Semua komplikasi dan saat-saat berat seperti itu bisa diatasi.

“Alhamdulillah sejak tanggal 2 Januari 2020 saya resmi berkantor di gedung putih yang sudah diperbaiki dari amukan gempa,” katanya seraya memuji keberhasilan Sekda Taufiq baik dalam pembahasan APBD.

Hal lain yang disinggung bupati adalah, dirinya enggan untuk menampakkan sesuatu di luar pagar dan membuat malu orang. Hal-hal yang menyangkut aib ini, lebih baik diselesaikan secara personal, karena ini menyangkut kehormatan.

“Ternyata hal ini yang dipegang oleh Pak Taufiq selama menjadi Sekda Lombok Barat,” pujinya.

 

http://humas.lombokbaratkab.go.id/portal/node/berita/bupati-terkesan-dengan-h-moh-taufiq