Giri Menang, Selasa 7 Juli 2020. Kendati Kantor BNN Lombok Barat belum terbentuk, namun BNN Pusat berencana akan melakukan pembinaan khususnya kepada masyarakat kawasan rawan narkoba di Lombok Barat.
Bentuk pembinaannya akan melibatkan Disperindag dan Deskranasda dengan memberikan pembinaan berupa komoditi pembuatan pangan berbasis pertanian dan perkebunan. Hal ini, merupakan kesimpulan akhir dari gelaran rapat sinergitas stakeholder pada kawasan rawan narkoba yang berlangsung secara virtual di Ruang Rapat Jayengrane, Selasa (7/7). Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba terutama sabu. Karena jenis ini di NTB hampir mencapai 90 persen, dan tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah, tetapi seluruh komponen terlibat untuk memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Di NTB, ada 30 titik lokasi yang dinilai rawan terhadap narkoba. Jumlah ini termasuk di antaranya ada diwilayah Lombok Barat seperti, Senggigi, Sekotong Tengah, Mareje, Narmada, Batulayar, Pusuk Lestari, Bengkel, Jembatan Kembar. Semua titik ini akan dilakukan intervensi dengan melibatkan BNN bersama pemerintah daerah.
Bupati Lombok Barat, H.Fauzan Khalid mengatakan, rapat secara virtual ini dinilai sangat penting, terutama terkait dengan kebijakan dalam rangka menanggulangi penyebaran penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoda di wilayahnya.
“Saya kira semua sudah sepakat, narkoba adalah musuh dan bagian dari kejahatan yang sangat mendesak untuk ditanggulangi bersama,” sebut bupati yang didaulat sebagai narasumber dalam gelaran virtual ini.
Menurut bupati ada kata kunci yang harus dipegang dalam menanggulangi narkoba yaitu sinergi, kebersamaan dan semua harus berusaha mengintegrasikan kebijakan dalam menanggulangi penyebaran narkoba ini. Dia juga menyebut pihaknya di pemenrintah daerah secara koordinatif terus mengintensifkan komunikasi mengintegrasikan program bersama BNN, Polri dan bahkan dengan organisasi masyarakat.
“Secara organisasi di Dinas PMD membentuk sebuah tim yang bergerak dan mensosialisasikan bahaya narkoba dengan memanfaatkan desa-desa, termasuk menggandeng organisasi masyarakat, mendorong pemuda untuk peduli terhadap bahaya narkoba ini,” kaa bupati.
BNN Pusat juga akan memberikan pelatihan serta pengadaan bibit jahe merah. Hal ini disebutkan langsung oleh Inspektur Utama BNN Pusat, Brigjen Pol Drs. Eko Daniyanto melalui sambungan video telekonfrence (Vidcom) hari ini juga. Pihaknya juga akan melibatkan PT Bintang Toejoeh untuk memfasilitasi.
Ada tiga pemateri yang memaparkan materinya. Mereka adalah, H.Fauzan Khalid (Bupati Lombok Barat), Sahnan Fahlefi (Kelompok Ahli BNN) dan Drs. Anjar Dewanto (Direktur Pemberdayaan dan Alernatif). Sedangkan peserta virtual diikuti oleh Ketua DPRD Lombok Barat, Kepala Desa Senggigi serta sejumlah masyarakat yang peduli terhadap bahaya narkoba.

Sumber : Humas Lobar