Giri Menang, 4 Mei 2019 – Visi Lombok Barat Mantap 2024 menjadi paparan dan pesan Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid kepada istrinya, Hj. Khaeratun Fauzan Khalid yang dilantik sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Lombok Barat oleh Istri Gubernur sekaligus Ketua TP PKK Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hj. Niken Saptarini Widyowati di Aula Kantor Bupati Lombok Barat Gerung, Sabtu (4/5).

“Sebagai organ bentukan pemerintah, TP PKK harus ikut terlibat aktif mewujudkan Lombok Barat Cerdas, Lombok Barat Sehat, dan Lombok Barat Berbudaya. Itu adalah misi dan upaya kita mewujudkan Visi Lombok Barat yang Amanah, Sejahtera, dan Berprestasi,” tegas Fauzan Khalid.

Misi tersebut, papar Fauzan, harus diintegrasikan, disinergikan, dan program kerja TP PKK di masa mendatang saling melengkapi dengan program kerja yang ada di semua perangkat daerah.

Pintu masuk kontribusi TP PKK terhadap Pemerintah Kabuputen Lombok Barat, menurut Fauzan adalah karena TP PKK menyentuh langsung unit sosial terkecil di masyarakat yang bernama keluarga.

“Sentuhan TP PKK ini ke para ibu dan keluarga,” tegas Fauzan.

Untuk itu Fauzan memberi catatan sebagai pesan kepada Hj. Khaeratun agar bisa fokus pada isyu anak putus sekolah, pendidikan keluarga, pernikahan dini, stunting, dan peningkatan pendapatan ekonomi.

Saat ini masalah putus sekolah, aku Fauzan, menjadi masalah utama di Lombok Barat.

“Kita masih berjuang agar rata-rata lama sekolah meningkat lebih dari 6,2 tahun,” aku Fauzan.

Demikian pula halnya dengan fenomena dunia digital akibat Revolusi Industri 4.0.

“Keluarga harus menjadi benteng pertahanan moral. Saya percaya, pembelajaran keluarga tentang agama bisa menangkis pengaruh negatif media sosial,” terang Fauzan.

Selain pendidikan formal dan pendidikan keluarga, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di bawah kepemimpinan Fauzan menggalakkan gerakan anti pernikahan dini.

“Kita menyentuh persoalan dari hulu-nya, yaitu mendorong jangan ada pernikahan dini. Ini sudah kita kerjakan melalui GAMAK (Gerakan Anti Merarik Kodek, red),” lanjut Fauzan.

Saat ini, Pemkab Lombok Barat sudah mampu menekan pernikahan dini sampai 27 persen sejak digerakkan dari tahun 2016 silam.

Isyu lain yang dititipkan Fauzan kepada istrinya adalah isyu Stunting. Stunting adalah kondisi di mana bayi lahir dan mengalami hambatan dalam tumbuh kembang sehingga secara fisik menjadi pendek. Letak persoalan stunting karena berpengaruh juga terhadap kecerdasan dan daya tahan tubuh dari penyakit.

“Sejak tahun 2017, kita sudah mampu menekan angka stunting dari 38 persen menjadi 25,04 persen. Namun karena sangat berpengaruh terhadap generasi mendatang, maka kita harus bisa bebas dari stunting di tahun 2024,” tegas Fauzan sambil mengapresiasi inisiatif TP PKK mendeklarasikan gerakan bebas stunting 2024 yang pernah dilakukan beberapa waktu yang lalu.

Isyu pamungkas yang Fauzan pesankan adalah agar TP PKK terlibat aktif dalam peningkatan pendapatan ekonomi keluarga.

“Sinergikan program dengan SKPD yang memiliki program sejenis. Kita akan memberi prioritas pembinaan kepada sektor usaha kecil yang berbasis produksi,” pungkas Fauzan menyebutkan beberapa jenis program unggulan untuk mensejahterakan perekonomian masyarakat.      https://www.facebook.com/humaslobar/posts/2020410174747986?__tn__=K-R
#LombokBaratMantap #SopoqAngenMembangunLombokBarat